Anda di halaman 1dari 8

MEMPERKUAT DIGITAL KARAKTER ”Rasa Ingin Tahu” MELALUI KoPSI

PUSAT PRESTASI NASIONAL KEMDIKBUDRISTEK 2021


Oleh : Ibnu Muslim, S Pd, M Pd (Kepsek SMA PGRI Bantimurung)

1. Pendahuluan

a. Latar Belakang Masalah.


Ada 18 karakter yang perlu diperkuat di satuan pendidikan. Ke-18 karakter tersebut yakni
: 1) Religius, 2) Jujur, 3) Toleransi, 4) Disiplin, 5) Kerja Keras .6). Kreatif , 7).
Mandiri, 8). Demokratis, 9). Rasa Ingin Tahu, 10). Semangat Kebangsaan, 11). Cinta
Tanah Air, 12). Menghargai Prestasi, 13). Bersahabat/Komunikatif, 14). Cinta Damai,
15). Gemar Membaca, 16). Peduli Lingkungan, 17). Peduli Sosial, 18).
Bertanggungjawab.
Ada beberapa event digital karakter yang diselenggarakan oleh Kemdikbudristek tahun
2021 yang dapat diikuti oleh peserta didik SD/MI, SMP/MTs, SMA /MA dan SMK atau
yang sederajat serta mahasiswa. Event tersebut antara lain :
SD/MI : Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional, Kompetensi Olahraga Siswa Nasional,
Kompetensi Sains Siswa Nasional SD,
SMP/MTs : FLS2N (Festival Lomba Seni Siswa Nasional), GSI (Gala Siswa Indonesia),
Partitur- Gitar Duet, Partitur-Menyanyi Solo, Kuis Ki Hajar, Lomba Membatik,
Kompetensi Penelitian Siswa Indonesia (KoPSI), Kompetensi Sains Nasional (KSN),
dll
SMA/MA : Kompetensi Sains Nasional (KSN), Lomba Debat Bahasa Indonesia –
Nasional Schools Debating Championship (LDBI/NSDC), Kompetensi Penelitian Siswa
Indonesia (KoPSI), Festival Inovasi Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI),
Kompetensi Olahraga Siswa Nasional (KOSN), (FLS2N), Kuis Ki Hajar, Lomba
Membatik
SMK : FLS2N, FIKSI, KOSN, LKS
Dari beberapa event tersebut yang paling banyak diikuti yaitu KSN, FLS2N, KOSN dan
yang paling kurang diikuti adalah KoPSI. Ini menandakan bahwa pada beberapa satuan
pendidikan masih banyak yang belum memperkuat karakter “rasa ingin tahu”, dimana
pada masa pandemi ini dilakukan secara serba online. Jadi perlu adanya upaya yang
kongkrit untuk memperkuat digital karakter” rasa ingin tahu” pada satuan pendidikan..
Para pembaca yang budiman, khusunya rekan rekan kepala sekolah dan sahabat-sahabat
saya para guru serta para peserta didik yang saya banggakan, kiranya dapat dluangkan
waktu untuk membaca tulisan ini. Karena jika bapak ibu dan saudara sekalian akan naik
pangkat juga perlu memerlukan artikel. Demikian pula pada peserta didik yang ingin
menyelesaikan study perlu skripsi.
Untuk itu melalui kesempatan ini saya mengajak kalian semua untuk senantiasa
mengikuti/mendampingi program pemerintah melalui pusat prestasi nasional yakni
KoPSI. Pada artikel ini hanya saya tekankan pada KoPSI SMA/MA karena keterbatasan
waktu dan tempat. Selamat membaca semoga bermanfaat adanya dan salam prestasi.

b. Rumusan Masalah
1. Masih banyak satuan pendidikan yang belum melaksanakan penguatan
pendidikan karakter “rasa ingin tahu” dimasa pandemi covid-19 pada event yag
diselenggarakan pemerintah melalui Pusat Prestasi Nasional Kemdikbudristek
2021.
2. Apakah keikut sertaan dalam event KoPSI dapat memperkuat digital karakter rasa
ingin tahu peserta didik dan pendidik ?
.
c. Tujuan.
1. Peserta didik SMP/MTs, SMA/MA, SMK dapat mengikuti KoPSI yang
diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional Kemdikbudristek dalam rangka
penguatan digital karakter “Rasa Ingin Tahu” dimasa yang akan datang
2. Pendidik dapat membimbing peserta didik mengikuti kegiatan ekskul digital
karakter “Rasa Ingin Tahu” melalui KoPSI. Sebagai bagian dari Gerakan
Nasional Revolusi Mental (GNRM) di masa pandemi.

d. Manfaat.
1. Kepada peserta didik : bermanfaat sebagai dasar pengetahuan tentang pembuatan
karya ilmiah untuk lomba, dan belajar membuat skripsi dll.
2. Kepada pendidik: bermanfaat karena sertifikat sebagai pembimbing dapat
menambah angka kredit.
3. Kepada sekolah dan pemerintah : sebagai bahan dalam pengambilan kebijakan
dimasa mendatang.

2. Tinjauan Pustaka

a. Penguatan Pendidikan Karakter.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017 Tentang


Penguatan Pendidikan Karakter, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 195. dijelaskan bahwa : penguatan pendidikan karakter merupakan
tanggung jawab bersama keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat;(halaman 1
bagian b)
Penguatan Pendidikan Karakter yang selanjutnya disingkat PPK adalah gerakan
pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter
peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga
dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat
sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). (Pasal 1)
Ekstrakurikuler adalah kegiatan pengembangan karakter dalam rangka perluasan
potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerja sama, dan kemandirian peserta
didik secara optimal.(Pasal 9)
Pasal 2 dijelaskan : PPK memiliki tujuan: a. membangun dan membekali Peserta
Didik sebagai generasi emas Indonesia Tahun 2045 dengan jiwa Pancasila dan
pendidikan karakter yang baik guna menghadapi dinamika perubahan di masa depan;
b. mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan pendidikan
karakter sebagai jiwa utama dalam penyelenggaraan pendidikan bagi Peserta Didik
dengan dukungan pelibatan publik yang dilakukan melalui pendidikan jalur formal,
nonformal, dan informal dengan memperhatikan keberagaman budaya Indonesia; dan
c. merevitalisasi dan memperkuat potensi dan kompetensi pendidik, tenaga
kependidikan, Peserta Didik, masyarakat, dan lingkungan keluarga dalam
mengimplementasikan PPK
Pasal 3 dijelaskan bahwa : PPK dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai
Pancasila dalam pendidikan karakter terutama meliputi nilai-nilai religius, jujur,
toleran, disiplin, bekerja keras, kreatit mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta
damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan
bertanggungiawab.

b. Pendidikan Karakter di Masa Pandemi Menjadi Tanggungjawab Siapa ?

Anwar Makarim menerbitkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan
Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19). Terkait belajar dari
rumah. Mendikbud menekankan bahwa pembelajaran dalam jaringan (daring)/jarak jauh
dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa
terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun
kelulusan. Mendikbud mengajurkan bagi daerah yang sudah melakukan belajar dari
rumah agar dipastikan guru juga mengajar dari rumah untuk menjaga keamanan para
guru.
Mendikbud dalam isi Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 itu juga menyatakan bahwa
pembelajaran daring/jarak jauh difokuskan pada peningkatan pemahaman siswa
mengenai virus korona dan wabah Covid-19. Adapun aktivitas dan tugas pembelajaran
dapat bervariasi antar siswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk dalam
hal kesenjangan akses/fasilitas belajar di rumah. Bukti atau produk aktivitas belajar diberi
umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna bagi guru, tanpa diharuskan memberi
skor/nilai kuantitatif. Walaupun banyak sekolah menerapkan belajar dari rumah, bukan
berarti guru hanya memberikan pekerjaan saja kepada peserta didik, tetapi juga ikut
berinteraksi dan berkomunikasi membantu peserta didik dalam mengerjakan tugas-tugas
mereka. Guru tetap perlu berinteraksi dan berkomunikasi dengan siswanya meskipun
tidak dari dalam ruang kelas.
Sampai hari ini ruang kelas masih dipandang sebagai pendidikan yang
sesungguhnya oleh sebagian besar rakyat Indonesia. Masyarakat masih memandang
bahwa ruang kelas adalah sekolah yang sesungguhnya dan kelas online itu less effective.
Masyarakat belum menganggap kelas online dapat membantu dalam pendidikan anak
meskipun, saat ini telah banyak bermunculan start-up yang bergerak dalam bidang
pendidikan online. Kita menganggap bahwa penutupan ruang kelas berdampak terhadap
guru, siswa, dan orang tua di mana pun. Jika sebelumnya ada banyak sekali sekolah yang
sudah menggunakan teknologi dalam pembelajaran, maka dalam kondisi yang tidak biasa
ini, semua sekolah di Indonesia dipaksa untuk menerapkan teknologi dalam proses
belajar mengajar. Padahal teknologi tidak sepenuhnya dapat membantu proses belajar
dari jarak jauh menjadi lebih mudah untuk diterapkan.
Ada banyak kendala yang dihadapi oleh siswa dalam menggunakan teknologi
dalam proses pembelajaran jarak jauh, khususnya untuk para siswa dan guru yang tinggal
di daerah – daerah terpencil, mereka yang tinggal di pedalaman, ditambah lagi dengan
kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan orang tua peserta didik untuk memiliki HP
smartphone dan harus membeli kuota internet guna mengakses internet setiap hari.
Mengesampingkan keterbatasan di atas, artikel ini ingin menyampaikan bahwa ada
kendala yang tidak dapat dijangkau oleh teknologi yang lebih dari itu semua, bahwa
teknologi tidak dapat menyentuh salah satu inti dari pendidikan, yaitu pendidikan
karakter. Ketika pendidikan harus menerapkan pembelajaran jarak jauh, ketika siswa
harus belajar dari rumah, ketika guru harus mengajar dari rumah, maka siapa yang
bertanggung jawab terhadap pendidikan karakter siswa?
Salah satu ajaran yang terkenal dari sang bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar
Dewantara adalah “ Setiap orang menjadi guru setiap rumah menjadi sekolah.”
Mengintegrasikan ajaran beliau dengan tujuan kurikulum 2013, maka setidaknya kita
dapat mengambil dua pelajaran. Pertama bahwa setiap anggota keluarga yang lebih
dewasa harus dapat mengajarkan sikap spiritual, sosial, pengetahuan, dan
keterampilan. Kedua bahwa setiap rumah hendaknya menjadi tempat bagi setiap
anggota keluarga, khususnya anak – anak, untuk bisa memperoleh sikap spiritual, sosial,
pengetahuan, dan keterampilan untuk kehidupan yang penuh makna di masa depan.
Sikap spiritual dan sosial inilah yang akan membentuk karakter peserta didik. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) karakter atau watak adalah sifat batin yang
mempengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki
manusia atau makhluk hidup lainnya. Pemerolehan pengetahuan, keterampilan, dan
karakter yang baik itu tidak selalu harus mengandalkan ruang – ruang kelas melalui guru
yang secara resmi mengajar di sekolah, namun seyogyanya bisa diperoleh dari orang tua
dan orang dewasa yang ada di rumah dan di sekitarnya (community based education).
(Takhroji Aji, Guru bahasa Inggris pada MTs Negeri 7 Model Jakarta, diakses 9 Agustus
2021)

3. Upaya Menyelesaikan Masalah.

Dari uraian tinjauan pustaka diatas bahwa karakter rasa ingin tahu adalah bagian yang
tak terpisahkan dari GNRM dan tetap menjadi tanggung jawab bersama (pendidik,
orangtua peserta didik dan masyarakat serta pemerintah). Untuk itu Pusat Prestasi
Nasional Kemdikbudristek tahun 2021 menyelenggarakan event KoPSI dengan tema :”
Inovasi Potensi Lokal untuk Pemulihan Indonesia”. dengan slogan “Meneliti Itu
Seru”.
Berikut ini beberapa langkah memperkuat digital karakter” Rasa Ingin Tahu” yang
perlu kita lakukan untuk mengikuti event KoPSI :
a.Download “Pedoman-KoPSI-Tahun-2021”
b. Pelajari dengan seksama “Pedoman-KoPSI-Tahun-2021” tersebut.
c. Buka link : http://sma.pusatprestasinasional.kemdikbud.go.id.lalu Klik Daftar.
d. Persiapakan data yang diminta antara lain : Biodata Peserta, Kartu Pelajar, Foto,
Biodata Pembimbing, Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) Surat Izin /
Rekomendasi dari kepala sekolah. Format biodata peserta maupun pembimbing ada
pada formulir pendaftaran KoPSi tersebut.
e. Setelah mengisi format Biodata Peserta dan Pembimbing selanjutnya menguplod foto
dan kartu pelajar, serta surat izin kepala sekolah. Contoh surat izin dapat didownload
pada laman tersebut.
f. Langkah selanjutnya membuat proposal penelitian. Contoh format proposal ada pada
link tersebut. Adapun contoh proposal penelitian siswa yang sudah disetujui panitia
event Pusat Prestasi Nasioanl Kemdikbudristek pada link : :”
https://docs.google.com/document/d/1F_yFFBUaZWIhQjjy3WE8CqvzLiCvgkhM/e
dit. atau menghubungi pemilik file WA 081342427635 akan saya kirimkan via WA.
Setelah proposal disetujui oleh panitia maka panitia akan mempersilahkan untuk
melanjutkan penelitian sesuai proposal yang telah direviu panitia. Sesuai dengan
tema maka proposal dari siswi SMA PGRI Bantimurung berjudul :”
Budidaya Keong Mas Untuk Suplemen Makanan Tambahan pada Ternak
Itik” disetujui panitia dan dianjurkan melakukan penelitian.
g. Selanjutnya kalian dapat melakukan penelitian atas bimbingan guru pembimbing dan
melaporkan hasil penelitian via online pada laman tersebut (bagian c). Format Laporan
Hasil Penelitian dan beberapa penjelasannya juga dapat dilihat di Pedoman-KoPSI-
Tahun-2021. Sebagai gambaran berikut ini saya berikan cuplikan penelitian siswi
tersebut sebagai berikut :

Gb.1 Kolam tembok bekas penampungan air Gb 2. Kolam terpal yang ada di sekolah diisi
diisi air dan diberi bibit keong mas yang ada bibit keong mas dan diberi kangkung
di sekolah
Gb 3. Kolam terpal yang ada di halaman Gb 4. Kolam tanah yang diberi ram plastik di
rumah pembimbing diisi bibit keong mas dan halaman diberi bibit keong mas dan
kangkung makanannya kangkung, ecenggondok

Gb 5. Bak bekas penampungan air diisi air Gb. 6 Kolam terpal yang ada di rumah siswi
kedalaman 10 cm dan diberi bibit keong mas Endang diisi air 10cm dan diberi bibit keong
serta kangkung mas serta kangkung

Bahan dan alat tersebut digunakan untuk penelitian untuk memperkuat digital
karakter “rasa ingin tahu”. Karakter yang bisa diperkuat pada kegiatan ini antara
lain : a) rasa ingin tahu yakni : i) kapan keong mas ini akan bertelur ? ii) apa
kandungan zat yang ada pada keong mas ? iii) apakah daging keong mas dapat
menjadi suplemen makanan unutk itik ? b) karakter peduli lingkungan, yakni
keong mas yang semula menjadi musuh petani padi bisa dimanfaatkan untuk
makanan itik ? dan c) mungkin juga karakter religius karana peneliti dapat
mensyukuri nikmat Tuhan YME dengan adanya keong mas.
Jadi walaupun pada masa pandemi ini maka pembinaan karakter masih bisa
dilaksanakan tergantung dari komitmen kita masing-masing. Komitmen pendidik,
peserta didik, dan masyarakat karena pemerintah telah menyelenggarakan event
ini secara daring. Oleh karena itu tepatlah kiranya Ekstra kurikuler pandu digital
senantiasa menyelenggarakan saturday ekskul pandu digital.

Gambar 7. Keong mas hasil penelitian siap diberikan kepada ternak itik sebagai makanan
tambahan pengganti konsentrat

h. Selamat mengikuti event KoPSI, tahun depan “Meneliti Itu Seru”

4. Simpulan dan Saran.


a. Simpulan :
Keong mas dapat dibudidayakan dengan cara sederhana dan hasilnya dapat
dimanfaatkan untuk tambahan makanan pada itik yang memiliki protein tinggi.
Event KoPSI yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional Kemdikbudristek
secara online jika diikuti oleh peserta didik dan dibimbing oleh pendidik serta
dapat dukungan dari orangtua maka akan dapat memperkuat digital karakter”rassa
ingin tahu” peduli lingkungan dan religius.
b. Saran.
Kepada anak-anakku SMP/MTs, SMA/MA dan SMK usahakan dapat mengikuti
event KoPSI di tahun mendatang entah online ataupun ofline.
Kepada rekan-rekan pendidik kiranya dapat meluangkan waktu untuk
membimbing peserta didik untuk mengikuti event KoPSI pada masa yang akan
datang entah online maupun ofline.
Kepada pemerintah diharapkan tetap giat melakukan sosialisasi event KoPSI agar
peserta event ini semakin banyak pada masa yang akan datang sehingga
terciptalah peneliti-peneliti muda harapan kita semua.

5. Daftar Pustaka
…………… ..Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017 Tentang
Penguatan Pendidikan Karakter, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 195.
https://setkab.go.id/wp-content/uploads/2017/09/Perpres_Nomor_87_Tahun_2017
.pdf di akses 8 September 2021.
Takhroji Aji, 2021. Pendidikan Karakter Pada Masa Pandemi Menjadi Tanggungjawa Siapa?
https://bdkjakarta.kemenag.go.id/berita/pendidikan-karakter-di-masa-pandemi-
menjadi-tanggung-jawab-siapa diakses 8 September 2021.

Anda mungkin juga menyukai