1. Pendahuluan
b. Rumusan Masalah
1. Masih banyak satuan pendidikan yang belum melaksanakan penguatan
pendidikan karakter “rasa ingin tahu” dimasa pandemi covid-19 pada event yag
diselenggarakan pemerintah melalui Pusat Prestasi Nasional Kemdikbudristek
2021.
2. Apakah keikut sertaan dalam event KoPSI dapat memperkuat digital karakter rasa
ingin tahu peserta didik dan pendidik ?
.
c. Tujuan.
1. Peserta didik SMP/MTs, SMA/MA, SMK dapat mengikuti KoPSI yang
diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional Kemdikbudristek dalam rangka
penguatan digital karakter “Rasa Ingin Tahu” dimasa yang akan datang
2. Pendidik dapat membimbing peserta didik mengikuti kegiatan ekskul digital
karakter “Rasa Ingin Tahu” melalui KoPSI. Sebagai bagian dari Gerakan
Nasional Revolusi Mental (GNRM) di masa pandemi.
d. Manfaat.
1. Kepada peserta didik : bermanfaat sebagai dasar pengetahuan tentang pembuatan
karya ilmiah untuk lomba, dan belajar membuat skripsi dll.
2. Kepada pendidik: bermanfaat karena sertifikat sebagai pembimbing dapat
menambah angka kredit.
3. Kepada sekolah dan pemerintah : sebagai bahan dalam pengambilan kebijakan
dimasa mendatang.
2. Tinjauan Pustaka
Anwar Makarim menerbitkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan
Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19). Terkait belajar dari
rumah. Mendikbud menekankan bahwa pembelajaran dalam jaringan (daring)/jarak jauh
dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa
terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun
kelulusan. Mendikbud mengajurkan bagi daerah yang sudah melakukan belajar dari
rumah agar dipastikan guru juga mengajar dari rumah untuk menjaga keamanan para
guru.
Mendikbud dalam isi Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 itu juga menyatakan bahwa
pembelajaran daring/jarak jauh difokuskan pada peningkatan pemahaman siswa
mengenai virus korona dan wabah Covid-19. Adapun aktivitas dan tugas pembelajaran
dapat bervariasi antar siswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk dalam
hal kesenjangan akses/fasilitas belajar di rumah. Bukti atau produk aktivitas belajar diberi
umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna bagi guru, tanpa diharuskan memberi
skor/nilai kuantitatif. Walaupun banyak sekolah menerapkan belajar dari rumah, bukan
berarti guru hanya memberikan pekerjaan saja kepada peserta didik, tetapi juga ikut
berinteraksi dan berkomunikasi membantu peserta didik dalam mengerjakan tugas-tugas
mereka. Guru tetap perlu berinteraksi dan berkomunikasi dengan siswanya meskipun
tidak dari dalam ruang kelas.
Sampai hari ini ruang kelas masih dipandang sebagai pendidikan yang
sesungguhnya oleh sebagian besar rakyat Indonesia. Masyarakat masih memandang
bahwa ruang kelas adalah sekolah yang sesungguhnya dan kelas online itu less effective.
Masyarakat belum menganggap kelas online dapat membantu dalam pendidikan anak
meskipun, saat ini telah banyak bermunculan start-up yang bergerak dalam bidang
pendidikan online. Kita menganggap bahwa penutupan ruang kelas berdampak terhadap
guru, siswa, dan orang tua di mana pun. Jika sebelumnya ada banyak sekali sekolah yang
sudah menggunakan teknologi dalam pembelajaran, maka dalam kondisi yang tidak biasa
ini, semua sekolah di Indonesia dipaksa untuk menerapkan teknologi dalam proses
belajar mengajar. Padahal teknologi tidak sepenuhnya dapat membantu proses belajar
dari jarak jauh menjadi lebih mudah untuk diterapkan.
Ada banyak kendala yang dihadapi oleh siswa dalam menggunakan teknologi
dalam proses pembelajaran jarak jauh, khususnya untuk para siswa dan guru yang tinggal
di daerah – daerah terpencil, mereka yang tinggal di pedalaman, ditambah lagi dengan
kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan orang tua peserta didik untuk memiliki HP
smartphone dan harus membeli kuota internet guna mengakses internet setiap hari.
Mengesampingkan keterbatasan di atas, artikel ini ingin menyampaikan bahwa ada
kendala yang tidak dapat dijangkau oleh teknologi yang lebih dari itu semua, bahwa
teknologi tidak dapat menyentuh salah satu inti dari pendidikan, yaitu pendidikan
karakter. Ketika pendidikan harus menerapkan pembelajaran jarak jauh, ketika siswa
harus belajar dari rumah, ketika guru harus mengajar dari rumah, maka siapa yang
bertanggung jawab terhadap pendidikan karakter siswa?
Salah satu ajaran yang terkenal dari sang bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar
Dewantara adalah “ Setiap orang menjadi guru setiap rumah menjadi sekolah.”
Mengintegrasikan ajaran beliau dengan tujuan kurikulum 2013, maka setidaknya kita
dapat mengambil dua pelajaran. Pertama bahwa setiap anggota keluarga yang lebih
dewasa harus dapat mengajarkan sikap spiritual, sosial, pengetahuan, dan
keterampilan. Kedua bahwa setiap rumah hendaknya menjadi tempat bagi setiap
anggota keluarga, khususnya anak – anak, untuk bisa memperoleh sikap spiritual, sosial,
pengetahuan, dan keterampilan untuk kehidupan yang penuh makna di masa depan.
Sikap spiritual dan sosial inilah yang akan membentuk karakter peserta didik. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) karakter atau watak adalah sifat batin yang
mempengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki
manusia atau makhluk hidup lainnya. Pemerolehan pengetahuan, keterampilan, dan
karakter yang baik itu tidak selalu harus mengandalkan ruang – ruang kelas melalui guru
yang secara resmi mengajar di sekolah, namun seyogyanya bisa diperoleh dari orang tua
dan orang dewasa yang ada di rumah dan di sekitarnya (community based education).
(Takhroji Aji, Guru bahasa Inggris pada MTs Negeri 7 Model Jakarta, diakses 9 Agustus
2021)
Dari uraian tinjauan pustaka diatas bahwa karakter rasa ingin tahu adalah bagian yang
tak terpisahkan dari GNRM dan tetap menjadi tanggung jawab bersama (pendidik,
orangtua peserta didik dan masyarakat serta pemerintah). Untuk itu Pusat Prestasi
Nasional Kemdikbudristek tahun 2021 menyelenggarakan event KoPSI dengan tema :”
Inovasi Potensi Lokal untuk Pemulihan Indonesia”. dengan slogan “Meneliti Itu
Seru”.
Berikut ini beberapa langkah memperkuat digital karakter” Rasa Ingin Tahu” yang
perlu kita lakukan untuk mengikuti event KoPSI :
a.Download “Pedoman-KoPSI-Tahun-2021”
b. Pelajari dengan seksama “Pedoman-KoPSI-Tahun-2021” tersebut.
c. Buka link : http://sma.pusatprestasinasional.kemdikbud.go.id.lalu Klik Daftar.
d. Persiapakan data yang diminta antara lain : Biodata Peserta, Kartu Pelajar, Foto,
Biodata Pembimbing, Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) Surat Izin /
Rekomendasi dari kepala sekolah. Format biodata peserta maupun pembimbing ada
pada formulir pendaftaran KoPSi tersebut.
e. Setelah mengisi format Biodata Peserta dan Pembimbing selanjutnya menguplod foto
dan kartu pelajar, serta surat izin kepala sekolah. Contoh surat izin dapat didownload
pada laman tersebut.
f. Langkah selanjutnya membuat proposal penelitian. Contoh format proposal ada pada
link tersebut. Adapun contoh proposal penelitian siswa yang sudah disetujui panitia
event Pusat Prestasi Nasioanl Kemdikbudristek pada link : :”
https://docs.google.com/document/d/1F_yFFBUaZWIhQjjy3WE8CqvzLiCvgkhM/e
dit. atau menghubungi pemilik file WA 081342427635 akan saya kirimkan via WA.
Setelah proposal disetujui oleh panitia maka panitia akan mempersilahkan untuk
melanjutkan penelitian sesuai proposal yang telah direviu panitia. Sesuai dengan
tema maka proposal dari siswi SMA PGRI Bantimurung berjudul :”
Budidaya Keong Mas Untuk Suplemen Makanan Tambahan pada Ternak
Itik” disetujui panitia dan dianjurkan melakukan penelitian.
g. Selanjutnya kalian dapat melakukan penelitian atas bimbingan guru pembimbing dan
melaporkan hasil penelitian via online pada laman tersebut (bagian c). Format Laporan
Hasil Penelitian dan beberapa penjelasannya juga dapat dilihat di Pedoman-KoPSI-
Tahun-2021. Sebagai gambaran berikut ini saya berikan cuplikan penelitian siswi
tersebut sebagai berikut :
Gb.1 Kolam tembok bekas penampungan air Gb 2. Kolam terpal yang ada di sekolah diisi
diisi air dan diberi bibit keong mas yang ada bibit keong mas dan diberi kangkung
di sekolah
Gb 3. Kolam terpal yang ada di halaman Gb 4. Kolam tanah yang diberi ram plastik di
rumah pembimbing diisi bibit keong mas dan halaman diberi bibit keong mas dan
kangkung makanannya kangkung, ecenggondok
Gb 5. Bak bekas penampungan air diisi air Gb. 6 Kolam terpal yang ada di rumah siswi
kedalaman 10 cm dan diberi bibit keong mas Endang diisi air 10cm dan diberi bibit keong
serta kangkung mas serta kangkung
Bahan dan alat tersebut digunakan untuk penelitian untuk memperkuat digital
karakter “rasa ingin tahu”. Karakter yang bisa diperkuat pada kegiatan ini antara
lain : a) rasa ingin tahu yakni : i) kapan keong mas ini akan bertelur ? ii) apa
kandungan zat yang ada pada keong mas ? iii) apakah daging keong mas dapat
menjadi suplemen makanan unutk itik ? b) karakter peduli lingkungan, yakni
keong mas yang semula menjadi musuh petani padi bisa dimanfaatkan untuk
makanan itik ? dan c) mungkin juga karakter religius karana peneliti dapat
mensyukuri nikmat Tuhan YME dengan adanya keong mas.
Jadi walaupun pada masa pandemi ini maka pembinaan karakter masih bisa
dilaksanakan tergantung dari komitmen kita masing-masing. Komitmen pendidik,
peserta didik, dan masyarakat karena pemerintah telah menyelenggarakan event
ini secara daring. Oleh karena itu tepatlah kiranya Ekstra kurikuler pandu digital
senantiasa menyelenggarakan saturday ekskul pandu digital.
Gambar 7. Keong mas hasil penelitian siap diberikan kepada ternak itik sebagai makanan
tambahan pengganti konsentrat
5. Daftar Pustaka
…………… ..Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017 Tentang
Penguatan Pendidikan Karakter, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 195.
https://setkab.go.id/wp-content/uploads/2017/09/Perpres_Nomor_87_Tahun_2017
.pdf di akses 8 September 2021.
Takhroji Aji, 2021. Pendidikan Karakter Pada Masa Pandemi Menjadi Tanggungjawa Siapa?
https://bdkjakarta.kemenag.go.id/berita/pendidikan-karakter-di-masa-pandemi-
menjadi-tanggung-jawab-siapa diakses 8 September 2021.