Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

“Perbandingan Metode Pembelajaran Al Qur’an”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Baca Tulis Al Qur’an
Dosen Pengampu : Aris Mahmudi, MA

Disusun oleh :
Rizki Wijayati (200101110095)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
TAHUN 2023/2024
Perbandingan Metode Pembelajaran Al Qur’an
No Unsur Metode Pembelajaran Al Qur’an

Ummi Qiroati Tilawati


1. Perintis atau Pendiri A. Yusuf M.S dan Masruri KH Dahlan Salim Zarkasyi Drs. Sadzili
Drs. HM. Thohir Al Aly, M.Ag.
KH. Masrur Masyhud
Drs. H. Ali Muaffa
2. Asal daerah (Kota dan Provinsi) Surabaya (Jawa Timur) Semarang (Jawa Tengah) Surabaya (Jawa Timur)
(Pondok Pesantren Nurul Falah)
3. Latar belakang metode Metode Ummi ini pada awalnya hanya dikenalkan Almarhum KH Dahlan Salim Zarkasyi tergugah  Bergesernya peran orangtua
di lembaga pendidikan milik yayasan KPI. Sebelum untuk melakukan pengamatan dan mengkaji terhadap anak (yang semula
disebarkan, metode ini melewati beberapa tahap secara seksama lembaga-lembaga di atas dimana sebagai pendamping efektif bagi
pengujian. Diantara tim tashih metode ini ialah ternyata metode yang dipergunakan oleh para guru anak)
Roem dan Rowi seorang Guru Besar Ilmu Tafsir al- dan pembimbing Al Qur'an dinilai lamban,  Terhapusnya pelajaran pegon
Qur’an di IAIN Sunan Ampel Surabaya. Pada ditambah sebagian guru ngaji yang masih asal- (arab gundul) di sekolah
tahap selanjutnya, metode ini ditashih oleh Mudawi asalan mengajarkan Al Qur'an sehingga yang  Perkembangan zaman yang
Ma’arif (pemegang sanad al-Qur’an sampai Nabi diperoleh kurang sesuai dengan kaidah ilmu kurang kondusif bagi pendidikan
Muhammad SAW, Qira’ah riwayat Hafs dan tajwid. Hal itulah yang mendorong Almarhum KH Al Qur’an
Qira’ah ‘Asyarah). Kemudian Metode Ummi ini Dahlan Salim Zarkasyi pada tahun 1963 memulai  Guru kehilangan cara untuk
resmi dikenalkan ke masyarakat luas. Metode ini menyusun metode baca tulis Al Qur'an yang mengajar Al Qur’an sehingga
dimaksudkan untuk memberikan pembelajaran al- sangat praktis. mutu pendidikan kian merosot
Qur’an yang mudah, bermutu dan cepat (tartil)  Metode pembelajaran Al Qur’an
selama ini yang terjadi tidak
dilakukan secara maksimal
 Fenomena yang terjadi TPA/TPQ
tidak bisa berkembang karena
tidak bisa merekrut tenaga guru
ngaji karena kekurangan dana
untuk membayar tenaga guru
 Fenomena yang terjadi anak
biasanya khatam metode
pembelajaran Al Qur’an dengan
memakan waktu yang cukup lama.
4. Ciri khas metode  Ciri khas yang dimiliki Metode Ummi yang Prinsip Dasar Bagi Guru Pengajar : Melalui metode ini diharapkan anak
pertama ialah buku jilid ummi. Buku  Tidak Boleh Menuntun sudah dapat melafalkan huruf-huruf Al
pembelajaran Metode Ummi sedikit berbeda  Teliti-Waspada-Tegas Qur’an dengan tartil yaitu dengan
dengan metode lainnya, dalam pengajaranya pendekatan irama Rost. Metode
metode ini mempunyai perbedaan jilid. Prinsip Dasar Bagi Murid : Tilawati ini dituangkan ke dalam buku
 Ciri khas Metode Ummi yang kedua ialah  Cara Belajar Siswa Aktif dan Mandiri yang terdiri dari beberapa jilid, yaitu
irama lagu. Metode Ummi mempunyai irama (CBSA+M) jilid 1 sampai dengan jilid 5, ditambah
khas tersendiri yang berbeda dari metode-  Lancar : Cepat, Tepat, dan Benar (LCTB) jilid 6 yang berisi surat-surat pendek,
metode lain. Nada lagu yang digunakan dalam ayat-ayat pilihan, ghorib dan
pembelajaran Metode Ummi menggunakan dua musykilat. Dengan desain cover lux
nada, yaitu nada pertama naik dan nada kedua dan warna yang indah serta menarik
turun. perhatian, juga dengan tulisan standard
dan disertai alat peraga pada masing-
masing jilidnya. Selain itu, formasi
duduk siswa berbentuk huruf “U”
5. Tahapan pembelajaran  Pembukaan: doa pembuka  Diawali dengan membaca huruf-huruf  Kegiatan pembuka : Membaca
 Apersepsi: review materi sebelumnya sebagai hijaiyyah yang sudah berharakat secara doa
pengantar materi selanjutnya langsung tanpa mengeja;  Kegiatan Inti : Terdapat tiga jenis
 Penanaman Konsep: menjelaskan materi yang  Langsung praktik secara mudah dan praktis teknik yang digunakan, yaitu (a)
akan diajarkan bacaan secara baik dan benar; guru membaca dan siswa
 Pemahaman Konsep: guru menjelaskan materi  Materi diberikan secara bertahap dan mendengarkan, (b) guru membaca
dan contoh-contoh sesuai dengan isi jilid buku. berkesinambungan (saling terkait satu sama dan siswa menirukan; dan (c) guru
 Latihan / Keterampilan: proses melancarkan lainnya); dan siswa membaca secara
bacaan murid dengan cara mengulang-ulang  Materi pelajaran disusun sedemikian rupa bersama-sama.
contoh yang telah dijelaskan. sehingga anak-anak tidak akan mengalami  Kegiatan penutup : Evaluasi dan
 Evaluasi: penilaian melalui buku prestasi kesulitan dalam belajar yaitu disusun dari doa
terhadap kemampuan dan kualitas bacaan yang mudah kemudian menuju ke yang sulit;
murid.  Menerapkan belajar dengan cara system
 Penutup modul/paket;
 Menekankan pada banyak latihan membaca;
 Belajar sesuai dengan kesiapan dan
kemampuan murid dan evaluasi dilakukan
setiap hari
6. Kelebihan Kelebihan Metode Ummi dapat dilihat dari 10 pilar  Mempermudah dan memperdalam  Diajarkan secara praktis
sistem berbasis mutu yang dimilikinya dan menjadi pemahaman tentang berbagai teori yang  Menggunakan lagu rost.
pilar utama dalam pelaksanaan pembelajaran al- terkait dengan praktik yang sedang  Diajarkan secara klasikal
Qur’an. Sepuluh pilar metode Ummi yaitu goodwill dikerjakannya. menggunakan peraga dan secara
manajemen, sertifikasi guru, tahapan baik dan  Berpusat pada peserta didik dan individual dengan teknik baca
benar, target jelas dan terukur, mastery learning meningkatkan motivasi serta gairah belajar simak menggunakan buku.
yang konsisten, waktu memadai, rasio guru dan peserta didik.  Penataan kelas diatur dengan
siswa yang proporsional, kontrol internal dan  Penekanan pada menemukan pengetahuan posisi duduk santri melingkar
eksternal, progress report setiap siswa dan bukan menerima pengetahuan. membentuk huruf “U” sedangkan
koordinator yang handal. Sepuluh pilar metode  Memberdayakan semua potensi dan indera guru di depan tengah sehingga
Ummi jika dilaksanakan dengan sebaik-baiknya peserta didik. interaksi guru dengan santri lebih
akan menghasilkan sebuah pembelajaran al- Qur’an  Disesuaikan dengan pengetahuan yang sudah mudah.
yang kondusif serta siswa berkemampuan membaca ada. Dalam menyampaikan materi ajar,  Santri naik jilid bersama-sama
al-Qur’an yang mumpuni. pengajar menyesuaikan dengan kemampuan dalam satu periode pembelajaran
dan perkembangan santri. dengan kualitas standar.
 Target kurikulum baik kualitas
maupun waktu dapat tercapai.
7. Kekurangan Kelemahan Metode Ummi secara garis besar dapat  Santri sulit mengorientasikan pemikirannya Pembelajaran mengenai huruf hijaiyah
ditunjukkan pada hasil analisis di bawah ini, ketika tidak didampingi oleh pengajar. yang tanpa harokat masih kurang
diantaranya adalah:  Pembahasan terkesan ke segala arah atau banyak pembiasaannya.
 Guru al-Qur’an Ummi yang profesional dan tidak terfokus.
memiliki kemampuan membaca al-Qur’an  Memerlukan pengajar yang benar-benar
sesuai standar sangatlah sedikit. terampil dalam melakukan pekerjaan yang
 Sistem dalam metode Ummi membutuhkan akan dipraktikkan.
dana yang besar karena membutuhkan guru
yang banyak dan dana operasional yang besar.
 Metode Ummi memerlukan waktu yang lama
sekitar 2 sampai 4 tahun untuk menghasilkan
anak yang mampu membaca al-Qur’an dengan
baik dan benar
No Unsur Metode Pembelajaran Al Qur’an

Yanbu’a Bilqolam Iqro’


1. Perintis atau Pendiri KH. Ulil Albab dan KH. Ulin Nuha KH. M. Basori Alwi atas usulan KH. KH. As’ad Humam
Mudatstsir
2. Asal daerah (Kota dan Provinsi) Kudus (Jawa Tengah) Malang (Jawa Timur) Daerah Istimewa Yogyakarta

3. Latar belakang metode Awal mula dari dibentuknya metode yanbu'a ini Sejarah muncul metode ini Suatu saat KH. Metode Iqra disusun oleh KH. As’ad
adalah berawal dari usulan alumni Pondok Tahfidh Muhammad Basori Alwi mengajar Alquran di Humam yang berdomisili di
Yanbu'ul Qur'an dari cabang Kudus dan Jepara Madura, kemudian pada saat itu beliau bertemu Yogyakarta. Beliau merupakan
Jawa Tengah, agar para alumni selalu ada hubungan dengan KH Mudasir yang beliau juga dari seseorang yang telah berkecimpung
dengan pondok, disamping usulan dari masyarakat Madura. Saat itu Kyai Mudasir juga menggunakan dalam pengajaran Al-Qur’an dengan
luas juga dari Lembaga Pendidikan Ma’arif serta buku atau kitab pembelajaran Alquran, namun menggunakan berbagai metode yang
Muslimat terutama dari cabang Kudus dan Jepara. hanya saja untuk mempraktekkan makhorijul dalam kenyataannya ternyata belum
Awalnya pengasuh tidak menyetujui usulan huruf atau tajwid yang lainnya terdapat kata-kata sempurna. Maka atas dasar
tersebut. Namun, pada akhirnya pengasuh Pondok yang tidak terkandung di dalam Alquran pengalaman yang cukup lama dan
Tahfidh Yanbu'ul Qur'an menyetujui usulan contohnya yaitu ‫َم َتُم‬. Lantas kemudian Kyai permintaan serta desakan dari berbagai
tersebut. Dalam rangka menjaga dan memelihara Mudasir meminta kepada Kyai Basari untuk pihak maka berkat inayah Allah, kerja
keseragaman bacaan, maka dengan tawakal dan menyusun metode praktis guna mempermudah keras dan bantuan berbagai pihak
memohon pertolongan kepada Allah tersusunlah para santri untuk belajar Alquran dengan kata-kata tersusunlah buku Iqra. Buku Iqra
kitab Yanbu’a oleh KH. Ulil Albab dan KH. Ulin yang terdapat di dalam Alquran. sendiri diterbitkan oleh Balai litbang
Nuha LPTQ Nasional Team Tadarus
(Pengasuh Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an, “AMM” Yogyakarta. Buku Iqra ini
Kudus). Kitab tersebut meliputi Thoriqoh Baca terdiri dari 6 jilid yang disusun secara
Tulis dan Menghafal Al Qur’an. praktis dan sistematis, sehingga
memudahkan bagi setiap orang yang
belajar dan mengajarkan membaca Al-
Qur’an dalam waktu yang relatif
singkat.
4. Ciri khas metode Santri atau murid tidak boleh membaca dengan Karakteristik dari Metode Bil Qolam adalah talqin Metode Iqra ialah metode yang
mengeja, harus membaca langsung dengan cepat, (menirukan), yaitu murid menirukan bacaan menekankan langsung pada latihan
tepat, lancar dan tidak putus-putus disesuaikan gurunya. Dengan demikian metode Bil Qolam membaca Al-Qur’an siswa yang
dengan kaidah makharijul huruf. bersifat teacher centris, dimana posisi guru bersifat individual melalui Cara Belajar
sebagai sumber belajar atau pusat informasi dalam Siswa Aktif (CBSA) yang terdiri dari 6
proses pembelajaran. Di dalam metode Bil Qolam jilid mulai dari tingkat yang sederhana
terdapat dua tahap, yaitu tahqiq dan tartil. sampai yang paling sulit. Siswa juga
dituntut belajar aktif dengan Metode
Iqra ini, karena untuk menambah rasa
ingin tahu siswa maka dengan
menggunakan metode yang menuntut
siswa agar dapat belajar secara aktif
siswa tidak akan merasa bosan, dan
rasa ingin tahunya pun akan semakin
bertambah. Sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan dengan
apa yang sudah direncanakan untuk
mencapai suatu tujuan pendidikan pada
suatu proses pembelajaran yang
diberikan kepada siswa.
5. Tahapan pembelajaran  Musyafahah yaitu guru membaca terlebih  Pembukaan: Kegiatan pengondisian para  Guru sebagai penyimak saja,
dahulu kemudian santri menirukan. peserta didik untuk siap belajar, dilanjutkan jangan menuntun, kecuali hanya
 Ardhul Qira’ah yaitu santri membaca di depan dengan salam pembuka dan membaca do'a memberikan contoh pokok
guru sedangkan guru menyimak dengan baik. pembuka belajar Al-Qur'an. pembelajaran
Sering juga cara ini disebut dengan sorogan.  Apresiasi Mengulang kembali materi yang  Guru menyimak secara seorang-
 Pengulangan yaitu guru mengulang-ulang telah diajarkan sebelumnya untuk dapat seorang untuk mengetahui siswa
bacaan, sedangkan santri menirukannya kata dikaitkan dengan materi yang akan diajarkan sudah dapat membaca atau belum.
per kata atau kalimat per kalimat, juga secara pada hari ini.  Siswa yang lebih tinggi jilidnya
berulang-ulang hingga terampil dan benar.  Penanaman konsep: Proses menjelaskan dapat membantu menyimak siswa
materi/pokok bahasan yang akan diajarkan lain.
pada hari ini.  Mengenai judul-judul guru
 Pemahaman: Memahamkan kepada peserta langsung memberikan contoh
didik terhadap konsep yang telah diajarkan bacaan.
dengan cara melatih peserta didik untuk  Sekali huruf dibaca betul, tidak
membaca contoh- contoh yang tertulis di boleh/jangan dibaca lagi.
bawah pokok bahasan  Bila siswa keliru panjang-panjang
dalam membaca huruf, maka guru
harus dengan tegas tegas
diperingatkan.
 Bila siswa keliru membaca huruf,
cukup betulkan huruf-huruf yang
keliru saja.
 Dalam pelajaran pengenalan huruf
berfathah, maka sebelum dikuasai
benar jangan naik ke jilid
berikutnya.
 Bagi siswa yang betul-betul
menguasai pelajaran dan
sekiranya mampu berpacu dalam
menyelesaikan belajarnya maka
membacanya boleh diloncat-
loncatkan tidak harus utuh
sehalaman.
 Untuk EBTA sebaiknya
ditentukan guru pengujinya.
6. Kelebihan  Metode Yanbu’a bukan sekedar pembelajaran  Metode Bil-Qolam dapat diterapkan untuk  Metode Iqro’ fleksibel dalam
baca tulis melainkan sebagai sarana menghafal semua kalangan baik di tingkat kanak-kanak, peningkatan jilid. Jika santri sudah
peserta didik. pemuda, dawasa maupun kalangan orangtua. mengeluarkan kemampuan
 Metode Yanbu’a menggunakan rasm utsmaniy  Materi pelajaran ilmu-ilmu tajwid yang dengan maksimal namun belum
(sesuai dg standar Nasional) disajikan melalui metode Bil-Qolam sangat dapat membaca huruf hijaiyah
 Metode ini menggunakan huruf yg digandeng mudah dipahami, ringkas dan lengkap tertentu. Namun ketika santri
dan berasal dari Al-Qur’an sehingga mudah dipraktikan secara langsung. dimohon untuk membaca huruf
 Memberikan penjelasan bagaimana menulis  Metode Bil-Qolam dilengkapi dengan media yang lain ternyata bisa, maka
tulisan Arab Jawa Pegon pengajaran yang memadai seperti: materi ajar santri dapat dinaikkan ke tingkat
 Terdapat tanda baca yang menunjukkan materi untuk anak-anak, materi tadrib an-nutq (bina jilid selanjutnya.
pokok pembelajaran ucap), buku pokok-pokok ilmu tajwid, kaset,  Dalam waktu 6-8 bulan santri
 Tidak sembarang orang dapat mengajarkan MP3, dan VCD. TKA-TPA dapat khatam Iqro’ dan
metode ini, kecuali orang yang sudah  Pengajar metode Bil-Qolam selalu melanjutkan ke tingkat Al-Qur’an
mendapatkan izin atau restu dari gurunya mendapatkan perhatian dalam segi kualitas walau membacanya masih pelan.
 Lebih menekankan pada makhorijul huruf yang berupa pelatihan setiap satu minggu sekali  Praktis, karena ustadz/ah langsung
membedakan dengan beberapa metode lainnya oleh guru senior (tim pusat Bil-Qolam). dapat memahami kemampuan
yang terletak pada bagaimana melafadzkannya santri.
serta keluarnya huruf pada bibir  Metode Iqro’ bersifat sistematis,
disusun berdasarkan kemampuan
yang berbeda.
7. Kekurangan Kekurangan metode Yanbu’a ini diantaranya yaitu  Guru tidak memiliki syahadah (ijazah) dari  Di dalam Metode Iqra bacaan-
kurang adanya pembinaan bagi setiap guru serta PIQ yang menyatakan bahwa ia harus lulus bacaan tajwid dikenalkan hanya
masih longgarnya aturan terkait siapa saja yang dan berhak untuk mengajarkan AlQur’an sedikit dan tidak mendalam
diijinkan untuk bisa mengajar. dengan metode Bil-Qolam. Dengan demikian,  Metode Iqra tidak ada media
skill guru dalam hal tartil dan tajwid kurang belajar
memadai.  Metode Iqra tidak dianjurkan
 Guru kurang mendalami metodologi menggunakan irama murottal
pengajaran Al-Qur’an yang berkembang,  Metode Iqra tidak mengenalkan
terutama metode Bil-Qolam sehingga bacan grorib (bacaan yang
implementasi metode tersebut tidak tersembunyi atau tersamarkan).
maksimal.
 Pengalaman mengajar guru sangat minim,
terutama dalam menerapkan metode Bil-
Qolam. Karna tidak paham dan mengerti
kompetensi metode Bil-Qolam.
 Guru kurang memiliki kafa’ah (kecukupan)
ilmu-ilmu Al-Qur’an dan ilmu agama yang
lain. Akibatnya ia merasa kesulitan dalam
mengatasi persoalan baru yang berkembang
di masyarakat.
 Guru tidak menguasai sistem klasikal kelas
(pengendalian kelas) sehingga anak didik
menjadi tidak terkendali.

Anda mungkin juga menyukai