MemperkuatDayaTahanDemokrasi Bogor 2023
MemperkuatDayaTahanDemokrasi Bogor 2023
Organisasi
- Presidium Mafindo (Komite Riset dan Pengembangan)
- Siberkreasi (Divisi Riset dan Analisis Kebijakan)
- International Communication Association – Indonesia Chapter (Organizing Committee)
- Aspikom Jabodetabek (Divisi Kerjasama)
Hasutan kebencian dan hoaks seringkali digunakan untuk melakukan pelintiran kebencian (hate spin), dengan menyebarkan
informasi yang direkayasa untuk mengobarkan ketersinggungan dan kebencian. Konsep ini diperkenalkan Cherian George,
profesor kajian media dari Universitas Hong Kong. Kata George, pelintiran kebencian menjadi strategi politik untuk
memobilisasi massa pendukung dan menekan lawan politik. Misalnya adalah penyebaran informasi palsu bahwa kelompok
lawan sudah melakukan penghinaan atau penodaan agama, yang ditujukan untuk mengobarkan ketersinggungan dan
kemarahan kelompok pendukung agar menyerang kelompok lawan tersebut.
#MakinCakapDigital
#MakinCakapDigital
Dampak Hoaks
❑ Di level personal: mendiskreditkan >< mengagungkan
❑ Menakut-nakuti (fear mongering)
❑ Memenangi kontestasi – secara curang
❑ Menimbulkan ketidakpercayaan (distrust – apatis)
❑ Menghadirkan kebimbangan
❑ Menyuburkan hate speech dan eksploitasi SARA
❑ Potensi kekacauan (chaos)
Persebaran Hoaks (2018-2023)
Total Hoaks % Hoaks
Tahun Keterangan lainnya
Hoaks Politik Politik
2018 997 488 49,94 80-an hoaks per-bulan
2019 1221 644 52,0 100-an hoaks per bulan
190-an hoaks per bulan; hoaks kesehatan sebanyak 843
2020 2298 700 30,5
(36,7%)
150-an hoaks per bulan; hoaks kesehatan sebanyak 467
2021 1888 428 22,7
(24,7%)
2022 1698 549 32,3 140-an hoaks perbulan; hoaks kesehatan 242 (14,3%)
Total hoaks di semester 1, 200-an hoaks per bulan,
1185 541 45,7
kriminalitas 87 (7,3%), Kesehatan 83 (7,0%)
2023
Per Agustus 2023, total hoaks 1023, hoaks politik bertambah
482 (Juli-Agustus), persentase menjadi 55,3%
Revolusi Sebaran Hoaks
2020 2021 2022 2023 (Semester 1)
Kesehatan (36,7%), Kesehatan (24,7%),
Tema Politik (32,3%), Politik (45,7%)
Politik (30,5%) Politik (22,7%)
Konten yang Konten yang Konten yang Konten yang
Tipe
menyesatkan menyesatkan menyesatkan dimanipulasi
Alat Narasi/teks Campuran Narasi/teks Campuran
Facebook dan
Facebook (36,9%),
Facebook (62,6%), Facebook (49,4%), YouTube (34,5%),
Twitter (24,5%),
Saluran Whatsapp (14,3%), Whatsapp (15,9%), Twitter (12,0%),
Whatsapp (13,3%),
Twitter (9,9%) Twitter (12,3%) TikTok (6,6%),
TikTok (7,8%)
WhatsApp (6,3%)
Pihak Pemerintah Pemerintah Pemerintah Campuran,
Tiruan Indonesia (38,3%) Indonesia (30,9%) Indonesia (24,6%) Pemerintah Indonesia
Pengalaman Pemilu Sebelumnya
❑ Polarisasi Politik
kubu yang berseberangan baku kritik, serang,
fitnah, dan lempar hoaks.
• Secara psikologis, walaupun kita tahu bahwa itu hoaks, sulit bagi individu
untuk menghapus hoaks dari debat maupun dari otak kita
• Bahkan, sekalipun kita sudah diberitahu bahwa itu adalah hoaks, riset
menunjukkan bahwa hoaks akan tetap mempengaruhi cara pikir individu
Kesimpulan