Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH BERITA HOAKS DAN UJARAN KEBENCIAN TERHADAP

MORAL BANGSA INDONESIA

SISTEM PENGENDALIAN PENGARUH KUALITAS TEKNOLOGI


TERHADAP PENYEBARAN HOAKS BERMUATAN ISU NEGATIF

DISUSUN OLEH :

Frisca Amelia Devi (102011133038)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini Teknologi Komunikasi dan Informasi (TIK) telah berkembang


pesat mengikuti perkembangan zaman dengan adanya beragam media
termasuk munculnya media online (Juditha, 2018:31). Berkembangnya
kualitas teknologi tidak hanya menimbulkan dampak positif namun juga
memberikan dampak negatif. Tersedianya teknologi yang semakin canggih
mempermudah dalam penyampaian dan penerimaan informasi pada
masyarakat. Sehingga, media online sering kali disalahgunakan oleh oknum-
oknum tertentu guna menggiring opini tersirat yang menguntungkan dirinya
pribadi. Media online juga dijadikan sebagai wadah penyebaran berita hoaks
terkait isu-isu negatif yang sering kali menimbulkan perpecahan dalam negeri.

Hoaks merupakan informasi yang direkayasa oleh seseorang atau


oknum tertentu untuk menutupi informasi yang sebenarnya. Dengan kata lain
hoaks sebagai upaya pemutarbalikan fakta menggunakan informasi yang tidak
dapat diverifikasi kebenarannya dan tindakan mengaburkan informasi yang
asli dengan cara memenuhi suatu media dengan pesan yang salah (Septanto,
2017:157). Bertambahnya kasus berita hoaks yang beredar dengan sangat
mudah menjadikan sulitnya membedakan antara berita yang aktual dan berita
yang palsu. Sementara itu, mayoritas masyarakat belum memiliki pengetahuan
yang cukup untuk menelaah lebih dalam terkait informasi yang diterima.

Di era modernisasi ini, media online telah membentuk masyarakat


dengan kebudayaan baru. Masyarakat saat ini sudah tidak lagi dibatasi oleh
kondisi atau dimana tempat mereka berada. Mereka bebas untuk
menyebarluaskan informasi dengan sangat mudah. Informasi atau berita yang
dianggap benar saat ini tidak lagi mudah untuk ditemukan. Survey Mastel
(dalam Juditha, 2018:31-32) mengungkapkan bahwa terdapat 1.146 responden
yang terindikasi menerima berita hoaks setiap harinya, 44,3% diantaranya
menerima berita hoaks setiap hari dan 17,2% menerima lebih dari satu kali
dalam sehari. Hal ini juga didukung oleh data Kemenkominfo (2017) yang
menyebutkan bahwa terdapat sekitar 800.000 situs di media online Indonesia
yang telah terbukti sebagai pelaku penyebar informasi palsu bermuatan isu
negatif.

Tingkat kualitas teknologi yang menghadirkan berbagai media sosial


online seperti Facebook, Twitter, WhatsApp, Path, Telegram, Instagram, dan
aplikasi media sosial online lainnya seolah-olah memfasilitasi penyebaran
hoaks bermuatan isu negatif pada masyarakat. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Mastel (dalam Septanto, 2017:158) memaparkan rincian persentase
media sosial online yang digunakan dalam penyebaran berita hoaks bermuatan
isu negatif yaitu situs web online sebesar 34,90%, aplikasi chatting
(Whatsapp, Line, Telegram) sebesar 62,80%, dan penyebaran berita hoaks
terbanyak yaitu melalui media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram,
dan Path mencapai 92,40%.

Maraknya kasus berita hoaks bermuatan isu negatif seperti rasialisme


atau diskriminasi sosial, kesenjangan hukum, dan pertikaian antarmasyarakat
menuntut peneliti untuk mengkaji lebih dalam terkait kasus ini. Yang mana
tujuannya adalah untuk memperoleh sistem pengendalian atau solusi
meminimalisir penyebaran berita hoaks dan memperkecil peluang terjadinya
perpecahan di lingkungan masyarakat. Sehingga, akan tercipta lingkungan
masyarakat yang nyaman dan aman serta menghasilkan individu-individu
yang berkualitas dengan tidak menyebarkan informasi atau berita hoaks
bermuatan isu-isu negatif.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana dampak yang ditimbulkan akibat dari pengaruh kualitas
teknologi terhadap penyebaran hoaks bermuatan isu negatif pada setiap
individu dan di lingkungan masyarakat ?
2. Bagaimana sistem pengendalian pengaruh kualitas teknologi terhadap
penyebaran hoaks bermuatan isu negatif ?

1.3 Tujuan Kegiatan


1. Menjelaskan dampak dari pengaruh kualitas teknologi terhadap
penyebaran hoaks bermuatan isu negatif pada setiap individu atau di dalam
lingkungan masyarakat.
2. Memaparkan sistem pengendalian pengaruh kualitas teknologi terhadap
penyebaran hoaks bermuatan isu negatif.

1.4 Tujuan Substansi

Tujuan peneliti mengambil judul Sistem Pengendalian Pengaruh


Kualitas Teknologi terhadap Penyebaran Hoaks Bermuatan Isu Negatif adalah
untuk mengetahui atau menemukan sistem pengendalian yang tepat untuk
meminimalisir maraknya penyebaran berita hoaks bermuatan isu negatif yang
saat ini telah menyebar luas di seluruh pelosok negeri. Mengingat berita hoaks
telah menjadi ancaman terbesar terjadinya perpecahan dalam lingkungan
masyarakat.
BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang


berupa studi pustaka (library research). Studi pustaka adalah penelitian yang
dilakukan oleh seseorang dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku,
majalah, dan sumber literatur lainnya yang berkenaan dengan masalah dan
tujuan penelitian (Hendra, 2012:49). Menurut Bogdan dan Taylor (dalam
Juditha, 2018:34) penelitian kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan
cara bekerja menggunakan data, yaitu dengan mengorganisasikan data,
memilah dan memilihnya menjadi satuan yang dapat dikelola, serta mencari
apa yang penting dan apa yang perlu dikaji lebih dalam agar dapat
memutuskan informasi aktual yang akan disebarkan kepada orang lain.
Pendekatan penelitian ini berusaha untuk memberikan gambaran tentang
sistem pengendalian kualitas teknologi terhadap penyebaran hoaks bermuatan
isu negatif.

2.2 Sumber Data

Pada penelitian ini sumber data yang digunakan oleh peneliti adalah
sumber data sekunder. Sumber data sekunder diperoleh dengan cara
mengumpulkan sumber tertulis yang sudah ada terkait masalah yang sedang
diteliti dari hasil penelitian terdahulu. Sumber data sekunder yang digunakan
dalam artikel ilmiah ini diakses melalui internet dan bersumber dari jurnal-
jurnal yang memiliki tema hoaks bermuatan isu negatif.

Beberapa jurnal diantaranya yaitu jurnal Pekommas Vol. 3 No.1


berjudul Interaksi Komunikasi Hoax di Media Sosial serta Antisipasinya oleh
Christiany Juditha pada tahun 2018, jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Vol. 1 No. 1 berjudul Bahaya Berita HOAX dan Ujaran Kebencian pada
Media Sosial terhadap toleransi bermasyarakat oleh Alief Sutantohadi dan
Rokhimatul Wakhidah pada tahun 2018, dan jurnal Dakwah dan Komunikasi
Vol. 4 No. 2 berjudul Menanggulangi Hoaks dan Ujaran Kebencian
Bermuatan Isu Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan di Tahun politik oleh
Syamsul bakri, Abraham Zakky Zulhazmi, dan Krisbowo laksono pada tahun
2019.

Sumber : https://news.detik.com/berita/d-5296153/beredar-pesan-berantai-
rawan-begal-di-mataram-ntb-polisi-hoax?
_ga=2.80265111.1095744950.1608033294-1348778238.1607670531

2.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah


metode dokumentasi kasus. Menurut Rahardjo (2011) metode dokumentasi
kasus adalah mencari dan mengolah data relevan dari fakta yang tersimpan di
dalam buku, catatan surat, hasil rapat, jurnal, makalah atau artikel, dan sumber
data lainnya. Sehingga, dengan metode dokumentasi kasus ini peneliti harus
memiliki kepekaan teoretis supaya dapat memperoleh data-data yang akurat
melalui penelusuran, pembacaan, dan pengkajian terhadap sumber literatur
tersebut terkait dengan objek penelitian.

Teknik pengumpulan data yang juga digunakan dalam penelitian ini


adalah teknik catat. Menurut Mahsun (dalam Rahayu, 2013) teknik catat
dilakukan dengan cara peneliti mencatat beberapa bentuk data yang relevan
untuk penelitiannya menggunakan bahasa yang jelas. Pencatatan data
dilakukan dengan menulis atau mengambil data dari sumber-sumber yang
telah tersedia. Setelah pencatatan data dilakukan, peneliti melakukan
pengelompokkan lalu mengalisisnya lebih lanjut. Penggunaan teknik
pengumpulan data ini sangat fleksibel karena data yang diperoleh merupakan
data yang jelas dan banyak membantu peneliti dalam proses penelitian.

2.4 Metode Analisis Data

Menurut Notoatmodjo (dalam Astohar, 2010:34) metode analisis data


adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran
suatu pengetahuan agar sebuah karya ilmiah (dari suatu penelitian) dapat
mencapai apa yang diharapkan dengan tepat dan terarah. Metode analisis data
yang digunakan dalam penelitiaan ini yaitu dengan menggunakan metode
reduksi dan metode tringulasi. Metode reduksi data yaitu dengan melakukan
penyederhanaan yang dilakukan melalui pemfokusan, seleksi, dan pemilihan
data mentah menjadi data yang relevan sehingga mempermudah penarikan
kesimpulan dalam proses penelitian.

Penelitian ini juga menggunakan metode triangulasi. Menurut Astrini


(dalam Septanto, 2018:159) metode triangulasi adalah metode yang bersifat
menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang ada.
Beberapa sumber data penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif yaitu
berupa pengambilan data dari jurnal Pekommas Vol. 3 No.1 berjudul Interaksi
Komunikasi Hoax di Media Sosial serta Antisipasinya oleh Christiany Juditha
pada tahun 2018, jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 1 berjudul
Bahaya Berita HOAX dan Ujaran Kebencian pada Media Sosial terhadap
toleransi bermasyarakat oleh Alief Sutantohadi dan Rokhimatul Wakhidah
pada tahun 2018, dan jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol. 4 No. 2 berjudul
Menanggulangi Hoaks dan Ujaran Kebencian Bermuatan Isu Suku, Agama,
Ras, dan Antargolongan di Tahun politik oleh Syamsul bakri, Abraham Zakky
Zulhazmi, dan Krisbowo laksono pada tahun 2019.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Dampak dari Pengaruh Kualitas Teknologi Terhadap Penyebaran Hoaks


Bermuatan Isu Negatif

Keberadaan kualitas teknologi yang saat ini semakin canggih


dimanfaatkan oleh beberapa oknum dan individu tertentu untuk menyebarkan
hoaks yang mengandung isu negatif. Hal ini tentu akan menimbulkan dampak
buruk baik untuk perseorangan maupun di lingkungan masyarakat. Menurut
Juditha (2018:41) adanya penyebaran berita hoaks bermuatan isu negatif
melalui tingkat kualitas teknologi seperti media online dapat menjadi
penyerangan dan perusakan tatanan etika di masyarakat bahkan dapat menjadi
mesin pembunuhan karakter seseorang. Hal ini juga didukung dengan adanya
sebuah studi psikolog yang memaparkan bahwa berita hoaks bermuatan isu
negatif dapat memberikan post-traumatic stress syndrome (PTSD) yaitu
menimbulkan kecemasan dan kepanikan yang berlebihan pada seseorang dan
bahkan sampai melakukan kekerasan (Wisnubrata, 2019).

Hoaks bermuatan isu negatif juga dapat menciptakan ketakutan


mayoritas masyarakat lewat penyebaran fake news melalui media online
(Anshar dan S. Ikom, 2016). Saat ini konten hoaks terus diciptakan berulang-
ulang dan disebarkan melalui media online yang mana akan berdampak
menggiring opini masyarakat untuk terus melakukan hal-hal negatif. Hoaks
dapat menciptakan atau menimbulkan fitnah dan saling acuh antarmasyarakat
sehingga terjadinya disintergratif dan menimbulkan perpecahan.

Menurut Biantoro (dalam Marwan dan Ahyad, 2018) terdapat empat


bahaya yang timbul akibat tersebarnya berita hoaks bermuatan isu negatif di
lingkungan masyarakat diantaranya yaitu hoaks hanya membuang waktu dan
uang yang dimiliki masyarakat sehingga mereka tidak dapat menjalankan
aktivitasnya dengan normal, hoaks dapat menjadi pengalih isu untuk menutupi
kebohongan yang merugikan banyak orang, dan hoaks dapat menjadi sarana
penipuan dan kepanikan publik yang menjadikan seseorang selalu berpikiran
negatif terhadap orang lain.

3.2 Sistem Pengendalian Pengaruh Kualitas Teknologi Terhadap Penyebaran


Hoaks Bermuatan Isu Negatif

Munculnya dampak negatif yang sangat merugikan banyak orang,


menggerakkan para ahli untuk menciptakan sistem pengendalian sebagai
upaya meminimalisir penyebaran hoaks bermuatan isu negatif akibat dari
tingkat kualitas teknologi. Salah satu cara untuk menanggulangi penyebaran
berita hoaks bermuatan isu negatif yaitu dengan sistem literasi media sosial.
Literasi media sosial merupakan turunan dari literasi media yang dilakukan
dengan mencari, memilah, dan mengaplikasikan sumber informasi di media
sosial (Ganggi, 2018:340-341). Dengan adanya literasi media sosial ini
diharapkan dapat menyadarkan masyarakat untuk kritis dalam menyikapi
berita yang belum jelas asal-usulnya.

Sistem hoax buster juga merupakan salah satu strategi untuk


meminimalisir dan menangkal berita hoaks bermuatan isu negatif. Menurut
Fahmi (dalam, Adiprasetio, dkk, 2017:276) sistem hoax buster adalah upaya
yang dilakukan perpustakaan atau pustakawan yang diwujudkan dalam praktik
fact checking atau pengecekan fakta dengan ketelitian tinggi. Hoax buster
dilakukan untuk menyaring berita atau informasi yang masuk kedalam
perbincangan publik dan cocok bagi setiap kalangan di lingkungan
masyarakat. Sistem ini merupakan salah satu strategi ampuh untuk memutus
rantai ketersebaran berita hoaks bermuatan isu negatif.

Ryan Ariesta (dalam Juditha, 2018:42) juga berpendapat bahwa solusi


yang tepat untuk menanggulangi pengaruh kualitas teknologi terhadap
penyebaran berita hoaks bermuatan isu negatif yaitu dengan membatasi diri
untuk mengakses media online, dengan cara diantaranya :

3.2.1 Selalu berhati-hati dengan judul berita atau informasi yang bersifat
provokatif, karena hal tersebut akan menyebabkan diri kita dengan
mudah terprovokasi dan tidak menutup kemungkinan akan
mencetuskan niat untuk melakukan hal-hal yang buruk.
3.2.2 Teliti dan cermat dalam melihat sumber berita. Hal ini sangat penting
untuk memberikan pengetahuan lebih dalam pada diri kita agar selalu
memperhatikan apakah sumber berita tersebut hanya berasal dari
sumber yang tidak jelas asalnya.
3.2.3 Memeriksa fakta dan keaslian berita sebelum disebarkan kepada orang
lain. Dengan ini diharapkan tidak diri kita tidak melihat dan mencerna
berita dengan mentah. Berita atau informasi yang diambil harus
mengandung sebuah fakta yang relevan dan dengan data yang cukup.
BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Maraknya kasus berita hoaks bermuatan isu negatif akibat dari


pengaruh tingkat kualitas teknologi memberikan dampak buruk untuk setiap
individu maupun di lingkungan masyarakat. Bertambahnya kasus berita
bohong, palsu, fitnah atau hoaks yang beredar dengan sangat cepat dan mudah
menjadikan sulitnya membedakan antara berita yang aktual dan berita palsu.
Dampak buruk yang ditimbulkan cukup banyak diantaranya yaitu perusakan
tatanan etika, munculnya hal-hal yang bersifat negatif, dan bahkan sampai
memicu terjadinya perpecahan dalam negeri. Dengan ini, perlu adanya sistem
pengendalian pengaruh kualitas teknologi untuk meminimalisir penyebaran
hoaks bermuatan isu negatif. Sistem pengendalian yang sudah diciptakan
diantaranya yaitu literasi media sosial, hoax buster, dan membatasi akses
media online dengan cara selalu berhati-hati dengan judul berita yang bersifat
provokatif, cermat dan teliti terhadap berita baru, serta memeriksa lebih lanjut
terkait fakta dan keaslian berita yang diterima.

4.2 Saran

Berita hoaks bermuatan isu negatif saat ini dengan sangat mudah dan
cepat menyebar keseluruh pelosok wilayah. Sistem pengendalian untuk
meminimalisir penyebaran berita hoaks yang sudah diberikan sebagian hanya
dapat mengatasi dalam kurun waktu yang singkat. Dengan ini penulis
menyadari bahwa artikel ilmiah ini masih terdapat kesalahan dan belum
berhasil seutuhnya dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Untuk itu, studi
penelitian lanjut terkait berita hoaks bermuatan isu negatif diharapkan
menggunakan metode penelitian yang lebih banyak dan teperinci agar
memperoleh hasil yang lebih maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Adiprasetio, J., dkk. 2017. “Hoax, Reproduksi dan Persebaran : Suatu Penelusuran
Literatur”. Pengabdian Kepada Masyarakat [Online], 1 (4), 271—278,
(http://jurnal.unpad.ac.id/pkm/article/view/16409, diakses 25 Desember
2020).

Anshar, T. dan S. Ikom. 2016. “Pengaruh Hoax bagi Kehidupan Bernegara”


[Online], (https://www1-
media.acehprov.go.id/uploads/PENGARUH_HOAX_BAGI_KEHIDUPA
N_BERNEGARA.docx1.pdf, diakses 24 Desember 2020).

Astohar, A. 2010. “Metode Penelitian dan Teknik Analisis Data” [Online], 33—
45, (http://eprints.walisongo.ac.id/3196/4/3105134_Bab3.pdf, diakses 21
Desember 2020).

Bakri, S., Abraham Zakky Zulhazmi., dan Krisbowo Laksono. 2019.


“Menanggulangi Hoaks dan Ujaran Kebencian Bermuatan Isu Suku,
Agama, Ras, dan Antargolongan di Tahun politik”. Dakwah dan
Komunikasi [Online], 4 (2), 200—234,
(https://www.researchgate.net/publication/341283173_MENANGGULAN
GI_HOAKS_DAN_UJARAN_KEBENCIAN_BERMUATAN_ISU_SUK
U_AGAMA_RAS_DAN_ANTARGOLONGAN_DI_TAHUN_POLITIK,
diakses 20 Desember 2020).

Ganggi, R. I. Permata. 2018. “Materi Pokok dalam Literasi Media Sosial sebagai
Salah Satu Upaya Mewujudkan Masyarakat yang Kritis dalam Bermedia
Sosial”. ANUVA [Online], 2 (4), 337—345,
(https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/anuva/article/view/3681, diakses
26 Desember 2020).
Hendra, V. 2012. “Suatu Kajian tentang Sosialisasi UU No. 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Guna Meningkatkan Kesadaran
Hukum Masyarakat dalam Berlalu-Lintas : Studi Deskriptif di Wilayah
Hukum Polsek Majalaya”. Tesis Universitas Pendidikan Indonesia
[Online], (http://repository.unpar.ac.id/, diakses 21 Desember 2020).

Juditha, C. 2018. “Interaksi Komunikasi Hoax di Media Sosial serta


Antisipasinya”. Pekonmas [Online], 3 (1), 31—44,
(https://media.neliti.com/media/publications/261723-hoaxcommunication-
interactivity-in-soci-
2ad5c1d9.pdf&ved=2ahUKEwiG8tDZgvzsAhVUILcAHXk_D34QFjAAe
gQIARAB&usg=AOvVaw10MPVYWwtnVzX8PTXav1tH, diakses 19
Desember 2020).

Marwan, M. Ravii. dan Ahyad. 2018. “Analisis Penyebaran Berita Hoax di


Indonesia”. Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Gunadarma [Online], 12 (2),
(http://ravii.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3552/ANALISIS+PE
NYEBARAN+BERITA+HOAX++DI+INDONESIA.pdf, diakses 24
Desember 2020).

Rahardjo, M. 2011. “Metode Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif”. Research


Repository Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim [Online],
(http://repository.uin-malang.ac.id/1123/1/metode-pengumpulan.pdf,
diakses 21 Desember 2020)

Rahayu, A. Putri. 2013. “Analisis Makna Fakugoudoushi au dalam


Kalimat Bahasa Jepang : Metodologi Penelitian”. Tesis Universitas
Pendidikan Indonesia [Online], (http://repository.unpar.ac.id/, diakses 21
Desember 2020).

Septanto, H. 2018. “Pengaruh Hoax dan Ujaran Kebencian Sebuah Cyber Crime
dengan Teknologi Sederhana di Kehidupan Sosial Masyarakat”. Sains dan
Teknologi [Online], 5 (2), 157—162,
(http://research.kalbis.ac.id/Research/Files/Article/Full/LCSCVZI11HG7
VORWMAFRW7GH3.pdf&ved=2ahUKEwji5IzTh_zsAhVYcCsKHfcSD
MwQFjAAegQIAhAB&usg=AOvVaw2P6ypuoaXPwjl5uBDIBxNG,
diakses 19 Desember 2020).

Sutantohadi, A. dan Rokhimatul Wakhidah. 2017. “Bahaya Berita Hoax dan


Ujaran Kebencian pada Media Sosial terhadap Toleransi Bermasyarakat”.
Pengabdian Kepada Masyarakat [Online], 1 (1), 1—5,
(https://docplayer.info/72155500-Bahaya-berita-hoax-dan-ujaran-
kebencian-pada-media-sosial-terhadap-toleransi-bermasyarakat.html,
diakses 20 Desember 2020).

Wisnubrata, 2019. “Dampak Buruk Berita Hoax pada Kesehatan Mental dan
Penjelasannya” [Online],
(https://lifestyle.kompas.com/read/2019/10/08/120209420/dampak-buruk-
berita-hoax-pada-kesehatan-mental-ini-penjelasannya?page=all, diakses
23 Desember 2020).

Anda mungkin juga menyukai