Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II

KOLOID

DOSEN PENGAMPU:
Laela Febriana, M. Farm

DISUSUN OLEH:
Faruq As’ad Thohir
202208058

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2023/2024

BAB II
KOLOID
I. TUJUAN
Mahasiswa mampu memahami gambaran mengenai sifat-sifat larutan
koloidal(Mucilago Gum Arabici, larutan Na, Larutan sulfat 0,1%, Larutan
Gelatin 5% dan Larutan FeCl3 0,25%) dan penggolongan larutan koloidal
(koloid liofilik, koloid liofobik, dan koloid amfifilik)

II. DASAR TEORI


Istilah koloid pertama kali diutarakan oleh seorang ilmuwan Inggris,
Thomas Graham, sewaktu mempelajari sifat difusi beberapa larutan melalui
membrane kertas perkamen,. Graham menemukan bahwa larutan natrium
klorida mudah berdifusi sedangkan kanji, gelatin, dan putih telur sangat
lambat atau sama sekali tidak berdifusi. Zat-zat yang sukar bedifusi tersebut
disebut koloid.

Koloid disebut juga dispersi koloid atau suspensi koloid adalah


campuran yang berada antara larutan sejati dan suspensi. Misalnya adalah
susu segar, yang terdiri dari butir-butir halus dari lemak mentega yang
terdispersi dalam fase cair yang juga mengandung kasein (suatu preotein) dan
beberapa zat lainnya. Dalam koloid seperti susu, partikel larutan, tetapi lebih
kecil dari partikel yang mengapung pada suspensi. Oleh karena bentuk ukuran
partikelnya yang mempunyai daya tarik (perekat ) satu sama lain ,
zat ini disebut koloid ( bahasa Yunani:cola= perekat )(Syukri,1999:453).

Keadaan koloid adalah suatu keadaan antara larutan dan suspensi. Suatu
kumpulan dari beberapa ratus atau beberapa ribu partikel yang membentuk
partikel lebih besar dengan ukuran sekitar10 Å sampai 2 000 Å dikatakan
berada dalam keadaan koloid. Dalam suatu sistem koloid, partikel-partikel
koloid terdispersi(tersebar) dalam medium pendispersinya. Zat terdispersi
maupun medium pendispersi koloid dapat berupa zat padat, dari partikel
koloid dibandingkan dengan ukuran medium dimana partikel itu tersebar,
maka disini tidak digunakan istilah zat terlarut dan pelarut melainkan fase
terdispersi dan medium pendispersi(James E. Brady, 1992:597).

Campuran yang bersifat homogeny disebut larutan, sementara yang


bersifat heterogen adalah koloid. Campuran yang lambat berdifusi di sebabkan
oleh cair, atau gas. Terdapat 8 tipe sistem koloid, yaitu busa (gas dalam cair),
busa padat (gas dalam padat), aerosol padat(cair dalam gas), emulsi (cair
dalam cair), emulsi padat (cair dalam padat), aerosol padat (padat dalam gas),
sol (padat dalam cair), dan sol padat (padat dalam padat)
(romdhonistaffgunadharma.ac.id).

Sistem dispersi adalah sistem dimana suatu zat terbagi halus atau
terdispersi dalam zat lain, koloid merupakan suatu sistem dispersi, karena
terdiri dari dua fasa, yaitu fasa terdispersi (fasa yang tersebar halus) dan fasa
pendispersi. Fase terdispersi umumnya memiliki jumlah yang lebih kecil atau
mirip dengan zat terlarut dan fasa pendispersi jumlahnya lebih besar atau
mirip pelarut dalam suatu larutan. Zat yang terdispersi tersebut berjarak
ukuran antara dimensi partikel – partikel atomic dan molekular sampai
partikel – partikel yang berukuran milimeter, ukurannya dapat diklasifikasikan
baik yang sebagai membentuk dispersi molekular maupun dispersi koloidal.
Beberapa suspensi dan emulsi dapat mengandung suatu jarak ukuran partikel
sedemikian sehingga partikel – partikel nya yang kecil masuk dalam jarak
koloidal, sedangkan yang besar – besar dapat diklasifikasikan sebagai partikel
– partikel kasar (usu.ac.id).

Berdasarkan perbedaan ukuran zat yang didispersikan, system disperse


dibedakan atas disperse kasar, dispersehalus, dan disperse molekuler (Damin
Sumardjo,2008:535).

III. ALAT DAN BAHAN


Alat :
1. Mortir – stamper
2. Viskometer Ostwald
3. Labu ukur
4. Erlenmeyer
5. Buret
6. Statif dank elm
7. Cawan
Bahan :
1. Mucilago Gum Arabici 10%
2. Larutan Gelatin
3. Larutan FeCl3 0,25%
4. Larutan NaCl 10%

IV. CARA KERJA


1. Membuat larutan koloid

Pembuatan larutan koloid


Membuat Mucilago Gum Arabici 10%
sebanyak 100 ml
Membuat Gelatin 5% sebanyak 100 ml
Larutan FeCl3 0,25% sebanyak 100 ml

Hasil

2. Mencari viskositas koloid

Mencari viskositas koloid


Masukkan 5 ml masing-masing cairan
diatas ke dalam viscometer Ostwald
Ukur waktu yang dibutuhkan masing-
masing cairan
Ulangi langkah yang pertama dan kedua
sebnayak 3 kali
Hitung viskositas masing-masing cairan

Hasil perhitungan

3. Pengaruh elektrolit terhadap koloid

Pengaruh elektrolit terhadap koloid


Ambil 20 ml masing-masing larutan
Mucilago Gum Arabici 10%, Gelatin
5%, FeCl3 0,25% dan masukkan ke
dalam erlenmeyer
Titrasi dengan NaCl 10%
Catat volume NaCl 10% hingga terjadi
perubahan (endapan)

Hasil perubahan

4. Reversibilitas koloid

Reversibilitas koloid
Pipet masing-masing 5 ml zat (mucilage
gum arabici, gelatin, FeCl3) kedalam
cawan
Uapkan hingga kering
Ditambahkan 10 ml air dingin kemudian
amati pembentukan larutan

Catat perubahan yang terjadi


V. HASIL PRAKTIKUM
a. Berat bahan dan volume piknometer
No Nama Bahan Berat Bahan Volume Piknometer
1 PGA 10 gram 25 ml
2 Gelatin 5 gram 25 ml
3 FeCl3 250 gram 10 ml
4 Aquadest −¿ 10 ml

b. Berat piknometer kosong dan berat piknometer + bahan


No Nama Bahan Berat Pikno Kosong Berat Pikno + Bahan
1 PGA 20,9 gram 46,7 gram
2 Gelatin 21,6 gram 46,7 gram
3 FeCl3 11,5 gram 22,2 gram
4 Aquadest 16, 5 gram 26,2 gram

c. Volume titrasi
No Nama Bahan Volume Awal (ml) Volume Akhir (ml)
1 PGA 18,5 ml 44,5 ml
2 Gelatin 1 ml 18,5 ml
3 FeCl3 44,5 ml 50 ml

PERHITUNGAN
a. Massa Bahan [m]
1. Massa PGA
m = (Pikno + Bahan) – (Pikno Kosong)
m = 46,7 gr – 20,9 gr
m = 25,8 gr
2. Massa Gelatin
m = (Pikno + Bahan) – (Pikno Kosong)
m = 46,7 gr – 21,6 gr
m = 25,1 gr
3. Massa FeCl3
m = (Pikno + Bahan) – (Pikno Kosong)
m = 22,2 gr – 11,5 gr
m = 10,7 gr
4. Massa Aquadest
m = (Pikno + Bahan) – (Pikno Kosong)
m = 26,2 – 16,5 gr
m = 9,7 gr
b. Massa Jenis [ ρ ]
1. Massa Jenis PGA
gr Bahan
ρ =
Volume Piknometer
25 , 8 gr
ρ =
25 ml
ρ = 1,032 gr/ml

2. Massa Jenis Gelatin


gr Bahan
ρ =
Volume Piknometer
25 ,1 gr
ρ =
25 ml
ρ = 1,004 gr/ml
3. Masa Jenis FeCl3
gr Bahan
ρ =
Volume Piknometer
10 ,7 gr
ρ =
10 ml
ρ = 1,07 gr/ml
4. Masa Jenis Aquadest
gr Bahan
ρ =
Volume Piknometer
9 ,7 gr
ρ =
10 ml
ρ = 0,97 gr/ml
c. Waktu [t]
1. Waktu PGA
Total jumlah waktu
t =
Banyaknya percobaan
3 ,1 detik +2 , 6 detik +2 , 5 detik
t =
3
8 ,2 detik
t = = 2,7 detik
3
2. Waktu Gelatin
Total jumlah waktu
t =
Banyaknya percobaan
4 ,5 detik +5 , 2 detik + 4 , 8 detik
t =
3
14 , 5 detik
t = = 4,8 detik
3
3. Waktu FeCl3
Total jumlah waktu
t =
Banyaknya percobaan
1, 4 detik +1 , 7 detik +1 detik
t =
3
4 ,1 detik
t = = 1,3 detik
3
4. Waktu Aquadest
Total jumlah waktu
t =
Banyaknya percobaan
1, 8 detik + 2detik + 1, 7 detik
t =
3
5 ,5 detik
t = = 1,8 detik
3
d. Viskositas [η]
1. Viskositas PGA
t×ρ
η = ηo ×
¿ × ρo
2 ,7 ×1,032
η = 0,899 ×
1 , 8 ×0 , 97
2 ,78
η = 0,899 ×
1, 74
η = 0,899 × 1,6
η = 1,44 N/m2s

2. Viskositas Gelatin
t×ρ
η = ηo ×
¿ × ρo
4 ,8 ×1,004
η = 0,899 ×
1 , 8 ×0 , 97
4 ,82
η = 0,899 ×
1 ,74
η = 0,899 × 2,77
η = 2,5 N/m2s
3. Viskositas FeCl3
t×ρ
η = ηo ×
¿ × ρo
1 ,3 × 1, 07
η = 0,899 ×
1, 8 × 0 ,97
1,4
η = 0,899 ×
1, 74
η = 0,899 × 0,8
η = 0,72 N/m2s

VI. PEMBAHASAN
Koloid ialah campuran dari dua zat atau lebih zat yang salah satu
fasanya tersuspensi sebagai sejumlah besar partikel yang sangat kecil dalam
fasa kedua. Zat yang terdispersi dan medium penyangganya dapat berupa
kombinasi gas, cairan, atau padatan.

Langkah pertama yang dilakukan untuk membuat larutan koloid adalah


penimbangan piknometer kosong dan penimbangan piknometer yang telah
ditambahkan dengan pembuatan sediaan yang sebelumnya yaitu mucilago
gum arabici 10%, gelatin 5%, dan FeCl3 0,25% yang masing-masing
sebanyak 100 ml. Yang kedua, pencarian viskositas dengan masukkan
masing-masing cairan yang sudah jadi kedalam viskometer Ostwald
sebannyak 5 ml. Ulangi sebanyak 3 kali. Kemudian hitung viskositas masing-
masing cairan. Yang ketiga, mengambil masing-masing larutan mucilage gum
arabici 10%, gelatin 5%, FeCl3 0,25% sebanyak 20 ml dan masukkan ke
dalam erlenmeyer. Titrasi dengan NaCl 10% dan catat volume Nacl hingga
terjadi perubahan. Yang terakhir, pipet masing-masing cairan sebanyak 5 ml
ke dalam cawan dan uapkan diatas water bath hingga kering. Kemudian
tambahkan 10 ml air dingin dan amati pembentukan larutan.

VII. KESIMPULAN
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaanya terletak
antara larutan dan suspense (campuran kasar). Secara makroskopis koloid
tampak homogen, tetapi secara mikroskopis bersifat heterogen. Campuran
koloid umumnya bersifat stabil dan tidak dapat disaring. Ukuran partikel
koloid terletak antara 1 nm – 10 nm.

DAFTAR PUSTAKA
Brady,J.E.Kimia Universitas Jilid l Jakarta:Bina Rupa Aksara.1992.
Petrucci, R.H.Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid
2.Jakarta:Erlangga.1987
Syukri. Kimia Dasar. Bandung:ITB.1999
Oxtoby, David W, dkk. Kimia Modern. Jakarta: Erlangga. 2001

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai