Laporan Farmasi Fisika II Koloid
Laporan Farmasi Fisika II Koloid
KOLOID
DOSEN PENGAMPU:
Laela Febriana, M. Farm
DISUSUN OLEH:
Faruq As’ad Thohir
202208058
BAB II
KOLOID
I. TUJUAN
Mahasiswa mampu memahami gambaran mengenai sifat-sifat larutan
koloidal(Mucilago Gum Arabici, larutan Na, Larutan sulfat 0,1%, Larutan
Gelatin 5% dan Larutan FeCl3 0,25%) dan penggolongan larutan koloidal
(koloid liofilik, koloid liofobik, dan koloid amfifilik)
Keadaan koloid adalah suatu keadaan antara larutan dan suspensi. Suatu
kumpulan dari beberapa ratus atau beberapa ribu partikel yang membentuk
partikel lebih besar dengan ukuran sekitar10 Å sampai 2 000 Å dikatakan
berada dalam keadaan koloid. Dalam suatu sistem koloid, partikel-partikel
koloid terdispersi(tersebar) dalam medium pendispersinya. Zat terdispersi
maupun medium pendispersi koloid dapat berupa zat padat, dari partikel
koloid dibandingkan dengan ukuran medium dimana partikel itu tersebar,
maka disini tidak digunakan istilah zat terlarut dan pelarut melainkan fase
terdispersi dan medium pendispersi(James E. Brady, 1992:597).
Sistem dispersi adalah sistem dimana suatu zat terbagi halus atau
terdispersi dalam zat lain, koloid merupakan suatu sistem dispersi, karena
terdiri dari dua fasa, yaitu fasa terdispersi (fasa yang tersebar halus) dan fasa
pendispersi. Fase terdispersi umumnya memiliki jumlah yang lebih kecil atau
mirip dengan zat terlarut dan fasa pendispersi jumlahnya lebih besar atau
mirip pelarut dalam suatu larutan. Zat yang terdispersi tersebut berjarak
ukuran antara dimensi partikel – partikel atomic dan molekular sampai
partikel – partikel yang berukuran milimeter, ukurannya dapat diklasifikasikan
baik yang sebagai membentuk dispersi molekular maupun dispersi koloidal.
Beberapa suspensi dan emulsi dapat mengandung suatu jarak ukuran partikel
sedemikian sehingga partikel – partikel nya yang kecil masuk dalam jarak
koloidal, sedangkan yang besar – besar dapat diklasifikasikan sebagai partikel
– partikel kasar (usu.ac.id).
Hasil
Hasil perhitungan
Hasil perubahan
4. Reversibilitas koloid
Reversibilitas koloid
Pipet masing-masing 5 ml zat (mucilage
gum arabici, gelatin, FeCl3) kedalam
cawan
Uapkan hingga kering
Ditambahkan 10 ml air dingin kemudian
amati pembentukan larutan
c. Volume titrasi
No Nama Bahan Volume Awal (ml) Volume Akhir (ml)
1 PGA 18,5 ml 44,5 ml
2 Gelatin 1 ml 18,5 ml
3 FeCl3 44,5 ml 50 ml
PERHITUNGAN
a. Massa Bahan [m]
1. Massa PGA
m = (Pikno + Bahan) – (Pikno Kosong)
m = 46,7 gr – 20,9 gr
m = 25,8 gr
2. Massa Gelatin
m = (Pikno + Bahan) – (Pikno Kosong)
m = 46,7 gr – 21,6 gr
m = 25,1 gr
3. Massa FeCl3
m = (Pikno + Bahan) – (Pikno Kosong)
m = 22,2 gr – 11,5 gr
m = 10,7 gr
4. Massa Aquadest
m = (Pikno + Bahan) – (Pikno Kosong)
m = 26,2 – 16,5 gr
m = 9,7 gr
b. Massa Jenis [ ρ ]
1. Massa Jenis PGA
gr Bahan
ρ =
Volume Piknometer
25 , 8 gr
ρ =
25 ml
ρ = 1,032 gr/ml
2. Viskositas Gelatin
t×ρ
η = ηo ×
¿ × ρo
4 ,8 ×1,004
η = 0,899 ×
1 , 8 ×0 , 97
4 ,82
η = 0,899 ×
1 ,74
η = 0,899 × 2,77
η = 2,5 N/m2s
3. Viskositas FeCl3
t×ρ
η = ηo ×
¿ × ρo
1 ,3 × 1, 07
η = 0,899 ×
1, 8 × 0 ,97
1,4
η = 0,899 ×
1, 74
η = 0,899 × 0,8
η = 0,72 N/m2s
VI. PEMBAHASAN
Koloid ialah campuran dari dua zat atau lebih zat yang salah satu
fasanya tersuspensi sebagai sejumlah besar partikel yang sangat kecil dalam
fasa kedua. Zat yang terdispersi dan medium penyangganya dapat berupa
kombinasi gas, cairan, atau padatan.
VII. KESIMPULAN
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaanya terletak
antara larutan dan suspense (campuran kasar). Secara makroskopis koloid
tampak homogen, tetapi secara mikroskopis bersifat heterogen. Campuran
koloid umumnya bersifat stabil dan tidak dapat disaring. Ukuran partikel
koloid terletak antara 1 nm – 10 nm.
DAFTAR PUSTAKA
Brady,J.E.Kimia Universitas Jilid l Jakarta:Bina Rupa Aksara.1992.
Petrucci, R.H.Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid
2.Jakarta:Erlangga.1987
Syukri. Kimia Dasar. Bandung:ITB.1999
Oxtoby, David W, dkk. Kimia Modern. Jakarta: Erlangga. 2001
LAMPIRAN