Anda di halaman 1dari 2

Nama : Renia Ritsha Aulia M (11211110000072)

Kelas : Sosiologi 5B

KURIKULUM

Keyword : kurikulum, pengembangan kurikulum, kurikulum tersembunyi

Dalam pendidikan, tentunya kita akan menemukan istilah kurikulum didalamnya. Istilah kurikulum sendiri berasal
dari bahasa latin, yaitu currere yang artinya to run (menyelenggarakan) atau to run the course (menyelenggarakan
pelajaran). Mengutip dari Rakhmat Hidayat, tokoh seperti Hutchins, R.M, Bestor A, Phenix, PH yang mendefinisikan
kurikulum seperti kurikulum pada dasarnya harus terdiri dari studi disiplin dalam lima bidang besar, yaitu bahasa
lokal, matematika, sejarah, sains dan bahasa asing. Istilah kurikulum nyatanya sudah dikenal sejak tahun 1820.
Menurut sejarah keberadaannya, Plato saat itu menyusun aritmatika sebagai ringkasan belajar yang didalamnya
terdapat astronomi, geometri, solid geometri dan hardnomi. Meskipun seluruh studinya adalah matematika,
namun Plato telah memberikan gambaran atau mengaplikasikan konsep dari kurikulum. Akan tetapi, sejarah yang
tercatat mulai masuknya kurikulum ke sekolah adalah pada abad ke-16.1

Kurikulum dianggap sangat penting dalam dunia pendidikan, diibaratkan sebagai jantung pendidikan. Hal ini
dikarenakan, kurikulum mampu mewarnai konstruksi dan wajah pendidikan masyarakat. Kurikulum ternyata tidak
hanya seputar substansi dan instruksional pembelajaran di level mikro saja, tetapi ada kaitannya dengan relasi
sosial dari berbagai agen yang terlibat dan memiliki kepentingan didalamnya. Kurikulum biasanya bersifat dinamis
atau dapat berubah dan tergantikan. Hal ini biasanya dikaitkan dengan adanya pergantian pemegang kuasa atau
kendali atas pendidikan terutama kurikulum. Ada yang berpendapat bahwa kurikulum memang harus selalu
dimutakhirkan atau di update sehingga tidak ada kurikulum yang sifatnya permanen, tetapi melalu banyak revisi.

Dalam kajian sosiologi di tulisan Rakhmat Hidayat, disebutkan bahwa kurikulum tak hanya sekadar teknis
operasional yang implementif saja, melainkan dipahami juga sebagai social constructed yang dibentuk oleh
beragam faktor yang ada. Jadi, singkatnya kurikulum ini sebagai ruang dimana terdapat kontestasi kekuasaan
didalamnya antara beragam aktor yang saling bernegosiasi dalam proses produksi pengetahuan. Kurikulum juga
didefinisikan di dalam Undang-Undang, yang singkatnya didefinisikan sebagai seperangkat rencana atau
pengaturan mengenai hal-hal yang terkait pembelajaran dengan tujuan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.2

Dalam pengembangan kurikulum terdapat dua model, yaitu kurikulum model administrative dan kurikulum model
akar rumput. Kurikulum model administrative ialah kurikulum yang perkembangan dan gagasannya didasarkan
pada prinsip-prinsip administrative oleh administrator pendidikan. Dikarenakan adanya kewenangan legal formal
yang mereka miliki, mereka pun membentuk kelompok kerja dengan tim yang telah disepakati dan dianggap
mampu melakukan tugas yang tujuannya sudah ditetapkan. Tim tersebut pun dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok pengarah dan kelompok pelaksana. Kelompok pengarah yang terdiri dari petinggi di bidang pendidikan
akan memberikan arahan ataupun kebijakan lainnya terkait pengembangan kurikulum. Sedangkan, kelompok
pelaksana akan melaksanakan berbagai kegiatan yang telah dirumuskan oleh kelompok pengarah.

Kemudian, kurikulum akar rumput, yang mana berbeda dengan kurikulum model administrative. Kurikulum akar
rumput ini dibangun dan dikonstruksi oleh sekolah dan para guru sesuai dengan visi, misi dan tujuan yang akan
mereka capai. Kurikulum standar nasional hanya dijadikan sebagai rujukan bagi mereka yang menggunakan
kurikulum ini. Konstruksi yang sifatnya desentralistik ini mampu memberikan kebebasan dan keleluasaan bagi
sekolah dan guru untuk dapat merencanakan, melaksanakan dan menyempurnakan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan konteks dan situasi di sekolah dan kelas.3

1
Rakhmat Hidayat 25-44
2
Ibid
3
Damsar 2011:123-146
Nama : Renia Ritsha Aulia M (11211110000072)
Kelas : Sosiologi 5B

Selain kurikulum biasa, ternyata terdapat istilah kurikulum tersembunyi. Dalam literature, kurikulum tersembunyi
ini diartikan sebagai kurikulum yang praktik dan hasil pendidikannya tidak dikatakan secara eksplisit dalam
kurikulum tertulis. Bentuk dari kurikulum tersembunyi ini pada dimensi materi, relatif tidak direncanakan,
sedangkan pada dimensi ide, bentuknya sudah menjadi tradisi atau relatif tidak disadari. Contohnya, kurikulum
tersembunyi dalam perkuliahan adalah dimana dosen menggunakan metode atau cara perkuliahan yang tidak
mengacu pada silabus Satuan Acara Perkuliahan. Dari definisi diatas, bisa disimpulkan perbedaan kurikulum
tersembunyi dan kurikulum yang biasanya adalah terletak pada adanya kurikulum secara eksplisit atau implisit.
Apabila kurikulum tersembunyi secara eksplisit, maka kurikulum yang biasanya secara implisit.

Menurut Bellack dan Kliebar, kurikulum tersembunyi memiliki tiga dimensi, yaitu kurikulum tersembunyi mampu
menunjukkan pada suatu hubungan lembaga pendidikan yang didalamnya terdapat interaksi dosen, peserta didik,
struktur kelas dan keseluruhan pola organisasi peserta didik sebagai sistem nilai sosial yang mikrokosmos.
Contohnya, dosen dapat melihat interaksi mahasiswanya sebagai sistem sosial yang mikro. Kemudian, kurikulum
tersembunyi mampu menjelaskan sejumlah proses pelaksanaan di dalam maupun di luar sekolah, meliputi hal-hal
yang memiliki nilai tambah dalam sosialisasi dan pemeliharaan struktur kelas. Contohnya, guru dapat melihat
bagaimana tindakan dan perilaku muridnya yang sesuai dengan norma yang berlaku. Lalu, kurikulum tersembunyi
yang mencakup perbedaan tingkat kesengajaan atau adanya hasil yang bersifat incidental. Contohnya, adanya
hukuman fisik yang tidak disengaja dalam proses pembelajaran. Pada tulisan Zulkifli, disebutkan bahwa teks-teks
sosiologi di buku bacaan tidak dapat membantu praktik penerapan sosiologi.4

Review film Dead Poets Society dengan perspektif sosiologi. Setelah saya menonton film tersebut, ditemukan
beberapa fenomena yang dapat dikaitkan dengan sosiologi. Pertama, adanya relasi sosial yang baik antar sesama
anggota dari klub Dead Poet, mereka mampu berkomunikasi dengan baik dengan interaksi yang terjadi secara
terus-menerus. Kemudian, adanya relasi kuasa dimana Kepala Sekolah memiliki kuasa untuk memberikan
keputusan meskipun itu keputusan sepihak, salah satu contohnya adalah saat Charlie dikeluarkan dari sekolah dan
Mr. Keating yang dipecat dari sekolah tersebut dan adanya ketidakberdayaan anggota klub, Mr. Keating untuk
melawan dan membantah Kepala Sekolah tersebut.5

Lalu, adanya pengendalian sosial dimana orangtua dari Neil yang sangat melarang Neil untuk berkecimpung di
dunia acting serta mengendalikan dan menentukan jalan hidup, cita-cita anaknya yang mengarah sebagai dokter.
Selanjutnya, ada teori bunuh diri jenis fatalistik, bunuh diri ini adalah jenis bunuh diri yang diakibatkan adanya
regulasi sosial yang terlalu tinggi yang menyebabkan seseorang merasa putus asa, tidak punya harapan dan terlalu
tertekan dengan aturan yang ada di sekitarnya, dapat kita lihat dari film ini bahwa Neil yang memiliki seorang ayah
yang mengaturnya dan mengekangnya sangat ketat sehingga dia merasa tidak punya harapan dan tertekan, maka
dari itu dia sampai mengambil jalan lain dengan bunuh diri, dia menembakkan dirinya dengan senjata api milik
ayahnya.

Kemudian, adanya konsep institusi sosial atau institusi pendidikan dimana meskipun ada perubahan didalamnya,
sistemnya tetap berjalan sebagaimana mestinya. Contohnya adalah Mr. Keating sebagai guru bahasa inggris
dipecat dan digantikan oleh kepala sekolah secara sementara. Meskipun ada pergantian pada guru dalam
pembelajaran, namun proses belajar tetap dilakukan karena adanya orang lain yang dapat mengisi kekosongan
tersebut. Lalu, ada juga konflik sosial didalam film ini, dimana Knox dan Chet berkelahi akibat adanya konflik
diantara mereka. Konsep organisasi sosial juga tergambarkan dari adanya klub Dead Poets karena adanya
pemimpin, waktu dan tempat yang disesuaikan dan jangkanya tidak sebentar.
4
Yahya, M.S. 2013. HIDDEN CURRICULUM IN THE EDUCATION SYSTEM
STATE ISLAMIC RELIGIOUS HIGH SCHOOL (NODA) PURWOKERTO YEAR 2013. Jurnal Kependidikan

5
Weir, P, dkk. 1989. Dead Poets Society. Youtube

Anda mungkin juga menyukai