pengembangan kurikulum!
Hubungan antara hakikat filsafat dan pengembangan
kurikulum
Baik diantara hakikat filsafat dan pengembangan kurikulum
memiliki hubungan yang sangat erat, keduanya memiliki nilai-nilai
yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya.
Pembahasan:
Filsafat adalah sebuah sistem kepercayaan tentang realitas yang
mengarah pada pemahaman tentang eksistensi, manusia dan
perannya di dunia. Filsafat sebagai dasar pengetahuan yang
mengarahkan manusia agar menemukan kebenaran dan pemikiran
yang benar dalam mendukung hidupnya.
Sedangkan kurikulum merupakan dari bagian sistem pendidikan
dan berimplikasi pada penyusunan kurikulum. Kurikulum tidak
dapat dipisahkan dengan komponen dalam sistem pendidikan
lainnya, karena dalam sistem kedudukannya yang strategis dapat
memiliki fungsi yang holistik.
Maka dari itu hubungan Filasafat dan kurikulum memiliki
hubungan yang sangat erat dan keduanya bersatu maka dapat
menciptakan kurikulum yang sempurna dalam sistem pendidikan.
Namun, ada bahaya dalam model seperti ini, bila orang berpikir bahwa
belajar efektif berarti orang keluar dari diri, menemukan pengalaman demi
pengalaman bersama teman-teman atau di dalam dunia dan meninggalkan
situasi tenang untuk berefleksi.
Dari waktu ke waktu, filsafat terus-menerus berkembang sesuai dengan perkembangan dan
perubahan yang terjadi pada dunia manusia. Oleh karena itu, filsafat selalu menjadi landasan di
berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam dunia pendidikan.
Dengan demikian, pendidikan tidak lain adalah spekulai filsafat akan hidup manusia. Dalam
kepentingan itulah, pendidikan kemudian lahir sebagai proses pengajaran atau transformasi nilai-nilai
keteladanan hidup di satu sisi dan peningkatan nilai-nilai keteladanan hidup di sisi lain melalui desain
kurikulum pendidikan. Makna pendidikan dalam filsafat tidak pernah menjadi sesuatu yang lain selain
sebuah upaya untuk membangun tata hidup dan berkehidupan manusia yang ada. Makna fungsi ini
memiliki kemiripan yang hampir sama dengan manfaat fungsi ilmu dan pengetahuan bagi hidup
manusia, yaitu membangun hidup manusia agar hidup manusia semakin baik dan ideal di satu sisi,
dan mampu menjaga kualitas-kualitas hidup yang telah dicapainya di sisi yang lain.
Asumsi-asumsi filosofis tentang hakikat realitas, hakikat manusia, hakikat pengetahuan, dan
hakikat nilai yang menjadi titik tolak rumusan tujuan pendidikan, berimplikasi pada penyusunan
kurikulum. Kurikulum merupakan bagian dari sistem pendidikan yang tidak dapat dipisahkan dengan
komponen sistem lainnya. Dalam kedudukannya yang strategis, kurikulum memiliki fungsi holistik
dalam dunia pendidikan sebagai wahana dan media konservasi, internalisasi, kristalisasi dan
transformasi ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan nilai-nilai kehidupan umat manusia. Tanpa
Kurikulum suatu sistem pendidikan tidak dapat dikatakan sebagai sistem pendidikan yang sempurna.
Kurikulum merupakan ruh (spirit) yang menjadi gerak dinamik suatu sistem pendidikan, dan juga
merupakan sebuah idea vital yang menjadi landasan bagi terselenggaranya pendidikan yang baik.
Kurikulum kemudian menjadi tolok ukur bagi kualitas dan penyelenggaraan pendidikan. Baik
buruknya kurikulum akan sangat menentukan baik buruknya kualitas output dan outcome keluaran
pendidikan.
Baik filsafat dan pendidikan maupun filsafat dan kurikulum tentu memiliki hubungan yang sangat erat