Anda di halaman 1dari 6

Jelaskan hubungan dari hakikat filsafat dengan

pengembangan kurikulum!
Hubungan antara hakikat filsafat dan pengembangan
kurikulum
Baik diantara hakikat filsafat dan pengembangan kurikulum
memiliki hubungan yang sangat erat, keduanya memiliki nilai-nilai
yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya.
Pembahasan:
Filsafat adalah sebuah sistem kepercayaan tentang realitas yang
mengarah pada pemahaman tentang eksistensi, manusia dan
perannya di dunia. Filsafat sebagai dasar pengetahuan yang
mengarahkan manusia agar menemukan kebenaran dan pemikiran
yang benar dalam mendukung hidupnya.
Sedangkan kurikulum merupakan dari bagian sistem pendidikan
dan berimplikasi pada penyusunan kurikulum. Kurikulum tidak
dapat dipisahkan dengan komponen dalam sistem pendidikan
lainnya, karena dalam sistem kedudukannya yang strategis dapat
memiliki fungsi yang holistik.
Maka dari itu hubungan Filasafat dan kurikulum memiliki
hubungan yang sangat erat dan keduanya bersatu maka dapat
menciptakan kurikulum  yang sempurna dalam sistem pendidikan.

Pengembangan kurikulum pada dasarnya adalah


mengarahkan kurikulum sekarang ke
tujuan pendidikan yang diharapkan karena berbagai
pengaruh yang sifatnya positif yang datangnya dari luar
atau dari dalam sendiri, dengan harapan agar peserta didik
dapat menghadapi masa depannya dengan baik.
Filsafat pendidikan mengandung nilai-nilai masyarakat yang terdapat
landasan, mau dibawa kemana pendidikan anak. Filsafat pendidikan
menjadi landasan untuk merancang tujuan
pendidikan, prinsip-prinsip pembelajaran, serta perangkat pengalaman
belajar
yang bersifat mendidik.
Filsafat pendidikan dipengeruhi
(1). Cita-cita masyarakat, dan (2). Kebutuhan peserta didik yang hidup di
masyarakat.
isi dari-dari masing-

isi dari-dari masing-masing aliran filsafat, kaitannya dengan


pengembangan kurikulum:
1. Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran
dan
keindahan dari warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan
dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari.
Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada kebenaran
absolut,
kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini
lebih
berorientasi ke masa lalu.
2. Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya dan
pemberian
pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi
anggota
masyarakat yang berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya
dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk
hidup
di masyarakat. Sama halnya dengan perenialisme, essesialisme juga lebih
berorientasi pada masa lalu.
3. Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai sumber
pengetahuan
tentang hidup dan makna. Untuk memahamu kehidupan seseorang mesti
memahami dirinya sendiri. Aliran ini mempertanyakan bagaimana saya
hidup
di dunia? Apa pengalaman itu?
4. Progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan
individual,
berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses.
Progresivisme merupakan landasan bagi pengembangan belajar peserta
didik
aktif.
5. Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme.
Pada
rekonstruksivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan.
Disamping menekankan tentang perbedaan individual seperti pada
progresivisme, rekonstuktivisme lebih jauh menekankan tentang
pemecahan
masalah, berfikir kritis dan sejenisnya.
Pandangan ini berakar dari aliran filsafat pendidikan yang dianggap pro-
perubahan. Bagi mereka, pengetahuan itu berubah dan tergantung
konteks. Maka, siswa yang belajar adalah siswa yang berusaha merespon
konteks hidupnya agar bisa hidup lebih baik. Yang termasuk Filsafat
Pendidikan pro-perubahan adalah Filsafat Pragmatisme, Eksistensialisme,
dan Rekonstruktivisme.

Pragmatisme menyatakan bahwa belajar adalah upaya untuk memperoleh


ketrampilan tentang bagaimana menjalani hidup saat ini. Hampir sama
dengan pragmatisme, eksistensialisme menekankan bahwa belajar adalah
upaya untuk memperoleh ketrampilan tentang cara membuat pilihan-pilihan
sebagai manusia bebas. Pilihan itu adalah pilihan saat ini.

Aliran pro-perubahan ini merupakan kebalikan dari filsafat anti-perubahan


yang percaya bahwa pengetahuan itu statis, tidak berubah, dan merupakan
prinsip-prinsip dasar yang harus dikuasai siswa. Guru berperan aktif untuk
mentransfer pengetahuan dan siswalah penerima pengetahuan itu.
Pendukung aliran anti-perubahan adalah Filsafat Pendidikan Perenialisme
dan Esensialisme.
Bagi aliran pro-perubahan, cara belajar harus dinamis dan mengikuti
situasi; sedangkan anti-perubahan menekankan tertib dan disiplin dalam
belajar.

Saya menghayati bahwa pendidikan seharusnya mencari titik temu antara


dua filsafat pendidikan itu, filsafat pro-perubahan dan filsafat pro situasi
statis. Pendidikan perlu membantu siswa memahami konsep-konsep serta
prinsip-prinsip dasar kehidupan dan alam semesta. Namun, hal-hal yang
statis itu harus dibawakan dalam suasana  aktif penuh dinamika.

Tertib dan disiplin yang menjadi ciri perenialisme dan esensialisme,


sepertinya makin ditinggalkan. Siswa tidak boleh duduk kaku, penuh sopan
santun mendengarkan kelas dengan tenang. Justru, dinamika demi
dinamika harus dihidupi dimana siswa didorong untuk mengkonstruksi,
membangun pemahaman dari pengalaman hidupnya; model pembelajaran
tradisional dimana siswa mendengarkan guru dengan duduk diam makin
ditinggalkan.

Namun, ada bahaya dalam model seperti ini, bila orang berpikir bahwa
belajar efektif berarti orang keluar dari diri, menemukan pengalaman demi
pengalaman bersama teman-teman atau di dalam dunia dan meninggalkan
situasi tenang untuk berefleksi.

Pedagogi Reflektif Ignasian yang menjadi ciri khas sekolah-sekolah Jesuit


(misalnya: Kanisius, Gonzaga dan De Brito) mendorong pembelajar untuk
berefleksi, berusaha menjadi diri sendiri dan berkarakter. Dengan refleksi,
pembelajar menjadi orang yang jujur, peka, dan terlibat dalam hidup sosial
sesama. Pada tingkat yang lebih jauh, orang itu mengarah pada upaya
untuk menjadi peduli pada sesama dan berani untuk mengatakan bahwa
dia ada bersama bahkan untuk orang lain: Itulah karakter.

Kurikulum Nasional kita terus mengalami perubahan. Makin tertanam


kesadaran bahwa sejauh ini kemampuan kognitif siswa terlalu ditekankan
dan hal itu tidak bisa lagi terjadi. Dalam sistem lama, siswa memahami
prinsip-prinsip yang kuat, teori-teori yang sangat tinggi tetapi lemah dalam
praktek dan refleksi. Makin disadari bahwa ranah afektif dan psikomotor
sangat penting untuk diperhatikan. Pembelajaran aktif menyumbang
banyak untuk hal tersebut. Siswa tidak bisa hanya menguasai teori tetapi
juga harus trampil dan harus berkarakter.

Dengan pemahaman mengenai pentingnya ranah-ranah yang saling


melengkapi, makin disadari mengenai pentingnya pembelajaran tematik
dan pembelajaran terintegrasi (salah satu keunggulan yang ditawarkan
oleh Kurikulum 2013). Kemampuan refleksi juga diasah dalam Kurikulum
2013.

Dari waktu ke waktu, filsafat terus-menerus berkembang sesuai dengan perkembangan dan
perubahan yang terjadi pada dunia manusia. Oleh karena itu, filsafat selalu menjadi landasan di
berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam dunia pendidikan.

Dengan demikian, pendidikan tidak lain adalah spekulai filsafat akan hidup manusia. Dalam
kepentingan itulah, pendidikan kemudian lahir sebagai proses pengajaran atau transformasi nilai-nilai
keteladanan hidup di satu sisi dan peningkatan nilai-nilai keteladanan hidup di sisi lain melalui desain
kurikulum pendidikan. Makna pendidikan dalam filsafat tidak pernah menjadi sesuatu yang lain selain
sebuah upaya untuk membangun tata hidup dan berkehidupan manusia yang ada. Makna fungsi ini
memiliki kemiripan yang hampir sama dengan manfaat fungsi ilmu dan pengetahuan bagi hidup
manusia, yaitu membangun hidup manusia agar hidup manusia semakin baik dan ideal di satu sisi,
dan mampu menjaga kualitas-kualitas hidup yang telah dicapainya di sisi yang lain.

Asumsi-asumsi filosofis tentang hakikat realitas, hakikat manusia, hakikat pengetahuan, dan
hakikat nilai yang menjadi titik tolak rumusan tujuan pendidikan, berimplikasi pada penyusunan
kurikulum. Kurikulum merupakan bagian dari sistem pendidikan yang tidak dapat dipisahkan dengan
komponen sistem lainnya. Dalam kedudukannya yang strategis, kurikulum memiliki fungsi holistik
dalam dunia pendidikan sebagai wahana dan media konservasi, internalisasi, kristalisasi dan
transformasi ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan nilai-nilai kehidupan umat manusia. Tanpa
Kurikulum suatu sistem pendidikan tidak dapat dikatakan sebagai sistem pendidikan yang sempurna.
Kurikulum merupakan ruh (spirit) yang menjadi gerak dinamik suatu sistem pendidikan, dan juga
merupakan sebuah idea vital yang menjadi landasan bagi terselenggaranya pendidikan yang baik.
Kurikulum kemudian menjadi tolok ukur bagi kualitas dan penyelenggaraan pendidikan. Baik
buruknya kurikulum akan sangat menentukan baik buruknya kualitas output dan outcome keluaran
pendidikan.

Baik filsafat dan pendidikan maupun filsafat dan kurikulum tentu memiliki hubungan yang sangat erat

Jelaskan bagaimana tuntutan dan kebutuhan


masyarakat dalam kaitannya dengan upaya
pengembangan kurikulum!
Masalah ke 2
Hubungan tuntutan dan kebutuhan masyarakat dalam kaitannya dengan upaya
pengembangan kurikulum adalah dimana Kurikulum merupakan salah satu
komponen yang memiliki peran penting dalam sistem pendidikan, sebab dalam
kurikulum bukan hanya dirumuskan tentang tujuan yang harus dicapai sehingga
memperjelas arah pendidikan, akan tetapi juga memberikan memberikan
pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap siswa. Kurikulum
juga berfungsi untuk mempersiapkan anak didik agar mereka dapat berperan aktif di
masyarakat. Oleh karena itu, kurikulum sebagai alat dan pedoman dalam proses
pendidikan di sekolah harus relevan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
Dengan demikian dalam konteks ini sekolah bukan hanya berfungsi untuk
mewariskan kebudayaan dan nilai-nilai suatu masyarakat, akan tetapi juga berfungsi
untuk mempersiapkan anak didik dalam kehidupan masyarakat. Oleh karenanya,
kurikulum bukan hanya berisi berbagai nilai suatu masyarakat akan tetapi bermuatan
segala sesuatu yang dibutuhkan masyarakatnya.

Anda mungkin juga menyukai