Anda di halaman 1dari 4

D.

Kerangka Teoretik

Kerangka teoretik menggambarkan alur pikir peneliti secara komprehensif yang dimaksudkan
untuk menyusun reka pemecahan masalah (jawaban pertanyaan penelitian) berdasarkan teori
yang dikaji.Dalam bagian ini, peneliti harus mampu menunjukkan teori yang mendasari
keterkaitan antar variabel yang akan diuji. Hasil akhir dari kerangka berpikir adalah model
konseptual penelitian yang menunjukkan keterkaitan antar variabel penelitian yang akan diuji
dalam program penelitian tesis/disertasi. Kerangka berpikir memuat unsur-unsur berikut:
1. Penjelasan variabel yang diteliti
2. Menjelaskan keterkaitan antar variabel yang diteliti dan teori yang

KONSEP KAJIAN

Islam sebagai agama penyempurna dari agama-agama yang 1telah diturunkan oleh Allah kepada
umat-umat terdahulu memiliki arti bahwa Islam adalah agama terakhir. Oleh sebab itu pula sebagai
agama yang sempurna tentunya Islam harus bersifat universal dan konprehensif, sesuai dengan setiap
zaman dan setiap tempat dimana penganutnya berada. Masalah pendidikan adalah masalah hidup dan
kehidupan 2manusia. Dalam kehidupannya, manusia akan selalu memerlukan pendidikan agar ia mampu
mempertahankan hidup atau dapat menjadikan kehidupannya lebih baik.
Pendidikan sangat krusial bagi seorang individu sebagai investasi dalam memasuki dunia kerja dan
perekonomian global yang semakin dinamis. Rendahnya kualitas pendidikan akan menyebabkan seseorang
hanya mampu mengakses lapangan kerja dengan produktivitas dan upah (pendapatan) yang rendah sehingga
kemampuan untuk meningkatkan standar hidup menjadi terhambat dan kecenderungan menjadi miskin
meningkat. Dalam menjalankan kehidupannya manusia tidak dapat lepas dari pendidikan, karena pendidikan
merupakan sarana bagi manusia yang terutama berpusat pada bagaimana berperilaku dan berperilaku.
Perbuatan dan sikap manusia dalam hidupnya adalah cermin dari ilmu dan pendidikan yang dimilikinya.
Pendidikan yang baik dan diharapkan bukan hanya sekedar transfer ilmu, tapi juga transfer nilai. Karena
adanya transfer ilmu dan nilai-nilai yang baik, tidak menutup kemungkinan bahwa manusia tidak hanya
berotak cerdas, tetapi juga akhlak yang cerdas.
Pemikiran perspektif stuktural fungsional meyakini bahwa tujuan pendidikan adalah
mensosialisasikan generasi muda menjadi anggota masyarakat untuk dijadikan tempat pembelajaran,
mendapatkan pengetahuan, perubahan perilaku dan penguasaan tata nilai yang diperlukan agar bisa tampil
sebagai bagian dari warga negara yang produktif (Sunarto, 1993:22). Dalam perspektif teori fungsional
struktural ini masyarakat merupakan suatu system sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen yang
saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan . perubahan yang terjadi pada suatu bagian akan
membawa perubahan pula terhadap bagian yang lain.
Filsafat Pendidikan perlu dipahami sebagai landasan dan cara pandang untuk menjawab
Pendidikan dan kemiskinan. Landasan filosofis pendidikan adalah asumsi filosofis yang dijadikan titik
tolak dalam rangka studi dan praktek pendidikan. Sebagaimana telah kitapahami, dalam pendidikan mesti
terdapat momen studi pendidikan danmomen praktek Pendidikan. Asumsi-asumsi yang menjadi titik tolak
dalam rangka pendidikan berasal dari berbagai sumber, dapat bersumber dari agama,filsafat, ilmu, dan
hukum atau yuridis. Sebagai contoh Metafisika secara praktis akan menjadi persoalan utamadalam
pendidikan. Contohnya, anak bergaul dengan duniasekitarnya maka ia akan memiliki dorongan kuat
untuk memahamitentang segala sesuatu yang ada. Baik di sekolah maupun dimasyarakat anak
menghadapi realitas dan kejadian dalamkehidupannya. Anak melihat benda mati, makhluk hidup,
hewanbahkan ia menyaksikan kematian makhluk hidup. Kemungkinan-kemungkinan tersebut akan
menimbulkan pertanyaan : mengapamanusia hidup? Siapa yang menghidupkan manusia?
Mengapamanusia mati? Bagaimana kehidupan setelah mati? Masalah-masalah tersebut akan
mempengaruhi warna konsep danimplikasinya bagi pelaksanaaan pendidikan.
Rumusan tujuan pendidikan, selalu menggambarkan orientasi kehidupan manusia yang
diinginkan pada masa yang akan datang.Sedangkan tujuan pembelajaran bermuatan perilaku yang
diharapkansetelah proses pembelajaran selesai. Dua kondisi yang berbeda inidapat menimbulkan
kesalahan tafsir yang kontradiktif, seperti layaknya mata uang koin dengan dua sisinya. Menurut Giddens
struktur merupakan aturan (rules) dan sumber daya (resources) yang terbentuk dari dan perulangan
praktik social Dalam teori strukturasi Giddens membedakan antara struktur dengan sistem. Struktur
dipahami dari dimensi sintagmatik dan paradigmatik dalam penstrukturan hubungan-hubungan sosial.
Dimensi sintagmatik dapat dilihat dari resproduksi praktekpraktek yang terikat pada ruang dan waktu
tertentu. Sementara itu dimensi paradigmatik dapat dilihat dari tata cara-cara penstrukturan yang terjadi
berulang kali dalam proses reproduksi. Karenanya struktur merujuk pada sifat-sifat penstrukturan yang
memberikan bentuk sistemik pada kegiatan-kegiatan sosial serupa dan yang memungkinkan mereka
bertahan dalam lintas ruang dan waktu
Deninisi kemiskinan perlu dijabarkan dalam memandang bahwa paradigma kemiskinan tang
terjadi merupakan bagian lingkaran setan yang tidak bisa dihindari oleh manusia. Gambaran tersebut
akhirnya memuncul‐kan pemikiran Ragnar Nurske, bahwa kemiskinan ditengarai adanya lingkaran setan
(the vicious circle of poverty). Jadi ling‐ karan setan menggambarkan bahwa tidak adanya ujung pangkal
penyebab kemiskinan (seperti duluan mana antara telor dan ayam) apakah karena tabungan rendah,
investasi rendah, kekurangan modal, rendahnya pro ‐ duktifitas, pendapatan rendah yang kembali
menyebabkan tabungan rendah dan seterus‐ nya. Pertanyaannya yang mana dulu penye ‐ babnya?.
Demikian akhirnya semua hanya berputar tanpa ada pangkal yang bisa ditunjuk sebagai sebabnya
Pendidikan menjadi salah satu upaya yang digunakan untuk mengentaskan kemiskinan. Lahirnya
teori teori Pendidikan juga digunakan dalam rangka pengentasan kemiskinan. kemiskinan bersifat multi‐
dimensional hal ini dikarenakan proses empowerment masyarakat miskin maka melakukan  transformasi
sosial dari masyarakat yang tidak berdaya, menjadi masyarakat berdaya, untuk selanjutnya berproses
menuju masyarakat mandiri hingga mencapai suatu masyarakat yang madani (civil society). paradigma
basic needs approach, penduduk miskin dianggap sebagai objek dan beban pembangunan sehingga
kebijakan untuk mengatasi masalah kemiskinan berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar melalui
bantuan dan proteksi sosial, akses terhadap infrastruktur fisik, infrastruktur sosial dan infrastruktur
keuangan yang berfokus pada penyebab kemiskinan sesaat.
Signifikasi penelitian ini terdapat pada koteks kebaharuaan penelitian dengan mengkaji secara
studi kepustakaan dan literatur tentang konsep pembagunan Pendidikan dalam kemiskinan disadarkan
pada telaah pada variabel pembangunan Pendidikan dan kemiskinan yang didasarkan hasil studi teks dan
makna pada Al- qur’an. Kedua kajian teks pada alquran menggunakan metode tafsir tarbawi (Pendidikan)
sebaga metode dalam studi Pendidikan islam. Memberikan nuansa kajian normatif dan aksiologis yang
mendasarkan alqur’an sebagai landasan untama dalam meberikan kajian terhadapa pembagunan
Pendidikan dalam kemiskinan.

GAMBARAN ALUR BEFIKIR PENELITIAN

PERSPEKTIF TEORETIK
A. Pendidikan
B. Pembangunan masyarakat
C. Kemiskinan
D. Manusia dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam
E. Pendidikan Islam Sebagai Sebuah Sistem
F. Pokok-pokok isi al-Qur’an
G. Konsep Pendidikan dalam al-Qur’an
H. Konsep kemiskinan dalam al-Qur’an
HUBUNGAN KONSEP Pendidikan DALAM AL-QUR’AN DENGAN TEORI
A. Hubungan Similarisasi / Paralelisasi
B. Hubungan Konfirmatif
C. Hubungan Komplementasi
D. Hubungan Informatif
E. Hubungan Korektif

al-Baqi, M.F.A. 2007. al-Mu’jam al-Mufahras li Alfazh al-Qur’an al-Karim. Kairo: Dar al-Hadits.
Arends, R.I. 2007. Learning to Teach. New York: Mc-Graw Hill.
Chatib, M. 2014. Gurunya Manusia. Bandung: Kaifa.
Freire, Paulo .1999. Pendidikan yang Membebaskan, Pendidikan yang Memanusiakan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Freire, Paulo. 1985. Pendidikan Kaum Tertindas. Jakarta: LP3ES.
Freire, Paulo. 2007. Politik Pendidikan: Kebudayaan, Kekuasaan dan Pembebasan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Giddens, Anthony. 2010. Metode Sosiologi: Kaidah-kaidah Baru (diterjemahkan Eka Adi nugraha &
Wahmuji). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Jandhyala B. G. Tilak 2002. Education and Poverty, Journal of Human Development, 3:2, 191-207, DOI:
10.1080/14649880220147301
McNergney, R. F. & Carrier, C. A. 1981. Teacher Development. New York: McMillan Publishing.
Muhaimin. 2011. Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
Prasetyo, Eko. 2009. Orang Miskin Dilarang Sekolah. Yogyakarta: Resist Book.
Rosidin. 2015. Metodologi Tafsir Tarbawi. Jakarta: Amzah.
Shihab, M.Q. 2011. Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al- Qur’an [Volume 2]. Jakarta:
Lentera Hati.
Shihab, M.Q. 2013. Membumikan al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Bermasyarakat.
Bandung: Mizan.
Shihab, M.Q. 2014. Wawasan al-Qur’an: Tafsir Tematik Atas Pelbagai Persoalan Umat. Bandung: Mizan.
Tim Tafsir Ilmiah Salman ITB. 2014. Tafsir Salman: Tafsir Ilmiah Juz ‘Amma. Bandung: Mizan.

Anda mungkin juga menyukai