Anda di halaman 1dari 4

Naskah Berita Gereja 29 Januari 2017

--------------------------------------------------
BERJUANG UNTUK IMAN
Pembacaan Alkitab: Yud. 1-7

Dalam berita ini kita memulai Pelajaran Hayat Surat Yudas. Dalam permulaan
berita ini kita akan membahas ketujuh ayat pertama dari Surat Kiriman ini. Isi pokok
Surat Yudas adalah berjuang untuk iman. Yudas menasihati kita agar “berjuang untuk
mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus” (ayat 3).
Ayat 1-2 merupakan pendahuluan Surat Yudas. Dikatakan, “Dari Yudas, hamba
Yesus Kristus dan saudara Yakobus. Kepada mereka yang terpanggil, yang dikasihi dalam
Allah Bapa dan dipelihara untuk Yesus Kristus. Rahmat, damai sejahtera dan kasih
kiranya melimpahi kamu.” Yudas dan Yakobus (yang menulis Surat Yakobus) adalah
saudara-saudara kandung Tuhan Yesus (Mat. 13:55). Yudas tidak termasuk dalam
kedua belas murid, juga tidak disebut sebagai seorang penatua gereja. Namun, ia
menulis Surat Kiriman ini. Kitab yang pendek namun baik sekali.
Surat ini ditujukan kepada “Mereka yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah
Bapa dan dipelihara untuk Yesus Kristus” (ayat 1). Kata “untuk” dalam ayat ini, menurut
bahasa Yunani boleh diterjemahkan “oleh”. “Oleh” menunjukkan kekuatan dan sarana
memelihara; “untuk” menunjukkan tujuan dan sasaran memelihara. Semua orang
beriman telah diberikan kepada Tuhan oleh Bapa (Yoh. 17:6). Mereka sedang dipelihara
untuk Dia dan oleh Dia. Mereka adalah orang-orang yang terpanggil, yang dikasihi
dalam Allah Bapa, dan dipelihara oleh Yesus Kristus. Ayat 2 mengatakan, “Rahmat,
damai sejahtera dan kasih kiranya melimpahi kamu.” Rahmat disebutkan dalam salam
ini, bukan anugerah, mungkin karena kemurtadan dan kemerosotan gereja (ayat 21-
22).
Rahmat Allah menjangkau lebih jauh daripada anugerah-Nya. Dalam situasi
gereja-gereja yang merosot, diperlukan rahmat Allah. Sebagai orang berdosa, kita
berada dalam situasi yang kasihan. Tetapi rahmat Allah menjangkau kita dan membawa
kita keluar dari situasi itu serta melayakkan kita menerima anugerah-Nya. Dalam
prinsipnya, anugerah menuntut agar kita berada di dalam kondisi yang agak baik.
Namun, karena rahmat menjangkau lebih jauh daripada anugerah, maka rahmat
sanggup mencapai mereka yang berada dalam kondisi yang kasihan.
Ayat 3 mengatakan, “Saudara-saudaraku yang terkasih…, aku merasa terdorong…,
supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman (kepercayaan) yang telah
disampaikan kepada orang-orang kudus.” Iman yang Allah berikan memiliki aspek
subjektif dan aspek objektif. Aspek subjektif menyangkut tindakan percaya kita, sedang
aspek objektif menyangkut hal-hal yang kita percayai. Iman dalam ayat ini bukan iman
subjektif sebagai tindak percaya kita, melainkan iman objektif sebagai kepercayaan kita,
mengacu kepada hal-hal yang kita percayai, isi Perjanjian Baru sebagai iman kita (Kis.
6:7; 1 Tim. 1:19; 3:9; 4:1; 5:8; 6:10, 21; 2 Tim. 3:8; 4:7; Tit. 1:13), yang dalamnya kita
percaya demi keselamatan kita bersama. Jadi, iman ini mengacu kepada isi Perjanjian
Baru. Untuk iman ini, kita harus berjuang sungguh-sungguh (1 Tim. 6:12).
Iman dalam Yudas 3 bersifat objektif. Iman dalam pengertian objektif, sama
dengan isi dari kehendak Allah yang diberikan kepada kita dalam Perjanjian Baru,
mencakup semua butir yang baru dari kehendak Allah, juga meliputi Allah Tritunggal.
Namun, ini tidak meliputi perkara-perkara seperti penudungan kepala, pembasuhan
kaki, atau berbagai cara baptisan. Berjuang untuk iman (kepercayaan) adalah berjuang
untuk hal-hal yang utama dan penting dari kehendak baru Allah, seperti kematian
Kristus untuk penebusan kita. Misalnya, seorang yang berpikiran modern memberi tahu
Anda bahwa Yesus mati di atas salib bukan untuk penebusan, melainkan karena Dia itu
seorang martir yang mengorbankan diri-Nya untuk ajaran-ajaran-Nya. Pengertian atas
kematian Kristus yang sedemikian adalah bidah. Pengertian ini bertentangan dengan
salah satu butir utama dari kehendak Allah. Kita perlu berjuang untuk mempertahankan
kebenaran tentang penebusan Kristus.
Dalam ayat 4 Yudas meneruskan perkataannya, “Sebab ternyata ada orang
tertentu yang telah menyusup di tengah-tengah kamu, yaitu orang-orang yang telah lama
ditentukan untuk dihukum. Mereka adalah orang-orang fasik yang menyalahgunakan
anugerah Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan menyangkal satu-
satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus.” Yudas 4 mengatakan bahwa ada orang-
orang tertentu telah “menyusup”. Secara harfiah bahasa Yunaninya berarti “menyelinap
dari pintu samping,” orang-orang murtad menyusup masuk secara diam-diam. Kata-
kata “untuk dihukum” ditujukan kepada penghakiman terhadap orang-orang murtad
yang menyusup masuk. Di sini Yudas membicarakan orang-orang fasik, yang
menyalahgunakan anugerah Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka dan
menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus.
Kejahatan orang-orang murtad yang bidah adalah: (1) Menyalahgunakan
anugerah Allah untuk melampiaskan hawa nafsu, untuk menyalahgunakan kebebasan
(Gal. 5:13; 1 Ptr. 2:16), Dalam ayat 5-7 Yudas memberikan beberapa contoh sejarah dari
penghakiman Tuhan atas orang yang murtad. Contoh yang pertama adalah bani Israel:
“Tetapi, sekalipun kamu telah mengetahui semuanya itu dan tidak meragukannya lagi,
aku ingin mengingatkan kamu bahwa memang Tuhan menyelamatkan umat-Nya dari
tanah Mesir namun kemudian membinasakan mereka yang tidak percaya” (ayat 5). Di
antara orang-orang yang dipimpin keluar dari Mesir ada yang murtad, tidak percaya.
Yudas mengatakan bahwa Tuhan membinasakan mereka yang tidak percaya. Ayat 6
mengatakan, “Juga malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan
mereka, melainkan meninggalkan tempat kediaman mereka, ditahanNya dengan
belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar.”
Malaikat-malaikat yang jatuh tidak memelihara kewibawaan dan kedudukan mereka
yang semula, malahan meninggalkan tempat kediaman mereka, yaitu surga, untuk
datang ke bumi pada zaman Nuh dan melakukan percabulan dengan anak-anak
perempuan manusia (Kej. 6:2; 1 Ptr. 3:19). Dalam ayat 7 Yudas melanjutkan bahwa laki-
laki Kota Sodom dan Gomora, dan kota-kota sekitarnya melampiaskan nafsu mereka
dengan laki-laki (Rm. 1:27; Im. 18:22), dengan daging yang berbeda dengan yang telah
Allah tetapkan berdasarkan hakiki ciptaan-Nya untuk pernikahan manusia (Kej. 2:18-
24). Mereka bertindak dengan cara yang sama seperti yang dilakukan malaikat-malaikat
dalam ayat sebelumnya dan akibatnya mengalami siksaan api kekal.
(2) Menyangkal kekepalaan dan ketuhanan Tuhan. Menyangkal persona Kristus
dan pekerjaan penebusan-Nya adalah perkara yang sangat serius. Kaum modernis
tertentu yang menyangkal Tuhan secara demikian telah merasakan penghakiman Allah,
bahkan dalam kehidupan mereka pada masa kini. Sewaktu terjadi pergerakan Oxford,
atau Buchmanisme di China, beberapa orang dari kaum modernis dengan sangat berani
mengatakan bahwa Yesus Kristus bukan Anak Allah yang dilahirkan melalui seorang
dara, melainkan anak laki-laki haram dari Maria. Ini bukan hanya bidah, bahkan
merupakan hujatan. Mengatakan Tuhan kita Yesus Kristus adalah anak haram Maria,
benar-benar suatu hujat yang sangat serius! Akhirnya, beberapa orang yang
mengajarkan bidah serta hujat itu hidupnya berakhir dengan mengenaskan. Mereka
bukan hanya akan dihakimi oleh Allah kelak, tetapi juga dihakimi Allah semasa hidup
mereka. Akibatnya, akhir hidup mereka sungguh mengenaskan.
Kedua hal ini berjalan seiring. Menyalahgunakan anugerah Allah untuk
melampiaskan hawa nafsu, untuk menyalahgunakan kebebasan dan menyangkal
kekepalaan dan ketuhanan Tuhan. Kita perlu belajar dari Surat Yudas untuk takut
kepada Allah dan berhati-hati terhadap persona Tuhan serta pekerjaan penebusan-Nya.
Karena zaman ini telah bengkok, kita perlu berjaga-jaga dan waspada. Kita harus
mempunyai pengertian dasar terhadap firman Allah. Firman itu akan menjadi pelita
yang bercahaya di dalam kita (2 Ptr. 1:19). Kemudian bila kita bertemu dengan kaum
bidah dan murtad, kita akan tahu bahwa pengajaran mereka tentang persona Kristus
dan karya penebusanNya itu keliru dan menghujat. Hari ini, kita perlu dengan setia
berjuang untuk iman yang telah disampaikan sekali untuk selamanya kepada orang-
orang kudus. Haleluya!

Bahan Kelompok 29 Januari 2017


Usulan Kidung: # 374

Pembacaan Alkitab:

Yudas 1-7
Dari Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus. Kepada mereka yang terpanggil,
yang dikasihi dalam Allah Bapa dan dipelihara untuk Yesus Kristus. (2) Rahmat, damai
sejahtera dan kasih kiranya melimpahi kamu. (3) Saudara-saudaraku yang terkasih,
sementara aku bersungguh-sungguh berusaha menulis kepada kamu tentang
keselamatan kita bersama, aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan
menasihati kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah
disampaikan kepada orang-orang kudus. (4) Sebab ternyata ada orang tertentu yang
telah menyusup di tengah-tengah kamu, yaitu orang-orang yang telah lama ditentukan
untuk dihukum. Mereka adalah orang-orang fasik yang menyalahgunakan anugerah
Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan menyangkal satu-satunya
Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus. (5) Tetapi, sekalipun kamu telah mengetahui
semuanya itu dan tidak meragukannya lagi, aku ingin mengingatkan kamu bahwa
memang Tuhan menyelamatkan umat-Nya dari tanah Mesir, namun kemudian
membinasakan mereka yang tidak percaya. (6) Juga malaikat-malaikat yang tidak taat
pada batas-batas kekuasaan mereka, melainkan meninggalkan tempat kediaman mereka,
ditahan-Nya dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman
pada hari besar. (7) Sama seperti itu, Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang
dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang
tidak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua
orang.
Pertanyaan untuk diskusi:
1. Iman seperti apakah yang dimaksudkan oleh Yudas untuk kita perjuangkan?
Berikan contohnya!
2. Sebutkan dan jelaskan 2 hal kejahatan orang-orang murtad yang bidah!
3. Pelajaran apakah yang didapatkan dari 3 contoh sejarah dari penghakiman
Tuhan atas orang yang murtad?

Anda mungkin juga menyukai