Anda di halaman 1dari 106

i

Halaman Judul

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

METODE STORY TELLING


PADA MATERI UNSUR INTRINSIK
MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS V
SD FASTABIQUL KHAIRAT SAMARINDA

Ditulis Oleh
Devi Iriani Pratiwi, S.Pd

Y A Y A S A N
FASTABIQUL KHAIRAT
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Metode Story Telling Pada Materi Unsur Intrinsik
Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Kelas 5 SD
Fastabiqul Khaiat

Penulis : Devi Irianti Pratiwi, S.Pd


Ilustrasi Sampul : Rachmawati
Editor : Rachmawati

Diterbitkan pada Mei 2023


Penerbit Yayasan Fastabiqul Khairat
Jl. Jl. Ruhui Rahayu No.1, Gn. Kelua, Kec. Samarinda
Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur 75243
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Isi buku ini, baik sebagian maupun seluruhnya, adalah tanggung
jawab penulis dan penerbit, dilarang diperbanyak dalam bentuk
apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit, kecuali dalam hal pengutipan
untuk keperluan penulisan artikel atau karangan ilmiah.

Katalog Dalam Terbitan (KDT)


302.072 Devi Iriani Pratiwi
DEV Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Metode Storry
Telling Pada Materi Unsur Intrinsik Mata, Pelajaran
P Bahasa Inggris Kelas 5 SD fastabiqul Khairat
Vii 130 hLm. 21 cm
ISBN…………………
1. Biografi
2. Bigrafi Pemusik

ii
Pengantar Penerbit

Buku Penelitian Tindakan Kelas ini tidak hanya


membahas tentang teori-teori penelitian tindakan kelas,
namun juga menguraikan secara praktis tahapan-tahapan
dalam melakukan penelitian tindakan kelas. Oleh karena
itu kehadiran buku ini dapat membantu dalam memahami
dan mempraktikkan penelitian tindakan kelas dengan baik
dan benar.

Selain itu, buku ini juga diharapkan tidak hanya


memberikan informasi-informasi teoritis yang dapat
memisahkan atau mengasinkan pembaca dari kegiatan
penelitian yang mereka akan lakukan, melainkan justru
dapat diterapkan dalam praktik pembelajaran di kelas dan
dijadikan pedoman serta dapat mengarahkan mereka
dalam melakukan kegiatan ilmiah secara nyata.

Samarinda, 01 Juni 2023

iii
Pengantar Penulis
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah
SWT, atas segala rahmat, taufik, dan hidayahNya sehingga
peneliti dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) ini dengan baik.
Dalam penyusunan penelitian tindakan kelas ini,
penulis mendapatkan bantuan serta bimbingan yang sangat
berharga dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Supriyati, ST. selaku Kepala Sekolah SD
Fastabiqul Khairat Samarinda yang telah memberikan
ijin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.
2. Ibu Duwi Purnamasari, S.Pd selaku rekan sejawat yang
membantu proses observasi proses pengajaran.
3. Ibu Istiqomah, S.Pd yang selalu membantu memberi
saran dalam proses penelitian laporan ini.
4. Bapak dan Ibu Guru serta karyawan SD Fastabiqul
Khairat Samarinda yang telah memberikan kemudahan,
masukan, bimbingan, dan arahan selama penulis
menyusun buku ini.

iv
5. Suami dan anak-anak yang telah menghibur selama
proses penelitian dan penyusunan Buku Penelitian
Tindakan Kelas Ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan buku
ini masih banyak kekurangannnya. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat peneliti
harapkan. Semoga Buku ini bermanfaat bagi dunia
pendidikan.

Samarinda, 30 Mei 2022


Devi Iriani Pratiwi, S.Pd

v
i
Daftar Isi
Halaman Judul................................................................................... i
Pengantar Penerbit .......................................................................... iii
Pengantar Penulis ............................................................................ iv
Daftar Isi .......................................................................................... ii
Abstrak ............................................................................................. 1
PTK Metode Storry Telling Pada materi Unsur Intrinsik Mata
Pelajaran Bahasa Inggris Kelas 5 SD Fastabiqul Khairat ................ 3
BAB I Pendahuluan ....................................................................... 5
A. Latar Belakang Masalah ............................................... 5
B. Rumusan Masalah ........................................................ 7
C. Tujuan penelitian .......................................................... 7
D. Manfaat penelitian ........................................................ 7
BAB II Kajian Pustaka ................................................................... 9
A. Hasil Belajar ................................................................. 9
1. Pengertian Hasil Belajar ........................................... 9
2. Ruang Lingkup Hasil Belajar ................................... 9
B. Metode Story Telling.................................................. 15
1. Pengertian metode story telling .............................. 15
2. Manfaat penerapan metode story telling ................ 17
3. Kelebihan dan kekurangan metode story telling .... 18
C. Unsur Intrinsik ............................................................ 19
1. Pengertian Unsur Intrinsik...................................... 19
2. Unsur-unsur intrinsik dalam teks fiksi ................... 20
3. Hipotesis Penelitian .................................................... 26

ii
BAB III Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran ............ 27
A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian serta Pihak yang
Membantu ........................................................................ 27
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran .................. 28
C. Pengamatan ................................................................ 30
D. Refleksi ....................................................................... 31
E. Teknik Analisis Data .................................................. 31
BAB IV Hasil Dan Pembahasan ................................................... 33
Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran ........ 33
1. Deskripsi Kondisi Awal .........................................33
2. Hasil Penelitian Siklus I .........................................37
3. Hasil Penelitian Siklus II............................................. 43
4. Jadwal Penelitian......................................................... 51
5. Personalia Penelitian ................................................... 51
BAB V Penutup ............................................................................ 52
A. Kesimpulan ................................................................. 52
B. Saran…………………………………………………52
Lampiran 1 Lembar Identifikasi Masalah ..................................... 53
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .......................... 54
Lampiran 3 Tabel Nilai Siswa Prasiklus ........................................ 76
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa ................................................... 82
Lampiran 5 Foto Kegiatan ............................................................. 87
Daftar Pustaka ................................................................................ 89

iii
Abstrak
ABSTRAK
METODE STORY TELLING PADA MATERI UNSUR
INTRINSIK
MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS V
SD FASTABIQUL KHAIRAT SAMARINDA

Disusun oleh :
Devi Iriani Pratiwi, S.Pd

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui


bagaimana penggunaan metode story telling dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris dalam
materi unsur intrinsic pada siswa kelas V Khalid SD Fastabiqul
Khairat Samarinda dengan jumlah peserta didik 27 siswa. Waktu
penelitian dilakukan pada semester genap tahun pelajaran
2021/2022. Penelitian dilakukan selama 2 siklus. Data yang
dikumpulkan adalah data kuantitatif berupa nilai hasil belajar..
Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dari hasil tes formatif
pada setiap siklus pembelajaran.
Hasil penelitian dari prasiklus, siklus I sampai dengan
siklus II dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode
story telling dapat meningkatkan hasil belajar siswa mengenai
materi unsur intrinsik pada mata pelajaran Bahasa Inggris di kelas
V Khalid SD Fastabiqul Khairat Samarinda. Dari 27 siswa pada
kegiatan pembelajaran pra siklus terdapat 11 siswa yang mencapai

1
nilai di atas KKM (49%) dengan nilai rata-rata kelas 65,2. Setelah
perbaikan siklus I, hasil belajar siswa meningkat menjadi 16 siswa
yang mencapai nilai di atas KKM (51%) dengan nilai rata-rata
kelas 72,6. Selanjutnya pada kegiatan perbaikan siklus II, hasil
belajar siswa meningkat secara signifikan menjadi 24 siswa
mencapai nilai di atas KKM (88%) dengan nilai rata-rata kelas
83,3.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Bahasa Inggris, Motode Story Telling,


Unsur Intrinsik, Sekolah Dasar

2
PTK Metode Storry Telling Pada materi Unsur Intrinsik Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas 5 SD Fastabiqul Khairat

3
4
BAB I Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


1. Identifikasi Masalah
Mata pelajaran Bahasa Inggris merupakan salah
satu mata pelajaran muatan lokal yang banyak dipelajari
siswa di bangku Sekolah Dasar (SD). Pelajaran Bahasa
Inggris di SD diharapkan mampu mendidik siswa agar
memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang baik dan
dapat bermanfaat bagi peserta didik dalam menghadapi
globalisasi. Salah satu materi pelajaran Bahasa Inggris
yang menarik untuk dipelajari siswa di SD khususnya
kelas 5 SD adalah unsur intrinsik pada fabel.
Fabel adalah cerita fiksi yang menggunakan
hewan atau unsur alam yang diberi sifat seperti manusia
sebagai tokoh di dalamnya. Unsur intrinsik sendiri adalah
unsur pembangun dari dalam cerpen. Unsur intrinsik
adalah unsur penting yang tidak boleh dilewatkan dalam
karya sastra. Komponen-komponennya terdiri dari tema,
tokoh atau penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan
amanat.

5
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti
saat mengajar di kelas banyak siswa merasa kesulitan
dalam memahami materi unsur intrinsik. Siswa cenderung
kurang konsentrasi dan tidak memperhatikan penjelasan
guru dengan seksama sehingga berdampak pada
kurangnya nilai hasil belajar siswa. Oleh karena itu,
peneliti berupaya untuk meningkatkan kemampuan
memecahkan masalah siswa melalui metode story telling.
Berdasarkan pemaparan pendahuluan tersebut,
maka peneliti berkeinginan untuk melakukan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) untuk meningkatkan hasil belajar
siswa kelas V melalui metode story telling pada materi
unsur intrinsik mata pelajaran Bahasa Inggris di SD
Fastabiqul Khairat Samarinda.

2. Analisis Masalah
a. Siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar
b. Kurangnya motivasi siswa dalam belajar
c. Meskipun guru sudah menggunakan media
pembelajaran seperti PPT yang interaktif dan
proyektor LCD, siswa cepat merasa bosan karena
guru lebih sering menggunakan metode ceramah

6
d. Guru berpacu dengan waktu dalam menyelesaikan
target kurikulum.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalah diatas,
maka rumusan masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas ini
adalah sebagai berikut: “Apakah metode story telling dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada materi unsur
intrinsik mata pelajaran Bahasa Inggris di SD Fastabiqul
Khairat Samarinda?”

C. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
keberhasilan metode story telling dalam meningkatkan
hasil belajar siswa kelas V pada materi unsur intrinsik mata
pelajaran Bahasa Inggris di SD Fastabiqul Khairat
Samarinda.

D. Manfaat penelitian
Adapun manfaat penelitian perbaikan pembelajaran ini
yaitu;
1. Siswa
Sebagai masukan dalam meningkatkan pemahaman
dan perhatian siswa kelas V SD Fastabiqul Khairat

7
Samarinda dalam mempelajari materi unsur intrinsik
pada mata pelajaran Bahasa Inggris.
2. Guru
Sebagai masukan bagi guru dalam meningkatkan
keterampilan menggunakan metode story telling pada
pembelajaran Bahasa Inggris.
3. Bagi kepala sekolah
Sebagai masukan untuk menyarankan guru-guru agar
mengikuti pelatihan-pelatihan dalam perbaikan dan
peningkatan proses pembelajaran.
4. Sekolah
Sebagai masukan bagi sekolah dalam meningkatkan
profesionalisme guru khususnya dalam pembelajaran
Bahasa Inggris.
5. Bagi peneliti
Menambah pengetahuan mengenai penelitian tindakan
kelas yang menggunakan metodestory telling dalam
meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SD
Fastabiqul Khairat Samarinda pada materi unsur
intrinsik mata pelajaran Bahasa Inggris.

8
BAB II Kajian Pustaka
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar


Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam
pembelajaran. Nana Sudjana dalam Shintalasmi dan
Mujinen (2012) mendefinisikan hasil belajar siswa pada
hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil
belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup
bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Selanjutnya
Shintalasmi dan Mujinem mengutip Dimyati dan
Mudjiono juga menyebutkan hasil belajar merupakan
hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri
dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa,
hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari
puncak proses belajar.

2. Ruang Lingkup Hasil Belajar


Ruang lingkup hasil belajar adalah perilaku-perilaku
kejiwaan yang akan diubah dalam proses pendidikan.

9
Perilaku kejiwaan itu diklasifikasi dalam tiga domain
yaitu:

a) Ranah Kognitif

Hasil belajar kognitif meliputi kemampuan


menyatakan kembali suatu konsep atau prinsip yang
telah dipelajari dan kemampuan intelektual.
Benjamin S. Bloom (Shintalasmi dan Mujinem :
2021) menyebutkan enam jenis perilaku ranah
kognitif, sebagai berikut:
1. Pengetahuan, mencakup kemampuan ingatan
tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan
dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan
fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip,
atau metode.
2. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap
arti dan makna tentang hal yang dipelajari.
3. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan
metode dan kaidah untuk menghadapi masalah
yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan
prinsip.

10
4. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu
kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga
struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.
Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian
yang lebih kecil.
5. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk
suatu pola baru. Misalnya kemampuan menyusun
suatu program.
6. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk
pendapat tentang beberapa hal berdasarkan
kriteria tertentu. misalnya, kemampuan menilai
hasil ulangan

b) Ranah Afektif

Ranah afektif ialah ranah yang berkaitan dengan sikap


dan nilai. Adapun ranah afektif dibagi menjadi lima
tingkat yaitu:
1. Receiving atau attending (menerima atau
memperhatikan), yaitu kepekaan seseorang dalam
menerima rangsangan dari luar yang datang
kepadanya dalam bentuk masalah, gejala, situasi
dan lain-lain.

11
2. Responding (menanggapi), yaitu kesediaan
memberikan respons berpartisipasi.
3. Valuing (menilai atau menghargai), yaitu
kesediaan untuk menentukan pilihan sebuah nilai
dari rangsangan tersebut.
4. Organization (mengatur atau mengorganisasikan),
yaitu merupakan pengembangan dari nilai ke
dalam satu sistem organisasi, termasuk di dalam
hubungan satu dengan nilai lain.
5. Characterization (karakterisasi), yaitu
keterpaduan sistem nilai yang telah dimiliki oleh
seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian
dan tingkah lakunya.

c) Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotor ialah ranah yang berkaitan


dengan keterampilan atau keterampilan bertindak
setelah seseorang menerima pengalaman belajar.
Ranah psikomotor menurut Simpson terdiri atas enam
tingkatan yaitu:
1. Perception (Persepsi) Kemampuan membedakan
suatu gejala dengan gejala lain.

12
2. Set (Kesiapan) Contoh mengetik, kesiapan
sebelum lari, dan gerakan sholat
3. Guided response (Gerakan terbimbing)
Kemampuan melakukan sesuatu yang
dicontohkan seseorang.
4. Mechanism (Gerakan terbiasa) Kemampuan yang
dicapai karena latihan berulang-ulang sehingga
menjadi terbiasa.
5. Adaptation (Gerakan kompleks) Kemampuan
melakukan serangkaian gerakan dengan cara dan
urutan yang tepat.
6. Origination (kreativitas) Kemampuan
menciptakan gerakan-gerakan baru yang tidak
ada dari yang sebelumnya.
Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas,
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah menerima pengalaman belajarnya.
Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil
belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi
yang bertujuan untuk mendapatkan data
pembuktian yang akan menunjukkan tingkat

13
kemampuan siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran.

d) Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Hasil belajar sebagai salah satu indikator


pencapaian tujuan pembelajaran di kelas tidak terlepas
dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu
sendiri. Sugihartono, dkk. (2007), menyebutkan faktor-
faktor yang mempengaruhi hasil belajar, sebagai berikut:
a. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri
individu yang sedang belajar. Faktor internal
meliputi: faktor jasmaniah dan faktor psikologis.
b. Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar
individu. Faktor eksternal meliputi: faktor keluarga,
faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

14
B. METODE STORY TELLING

1. Pengertian metode story telling

Echols (dalam Aliyah, 2011) menyebutkan bahwa


story telling terdiri atas dua kata yaitu story berarti cerita
dan telling berarti penceritaan. Penggabungan dua kata
yaitu story telling berarti penceritaan cerita atau
menceritakan cerita. Selain itu, storytelling di sebut juga
bercerita atau mendongeng. Story telling merupakan
usaha yang dilakukan oleh pendongeng dalam
menyampaikan isi perasaan, buah pikiran atau sebuah
cerita kepada anak-anak serta lisan. Story telling
merupakan sebuah seni bercerita yang dapat digunakan
sebagai sarana untuk menanamkan nilai-nilai pada anak
yang dilakukan tanpa perlu menggurui sang anak. Story
telling merupakan suatu proses kreatif anak-anak yang
dalam perkembangannya, senantiasa mengaktifkan
bukan hanya aspek intelektual saja tetapi juga aspek
kepekaan, kehalusan budi, emosi, seni, daya berfantasi,
dan imajinasi anak yang tidak hanya mengutamakan
kemampuan otak kiri tetapi juga otak kanan.
Nurbiana (dalam Haifa : 2018) mengemukakan
bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukukan

15
seseorang secara lisan kepada orang lain dengan alat atau
tanpa alat tentang apa yang harus disampaikan dalam
bentuk pesan, informasi atau hanya sebuah dongeng
yang untuk didengarkan dengan rasa menyenangkan,
oleh karena orang yang menyajikan cerita tersebut
menyampaikannya dengan menarik. Story telling dapat
pula dikatakan sebagai sebuah seni yang
menggambarkan peristiwa yang sebenarnya maupun
berupa fiksi dan dapat disampaikan menggunakan
gambar ataupun suara,
Kegiatan story telling ini penting untuk dilakukan
terutama dalam masa tumbuh kembang anak. Selain itu,
mendongeng memiliki banyak manfaat bukan hanya bagi
anak tetapi juga bagi orang yang mendongengkannya.
Sedangkan dalam kamus Bahasa Indonesia,cerita adalah
kisah, dongeng, sebuah tutur yang melukiskan suatu
proses terjadinya peristiwa secara panjang lebar,
karangan yang menyajikan jalannya kejadian-kejadian,
lakon yang diwujudkan dalam pertunjukan (tentang
drama,film, dan sebagainya).
Di samping itu,story telling sangat bermanfaat
sekali bagi guru seperti halnya dikemukakan oleh Loban
(dalam Aliyah, 2011)menyatakan bahwa story telling

16
dapat menjadi motivasi untuk mengembangkan daya
kesadaran, memperluas imajinasi anak, orangtua atau
menggiatkan kegiatan story telling pada berbagai
kesempatan seperti ketika anak-anak sedang bermain,
anak menjelang tidur atau guru yang sedang membahas
tema digunakan metode story telling.

2. Manfaat penerapan metode story telling

Berbicara mengenai story telling sungguh banyak


manfaatnya. Tak hanya bagi anak-anak tetapi juga bagi
orang yang menerapkannya. Beberapa manfaat dari
kegiatan bercerita ulang ini antara lain, mengembangkan
fantasi, empati dan berbagai jenis perasaan lain,
menumbuhkan minat baca, membangun kedekatan dan
keharmonisan, sebagai media pembelajaran. Adapun
manfaat lain bagi anak dengan mendongeng antara lain,
mengembangkan daya pikir dan imajinasi anak,
mengembangkan kemampuan berbicara anak,
mengembangkan daya sosialisasi anak, sarana
komunikasi anak dengan orangtuanya, media terapi
anak-anak bermasalah, mengembangkan spiritualitas
anak, menumbuhkan motivasi atau semangat hidup,

17
menanamkan nilai-nilai dan budi pekerti, membangun
kontak batin antara pendidik dengan murid, membangun
watak-karakter, mengembangkan aspek kongnitif
(pengetahuan), afektif(perasaan), sosial, dan aspek
konatif (penghayatan).

3. Kelebihan dan kekurangan metode story telling

Kelebihan dari metode pembelajaran storytelling


ini seperti disebutkan dalam Mualifah (2013) adalah :
a. Membantu mengembangkan imajinasi dan
kreatifitas
b. Melatih daya tangkap, daya pikir dan konsentrasi
c. Meningkatkan minat baca anak.
d. Menambah sejumlah pengetahuan sosial, moral dan
lain-lain
Setiap kelebihan pasti ada kekurangan.
Kekurangan dari metode ini seperti dikutip dari Mualifah
(2013)adalah:
a. Membutuhkan banyak waktu.
b. guru perlu berusaha lebih menemukan cerita yang
sesuai dengan tema pelajaran atau amanat yang ingin
disampaikan

18
c. guru perlu memastikan unsur intrinsik yang terdapat
dalam teks dapat ditemukan siswa
d. Terkadang cerita tidak sesuai topik yang telah
ditentukan

C. UNSUR INTRINSIK

1. Pengertian Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik adalah salah satu unsur yang


membangun karya sastra. Unsur intrinsik sebuah novel
adalah unsur-unsur yang secara langsung ikut serta
dalam membangun cerita tersebut. Unsur-unsur inilah
yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya
sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai
jika orang membaca karya sastra. Kepaduan
antarberbagai unsur intrinsik inilah yang membuat
sebuah novel berwujud atau, sebaliknya, jika dilihat
dari sudut kita pembaca, unsur-unsur (cerita) inilah
yang akan dijumpai jika kita membaca sebuah novel.
Unsur-unsur yang dimaksud adalah tema, alur (plot),
latar (setting), tokoh dan penokohan, sudut pandang,
gaya bahasa, dan amanat.

19
2. Unsur-unsur intrinsik dalam teks fiksi

a. Tema
Menurut Stanton dalam Rohmatin (2019),
tema merupakan aspek cerita yang sejajar dengan
makna dalam pengalaman manusia sesuatu yang
menjadikan suatu pengalaman begitu diingat, sebuah
cerita yang khusus menerangkan sebagian besar
unsurnya dengan cara yang sederhana. Adapun
Ratna dalam Rohmatin (2019) mendefinsikan tema
secara ringkas adalah masalah pokok dalam cerita.
Jadi, pada dasarnya tema adalah ide, gagasan dasar
yang terdapat dalam karya sastra melalui cerita yang
terkandung dalam novel tersebut.
Cara-cara penemuan tema yaitu sebagai
berikut:
1) Melalui alur cerita
Alur cerita kerap kali dipakai pengarang untuk
membimbing pembaca mengenali tema dalam
cerita yang ditulis. Jika kita mendaftar peristiwa
dalam cerita yang kit abaca kita akan
menemukan peristiwa-peristiwa yang diurutkan
atas dasar sebab-akibat. Rangkaian peristiwa

20
dalam suatu cerita yang berhubungan atau atas
dasar sebab dan akibat itu disebut alur. (Kosasih
dalam Rohmatin : 2019)
2) Melalui tokoh cerita
Tokoh cerita dengan bermacam-macam sifat
dan wataknya sengaja diciptakan pengarang
untuk dimuati tema. Penokohan meliputi peran
dan sifat-sifat tokoh yang diciptakan oleh
pengarang. (Kosasih dalam Rohmatin : 2019)
3) Melalui bahasa yang dipergunakan pengarang
Pernyataan bahasa dapat dipakai untuk
menemukan tema melalui kalimat-kalimat
dialog yang diucapkan oleh tokoh-tokoh cerita
dan juga komentar pengarang terhadap
peristiwa-peristiwa, pengarang dapat
menyampaikan pernyataan-pernyataan yang
dapat kita jadikan rumusan tema. (Kosasih
dalam Rohmatin : 2019)

b. Alur
Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk
oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin
suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam

21
suatu cerita (Aminuddin dalam Rohmatin : 2019).
Sedangkan Stanton (dalam Rohmatin : 2019)
mengemukakan bahwa plot adalah cerita yang berisi
urutan kejadian, namun kejadian itu hanya
dihubungkan secara sebab akibat , peristiwa satu
disebabkan atau menyebabkaan terjadinya peristiwa
yang lain. Alur merupakan struktur penceritaan yang
dapat bergerak maju (alur maju), mundur (alur
mundur), atau gabungan dari kedua alur tersebut
(alur campuran).

c. Latar atau Setting


Abrams (dalam Nurgiyantoro : 2010) yang
mengungkapkan bahwa latar atau setting yang
disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada
pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan
sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang
diceritakan. Sedangkan menurut Kokasih (dalam
Rohmatin : 2019), latar atau setting yaitu meliputi
tempat, waktu dan budaya yang digunakan dalam
suatu cerita.
Nurgiyantoro (2010), menjelaskan bahwa
unsur latar atau setting meliputi latar tempat, latar

22
waktu, dan latar sosial. Latar tempat adalah latar
yang menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa
yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Latar
waktu adalah latar yang berhubungan dengan
masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang
diceritakan dalam sebuah karya fiksi, waktu dalam
latar dapat berupa masa terjadinya peristiwa tersebut
dikisahkan, waktu dalam hitungan detik, menit, jam,
hari, bulan, tahun, dan lain sebagainya. Latar Sosial
adalah latar yang menjelaskan tata cara kehidupan
sosial masyarakat yang meliputi masalah-masalah
dan kebiasan-kebiasaan pada masyarakat tersebut.
Latar sosial dapat berupa kebiasaan hidup, adat
istiadat, tradisi, keyakinan, cara berpikir, dan lain
sebagainya. Penggunaan bahasa dan nama-nama
tokoh juga dapat diidentifikasi menjadi latar sosial.

d. Tokoh dan penokohan


Abrams (dalam Nurgiyantoro : 2010)
mengemukakan bahwa tokoh cerita (character)
adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu
karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca
ditafsirkan memiliki kualitas moral dan

23
kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan
dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam
tindakan. Sejalan dengan Abrams, Baldie (dalam
Nurgiyantoro : 2010) juga menjelaskan bahwa tokoh
adalah orang yang menjadi pelaku dalam cerita fiksi
atau drama. Sedang penokohan (characterization)
adalah penghadiran tokoh dalam cerita fiksi atau
drama dengan cara langsung atau tidak langsung dan
mengundang pembaca untuk menafsirkan kualitas
dirinya lewat kata dan tindakannya.

e. Sudut pandang
Sudut Pandang Sudut pandang pada
hakikatnya merupakan strategi, teknik, siasat, yang
secara sengaja dipilih pengarang untuk
mengemukakan gagasan dan ceritanya
(Nurgiyantoro : 2010). Sedangkan menurut Tarigan
(2011), sudut pandang adalah posisi fisik, tempat
persona pembicara melihat dan menyajikan gagasan-
gagasan atau peristiwa-peristiwa yang merupakan
perspektif atau pemandangan fisik dalam ruang dan
waktu yang dipilih oleh penulis bagi personanya,

24
serta mencakup kualitas-kualitas emosional dan
mental persona yang mengawasi sikap dan nada.
Selanjutnya Tarigan menjelaskan bahwa sudut
pandang ini ada berbagai ragam, yang terpenting
diantaranya adalah; Sudut pandang yang berpusat
pada orang pertama (first person central point of
view), Sudut pandang yang berkisar sekeliling orang
pertama (first person peripheral point of view).
Sudut pandang orang ketiga terbatas (limited third
person point of view). Dan Sudut pandang orang
ketiga serba tahu (third person omniscient point of
view).

f. Amanat
Amanat atau nilai moral merupakan unsur isi dalam
karya fiksi yang mengacu pada nilai-nilai, sikap,
tingkah laku, dan sopan santun pergaulan yang
dihadirkan pengarang melalui tokoh-tokoh di
dalamnya Kenny (dalam Nurgiyantoro : 2010).
Sedangkan menurut Siswandarti (dalam Rohmati :
2019) amanat adalah pesan-pesan yang ingin
disampaikan pengarang melalui cerita, baik tersurat
maupun tersirat. Sejalan dengan Siswandarti,

25
Siswanto (dalam Rohmatin : 2019) mengungkapkan
amanat adalah sebuah gagasan yang menjadi dasar
karya sastra, yang merupakan pesan yang ingin
disampaikan seorang pengarang kepada pendengar
atau pembaca. Berdasarkan pengertian tersebut
dapat disimpulkan bahwa amanat merupakan pesan
yang dibawa pengarang untuk dihadirkan melalui
keterjalinan peristiwa di dalam cerita agar dapat
dijadikan pemikiran maupun bahan perenungan oleh
pembaca.

3. Hipotesis Penelitian

Dengan menggunakan metode story telling


diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V
SD Fastabiqul Khairat pada materi unsur intrinsik mata
pelajaran Bahasa Inggris.

26
BAB III Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN
PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian serta


Pihak yang Membantu

1. Subjek Penelitian
Kegiatan Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
dilakukan di SD Fastabiqul Khairat Samarinda.
Penelitian ini dilakukan di kelas V Khalid dengan jumlah
siswa sebanyak 27 siswa.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian perbaikan pembelajaran ini
di lakukan di SD Fastabiqul Khairat Samarinda Kelas V
Khalid dengan jadwal penelitian sebagai berikut :
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Perbaikan
Pembelajaran
No Hari/Tanggal Materi Pelajaran Keterangan
Senin, 18 April Bahasa Indonesia
1 Prasiklus
2022 (Unsur Intrinsik)
Kamis, 21 April Bahasa Indonesia
2 Siklus I
2022 (Unsur Intrinsik)
Senin, 23 Mei Bahasa Indonesia
3 Siklus II
2022 (Unsur Intrinsik)

27
3. Pihak yang Membantu
Kegiatan penelitian perbaikan pembelajaran yang
berlangsung selama dua siklus pembelajaran dibantu oleh
Ibu Supriyati selaku Kepala Sekolah SD Fastabiqul Khairat
Samarinda, dan Ibu Ambar Sridanarti, M.Pd selaku
Pengawas SD Yayasan Fastabiqul Khairat Samarinda.

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran
ini melalui langkah siklus sebanyak dua siklus, dan masing-
masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu Perncanaan
(planning), Pelaksanaan (acting), Pengamatan (observing)
dan Refleksi (reflecting).

Siklus PTK (Suharsini Arikunto, 2006).

28
1. Siklus I
a) Perencanaan
1) Menentukan kelas subyek penelitian;
2) Menyiapkan rencana pembelajaran;
3) Menentukan fokus observasi dan aspek-aspek yang
diamati;
4) Menentukan jenis data;
5) Menentukan pelaku observasi (observer), alat
bantu observasi, pedoman observasi dan
pelaksanaan observasi;
6) Menyusun instrumen penelitian;
7) Menetapkan kriteria keberhasilan.

b) Pelaksanaan
Langkah-langkah pembelajaran yang penulis
kembangkan adalah sebagai berikut:
1) Menyiapkan cerita fabel yang cocok dan menarik
bagi siswa;
2) Siswa diminta mendengarkan dengan seksama
ketika guru menceritakan cerita tersebut
menggunakan metode story telling; dengan
menggunakan gambar ilustrasi sesuai cerita yang
telah dipilih.

29
3) Siswa diarahkan untuk menemukan unsur intrinsik
yang terkandung dalam cerita fabel tersebut;
4) Evaluasi dilakukan selama proses pembelajaran
melalui tanya jawab lisan, dan pada akhir pelajaran
memberikan latihan tertulis, dengan menuliskan
pertanyaan yang ada di slide power point, siswa
menjawab di buku latihan.

C. Pengamatan

1. Guru mengamati pada setiap kegiatan yang dilakukan


siswa. Dimulai dari permasalahan yang muncul pada
awal pembelajaran hingga akhir. Memberikan penilaian
untuk masing-masing siswa tentang indikator keaktifan
dan ketrampilan proses yang telah disiapkan;
2. Teman sejawat mengamati jalannya pembelajaran.
Adakah permasalahan yang dihadapi siswa. Pada
bagian-bagian mana mereka mengalami kesulitan;
3. Teman sejawat mengamati jalannya proses
pembelajaran pada siswa yang mampu dan tidak
mampu menyelesaikan masalahnya.

30
D. Refleksi

1. Secara kolaboratif guru menganalisis hasil pengamatan.


Selanjutnya membuat suatu refleksi, membuat simpulan
sementara terhadap pelaksanaan siklus 1;
2. Mendiskusikan hasil analisis berdasarkan hasil indikator
pengamatan, membuat suatu perbaikan tindakan atau
rancanngan revisi berdasarkan hasil analisis pencapaian
indikator.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisi data yang digunakan adalah analisis


data kuantitatif. Data kuantitatif berupa hasil
belajar kognitif, dianalisis dengan menggunakan teknik
analisis deskriptif dengan menentukan mean atau rerata.
Adapun penyajian data kuantitatif dipaparkan dalam bentuk
persentase. Adapun rumus persentase tersebut adalah sebagai
berikut:
rumus Penskoran :

Keterangan :
B : Skor dari Jawaban Benar
N : Jumlah Skor Maksimal

31
Hasil penghitungan dikonsultasikan dengan kriteria
ketuntasan belajar siswa yang dikelompokkan ke dalam dua
kategori tuntas dan tidak tuntas, dengan kriteria sebagai
berikut :

Kriteria Ketuntasan Kualifikasi


>80 Tuntas
< 80 Tidak Tuntas

(Depdiknas, Rancangan hasil belajar 2006)

32
BAB IV Hasil Dan Pembahasan

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

1. Deskripsi Kondisi Awal


a. Perencanaan
Pada tahap awal yang dilakukan pada penelitian
berpedoman pada kompetensi dasar yang telah
ditetapkan, peneliti menetapkan indikator dan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai pada mata pelajaran
Bahasa Inggris materi unsur intrinsik. Selanjutnya
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang
akan dilakukan pada pra siklus.
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan pembelajaran pra siklus,
peneliti bertindak sebagai guru. Langkah-langkah
kegiatan pembelajaran pada pra siklus adalah :

1) Kegiatan Awal
1. Guru melakukan salam, sapa, doa, absen, dan
apersepsi.
2. Menyampaikan tujuan dan kegiatan.

33
2) Kegiatan Inti
1. Awal pembelajaran dimulai dengan kegiatan
pembukaan dengan melihat gambar di buku teks
siswa yang menunjukkan contoh fabel
2. Pergunakan gambar (pengamatan gambar)
tersebut untuk memancing siswa
mengemukakan pendapat mereka mengenai
pengertian fabel
3. Siswa membaca fabel berjudul “The Ant and the
Dove

Eksplorasi

1. Guru memajang gambar yang menunjukkan


fabel (The Ant and The Dove)
2. Siswa diminta meperhatikan gambar-gambar
tersebut.
3. Beberapa siswa diminta untuk menyebutkan apa
yang dilihatnya dalam gambar.
4. Guru memperkenalkan istilah fabel
5. Guru menunjukkan gambar dan menjelaskan
pengertian fabel. Lalu meminta siswa
menyebutkan contoh-contoh fabel yang mereka
ketahui.
6. Guru menyebutkan dan menjelaskan unsur-
unsur intrinsik yang ada dalam fabel serta
memberi contoh unsur intrinsik yang terdapat
dalam fabel “The Ant and The Dove”
7. Guru membagi siswa ke dalam 7 kelompok,
serta menyiapkan pertanyaan dan materi untuk

34
siswa. Siswa diminta membaca 7 cerita yang
berbeda dan bersama-sama mengidentifikasi
unsur intrinsik dalam cerita tersebut.
8. Guru mengarahkan dan mengawasi selama
kegiatan kerja kelompok.

Elaborasi :

1. Guru memberikan kesempatan masing-masing


kelompok untuk mempresentasikan dan
melaporkan hasil diskusi kelompoknya dimulai
dari kelompok 1 hingga kelompok 7.
2. Kelompok lain diminta untuk menanggapi hasil
diskusi kelompok yang sudah
mempresentasikan hasil diskusinya. Begitu
seterusnya masing-masing kelompok.

3) Penutup
1. Membuat resume.
2. Evaluasi dilakukan selama proses pembelajaran
melalui tanya jawab lisan, dan pada akhir
pelajaran memberikan latihan tertulis, dengan
menuliskan pertanyaan yang ada di slide power
point, siswa menjawab di buku latihan.

35
TABEL HASL BELAJAR PRA SIKLUS

Keterangan
No Nama Siswa KKM Nilai
T TT
1 Alfi 80 40 √
2 Alya 80 80 √
3 Davina 80 50 √
4 Ayat 80 20 √
5 Azka 80 70 √
6 Dafina 80 60 √
7 Fachry 80 60 √
8 Farhan 80 80 √
9 Tyas 80 80 √
10 Kenzie 80 70 √
11 Mu’ammar 80 80 √
12 Darenn 80 20 √
13 Davin 80 70 √
14 Farel 80 60 √
15 Galan 80 50 √
16 Irfan 80 80 √
17 Nabil 80 80 √
18 Raffa 80 80 √
19 Abisam 80 80 √
20 Nikeisha 80 70 √
21 Rakha 80 80 √
22 Gadis 80 50 √
23 Tisya 80 50 √
24 Tania 80 80 √
25 Zahira 80 80 √
26 Zara 80 60 √
27 Daffa 80 70 √
Jumlah 1760
Rata-rata 65,2
Tuntas 11
Tidak Tuntas 16
Persentase
41% 59%
Ketuntasan Belajar

36
Grafik Batang Skor Nilai Siswa
14
Jumlah Siswa
9

-1
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Skor Nilai

Dari hasil data di atas, 11 siswa (41%) sudah


memperoleh nilai di atas KKM dengan nilai rata-rata
kelas 65,2 dengan nilai KKM 80. Sedangkan siswa yang
belum tuntas sebanyak 16 siswa (59%). Hal ini
menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran pada pra
siklus pada siswa Kelas 5 Khalid dengan materi unsur
intrinsik memperoleh hasil belajar siswa yang rendah.
Tetapi karena hasil pembelajaran belum memenuhi target
80% sehingga harus dilanjutkan ke perbaikan
pembelajaran tahap siklus 1.

2. Hasil Penelitian Siklus I


a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan guru mempersiapkan
tindakan berupa rencana Pelaksanaan Pembelajaran

37
(RPP) perbaikan yang sesuai dengan kompetensi
dasar dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai..
Selanjutnya, guru membuat tes hasil belajar. Sebelum
pelaksanaan tindakan dilakukan di kelas, guru
menyediakan bahan ajar yang serupa namun tidak
sama dengan bahan pada pra siklus.
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran
siklus I, peneliti bertindak sebagai guru dengan
diamati oleh Duwi Purnamasari selaku teman sejawat
menggunakan lembar observasi yang telah dibuat
sebelumnya. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
pada siklus I adalah :
1) Kegiatan Awal
1. Guru melakukan salam, sapa, doa, absen, dan
apersepsi.
2. Menyampaikan tujuan dan kegiatan.
2) Kegiatan Inti
1. Siswa membaca teks fiksi berupa fabel “The
Peacock and The Crane”
Eksplorasi : (inkuiri)
2. Guru memajang gambar yang menunjukkan
fabel

38
3. Siswa diminta meperhatikan gambar-gambar
tersebut.
4. Beberapa siswa diminta untuk menyebutkan apa
yang dilihatnya dalam gambar.
5. Guru memperkenalkan istilah fabel
6. Guru menunjukkan gambar dan menjelaskan
secara singkat pengertian fabel. Lalu meminta
siswa menyebutkan contoh-contoh fabel yang
mereka ketahui.
7. Guru menyebutkan dan menjelaskan secara
singkat unsur-unsur intrinsik yang ada dalam
fabel.
8. Guru menceritakan kembali teks “The Peacock
and The Crane” menggunakan metode story
telling dengan intonasi, pengucapan dan mimik
wajah yang mendukung cerita tersebut serta
menggunakan alat peraga berupa gambar.
9. Siswa mendengarkan guru bercerita dengan
seksama dan diminta mencatat unsur intrinsik
yang mereka temukan.
Elaborasi :
10. Guru meminta siswa menunjukkan unsur
intrinsik dalam cerita yang telah dibacakan
guru.
11. Siswa lain menanggapi jawaban siswa tersebut
dan secara bergantian siswa menunjukkan unsur
intrinsik yang lain.
3) Penutup
1. Membuat resume.

39
2. Evaluasi dilakukan selama proses pembelajaran
melalui tanya jawab lisan, dan pada akhir
pelajaran memberikan latihan tertulis, dengan
menuliskan pertanyaan yang ada di slide power
point, siswa menjawab di buku latihan.

4) Refleksi
 Ada perbaikan dalam proses pembelajaran
ditunjukkan dari hasil tes formatif.
 Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan
siklus I cukup efektif dengan adanya peningkatan
hasil belajar siswa dengan jumlah 59% nilai siswa
di atas KKM, akan tetapi karena ketercapaian
jumlah siswa yang mencapai KKM belum
mencapai 80%, sehingga tetap perlu dilaksanakan
perencanaan siklus II.
 Siswa sudah cukup antusias dalam belajar, namun
perlu perbaikan hasil belajar.
 Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk
siklus II.

40
TABEL NILAI SISWA SIKLUS 1

Keterangan
No Nama Siswa KKM Nilai
T TT
1 Alfi 80 50 √
2 Alya 80 80 √
3 Davina 80 60 √
4 Ayat 80 40 √
5 Azka 80 80 √
6 Dafina 80 70 √
7 Fachry 80 70 √
8 Farhan 80 80 √
9 Tyas 80 90 √
10 Kenzie 80 80 √
11 Mu’ammar 80 90 √
12 Darenn 80 40 √
13 Davin 80 80 √
14 Farel 80 70 √
15 Galan 80 60 √
16 Irfan 80 80 √
17 Nabil 80 80 √
18 Raffa 80 90 √
19 Abisam 80 90 √
20 Nikeisha 80 80 √
21 Rakha 80 80 √
22 Gadis 80 60 √
23 Tisya 80 60 √

41
24 Tania 80 80 √
25 Zahira 80 80 √
26 Zara 80 60 √
27 Daffa 80 80 √
Jumlah 1960
Rata-rata 72.6
Tuntas 16
Tidak Tuntas 11
Persentase Ketuntasan
59% 41%
Belajar

Grafik Batang Skor Nilai Siswa Siklus I


14
Jumlah Siswa

-1
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Skor Nilai

Dari hasil data di atas, 16 siswa (59%) sudah


memperoleh nilai di atas KKM dengan nilai rata-rata
kelas 72,6. Sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak
11 siswa (41%). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan
perbaikan pada siklus I menggunakan metode story
telling pada siswa Kelas 5 Khalid dengan materi unsur

42
intrinsik terdapat peningkatan. Tetapi karena perbaikan
hasil pembelajaran belum memenuhi target 80%
sehingga harus dilanjutkan ke tahap siklus 2.

3. Hasil Penelitian Siklus II


a. Perencanaan
Setelah melakukan refleksi dan analisis pada
kegiatan pembelajaran siklus I, maka kegiatan perencanaan
pada siklus II dilakukan dengan membuat RPP perbaikan
Siklus II. Tujuan perbaikan siklus II berfokus pada :
1) Mengelola waktu secara efisien;
2) Menyiapkan media gambar yang dibuat menyerupai
wayang dengan ukuran yang lebih besar agar terlihat
lebih menarik.
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran
siklus II, peneliti bertindak sebagai guru dengan diamati
oleh Ibu Duwi Purnamasari selaku teman sejawat
menggunakan lembar observasi yang telah dibuat
sebelumnya. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
pada siklus II adalah :
1) Kegiatan Awal

43
1. Guru melakukan salam, sapa, doa, absen, dan
apersepsi.
3. Menyampaikan tujuan dan kegiatan.
2) Kegiatan Inti
1. Siswa membaca teks fiksi berupa fabel “The Sun
and The Wind”
Eksplorasi : (inkuiri)
2. Guru memajang gambar yang menunjukkan fabel.
3. Siswa diminta meperhatikan gambar tersebut.
4. Beberapa siswa diminta untuk menyebutkan apa
yang dilihatnya dalam gambar.
5. Guru memperkenalkan istilah fabel
6. Guru menunjukkan gambar dan menjelaskan
pengertian fabel. Lalu meminta siswa menyebutkan
contoh-contoh fabel yang mereka ketahui.
7. Guru menyebutkan dan menjelaskan secara singkat
unsur-unsur intrinsik yang ada dalam fabel.
8. Guru menceritakan kembali teks “The Sun and The
Wind” menggunakan metode story telling dengan
intonasi, pengucapan dan mimik wajah yang
mendukung cerita tersebut serta menggunakan alat
peraga berupa gambar yang dibuat menyerupai
wayang.

44
9. Siswa mendengarkan guru bercerita dengan seksama
dan diminta mencatat unsur intrinsik yang mereka
temukan
Elaborasi :
10. Guru meminta siswa menunjukkan unsur intrinsik
dalam cerita yang telah dibacakan guru.
11. Siswa lain menanggapi jawaban siswa tersebut dan
secara bergantian siswa menunjukkan unsur intrinsik
yang lain.
3) Penutup
1. Membuat resume.
2. Evaluasi dilakukan selama proses pembelajaran
melalui tanya jawab lisan, dan pada akhir pelajaran
memberikan latihan tertulis, dengan menuliskan
pertanyaan yang ada di slide power point, siswa
menjawab di buku latihan.
4) Refleksi
1. Ada perbaikan signifikan dalam proses pembelajaran
dengan metode story tellinng ditunjukkan dari hasil
tes formatif.
2. Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan siklus
II cukup efektif dengan adanya peningkatan hasil

45
belajar siswa dengan jumlah 88% nilai siswa di atas
KKM.
3. Siswa antusias dan bersemangat dalam belajar dan
menunjukkan semangat belajar yang sangat baik.
4. Menghentikan kegiatan siklus II karena sudah
mencapai target

HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS II

Keterangan
No Nama Siswa KKM Nilai
T TT
1 Alfi 80 80 √
2 Alya 80 80 √
3 Davina 80 80 √
4 Ayat 80 70 √
5 Azka 80 80 √
6 Dafina 80 80 √
7 Fachry 80 80 √
8 Farhan 80 90 √
9 Tyas 80 100 √
10 Kenzie 80 90 √
11 Mu’ammar 80 100 √
12 Darenn 80 60 √
13 Davin 80 90 √
14 Farel 80 80 √
15 Galan 80 70 √
16 Irfan 80 90 √
17 Nabil 80 80 √
18 Raffa 80 100 √
19 Abisam 80 90 √
20 Nikeisha 80 80 √
21 Rakha 80 90 √
22 Gadis 80 80 √
23 Tisya 80 80 √
24 Tania 80 80 √

46
25 Zahira 80 80 √
26 Zara 80 80 √
27 Daffa 80 90 √
Jumlah 2250
Rata-rata 83,3
Tuntas 24
Tidak Tuntas 3
Persentase
Ketuntasan 88 % 12 %
Belajar

Grafik Batang Skor Nilai Siswa Siklus


II
14
Jumlah Siswa

-1
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Skor Nilai

Dari hasil data di atas, 24 siswa (88%) sudah


memperoleh nilai di atas KKM dengan nilai rata-rata
kelas 83,3. Hal ini menunjukan bahwa kegiatan
perbaikan pada siklus II meggunakan metodestory telling
pada siswa Kelas 5 Khalid dengan materi unsur intrinsik
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan

47
hasil tersebut peneliti menyimpulkan bahwa penelitian
ini dihentikan pada siklus ini.
c. Observasi
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan
oleh Ibu Duwi Purnamasari selaku teman sejawat, hasil
belajar pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II
meningkat secara signifikan, hal ini dikarenakan tujuan
perbaikan yang menjadi fokus perbaikan pada siklus ini
dapat tercapai dengan baik.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
oleh Ibu Duwi Purnamasari, peneliti melakukan refleksi
dan menyimpulkan bahwa tindakan perbaikan
pembelajaran yang dilakukan peneliti sudah berhasil.

48
Perbandingan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Tabel Hasil Belajar Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
Nama Nilai
No KKM
Siswa Prasiklus Siklus I Siklus II
1 Alfi 80 40 50 80
2 Alya 80 80 80 80
3 Davina 80 50 60 80
4 Ayat 80 20 40 70
5 Azka 80 70 80 80
6 Dafina 80 60 70 80
7 Fachry 80 60 70 80
8 Farhan 80 80 80 90
9 Tyas 80 80 90 100
10 Kenzie 80 70 80 90
11 Mu’ammar 80 80 90 100
12 Darenn 80 20 40 60
13 Davin 80 70 80 90
14 Farel 80 60 70 80
15 Galan 80 50 60 70
16 Irfan 80 80 80 90
17 Nabil 80 80 80 80
18 Raffa 80 80 90 100
19 Abisam 80 80 90 90
20 Nikeisha 80 70 80 80
21 Rakha 80 80 80 90
22 Gadis 80 50 60 80
23 Tisya 80 50 60 80
24 Tania 80 80 80 80
25 Zahira 80 80 80 80
26 Zara 80 60 60 80
27 Daffa 80 70 80 90
Jumlah 1760 1960 2250
Rata-rata 65,2 72,6 83,3

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa, dari 27


siswa pada kegiatan pembelajaran prasiklus terdapat 11

49
siswa yang mencapai nilai di atas KKM dengan nilai rata-
rata kelas 65,2. Setelah dilakukan perbaikan siklus I, hasil
belajar siswa meningkat menjadi 16 siswa yang mencapai
nilai di atas KKM dengan nilai rata-rata kelas 72,6.
Selanjutnya pada kegiatan perbaikan siklus II, hasil belajar
siswa meningkat menjadi 24 siswa mencapai nilai di atas
KKM dengan nilai rata-rata kelas 83,3. Untuk lebih
jelasnya, peningkatan hasil belajar siswa dari kegiatan
prasiklus hingga kegiatan perbaikan siklus II dapat dilihat
pada grafik berikut :

Perbandingan Hasil Belajar Siswa


15

10

0
20 30 40 50 60 70 80 90 100

Pra Siklus Siklus I Siklus II

50
4. Jadwal Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru (peneliti), siswa kelas 5
Khalid sebanyak 27 siswa yang terdiri atas 16 siswa laki-
laki dan 11 siswa perempuan, tahun ajaran 2021/2022
b. Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan pada 18 April – 23 Mei 2022
dengan detai sebagai berikut :
 Pra siklus : 18 April 2022
 Siklus I : 22 April 2022
 Siklus 2 : 23 Mei 2033
c. Tempat penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian ini di SD Fastabiqul
Khairat Samarinda Kelas V Khalid.

5. Personalia Penelitian

No Nama Keterangan
1 Devi Iriani Pratiwi, S.Pd Pembelajar
2 Duwi Purnamasari, S.Pd Observer
3 Supriyati, S.T Kepala Sekolah
4 Ambar Sridanarti, M.Pd Pengawas

51
BAB V Penutup
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan
metode story telling untuk materi unsur intrinsik pada fabel
mata pelajaran Bahasa Inggris di Kelas 5 SD Fastabiqul
Khairat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Penggunaan metode story telling dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas 5 SD Fastabiqul Khairat Samarinda
pada materi unsur intrinsic pada fabel mata pelajaran Bahasa
Inggris.

B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat
memberikan saran–saran, yaitu:
a. Kepada guru yang mengalami kesulitan yang dapat
menerapkan metode story telling sebagai alternatif untuk
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di kelas
khususnya untuk materi unsur intrinsic.
b. Kepada guru–guru yang ingin menerapkan metode ini
disarankan untuk menggunakan media gambar dan
wayang yang lebih menarik dan bervariasi.

52
Lampiran 1 Lembar Identifikasi Masalah
Lampiran 1 :

LEMBAR IDENTIFIKASI MASALAH

Fakta/Data 1. Siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar


pembelajaran 2. Kurangnya motivasi siswa dalam belajar
yang terjadi di 3. Meskipun guru sudah menggunakan media
kelas pembelajaran seperti PPT yang interaktif
dan proyektor LCD, siswa cepat merasa
bosan karena guru lebih sering
menggunakan metode ceramah
4. Guru berpacu dengan waktu dalam
menyelesaikan target kurikulum
Identifikasi 1. Interaksi siswa dalam kegiatan belajar kurang
masalah 2. Motivasi siswa dalam belajar kurang
3. Siswa cepat bosan saat belajar
4. Pembelajaran terkesan terburu-buru
Analisis 1. Media yang digunakan terlalu monoton
Masalah sehingga perlu mengganti dengan media baru
2. Metode ceramah cukup membosankan
sehingga perlu menggunakan metode baru
3. Kurangnya motivasi dari guru sehingga minat
belajar siswa kurang
4. Alokasi waktu dan beban kurikulum membuat
guru terkesan terburu-buru dalam
menyampaikan materi
Alternatif dan Menggunakan metode story telling untuk
Prioritas meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada
Pemecahan materi unsur intrinsik pada teks fiksi di SD
Masalah Fastabiqul Khairat.
Rumusan Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa kelas
Masalah V pada materi unsur intrinsik pada teks fiksi?
RPP Perbaikan terlampir

53
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
LAMPIRAN 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SD Fastabiqul Khairat Samarinda


Kelas / Semester : VI/ Ganjil
Materi Pokok : Intrinsic Elements of a Short Story
Tema : Fables
Pembelajaran ke :1
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A. KOMPETENSI DASAR :
Siswa dapat memahami isi bacaan teks sederhana : fabel.

B. INDIKATOR TUJUAN PEMBELAJARAN (ITP)


Setelah menyelesaikan pembelajaran ini, siswa diharapkan
mampu:
1. Menjelaskan pengertian fabel (C2)
2. Menyebutkan contoh-contoh fabel (C1)
3. Menentukan unsur-unsur intrinsik pada teks fiksi (C3)

C. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahu- 1. Melakukan Pembukaan dengan 5 menit
luan salam, menanyakan keadaan anak-
anak, dan dilanjutkan dengan
membaca Doa
2. Memberikan informasi tentang
kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai dan
gambaran kegiatan yaitu anak-anak
akan berdiskusi dalam kelompok.

54
Inti A. Ayo Berkreasi 60
 Awal pembelajaran dimulai dengan menit
kegiatan pembukaan dengan
melihat gambar di buku teks siswa
yang menunjukkan contoh fabel
 Pergunakan gambar (pengamatan
gambar) tersebut untuk memancing
siswa mengemukakan pendapat
mereka mengenai pengertian fabel
B. Ayo Membaca
 Siswa membaca fabel berjudul
“The Ant and the Dove
C. Ayo Mengamati
Eksplorasi
 Guru memajang gambar yang
menunjukkan fabel (The Ant and
The Dove)
 Siswa diminta meperhatikan
gambar-gambar tersebut.
 Beberapa siswa diminta untuk
menyebutkan apa yang dilihatnya
dalam gambar.
 Guru memperkenalkan istilah
fabel
 Guru menunjukkan gambar dan
menjelaskan pengertian fabel.
Lalu meminta siswa
menyebutkan contoh-contoh fabel
yang mereka ketahui.
 Guru menyebutkan dan
menjelaskan unsur-unsur intrinsik
yang ada dalam fabel serta

55
memberi contoh unsur intrinsik
yang terdapat dalam fabel “The
Ant and The Dove”
 Guru membagi siswa ke dalam 7
kelompok, serta menyiapkan
pertanyaan dan materi untuk
siswa. Siswa diminta membaca 7
cerita yang berbeda dan bersama-
sama mengidentifikasi unsur
intrinsik dalam cerita tersebut.
 Guru mengarahkan dan
mengawasi selama kegiatan kerja
kelompok.
Elaborasi :
 Guru memberikan kesempatan
masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan dan
melaporkan hasil diskusi
kelompoknya dimulai dari
kelompok 1 hingga kelompok 7.
 Kelompok lain diminta untuk
menanggapi hasil diskusi
kelompok yang sudah
mempresentasikan hasil
diskusinya. Begitu seterusnya
masing-masing kelompok.
D. Kerja Sama dengan Orang Tua
Siswa diminta untuk mengajak orang tua
dan anggota keluarga lainnya untuk
memperbanyak membaca untuk
meningkatkan literasi keluarga.

56
Penutup  Membuat resume (CREATIVITY) 20
dengan bimbingan guru tentang menit
point-point penting yang muncul dari
kegiatan yang baru saja dilakukan.
 Evaluasi dilakukan selama proses
pembelajaran melalui tanya jawab
lisan, dan pada akhir pelajaran
memberikan latihan tertulis, dengan
mengerjakan soal di buku paket, siswa
menjawab di buku latihan.
 Siswa memeriksa hasil latihan secara
silang, setelah secara bersama-sama
menemukan jawaban yang benar.
Refleksi dan Konfirmasi
Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru
untuk mengetahui ketercapaian proses pembelajaran dan
perbaikan. Seperti :
a) Apakah kalian memahami pengertian fabel?
b) Apakah kalian mengetahui contoh-contoh fabel?
c) Apakah kalian dapat menyebutkan apa saja unsur intrinsik
dalam fabel?
d) Apakah kalian dapat mengidentifikasi unsur-unsur pada fabel?
e) Apa pendapat kalian tentang pelajaran hari ini?
f) Apakah kalian menemukan sesuatu yang baru untuk dipelajari
dan itu penting?
g) Apakah kalian merasa senang dengan pelajaran kita hari ini
atau ada menemukan kesulitan?
h) Apa saran kalian untuk pembelajaran selanjutnya?
ASSESMENT (Penilaian)
Penilaian Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan (Lihat
Lampiran)

57
D. PENILAIAN

1. Teknik Penilaian:
a. Penilaian Sikap: Percaya diri, peduli, tanggung
jawab, disiplin
b. Penilaian Pengetahuan: Tes Tertulis
c. Penilaian Keterampilan: Unjuk Kerja

2. Bentuk Instrumen Penilaian


a. Sikap
1) Disiplin 2) Tanggung Jawab
c. Peduli 4) Percaya Diri

58
Format Penilaian
a. Pengetahuan
Siswa mengerjakan soal-soal latihan tertulis pada buku siswa

Format Penilaian
Hasil Penilaian Pengetahuan
Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3
Nama Siswa Belum Belum Belum
Tercapai Tercapai Tercapai
tercapai tercapai tercapai
(V) (V) (V)
(V) (V) (V)
Alfi
Alya
Davina
Ayat
Azka
Dafina
Fachry
Farhan
Tyas
Kenzie
Mu’ammar
Darenn
Davin
Farel
Galan
Irfan
Nabil
Raffa
Abisam
Nikeisha
Rakha
Gadis
Tisya
Tania
Zahira
Zara
Daffa
Keterangan:
1. Aspek 1 : Menjelaskan pengertian fabel (C2)
2. Aspek 2 : Menyebutkan contoh-contoh fabel (C1)
3. Aspek 3: Menentukan unsur-unsur intrinsik pada fabel(C3)

59
b. Keterampilan
Penilaian Unjuk Kerja

a. Menemukan unsur intrinsik pada teks


Perlu
Aspek/ Baik sekali Baik Cukup
bimbingan
Kriteria
4 3 2 1
Ketepatan Menemukan Hampir Ada Sebagian
keseluruhan semua beberapa unsur
unsur unsur unsur intrinsik
intrinsik intrinsik intrinsik yang
dengan ditemukan yang ditemukan
tepat dengan tidak tidak tepat
tepat tepat
Menunjukkan Mampu Mampu Ada Sebagian
bukti menunjukka menunjukk beberapa besar bukti
pendukung n bukti an hampir bukti pendukung
pendukung semua penduku yang
bukti ng yang ditunjukkan
pendukung ditunjukk tidak tepat
an tidakn
tepat
Waktu Keseluruha Keseluruha Keseluru Keseluruhan
n unsur n unsur han unsur
intrinsik intrinsik unsur intrinsik
ditemukan ditemukan intrinsik ditemukan
dengan dengan di dengan
sangat cepat cepat temukan sangat
dengan lambat
cukup
cepat

60
C. REMEDIAL DAN PENGAYAAN
i. Remedial
1. What is a fable?
2. Give 3 examples of fables!
3. Read this fable.
One day while a (hungry /
angry) dog was walking along
the streets, he came across a
huge piece of meat. “Wow, this
is the largest piece of meat I've
ever seen”. The hungry dog
quickly bit down on the meat
and thought “Yum, I'm going to
enjoy this all by myself”
A little later the dog came
across the (bridge / tree) over
a stream and he started to
cross it, but to his surprise a
dog in the stream below was
looking at him with an even
bigger piece of meat in his
(mouth / hand). “Oh, that dog
has some meat too and his
meat is bigger than mine. I'm
going to take it from him”.
The greedy dog started
barking at the dog in the stream.
When the dog opened his mouth to
(bark / park), he dropped his meat
into the water and lost it. That’s
when the greedy dog realized that

61
the dog in the stream was his own
(reflection / twin).
Write down the intrinsic features of the fable.
a. Main character :
.........................................................................
b. Place setting :
.........................................................................
c. Time setting :
.........................................................................
d. Moral values :
.........................................................................

ii. Pengayaan
Find 2 different fables from various source and
compare the intrinsic features of those fables.

D. SUMBER DAN MEDIA


1. Fable “The Ant and The Dove”, accessed on
www.youtube.com

Refleksi Guru

62
Catatan Guru
1. Masalah :……….
2. Ide Baru :………..
3. Momen Spesial :………….

Catatan Guru
1. Masalah :……….
2. Ide Baru :………..
3. Momen Spesial :………….

Mengetahui Samarinda, 18 April 2022


Kepala Sekolah, Guru Kelas 5,

Supriyati, ST. Devi Iriani Pratiwi, S.Pd

63
RENCANA PELAKSANAAN PERBAIKAN
PEMBELAJARAN I

Sekolah : SD Fastabiqul Khairat Samarinda


Kelas / Semester : VI/ Ganjil
Materi Pokok : Intrinsic Elements of a Short Story
Tema : Fables
Pembelajaran ke :1
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A. KOMPETENSI DASAR :
Siswa dapat memahami isi bacaan teks sederhana : fabel.

B. INDIKATOR TUJUAN PEMBELAJARAN (ITP)


Setelah menyelesaikan pembelajaran ini, siswa diharapkan
mampu:
1. Menjelaskan pengertian fabel (C2)
2. Menyebutkan contoh-contoh fabel (C1)
3. Menentukan unsur-unsur intrinsik pada teks fiksi (C3)

C. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahu- 1. Melakukan Pembukaan dengan salam, 5 menit
luan menanyakan keadaan anak-anak, dan
dilanjutkan dengan membaca Doa
(Orientasi)
2. Mengajukan pertanyaan berikut :
a. Siapa yang hobinya membaca?
b. Buku apa yang suka kalian baca?
3. Memberikan gambaran tentang tujuan,
manfaat pelajaran mempelajari

64
pelajaran yang akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari, dan kegiatan
yaitu anak-anak akan mendengarkan
guru mendongeng. (Motivasi)

Inti A. Ayo Berkreasi 60


• Awal pembelajaran dimulai dengan menit
kegiatan motivasi dengan
menyediakan gambar diantaranya

 Pergunakan gambar (pengamatan


gambar) dari beberapa gambar yang
tersedia untuk menstimulus ide,
gagasan, dan pendapat siswa. Kegiatan
ini juga dapat digunakan untuk
memancing pemahaman awal peserta
didik mengenai teks fiksi. (Critical
Thinking and Problem Formulation
B. Ayo Membaca
 Siswa membaca teks fiksi berupa fabel
“The Peacock and The Crane”
C. Ayo Mengamati
Eksplorasi : (inkuiri)
 Guru memajang gambar yang
menunjukkan fabel
 Siswa diminta meperhatikan gambar-
gambar tersebut.
 Beberapa siswa diminta untuk
menyebutkan apa yang dilihatnya
dalam gambar.
 Guru memperkenalkan istilah fabel
 Guru menunjukkan gambar dan
menjelaskan secara singkat

65
pengertian fabel. Lalu meminta
siswa menyebutkan contoh-contoh
fabel yang mereka ketahui.
 Guru menyebutkan dan menjelaskan
secara singkat unsur-unsur intrinsik
yang ada dalam fabel.
 Guru menceritakan kembali teks
“The Peacock and The Crane”
menggunakan metode story telling
dengan intonasi, pengucapan dan
mimik wajah yang mendukung cerita
tersebut serta menggunakan alat
peraga berupa gambar.
 Siswa mendengarkan guru bercerita
dengan seksama dan diminta
mencatat unsur intrinsik yang
mereka temukan.
Elaborasi :
 Guru meminta siswa menunjukkan
unsur intrinsik dalam cerita yang
telah dibacakan guru.
 Siswa lain menanggapi jawaban
siswa tersebut dan secara bergantian
siswa menunjukkan unsur intrinsik
yang lain.
D. Kerja Sama dengan Orang Tua
 Siswa diminta untuk mengajak orang
tua dan anggota keluarga lainnya
untuk memperbanyak membaca
untuk meningkatkan literasi
keluarga.
Penutup  Membuat resume (CREATIVITY) 20
dengan bimbingan guru tentang menit
point-point penting yang muncul dari
kegiatan yang baru saja dilakukan.
 Evaluasi dilakukan selama proses

66
pembelajaran melalui tanya jawab
lisan, dan pada akhir pelajaran
memberikan latihan tertulis, dengan
mengerjakan soal di buku paket,
siswa menjawab di buku latihan.
 Siswa memeriksa hasil latihan secara
silang, setelah secara bersama-sama
menemukan jawaban yang benar.
Refleksi dan Konfirmasi
Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru
untuk mengetahui ketercapaian proses pembelajaran dan perbaikan.
Seperti :
a) Apakah kalian memahami pengertian fabel?
b) Apakah kalian mengetahui contoh-contoh fabel?
c) Apakah kalian dapat menyebutkan apa saja unsur intrinsik
dalam fabel?
d) Apakah kalian dapat mengidentifikasi unsur-unsur pada fabel?
e) Apa pendapat kalian tentang pelajaran hari ini?
f) Apakah kalian menemukan sesuatu yang baru untuk dipelajari
dan itu penting?
g) Apakah kalian merasa senang dengan pelajaran kita hari ini atau
ada menemukan kesulitan?
h) Apa saran kalian untuk pembelajaran selanjutnya?
ASSESMENT (Penilaian)
Penilaian Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan (Lihat
Lampiran)

67
D. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian:
a. Penilaian Sikap: Percaya diri, peduli, tanggung
jawab, disiplin
b. Penilaian Pengetahuan: Tes Tertulis
c. Penilaian Keterampilan: Unjuk Kerja

2. Bentuk Instrumen Penilaian


b. Sikap
i. Disiplin
ii. Tanggung Jawab
iii. Peduli
iv. Percaya Diri
Format Penilaian
a. Pengetahuan
Siswa mengerjakan soal-soal latihan tertulis pada buku
siswa

68
Format Penilaian
Hasil Penilaian Pengetahuan
Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3
Nama
Belum Belum Belum
Siswa Tercapai Tercapai Tercapai
tercapai tercapai tercapai
(V) (V) (V)
(V) (V) (V)
Alfi
Alya
Davina
Ayat
Azka
Dafina
Fachry
Farhan
Tyas
Kenzie
Mu’ammar
Darenn
Davin
Farel
Galan
Irfan
Nabil
Raffa
Abisam
Nikeisha
Rakha
Gadis
Tisya
Tania
Zahira
Zara
Daffa
Keterangan:
1. Aspek 1 : Menjelaskan pengertian fabel (C2)
2. Aspek 2 : Menyebutkan contoh-contoh fabel (C1)
3. Aspek 3: Menentukan unsur-unsur intrinsik pada fabel(C3)

69
b. Keterampilan
Penilaian Unjuk Kerja
a. Menemukan unsur intrinsik pada teks
Perlu
Aspek/ Baik sekali Baik Cukup
bimbingan
Kriteria
4 3 2 1
Ketepatan Menemukan Hampir semua Ada bebera- Sebagian un-
keseluruhan unsur intrinsik pa unsur sur intrinsik
unsur ditemukan intrinsik yang dite-
intrinsik dengan tepat yang tidak mukan tidak
dengan tepat tepat tepat
Menunjukkan Mampu Mampu Ada beberá- Sebagian
bukti menunjukkan menunjukkan pa bukti besar bukti
pendukung bukti hampir semua pendukung pendukung
pendukung bukti yang yang
pendukung ditunjukkan ditunjukkan
tidak tepat tidak tepat
Waktu Keseluruhan Keseluruhan Keseluruhan Keseluruhan
unsur intrinsik unsur intrinsik unsur unsur
ditemukan ditemukan intrinsik intrinsik
dengan sangat dengan cepat ditemukan ditemukan
cepat dengan dengan
cukup cepat sangat
lambat

70
A. REMEDIAL DAN PENGAYAAN
1. Remedial
1. What is a fable?
2. Give 3 examples of fables!
3. Read this fable.
One day while a (hungry /
angry) dog was walking
along the streets, he came
across a huge piece of
meat. “Wow, this is the
largest piece of meat I've
ever seen”. The hungry dog
quickly bit down on the
meat and thought “Yum,
I'm going to enjoy this all
by myself”
A little later the dog came
across the (bridge / tree)
over a stream and he started
to cross it, but to his
surprise a dog in the stream
below was looking at him
with an even bigger piece
of meat in his (mouth /
hand). “Oh, that dog has
some meat too and his meat
is bigger than mine. I'm
going to take it from him”.
The greedy dog started
barking at the dog in the
stream. When the dog
opened his mouth to (bark /

71
park), he dropped his meat
into the water and lost it.
That’s when the greedy dog
realized that the dog in the
stream was his own
(reflection / twin).

Write down the intrinsic features of the fable.


a. Main character :
..................................................................................
b. Place setting :
..................................................................................
c. Time setting :
..................................................................................
d. Moral values :
..................................................................................

2. Pengayaan
Find 2 different fables from various source and
compare the intrinsic features of those fables.

B. SUMBER DAN MEDIA


 Fable “The Sun and The Wind”, accessed on
www.youtube.com

Refleksi Guru

72
Catatan Guru
1. Masalah :……….
2. Ide Baru :………..
3. Momen Spesial :………….

Mengetahui Samarinda, 23 Mei 2022


Kepala Sekolah, Guru Kelas 5,

Supriyati, ST. Devi Iriani Pratiwi, S.Pd

73
THE SUN AND THE WIND

There was once an


argument between the wind
and the sun about who was
stronger than the other. They
argued for a long time but
neither of them emerged the
winner.

It wasn't too long before they


spotted a man walking on the
road. Looking at the man
wearing a coat, an idea struck
them both. They challenged
each other that the one who
succeeded in removing the coat
from the man's back was the
strongest.

The wind volunteered to try


first. It began to blow hard. But
the man held his coat tighter
around him and resumed
walking with great difficulty.
The wind continued blowing
harder and harder but the men
held onto his coat tighter and
tighter. Finally, the wind was
exhausted and gave up.

74
It was now the turn of the
Sun. He looked at the man and
begin to gently shine upon
path the man was walking on.
The man looked up at the sky,
surprised at the change in
weather. The sun just
continued shining upon the
man's head gently. Soon the
man sweating. Unable to bear
the rising heat the man finally
took off his coat.

75
LAMPIRAN 3 Tabel Nilai Siswa Prasiklus

LAMPIRAN 3
Tabel Nilai Siswa Prasiklus
Keterangan
No Nama Siswa KKM Nilai
T TT
1 Alfi 80 40 √
2 Alya 80 80 √
3 Davina 80 50 √
4 Ayat 80 20 √
5 Azka 80 70 √
6 Dafina 80 60 √
7 Fachry 80 60 √
8 Farhan 80 80 √
9 Tyas 80 80 √
10 Kenzie 80 70 √
11 Mu’ammar 80 80 √
12 Darenn 80 20 √
13 Davin 80 70 √
14 Farel 80 60 √
15 Galan 80 50 √
16 Irfan 80 80 √
17 Nabil 80 80 √
18 Raffa 80 80 √
19 Abisam 80 80 √
20 Nikeisha 80 70 √
21 Rakha 80 80 √
22 Gadis 80 50 √
23 Tisya 80 50 √
24 Tania 80 80 √
25 Zahira 80 80 √
26 Zara 80 60 √
27 Daffa 80 70 √
Jumlah 1760
Rata-rata 65,2
Tuntas 11
Tidak Tuntas 16
Persentase Ketuntasan Belajar 41% 59%

76
Grafik Batang Skor Nilai Siswa
14
12
Jumlah Siswa

10
8
6
4
2
0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Skor Nilai

77
Tabel Nilai Siswa Siklus 1
Keterangan
No Nama Siswa KKM Nilai
T TT
1 Alfi 80 50 √
2 Alya 80 80 √
3 Davina 80 60 √
4 Ayat 80 40 √
5 Azka 80 80 √
6 Dafina 80 70 √
7 Fachry 80 70 √
8 Farhan 80 80 √
9 Tyas 80 90 √
10 Kenzie 80 80 √
11 Mu’ammar 80 90 √
12 Darenn 80 40 √
13 Davin 80 80 √
14 Farel 80 70 √
15 Galan 80 60 √
16 Irfan 80 80 √
17 Nabil 80 80 √
18 Raffa 80 90 √
19 Abisam 80 90 √
20 Nikeisha 80 80 √
21 Rakha 80 80 √
22 Gadis 80 60 √
23 Tisya 80 60 √
24 Tania 80 80 √
25 Zahira 80 80 √
26 Zara 80 60 √
27 Daffa 80 80 √
Jumlah 1960
Rata-rata 72.6
Tuntas 16
Tidak Tuntas 11
Persentase Ketuntasan
59% 41%
Belajar

78
Grafik Batang Skor Nilai Siswa Siklus I
14
12
10
Jumlah Siswa

8
6
4
2
0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Skor Nilai

79
Tabel Nilai Siswa Siklus II
Keterangan
No Nama Siswa KKM Nilai
T TT
1 Alfi 80 80 √
2 Alya 80 80 √
3 Davina 80 80 √
4 Ayat 80 70 √
5 Azka 80 80 √
6 Dafina 80 80 √
7 Fachry 80 80 √
8 Farhan 80 90 √
9 Tyas 80 100 √
10 Kenzie 80 90 √
11 Mu’ammar 80 100 √
12 Darenn 80 60 √
13 Davin 80 90 √
14 Farel 80 80 √
15 Galan 80 70 √
16 Irfan 80 90 √
17 Nabil 80 80 √
18 Raffa 80 100 √
19 Abisam 80 90 √
20 Nikeisha 80 80 √
21 Rakha 80 90 √
22 Gadis 80 80 √
23 Tisya 80 80 √
24 Tania 80 80 √
25 Zahira 80 80 √
26 Zara 80 80 √
27 Daffa 80 90 √
Jumlah 2250
Rata-rata 83,3
Tuntas 24
Tidak Tuntas 3
Persentase Ketuntasan
88 % 12 %
Belajar

80
Grafik Batang Skor Nilai Siswa Siklus II
Jumlah Siswa 14

-1
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Skor Nilai

81
LAMPIRAN 4 Lembar Kerja Siswa

LAMPIRAN 4

Lembar Kerja Siswa Pra Siklus

82
83
Lembar Kerja Siswa Siklus 1

84
85
Lembar Kerja Siswa Siklus II

86
87
Lampiran 5 Foto Kegiatan
LAMPIRAN 5

Foto Kegiatan

88
DAFTAR PUSTAKA

Aliyah, S. (2011). Pengaruh Metode Storytelling dengan


Media Panggung Boneka Terhadap Peningkatan
Kemampuan Menyimak dan Berbicara Anak Usia dini
(Tesis). Sekolah Pasca Sarjana : Bandung.

Ananthia, W. (2010). Storytelling In An Primary School Efl


Context. Thesis Teacher Perspective Bachelor Of
English Education Monash University. Australia : tidak
diterbitkan

Arikunto, Suharsimi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas.


Jakarta : Bumi Aksara

Asfandiyar. (2007). Cara Pintar mendongeng. Bandung : PT.


Mizan Pustaka

Fitriani. (2011). Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui


Metode Menceritakan Ulang (story telling) pada Siswa
Kelas V SD Minasaupa Kota Makassar. Makassar:
Universitas Muhammadiyah Makassar.

Haifa, A.Ummul. (2018). Pengaruh Penerapan Metode Story


Telling Terhadap Hasil Belajar Keterampilan
Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Siswa Kelas V SD Inpres Pullauweng Kecamatan
Eremerasa Kabupaten Bantaeng (Skripsi). Makassar :
Universitas Muhammadiyah Makassar

Mualifah. (2013).Storytelling Sebagai Metode Parenting


Untuk Pengembangan Kecerdasan Anak Usia Dini.
Malang: UIN Malik Ibrahim

89
Nurgiyantoro, Burhan. (2010). Teori Pengkajian Fiksi.
Yogyakarta : Gajah Mada University Press

Rohmatin, Alfi. (2019). Analisis Unsur Intrinsik Novel


Assalamualaikum Hawa Yang Tersembunyi Karya Heri
Satriawan Dan Hubungannya Dengan Pembelajaran
Bahasa Indonesia Di Sma (Skripsi). Bojonegoro : IKIP
PGRI Bojonegoro

Shintalasmi, Yulia dan Mujinem, Mujinem. (2021). Perbedaan


Hasil Belajar Kognitif Ips Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Dan Stad Pada Siswa
Kelas Iv Sd Muhammadiyah Mutihan
Wates. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta

Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta:


UNY Press.

Tarigan, Henry G. (2011). Prinsip-Prinsip Dasar Sastra.


Bandung : Angkasa

90
91
92

Anda mungkin juga menyukai