Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS KASUS DAN SOLUSI PADA POSTER

Oleh:

1. Annisa Ayu Safitri 201746500384


2. Aisyah Nur Cahyani 201746500410
3. Shiti Gaziliani Achmad 201746500417

KELAS: R5G/ KELOMPOK 8

Dosen:
Fariko Edwardi, S.Pd., M.Sn.

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

2019
ANALISIS PEMBAHASAN

Kasus
Kami mengidentifikasi poster (Iklan
layanan masyarakat) dan menemukan satu
kasus yaitu kurangnya minat memakan
sayuran pada anak-anak. Penyebab kurangnya
minat konsumsi sayur-sayuran pada anak
dikarenakan paradigma luas yang tersebar di
masyarakat bahwa sayur-sayuran itu tidak
enak dan kurangnya pengolahan yang baik
dalam memanfaatkan sayur-sayuran sehingga
berpengaruh pada pola pikir anak-anak
memandang sayur-sayuran.

Solusi
Pada usia anak-anak, dibutuhkan gizi
yang seimbang, salah satunya adalah
konsumsi sayur-sayuran. Sayuran sangat
dibutuhkan bagi tubuh anak-anak dan menjadi
penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak sebagai sumber vitamin.
Maka dari itu untuk meningkatkan minat konsumsi sayur-sayuran pada anak-anak dibutuhkan usaha mulai
dari sosialisasi pentingnya sayur-sayuran hingga memanfaatkan hal-hal unik dan kreatif pada prakteknya
agar anak-anak tertarik dengan sayuran. Berikut hasil diskusi beberapa solusi yang dapat ditawarkan:
1. Remake Poster. Membuat poster yang lebih menarik daripada sebelumnya. Isi posternya terdapat
dua anak-anak berpakaian pahalawan dimana disalah satu tangan mereka sedang memegang
sayuran dan ingin memakannya dan tangan satunya lagi sedang mengepal kearah atas layaknya
gaya pahlawan pembela keadilan. Tulisan “Suka makan buah dan sayur? Itu baru Pahlawan!”
menggunakan teks yang berstroke tebal dan berada di bawah gambar kedua anak tersebut. Dibawah
tulisan tersebut terdapat gambar berbentuk vector dari berbagai jenis macam sayuran. Logo
Germas, Kementrian Kesehatan RI dan tulisan “www.kemkes.go.id” ditaruh di pojok atas tengah-
tengah poster. Background dari poster didominasi oleh warna hijau menggunakan berbagai jenis
flat design yang bertema nature dan sayuran dan didesain sedemikian rupa agar terlihat menarik.
2. Sosialisasi kepada anak-anak dengan menggunakan infografis yang unik dan dapat menarik
perhatian anak-anak. Infografisnya menggunakan flat design dengan warna cerah tapi tidak
menyakiti mata ketika dipandang seperti pale lime green, slime green dan camo pada penggunaan
warna hijaunya. Lalu durasi untuk infografisnya dibuat 5-10 menit, tidak terlalu cepat ataupun lama
karena kecenderungan anak-anak yang mudah teralihkan oleh hal lain, maka dari itu infografisnya
harus dibuat sekreatif dan semenarik mungkin untuk anak-anak sehingga anak-anak menaruh
perhatian pada sayur-sayuran.
3. Membuat buku informasi tentang manfaat sayur-sayuran. Bukunya bermodel seperti buku
dongeng, menggunakan gambar-gambar ilustrasi agar anak-anak mudah paham. Jenis gambar
ilustrasinya watercolour, penggunaan font-fontnya yang mudah terbaca oleh anak-anak dan dibuat
ringan. Untuk konsep buku informasi didalamnya terdapat sedikit pop up untuk mengajak anak-
anak bermain dan merasa asyik ketika membacanya sehingga tidak terkesan monoton dan
membosankan.
4. Membuat karakter sayur-sayuran yang menjadi super hiro bagi anak-anak. Kita dapat
menggunakan metode ATM (Amati Tiru Modifikasi) dari karakter-karakter sayur-sayuran yang
terdapat pada film Cloudy with a Chance of Meatballs, dengan memodifikasi karakter sayur-
sayuran tersebut dan disesuaikan dengan model anak-anak, kita dapat membuat karakter super hiro
di mata anak-anak.
5. Setelah terbentuk paradigma karakter super hiro berbentuk sayur-sayuran, maka selanjutnya dapat
dibuatkan animasi yang menceritakan perjalanan sayuran tersebut melawan penyakit-penyakit atau
bakteri kuman sebagai penjahatnya.
6. Bagi orang tua dapat membuat bekal untuk anak-anaknya dengan berbagai bentuk yang menarik
dan unik, sehingga menjadikan anak-anak tersebut tertarik, gemar dan senang makan sayuran.
Bahkan bila perlu dibuatkan video tutorial cara membuat bekal unik untuk anak-anak dari para
orang tua agar orang tua bisa mengembangkan ide-ide kreatif dalam pembuatan bekal anak.

Anda mungkin juga menyukai