NIM : 2308010326 Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Hukum
Resume dari buku Ilmu Hukum Bab II
Secara kepustakaan ilmu hukum dikenal dengan nama Jurisprudence yang memiliki arti umum yaitu ilmu yang mempelajari hukum. Setiap ilmu memiliki objeknya sendiri, sama halnya dengan ilmu hukum yang memiliki objek yaitu hukum. Ilmu hukum memiliki guna untuk memberi gambaran umum tentang hukum sebelum mempelajari hukum lebih terperinci. Tujuan dari ilmu hukum adalah untuk memperoleh pengetahuan tentang segala hal dan seluk beluk mengenai hukum, maka dapat disimpulkan bahwa ilmu hukum memiliki ruang lingkup yang luas. Seperti yang dikutip dari buku Jurisprudemce- 1979 yang ditulis oleh Leslie Basil Curzon, “Ilmu hukum mencakup dan membicarakan segala hal yang berhubungan dengan hukum. Demikian luasnya masalah yang dicakup oleh ilmu ini, sehingga sempat memancing pendapat orang untuk mengatakan, bahwa ‘batas-batasnya tidak bisa ditentukan’. Ilmu hukum tentu tidak hanya berurusan dengan perundang-undangan belaka, hukum juga mengajukan pertanyaan falsafi seperti hakikat dan asal-usul hukum, hubungan antara hukum dengan kekuasaan, hukum dengan keadilam dan sebagainya. Selanjutnya pembicaraan mengenai hukum dalam konteks kesejarahan menunjukan kaitan erat antara hukum dengan sejarah. Bagi seseorang yang ingin mengetahui hukum secara mendalam sangat perlu mengetahui perkembangan hukum dari masa ke masa sampai sekarang, maka disinilah fungsi sejarah dalam ilmu hukum. Dari apa yang diuraikan hukum tidak hanya menjangkau soal batas-batas hukum disuatu negara, di sini hukum merupakan suatu fenomen dalam kehidupan manusia di dunia dan dari masa kapan pun. Selanjutnya adalah metode dalam hukum. Dalam ilmu hukum tidak hanya berhadapan dengan satu metode, melainkan lebih dari itu dan masing-masing bisa diterima sebagai metode yang sah. Dengan demikian, ini mengandung arti, bahwa kita berhadapan dengan kebebasan untuk memilih, asal pilihan itu diterapkan secara konsekuen. Pilihan metode tidak dapat dipisahkan dari penglihatan seseorang mengenai hakikat dari hukum, maka terdapat hubungan erat antara pandangan falsafi dengan metode yang digunakan. Pemilihan terhadap masing-masing penglihatan ini akan berlanjut pada metode yang dipakai. Apabila melihat hukum sebagai perwujudan dari nilai tertentu, maka pilihan tersebut membawa kita kepada metode yang bersifat idealis. Salah satu pemikiran utamanya adalah memahami arti keadilan. Pemikiran ini membahas tuntutan apa yang harus dilakukan hukum untuk mewujudkan nilai itu. Jika seseorang memilih melihat hukum sebagai suatu sistem peraturan yang abstrak yang melihat hukum sebagai lembaga yang otonom, maka seseorang itu menggunakan metode yang normatif dan sesuai dengan cara pembahasaan metode yang bersifat analitis, maka metode itu disebut normatif analitis. Metode ini tidak menghiraukan apakah hukum mewujudkan nilai tertentu atau apakah hukum dituntut untuk mencapai tujuan tertentu. Selanjutnya, apabila seseorang memahami hukum sebagai alat untuk mengatur masyarakat, maka metode yang dipilih adalah metode sosiologis. Paham ini mengaitkan hukum kepada usaha untuk mencapai tujuan serta memenuhi kebutuhan masyarakat. Metode ini memusatkan perhatiannya pada efektivitas dari hukum. Lalu terdapat teori hukum, Teori hukum muncul dari pertanyaan besar, pertanyaan besar tersebut mepersoalkan pembicaraan mengenai hukum. Ilmu hukum dan teori hukum memiliki hubungan yang erat, Keduanya bersifat sinonim. Teori hukum merupakan bagian penting dari ilmu hukum karena melalui teori hukum, ilmu hukum dapat mencerminkan perkembangan hukum itu sendiri, sehingga jika seseorang mempelajari ilmu hukum, orang tersebut juga akan mengetahui perkembangan hukum secara umum dan dalam pemikiran filsafat.