Anda di halaman 1dari 3

MASYARAKAT MADANI DALAM MEMBANGUN KESEJAHTERAAN UMAT

Oleh: Dr. Herwan, S.Pd.I., M.M.Pd.

Pengertian

Masyarakat Madani dapat diartikan sebagai suatu masyarakat yang beradab dalam
membangun, menjalani, dan mamaknai kehidupannya. Masyarakat Madani akan terwujud
apabila suatu masyarakat telah menerapkan prinsip-prinsip demokrasi dengan baik. Di dalam
Al qur’an Surat Ali Imran/3 ayat 110 sudah dijelaskan tentang umat yang terbaik untuk
membentuk peradaban manusia yang lebih humanis dan toleran yaitu:

Artinya:
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”. (tafsirweb.com/1242-surat-ali-imran-
ayat-110.html, n.d.).

Konsep
Konsep “Masyarakat Madani” merupakan penerjemahan atau pengislaman konsep “civil
society”. Orang yang pertama kali mengungkapkan istilah ini adalah Anwar Ibrahim dan
dikembangkan di Indonesia oleh Nurcholish Madjid. Pemaknaan civil society sebagai
Masyarakat Madani merujuk pada konsep dan bentuk masyarakat Madinah yang dibangun
Nabi Muhammad SAW dengan menerapkan Piagam Madinah. Masyarakat Madinah
dianggap sebagai legitimasi historis pembentukan civil society dalam masyarakat muslim
modern. Dikemukakan oleh Dato Seri Anwar Ibrahim dalam ceramahnya pada simposium
Nasional dalam rangka forum ilmiah pada acara Festival Istiqlal, 26 September 1995 di
Jakarta. (Hamim, 2000).
Selanjutnya, perumusan konsep Masyarakat Madani menggunakan projecting back theory,
yang berangkat dari sebuah hadits:

Artinya:
Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Katsir] telah mengabarkan kepada kami
[Sufyan] dari [Manshur] dari [Ibrahim] dari ['Ubaidah] dari ['Abdullah radliallahu 'anhu] dari
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sebaik-baik manusia adalah orang-orang yang
hidup pada zamanku (generasiku) kemudian orang-orang setelah mereka kemudian orang-
orang setelah mereka. Kemudian akan datang sebuah kaum yang persaksian seorang dari
mereka mendahului sumpahnya dan sumpahnya mendahului persaksiannya". Ibrahim
berkata; "Dahulu, mereka (para shahabat) mengajarkan kami tentang bersaksi dan memegang
janji (Mereka memukul kami bila melanggar perjanjian dan persaksian). HR. Bukhari
Muslim Nomor 2458. (ilmuislam.id/hadits/11182/hadits-bukhari-nomor-2458, n.d.).

Dalam hadits ini mengungkapkan dalam menetapkan ukuran baik atau buruknya perilaku
harus dengan merujuk pada kejadian yang terdapat dalam khazanah sejarah masa awal Islam
dan bila tidak ditemukan maka dicari pada sumber normatif al-Qur’an dan Hadits.

Karakteristik
Ada beberapa karakteristik Masyarakat Madani, diantaranya:
1. Bertuhan, artinya bahwa masyarakat tersebut adalah masyarakat yang beragama, yang
mengakui adanya Tuhan dan menempatkan hukum Tuhan sebagai landasan yang
mengatur kehidupan sosial.
2. Terintegrasinya individu-individu dan kelompok-kelompok eksklusif ke dalam
masyarakat melalui kontrak sosial dan aliansi sosial.
3. Menyebarnya kekuasaan sehingga kepentingan-kepentingan yang
4. mendominasi dalam masyarakat dapat dikurangi oleh kekuatankekuatan alternatif.
5. Dilengkapinya program-program pembangunan yang didominasi oleh negara dengan
program-program pembangunan yang berbasis masyarakat.
6. Terjembataninya kepentingankepentingan individu dan negara karena keanggotaan
organisasiorganisasi volunter mampu memberikan masukan-masukan terhadap
keputusan-keputusan pemerintah.
7. Tumbuhkembangnya kreatifitas yang pada mulanya terhambat oleh rejimrejim totaliter.
8. Meluasnya kesetiaan (loyality) dan kepercayaan (trust) sehingga individu-individu
mengakui keterkaitannya dengan orang lain dan tidak mementingkan diri sendiri.
9. Adanya pembebasan masyarakat melalui kegiatan lembaga-lembaga sosial dengan
berbagai ragam perspektif.
10. Damai, artinya masing-masing elemen masyarakat, baik secara individu maupun secara
kelompok menghormati pihak lain secara adil.
11. Tolong menolong tanpa mencampuri urusan internal individu lain yang dapat
mengurangi kebebasannya.
12. Toleran, artinya tidak mencampuri urusan pribadi pihak lain yang telah diberikan oleh
Allah sebagai kebebasan manusia dan tidak merasa terganggu oleh aktivitas pihak lain
yang berbeda tersebut.
13. Keseimbangan antara hak dan kewajiban sosial.
14. Berperadaban tinggi, artinya bahwa masyarakat tersebut memiliki kecintaan terhadap
ilmu pengetahuan dan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan untuk umat manusia.
15. Berakhlak mulia.
Referensi

Hamim, T. (2000). Islam dan Civil society (Masyarakat Madani): Tinjauan tentang Prinsip
Human Rights, Pluralism dan Religious Tolerance. Dalam Ismail SM dan Abdullah
Mukti, Pendidikan Islam, Demokratisasi dan Masyarakat Madani. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
tafsirweb.com/1242-surat-ali-imran-ayat-110.html. (n.d.). Retrieved from
tafsirweb.com/1242-surat-ali-imran-ayat-110.html.
ilmuislam.id/hadits/11182/hadits-bukhari-nomor-2458. (n.d.). Retrieved from
ilmuislam.id/hadits/11182/hadits-bukhari-nomor-2458.

Tugas
Kemukakan menurut pandangan Anda, strategi mewujudkan Masyarakat Madani dalam
mewujudkan kesejahteraan umat khususnya di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai