Disusun:
MUNAWAR
HASANUL BASRI
ARDI MAULANA
2022/2023
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur atas rahmat Allah SWT,
karena tanpa rahmat-Nya, kita tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
dan selesai tepat waktu. Selawat dan salam mari sama-sama kita sanjungkan
kepada pangkuan alam Nabi Besar Muhammad SAW, yang mana oleh beliau yang
telah mengobrak-abrik pola pikir kita dari alam jahiliyyah menuju alam
islamiyyah. Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Karena itu, kami sangat mengharapkankan kritik dan saran dari para
pembaca untuk melengkapi segala kekurangan dan kesalahan dari makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
selama proses penyusunan makalah ini.
DAFTAR ISI
A.Kesimpulan .........................................................................................
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Hak untuk memperoleh informasi bagi konsumen sangatlah penting seperti yang sudah
dijelaskan diatas informasi yang kurang memadai merupakan salah satu bentuk cacat produk
(cacat informasi) hak untuk memperoleh informasi yang benar, jelas dan jujur seperti yang
diatur dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen (UUPK) dimaksudkan agar konsumen
memperoleh gambaran terhadap produk yang diinginkannya serta terhindar dari kerugian
akibat kesalahan dalam penggunaan produk tersebut. Informasi yang merupakan hak
konsumen tersebut diantaranya adalah mengenai manfaat kegunaan produk, efek samping atas
penggunaan produk, tanggal kedaluwarsa, serta identitasprodusen dari produk tersebut.
informasi tersebut baik berupa lisan maupun tertulis, baik yang dicantumkan pada label
maupun melalui iklan yang disampaikan oleh produsen, baik melalui media cetak maupun
media elektronik.
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan Penelitian.
PEMBAHASAN
Perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha berdasarkan Pasal 8 UUPK adalah
larangan bagi pelaku usaha dalam kegiatan produksi, antara lain3
1. peraturan perundangundangan.
2. tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dalam
ketentuan Tidak sesuai dengan berat isi bersih atau neto.
3. Tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan, dan jumlah dalam hitungan
menurut ukuran yang sebenarnya.
4. Tidak sesuai denga kondisi, jaminan, keistimewaan sebagaimana dinyatakan dalam
label, etika , atau keterangan barang atau jasa tersebut.
5. Tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label.
6. Tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal.
7. Tidak memasang label atau membuat penjelasan barang yang memuat barang,
ukuran , berat isi atau neto.
1. Barang tersebut telah memenuhi atau memiliki potongan harga, harga khusus,
standar mutu tertentu.
2. Barang tersebut dalam keadaan baik/baru.
3. Barang atau jasa tersebut telah mendapat atau memiliki sponsor, persetujuan,
perlengkapan tertentu.
2
18Gunawan Widjaja & Ahmad Yani, 2000, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, hlm. 34
3
19Lastini, 2016, Perbuatan Yang Dilarang Bagi Pelaku Usaha menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen, Jurnal Lex Privatum, Vol.4 No.6, hlm. 7
4
Ibid.
4. Dibuat oleh perusahaan yang mempunyai sponsor atau persetujuan.
5. Barang atau jasa tersebut tersedia.
6. Tidak mengandung cacat tersembunyi.
7. Kelengkapan dari barang tertentu.
8. Berasal dari daerah tertentu.
9. Secara langsung atau tidak merendahkan barang atau jasa lain.
10. Menggunakan kata-kata yang berlebihan seperti aman, tidak berbahaya, atau efek
sampingan tanpa keterangan yang lengkap.
11. Menawarkan sesuatu yang mengandung janji yang belum pasti.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada pokoknya hak dan kewajiban satu pihak terhadap pihak lainnya lahir
dari suatu perjanjian maupun undang-undang. Secara umum telah diketahui bahwa
perjanjian tertulis antar konsumen dengan pelaku usaha tidak dapat dikemukakan,
sehingga kebanyakan orang hanya berbicara mengenai pemenuhan kebutuhan dari
konsumen yang mempergunakan, memanfaatkan maupun memakai barang
dan/atau jasa yang disediakan oleh pelaku usaha.
Untuk memberikan kepastian hukum dan kejelasan akan hak-hak dan
kewajiban-kewajiban para pihak, Undang-undang Perlindungan Konsumen telah
memberikan batasan mengenai hak-hak dan kewajiban-kewajiban. Hakhak dan
kewajiban-kewajiban dari pelaku usaha sebagaimana diatur dalam Undang-undang
Pelindungan Konsumen Pasal 6 (tentang hak pelaku usaha) dan Pasal 7 (mengenai
kewajiban pelaku usaha).
DAFTAR PUSAKA