Anda di halaman 1dari 5

RINGKASAN BAB 18

Bab ini membicarakan analisis proyek bisnis dipandang bukan hanya dari sudut pandang
perusahaan yang akan melaksanakan proyek bisnis tersebut, melainkan dari sudut pandang
ekonomi nasional. Karena, mungkin saja suatu proyek bisnis dinilai menguntungkan apabila
dipandang dari sisi perusahaan, tetapi sebenarnya malah membebani perekonomian nasional.
Contohnya didirikan airport baru mungkin menimbulkan kegiatan ekonomi di daerah
sekitarnya, namun didirikannya suatu industri dapat menimbulkan masalah pencemaran
lingkungan yang mana ini menjadi dampak eksternal yang merugikan.
ANALISIS EKONOMI DAN ANALISIS KEUANGAN
Analisis ekonomi merupakan suat proyek bisnis yang tidak hanya memperhatikan
manfaat yang dinikmati dan pengorbanan yang ditanggung oelh perusahaan saja, melainkan
oleh seluruh pihak dalam perekonomian. Sedangkan analisis keuangan atau analisis finansial
merupakan analisis yang hanya membatasi manfaat dan pengorbanan dari sudut pandang
perusahaan saja.
Dalam analisis ini kita hanya membatasi manfaat dan pengorbanan ekonomi, dan tidak
melangkah lebih jauh ke aspek manfaat dan pengorbanan dari aspek sosial (SCBA).
Analisis ekonomi penting dilakukan untuk proyek bisnis yang berkala besar, yang sering
kali menimbulkan perubahan dalam penambahan supply dan demand akan prduk tertentu,
karena dampak yang ditimbulkan pada ekonomi nasional akan cukup berarti.
Secara rinci, analisis ekonomi dilakukan dengan alasan karena adanya :
1. Ketidak sempurnaan pasar
2. Adanya pajak subsidi
3. Berlakunya konsep consumers surplus dan procedure surplus
Analisis biaya dan manfaat sosial (SCBA) melakukan analisis dengan memperhatikan faktor
dibawah ini :
1. Masalah externalies.
2. Perhatian akan pendistribusian penghasilan yang lebih merata.
3. Perhatian akan peningkatan savings yang diharapkan akan meningkatkan investasi.
4. Pertimbangan akan merit wants.
KONSEP CONSUMERS SURPLUS DAN PRODUCER SURPLUS
Konsep costumer surplus berkaitan erat dengan konsep wilingnes to pay yang berguna
untuk menghitung harga yang relevan pada analisis ekonomi.
Harga

D S’

P
E

S D’

Kuantitas
Q

Garis DD’ = Kurva permintaan


Garis SS’ = Kurva penawaran
E = Titik Ekuilibrium
Garis OQ = Kuantitas yang dibeli
Garis OP = Harga per-unit yang dibayar konsumen
Kurva permintaan tersebut menjelaskan bahwa unit yang pertama bersedia dibayar oleh
konsumen dengan harga per-unit sebesar OD. Sedangkan unit terakhir bersedia dibayar oleh
konsumen dengan harga OP. Wilingnes to pay dari para konsumen ditunjukan oleh garis DE.
Dengan demikian, keseluruhan kesediaan membayar dari konsumen ditunjukan pada area
ODEQ. Sedangkan harga yang dibayar oleh para konsumen hanyalah OPEQ. Seilisihnya (area
PED) disebut customer surplus. Dari sisi supply menunjukan bahwa produsen menerima
revenue sebesar OPEQ, tetapi total biaya yang ditanggung hanya OSEQ, selisihnya (area SPE)
disebut producer surplus.
Penerapan Konsep Consumer Surplus untuk Analisis Ekonomi
Misalkan fungsi permintaan akan suatu produk adalah:
Q = 90 - 3P
Fungsi penawaran :
Q = -7,5 + 1,875P
Dengan demikian, bisa dihitung Q ekuilibrium = 30 Unit
P ekuilibrium = Rp. 20
Keadaan ini digambarkan

Harga

30

S1

20

D
4

Kuantitas
Q3 30 Q2 Q1

Misalkan ada suatu proyek bisnis yang kana menambah supply sebesar 10 unit. Karena
penambahan supply ini, maka kurva penawaran akan bergeser ke kanan, sehingga harga akan
turun. Pergeseran kurva penawaran tersebut ditunjukkan dari kurva penawaran yang baru yaitu
DS’. Bagaimana persamaan kurva penawaran baru tersebut?
Persamaan kurva penawaran lama bisa dituliskan menjadi
P = 4 + (16/30)Q
Kurva penawaran yang baru masih mempunyai slope yang sama, yaitu (16/30). Dengan
demikian, persamaan kurva penawaran yang baru bisa dituliskan sebagai.
P = a + (16/30)Q
Kita tahu bahwa pada saat Q = 40, P = 20. Dengan demikian.
20 = a + (16/30)40
a = -(4/3)
Dengan demikian, persamaan kurva penawaran yang baru adalah
P = -(4/3) + (16/30)Q
Dengan pergeseran kurva penawaran yang baru tersebut, maka akan terbentuk harga dan
kuantitas ekuilibrium yang baru, yaitu :
Q1 ekuilibrium = 36,15 Unit (Q2)
P1 ekuilibrium = Rp. 18
Artinya dengan adanya proyek bisnis yang akan menambah supply sebesar 10 unit akan
mengakibatkan sebagian produsen yang lama mengurangi produksinya karena penurunan
harga. Jumlah unit yang dihasilkan dalam perekonomian menjadi 36,15 bukan sebesar 40.
Harga baru yang terbentuk adalah Rp. 18 bagi produsen baru (yang menjalankan proyek bisnis
tersebut) revenue (manfaat) yang diterimanya adalah,
10 x Rp 18 = Rp 180
Contoh tersebut menunjukan adanya manfaat bagi konsumen membuat manfaat bagi
perekonomian lebih besar dibandingkan dengan manfaat bagi perusahaan.
PENDEKATAN YANG DIPERGUNAKAN
Pendekatan yang dipergunakan untuk melakukan analisis ekonomi suatu proyek bisnis
pada dasarnya mendasarkan diri atas pendekatan UNIDO Guide to practical Project Apprasial.
Metode yang dipergunakan, memulai analisis dengan menggunakan analisis profitabilitas
finansial berdasarkan harga pasar, setelah itu baru dilakukan penyesuaian untuk meng-
estimate manfaat bersih proyek bisnis sesuai dengan harga ekonomi.
Dalam analisis SCBA, UNIDO meneruskan langkah-langkah diatas :
1. Melakukan penyesuaian dampak proyek bisnis tersebut terhadap tabungan dan
investasi
2. Melakukan penyesuaian dampak proyek bisnis tersebut pada distribusi pendapatan
(Income distribution)
3. Melakukan penyesuaian dalmpak proyek bisnis tersebut sesuai dengan pertimbangan
akan merit wants
Harga Bayangan untuk Resources
1. Input dan output yang diperdagangkan (tradable).
2. Input dan output yang tidak diperdagangkan (non-tradable).
3. Tenaga kerja
4. Modal
5. Valuta asing
Ilustrasi Analisis Ekonomi
1. Suatu proyek bisnis investasi direncanakan akan menghasilkan Rp. 1.000.000 unit
produk per-tahun
2. Biaya bahan baku yang diperlukan dalam satu tahun sebesar Rp. 50.000.000
3. Tenaga kerja terlatih dibayar Rp. 50.000.000 per-tahun
4. Tenaga kerja tidak terlatih dibayar juga Rp. 50.000.000 per-tahun
5. Aktiva tetap disusut 10% per-tahun tanpa nilai sisa.
6. Perusahaan memperoleh kredit sebesar Rp. 250.000.000 dengan suku bunga yang
umum berlaku, yaitu 20%
7. Biaya-biaya lain sebesar Rp. 60.000.000 per-tahun
8. Perusahaan membayar pajak penghasilan dengan tarif 25%

Anda mungkin juga menyukai