Anda di halaman 1dari 10

ZAKAT MAL DALAM KAJIAN ILMU FIKIH

Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Fikih

Dosen Pengampu:
Masroni

Oleh:
Hayya Ruhama (2020.01.01.1806)
Sintya Ulul Izmi (2020.01.01.1712)
Sulistika Adiningsih (2020.01.01.1792)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-ANWAR


SARANG REMBANG
2020
ZAKAT MAL DALAM KAJIAN ILMU FIKIH
Oleh: Sintya Ulul Izmi, Sulistika Adiningsih
A. Pendahuluan
Zakat merupakan salah satu bagian dari rukun iman. Oleh karena
itu, zakat termasuk hal yang penting dalam agama Islam. Sebagaimana
perintah zakat yang disebut beriringan dengan perintah salat dalam al-

Qur’an “1 ‫ ”اقيم و الص الة و ات وا الزك اة‬, Dirikanlah salat dan tunaikanlah

zakat.

Dalam Islam, zakat dibagi menjadi dua, yaitu zakat fitrah dan zakat
mal. Seperti yang diketahui bahwa zakat fitrah sudah lazim dilakukan oleh
masyarakat. Bukan hanya karena waktunya saja yang tetap, yaitu pada
bulan ramadhan, tetapi juga cara membayarnya yang mudah dan jumlah
zakat yang dikeluarkan relatif tetap. Berbeda dengan zakat mal yang
belum diketahui oleh masyarakat pada umumnya.

Pada zaman sekarang pun masih banyak masyarakat yang belum


memahami apa itu zakat mal. Padahal zakat mal juga termasuk kewajiban
yang harus dilakukan ketika sudah memenuhi syarat-syaratnya.
Berdasarkan hal tersebut, dalam makalah ini akan dipaparkan sedikit
penjelasan tentang zakat mal dalam kajian ilmu fikih.

B. Pengertian Zakat Mal


Zakat secara bahasa bermakna bersih atau tambah. Sedangkan
secara syara’ zakat berarti nama bagi harta tertentu, diambil dari harta
tertentu, dengan cara tertentu, dan diberikan kepada golongan tertentu. 2
Sedangkan ‘mal’ sendiri berarti harta. Kewajiban zakat mal dimulai pada
tahun kedua setelah hijrah Nabi, tepatnya setelah diwajibkannya zakat
fitrah.3 Adapun zakat mal ini wajib dikeluarkan dari delapan perkara, yaitu
hewan ternak, emas dan perak, tanaman (makanan pokok), buah-buahan

1
Al-Qur’an, al-Baqarah [2]: 43.
2
Syaikh Muhammad ibn Qosim al-Ghozi, “Fath al-Qorib al-Mujib fi Syarhi Alfadhi at-Taqrib”,
(Jakarta: Dar al-Kutub al- Islamiyah, 2003), 52.
3
Syaikh Zain al-Din ‘Abd al-Aziz al-Malaybari, “Fath al-Mu’in bi Syarh Qurrat al-‘Ain”,
(Surabaya: Al-Haramain, 2006), 48.
(kurma dan anggur), harta dagangan, rikaz, pertambangan, dan profesi.4
Dari beberapa pembagian tersebut, ada yang masih diperdebatkan,
diantaranya zakat harta temuan (rikaz), zakat harta dagangan, dan zakat
harta anak kecil.5

C. Hukum dan Dalil Zakat


Mengeluarkan zakat itu hukumnya wajib bagi setiap muslim yang
memiliki harta dan telah mencapai nishab atau kadarnya. Hukum wajib ini
diambil dari beberapa dalil al-Qur’an dan hadits. Diantaranya adalah:

1. Q.S. al-Baqarah (2): 43

‫اقيمو الصالة و اتوا الزكاة‬


2. Q.S. at-Taubah(9): 103

‫ِإ‬ ‫ِهِل‬ ‫ِم‬


‫ُخ ْذ ْن َأْم َٰو ْم َص َدَقًة ُتَطِّه ُر ُه ْم َو ُتَز ِّك يِه م َهِبا َو َص ِّل َعَلْيِه ْم ۖ َّن َص َلٰو َتَك َس َك ٌن‬

‫ُهَّلْم ۗ َو ٱلَّلُه ِمَس يٌع َعِليم‬

3. Hadits Nabi yang ditujukan pada Mu’adz ibn Jabbal

‫َأَّن َالَّنَّيِب صلى اهلل عليه وسلم َبَعَث ُمَعاًذا رضي اهلل عنه ِإىَل‬, ‫ َفَذ َك َر َاَحْلِد يَث‬:‫َو ِفيه‬

, ‫ ُتْؤ َخ ُذ ِم ْن َأْغ ِنَي اِئِه ْم‬: ‫َاْلَيَم ِن َعِن ِاْبِن َعَّب اٍس َر ِض َي َالَّل ُه َعْنُه َم ا َفُتَر ُّد يِف ُفَق َر اِئِه ْم‬
‫ِل‬ ‫ِه‬ ‫ِه‬ ‫ِد ِا‬ ‫ِهِل‬
‫ َو الَّلْف ُظ ْلُبَخ اِر ّي‬, ‫ ُم َّتَف ٌق َعَلْي‬, ‫ِ َص َدَقًة يِف َأْم َو ا ْم ) ( َأَّن َالَّلَه َق ْفَتَر َض َعَلْي ْم‬
Artinya: Dari Ibnu Abbas r. bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa
Sallam mengutus Mu’adz ke negeri Yaman –ia meneruskan
hadits itu– dan didalamnya (beliau bersabda): “Sesungguhnya
Allah telah mewajibkan mereka zakat dari harta mereka yang
diambil dari orang-orang kaya di antara mereka dan dibagikan

4
Dr. Mustafa Daib al-Bagha, “Al- Tadzhib fi Adillah Matan al-Ghayah at-Taqrib”, (Beirut: Dar
ibn Kathir, 1989), 92.
5
Al-Syaikh Ibrahim al-Bayjuri, “Hasyiyah al-Syaikh Ibrahim al-Bayjuri ‘ala Syarh al-‘Allamah
ibn al-Qasim al-Ghazzi”, (Beirut: Dar al-Kitab al-‘Ilmiyyah, 1999), 498.
kepada orang-orang fakir di antara mereka.” Muttafaq Alaihi
dan lafadznya menurut Bukhari.

‫ِمَس‬ ‫ِض ِهلل‬ ‫ِد ِهلل‬ ‫ِد‬


‫َعْن َأْيِب َعْب اَّل رَمْحِن َعْب ا ْبِن ُعَم َر ْبِن اَخْلَّط اِب َر َي ا َعْنُه َم ا َق اَل ْعُت‬

‫ َش َه اَدِة َأْن‬: ‫ ُبَيِن اإلْس َالُم َعَلى ْمَخٍس‬: ‫ َص َّلى اُهلل َعَلْي ِه َو َس َّلم َيُق ْو ُل‬:‫َرُس ْو َل اِهلل‬

, ‫ َو َح ِّج اْلَبْيِت‬,‫َالِإَل َه ِإَّال اُهلل َو َأَّن َحُمَّم ًد ا َر ُس ْو ُل اِهلل َو ِإَق اِم الَّص َالِة َو ِإْيَت اِء الَّز َك اِة‬

‫ (رواه البخاري و مسلم‬. ‫َو َصْو ِم َرَم َض اَن‬

Abu Abdurrahman Abdullah bin Umar bin Khaththab


Radhiyallahu anhuma berkata : Aku pernah mendengar
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Islam
dibangun atas lima pekara. (1) Persaksian bahwa tiada Tuhan
selain Allah, dan Muhammad Rasul Allah, (2) mendirikan
shalat, (3) mengeluarkan zakat, (4) melaksanakan ibadah haji,
dan (5) berpuasa Ramadhan”. [HR Bukhari dan Muslim].
4. Dalil ijma’ Abu Bakar dalam memerangi kaum murtad yang

tidak mau membayar zakat.

D. Syarat-Syarat Zakat
1. Zakat Hewan Ternak
Hewan ternak yang wajib dizakati ada tiga, yaitu unta, sapi, kambing.
Syarat wajibnya ada enam, yaitu:
a) Islam
b) Merdeka
c) Kepemilikan penuh
d) Sudah mencapai satu nishab
e) Sudah mencapai satu haul
f) Digembalakan
2. Zakat Emas dan Perak
Syarat wajib mengeluarkan zakat ini adalah:
a) Islam
b) Merdeka
c) Kepemilikan penuh
d) Mencapai satu nishab
e) Mencapai satu haul
3. Zakat Hasil Pertanian
Bahan makanan pokok, seperti gandum putih, gandum merah,
kedelai, dan beras, diwajibkan zakat dengan tiga syarat, yaitu:
a. Hasil pertanian termasuk tanaman yang ditanam oleh manusia. Jika
tanaman itu merupakan tanaman yang tumbuh sendiri karena terbawa
air atau angin, maka tidak diwajibkan zakat atasnya.
b. Hasil tanaman merupakan bahan makanan pokok yang tahan lama atau
bisa disimpan, kecuali tanaman bumbu seperti tanaman al-kammun
(jenis bumbu dapur).
c. Harus mencapai satu nishab, yaitu lima wasaq tanpa kulit. Dalam
beberapa redaksi menggunakan bahasa “harus mencapai lima wasaq
dengan tidak menyertakan kata nishab.”
4. Zakat Buah-Buahan
Buah-buahan yang diwajibkan zakat ada dua, yaitu kurma kering dan
anggur kering. Syarat wajib zakat buah-buahan ada empat, di antaranya:
a. Islam
b. Merdeka
c. Kepemilikan sempura
d. Nishab

Ketika salah satu syarat tersebut ada yang tidak terpenuhi, maka tidak ada
kewajiban mengeluarkan zakat.6

5. Zakat Tijarah (Barang Dagangan)


Tijaroh (dagangan) menurut istilah fiqih adalah mentasarufkan
(mengolah) harta dengan cara tukar menukar umtuk memperoleh laba dan
disertai dengan niat berdagang saat akad atau di tempat akad.7

6
Syaikh Muhammad ibn Qosim al-Ghozi, “Fath al-Qorib al-Mujib fi Syarhi Alfadhi at-Taqrib”,
(Jakarta: Dar al-Kutub al- Islamiyah, 2003), 53-55.
7
Tim Kajian Ilmiah FKI Ahla Shuffah 103, KamusFiqih, (Kediri: Purna Siswa MHM 2013), 244.
Zakat barang perdagangan hukumnya wajib. Sebab ia merupakan
harta benda.8 Sebagaimana Allah berfirman dalam Q.S At-Taubah[9]: 30:
Artinya:
“Ambillah zakat dariharta Sebagian mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan dan mensucikan mereka.”
Syarat-syaratwajib zakat tijarah:
a) Haul (sudah melewati masa satu tahun).
b) Sudah mencapai nishab selama satu tahun (haul).
c) Ada niat berdagang.
d) Hasil dari tukar menukar (berdagang). Bukan hasil pemberian
orang lain, seperti warisan. Kecuali jika menghendakinya untuk
memperdagangkannya disertai niat.
e) Bukanberupaemas dan perak.
f) Tidakberniatmemiliki dan menyimpan.

6. Zakat Rikaz (Harta Karun)


Rikaz (hartakarun) ialahsesuatu yang terpendamsejak masa jahiliyah dan
mengeluarkannyatanpausaha yang keras.
 Syarat-syaratrikaz:
1) Telah mencapaisatunishab.
2) Berupaemas dan perak.
3) Berasaldaripendamanjahiliyah.
4) Berasal dari area bumi mati.
7. Zakat Barang Tambang
Adalah sesuatu yang ditemukan dari galian dan dikeluarkannya
dengan usaha dan membutuhkan bantuan alat-alat galian.
 Syarat-syarat zakat barangtambang:
- Mencapaisatunishab
- Berupaemas dan perak.
8. Zakat Profesi

8
Syaikh Muhammad Shalih al-Utsaimin, Ensiklopedi Zakat, (Pustaka as-Sunnah), 219.
Zakat profesi maksudnya ialah zakat yang harus dikeluarkan
dari gaji pekerjaan. Dan syarat-syarat zakat profesi adalah sebagai berikut:
1. Melewati masa satutahun (haul).
2. Telah mencapaisatunishab.

E. Nishab (Kadar Zakat)


1. Nishab Hewan Ternak
a) Nishab unta

Jumlah/Ekor Zakat

5-9 1 ekor kambing (2 th) atau domba (1 th)

10-14 2 ekor kambing/domba

15-19 3 ekor kambing/domba

20-24 4 ekor kambing/domba

25-35 1 ekor unta bintu makhad

36-45 1 ekor unta bintu labun

46-60 1 ekor unta hiqqah

61-75 1 ekor unta jadz’ah

76-90 2 ekor unta bintu labun

91-120 2 ekor unta hiqqah

b) Nishab sapi

Jumlah/Ekor Zakat

30-39 1 ekor sapi jantan/betina tabi’

40-59 1 ekor sapi betina musinnah

60-69 2 ekor sapi tabi’


70-79 1 ekor sapi musinnah dan 1 ekor
tabi’

80-89 2 ekor sapi musinnah

c) Nishab kambing

Jumlah/Ekor Zakat

40-120 1 ekor kambing (2 th) atau domba


(1 th)

121-200 2 ekor kambing/domba

201-300 3 ekor kambing/domba

2. Nishab Emas dan Perak


Nishab emas adalah 20 dinar atau setara dengan 85 gr emas murni.
Sedangkan perak memiliki nishab sebesar 200 dirham atau setara 672
gr perak. Adapun barang perhiasan itu tidak wajib untuk dizakati.
3. Nishab Hasil Pertanian dan Buah-Buahan
Nisab dari hasil pertanian dan buah-buahan adalah lima wasaq.
Ausaq dari lafaz wasaq yang merupakan masdar yang bermakna
mengumpulkan. Lima wasaq adalah seribu enam ratus rithl negara Iraq,
namun ada redaksi yang menyatakan dengan “negara Baghdad”. Menurut
Imam Nawawi lima wasaq adalah seratus dua puluh dirham lebih empat
sepertujuh dirham negara Baghdad Untuk lebihan dari kadar tersebut
disesuaikan dengan hitungannya.
Dari hasil pertanian dan buah-buahan, wajib dikeluarkan zakat
sebesar sepersepuluh dari jumlah keseluruhan jika hasil pertanian dan
buah-buahan diairi dari air hujan dan sesamanya. Namun, jika hasil
pertanian dan buah-buahan diairi dengan daulab yaitu diairi dari air hasil
alat yang diputar-putar oleh binatang, atau diairi dengan air sumur yng
ditimba dengan menggunakan binatang seperti unta dan sapi, maka zakat
yang dikeluarkan adalah setengah dari sepersepuluh jumlah keseluruhan.
Pada hasil pertanian dan buah-buahan yang diari dengan air hujan dan
daulabdengan kadar waktu yang sama, maka zakat yang dikeluarkan
adalah tiga seperempat sepersepuluh dari jumlah keseluruhan.
4. Nishab Harta Dagangan
Nishabnya disamakan dengan emas perak dan dihitung ketika akhir
tahun. Ketika disamakan dengan nishab emas berarti senilai emas
dengan berat 77, 50 gr. Sedangkan apabila ingin disamakan dengan
nishab perak, maka harus senilai harga perak seberat 543, 35 gr.
Keduanya dengan prosentase 2,5% dari nominal barang.
5. Nishab Rikaz
Nishabnya juga disamakan dengan emas perak. Pengeluaran
zakat rikaz ialah 10%. Sedangkan menurut qaul mu’tamad adalah
sebesar 20%. Dan harus dibayarkan seketika.
6. Nishab Tambang
Prosentase pengeluaran zakat tambang ialah 2,5%yang
disamakan juga dengan emas perak.
7. Nishab Profesi
Sama dengan nishabnya barang tambang.
F. Mustahiq Zakat
Mustahiq zakat atau penerima zakat itu terbagi menjadi beberapa
golongan, yaitu:
1. Fakir
2. Miskin
3. Hamba sahaya
4. Fi sabilillah
5. ‘Amil
6. Muallaf
7. Gharimin
8. Ibnu sabil
Pembagian ini didasarkan dari firman Allah pada al-Qur’an Surat al-
Taubah (9) ayat 60.
G. Kesimpulan
Zakat mal merupakan salah satu zakat yang wajib dikeluarkan
selain zakat fitrah. Adapun kewajibannya terdapat dalan delapan hal, yakni
pada hewan ternak, emas dan perak, pertanian, buah-buahan, harta
dagangan, rikaz, barang tambang, dan zakat profesi. Dari setiap pembagian
tersebut mempunyai syarat dan ketentuan masing-masing.

Daftar Pustaka

Al-Qur’an
Bagha (al), Dr. Mustafa Daib , “Al- Tadzhib fi Adillah Matan al-Ghayah at-
Taqrib”, (Beirut: Dar ibn Kathir, 1989).
Bayjuri (al), Al-Syaikh Ibrahim, “Hasyiyah al-Syaikh Ibrahim al-Bayjuri ‘ala
Syarh al-‘Allamah ibn al-Qasim al-Ghazzi”, (Beirut: Dar al-Kitab
al-‘Ilmiyyah, 1999).
Ghozi (al), Syaikh Muhammad ibn Qosim, “Fath al-Qorib al-Mujib fi Syarhi
Alfadhi at-Taqrib”, (Jakarta: Dar al-Kutub al- Islamiyah, 2003).
Malaybari (al), Syaikh Zain al-Din ‘Abd al-Aziz, “Fath al-Mu’in bi Syarh Qurrat
al-‘Ain”, (Surabaya: Al-Haramain, 2006).
Shuffah, Tim Kajian Ilmiah FKI 103Ahla, KamusFiqih, (Kediri: Purna Siswa
MHM 2013).
Utsaimin (al), Syaikh Muhammad Shalih, Ensiklopedi Zakat, (Pustaka as-
Sunnah).

Anda mungkin juga menyukai