Anda di halaman 1dari 5

Bagaimana Berbakti Kepada Orang Tua yang Non Muslim?

Apabila orang tua beragama selain agama Islam maka jelaslah bahwa ia dalam keadaan
kafir, yang mana apabila ia mati dalam keadaan itu maka ia adalah soerang penghuni
neraka.

Kendati demikian, perintah berbakti kepada kedua orang tua masih tetap WAJIB. Hanya
saja ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni sebagai berikut :

1. Berbuat Baik Selama Tidak Memerangi Karena Agama

Orang tua tetaplah wajib diperlakukan baik selama mereka tidak memerangi anaknya
karena permasalahan agama. Dalam suatu kisah disebutkan :

‫ َأَتْتِني ُأِّم ي َر اِغ َبًة ِفي َع ْهِد الَّنِبِّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه‬: ‫عن أسماء بنت أبى بكر رضي هللا عنها َقاَلْت‬
) ‫ (َنَعْم‬: ‫َو َس َّلَم َفَس َأْلُت الَّنِبَّي َص َّلى هللا عليه وسلم أفأصلها؟ َقاَل‬

Dari Asma’ binti Abu Bakr radlyiallaahu ‘anha ia berkata : Pada masa Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam, ibuku (yang saat itu dalam keadaan kafir) mengunjungiku karena rindu. Lalu aku
bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam : “Apakah aku harus menjalin silaturrahim
dengannya?” Nabi Menjawab : “Ya”

‫ اَل َيْنَهاُك ُم ُهَّللا َع ِن اَّلِذ يَن َلْم ُيَقاِتُلوُك ْم ِفي الِّديِن‬:‫َقاَل اْبُن ُع َيْيَنَة َفَأْنَز َل ُهَّللا َع َّز َو َج َّل ِفيَها‬

Ibnu ‘Uyainah berkata : Lalu Allah Azza wa Jalla menurunkan ayat yang isisnya : “Allah tidak
melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada
memerangimu karena agama.” (Q.S Al-mumtahanan : 8)[1]
Namun, apabila orang tua memerangi seorang anak karena permasalahan agama maka
wajib bagi seorang anak untuk tidak menjadikannya seorang kekasih atau berloyal
padanya.

Bahkan apabila berjumpa di medan peperangan maka diperbolehkan untuk


membunuhnya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :

‫ِإَّنَم ا َيْنَهاُك ُم ُهَّللا َع ِن اَّلِذ يَن َقاَتُلوُك ْم ِفي الِّديِن َو َأْخ َر ُجوُك م ِّم ن ِدَياِر ُك ْم َو َظاَهُروا َع َلٰى ِإْخ َر اِج ُك ْم َأن‬
‫َتَو َّلْو ُهْم ۚ َو َم ن َيَتَو َّلُهْم َفُأوَٰل ِئَك ُهُم الَّظاِلُم وَن‬

“Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kekasihmu orang-orang


yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu
(orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kekasih,
maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (Q.S Al-mumtahanah : 9)

2. Tidak Boleh Memintakan Ampun

Syirik adalah dosa yang tidak akan pernah diampuni oleh Allah. Sebaik apapun orang tua
kepada anaknya, apabila orang tua adalah seorang non muslim maka seorang anak tidak
diperbolehkan memintakan ampun kepada Allah dan kasih sayang Allah untuknya.

‫َم ا َك اَن ِللَّنِبِّي َو اَّلِذ يَن آَم ُنوا َأن َيْسَتْغ ِفُروا ِلْلُم ْش ِر ِكيَن َو َلْو َك اُنوا ُأوِلي ُق ْر َبٰى ِم ن َبْع ِد َم ا َتَبَّيَن َلُهْم‬
‫َأَّنُهْم َأْص َح اُب اْلَج ِح يِم‬

“Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun
(kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum
kerabat(nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah
penghuni neraka jahanam.” (Q.S At-taubah : 113)
3. Tidak Mematuhinya dalam Kemaksiatan

Setiap apa yang diperintahkan oleh orang tua maka wajib dilaksanakan. Namun, apabila
orang tua memerintahkan perintah yang merupakan larangan dari Allah maka
diharamkan untuk mentaatinya.

‫َو ِإن َج اَهَداَك َع َلٰى َأن ُتْش ِر َك ِبي َم ا َلْيَس َلَك ِبِه ِع ْلٌم َفاَل ُتِط ْعُهَم اۖ َو َص اِح ْبُهَم ا ِفي الُّد ْنَيا َم ْعُروًفا‬

“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak
ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, . . . “ (Q.S Luqman : 15)

4. Mengajak Orang Tua untuk Masuk Islam

Seorang anak yang mengislamkan orang tuanya berarti ia telah menyelamatkan orang
tuanya dari siksanya Allah. Apabila seorang anak mencintai kedua orang tuanya maka
hendaklah ia mengajaknya untuk masuk kedalam agama Islam. Allah subhanahu wata’ala
berfirman :

‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ُقوا َأنُفَس ُك ْم َو َأْهِليُك ْم َناًرا‬

“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka . . . ”
(Q.S At-tahrim : 6)

‫ ِإَّن ُأِّم ي‬،‫عن أبي هريرة رضي هللا عنه قال َم ا َسِمَع ِبي أحٌد َيُه وِد ٌّي َو اَل َنْص َر اِنٌّي ِإاَّل َأَح َّبِني‬
‫ اْدُع‬: ‫ُكْنت ُأِر يُد ها َع َلى اِإْل ْس اَل ِم َفَتْأَبى َفُقْلُت َلَها َفَأَبْت فأتيُت الَّنِبَّي َص َّلى ُهللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم َفُقْلُت‬
‫ َف َأْخ َبْر ُت الَّنِبَّي‬، ‫ َيا َأَب ا ُهَر ْي َر َة ِإِّني َأْس َلْم ُت‬: ‫َهَّللا َلَها َفَدَعا َفَأَتْيُتَها َو َقْد ُأَج اُفْت َع َلْيَها اْلَباَب َفَقاَلْت‬
‫ا إلى‬I‫رة وُأُّم ُه َأِح َّبُهم‬I‫ (الَّلُهَّم َع ْبُد ك أبو هري‬: ‫َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َفُقْلُت اْدُع َهَّللا ِلي َو ُأِلِّم ي َفَقاَل‬
)‫الناس‬

Dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu ia berkata : Tidak seorangpun Yahudi atau Nasrani
mendengar (perkataanku) kecuali dia mencintaiku.

Sesungguhnya aku menginginkan ibuku agar masuk Islam, tetapi dia menolak. Aku berkata
kepadanya, tetapi dia menolak. Kemudian aku mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
dan berkata : “Doakanlah ibuku kepada Allah.”

Lalu Nabi mendoakannya. Kemudian aku mendatanginya (ibuku), pintu telah menutup dia,
lalu dia berkata, “Wahai Abu Hurairah! Sesungguhnya aku telah masuk Islam.”

Aku memberitahukan (hal ini) kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu aku berkata,
“Berdoalah kepada Allah untukku dan untuk ibuku,”

Kemudian Nabi berdoa, “Ya Allah! ini hamba-Mu Abu Hurairah dan ibunya, jadikanlah
keduanya dicintai orang lain.”[2]

Ringkasan

 Berbuat baik kepada kedua orang tua adalah wajib bagi setiap muslim.
 Apabila orang tua adalah seorang non muslim maka berbuat baik terhadapnya
tetap wajib selama tidak memerangi karena permasalahan agama.
 Tidak boleh meminta pengampunan dosa kepada Allah untuk orang non muslim
walaupun orang tuanya sendiri.
 Wajib berbuat baik kepada kedua orang tua non muslim tetapi tidak tidak boleh
menjadikannya sebagai loyalitas.
 Tidak boleh mematuhi perintah orang tua yang merupakan kemaksiatan kepada
Allah.
 Hendaknya mengajak orang tua untuk masuk ke dalam Islam.
Oleh : AdamRizkala

[1] HR. Bukhari fii Adab Al-Mufrad no. 25 dinyatakan shahih oleh Syaikh Albani

[2] HR. Bukhari fii Adab Al-Mufrad no.34 dinyatakan hasan oleh Syaikh Albani.

Anda mungkin juga menyukai