Anda di halaman 1dari 4

NAMA : IKHMAN AKBAR

NIM : 2201045019
KELAS : 1A
MATKUL : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Tugas TTM 13

Contoh kesalahpahaman toleransi antar umat beragama.


https://youtu.be/2U2F2CcoQ-A
Menurut saya, pada video tersebut sangat jelas terlihat kesalahpahaman dalam toleransi antar umat
beragama. Dapat dilihat dari video tersebut yang memperlihatkan orang islam yang sedang ikut serta
dalam merayakan natal. Padahal menurut saya, dia cukup dengan tidak mengganggu perayaan natal
tersebut saja sudah termasuk kedalam toleransi antar umat beragama. Tapi, jika sampai ikut serta dalam
merayakan natal tersebut, maka menurut saya itu sudah salah dalam pemahaman toleransi antar umat
beragama.

Hal-hal yang boleh ditoleransi dan yang tidak boleh ditoleransi antar umat beragama.
Perkara-Perkara Yang Tidak Diperbolehkan:
1. Tidak boleh mengikuti agamanya, mencakup semua ritual dan kepercayaannya.
Allah Ta’ala berfirman:

ِ ‫قُلْ يَا َأيُّهَا ْالكَافِرُونَ اَل َأ ْعبُ ُد َما تَ ْعبُ ُدونَ َواَل َأ ْنتُ ْم عَابِ ُدونَ َما َأ ْعبُ ُد َواَل َأنَا عَابِ ٌد َما َعبَ ْدتُ ْم َواَل َأ ْنتُ ْم عَابِ ُدونَ َما َأ ْعبُ ُد لَ ُك ْم ِدينُ ُك ْم َولِ َي ِد‬
‫ين‬
“Katakanlah: “Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu
bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu
sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu,
dan untukkulah, agamaku” (QS. Al Kafirun).
2. Tidak boleh tasyabbuh bil kuffar, meniru kebiasaan yang menjadi ciri khas kaum non-Muslim
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
‫من تشبه بقوم فهو منهم‬
“Orang yang menyerupai suatu kaum, ia menjadi bagian dari kaum tersebut” (HR. Abu Daud no.4031, di
hasankan oleh Ibnu Hajar di Fathul Bari, 10/282, di shahihkan oleh Ahmad Syakir di ‘Umdatut Tafsir,
1/152).
3. Tidak boleh menghadiri atau merayakan perayaan kaum non-Muslim
‫اجتنبوا أعداء هللا في عيدهم فإن السخطة تنزل عليهم‬
“Jauhilah orang-orang kafir saat hari raya mereka” (HR. Bukhari dalam At Tarikh Al Kabir no. 1804,
dengan sanad hasan).
4. Tidak boleh memuliakan non Muslim
Allah Ta’ala berfirman:

ِ ‫َت لَ ُك ْم ُأس َْوةٌ َح َسنَةٌ فِي ِإ ْب َرا ِهي َم َوالَّ ِذينَ َم َعهُ ِإ ْذ قَالُوا لِقَوْ ِم ِه ْم ِإنَّا بُ َرآ ُء ِم ْن ُك ْم َو ِم َّما تَ ْعبُ ُدونَ ِم ْن د‬
ُ‫ُون هَّللا ِ َكفَرْ نَا بِ ُك ْم َوبَدَا بَ ْينَنَا َوبَ ْينَ ُك ُم ْال َعدَا َوة‬ ْ ‫قَ ْد كَان‬
ُ‫ضا ُء َأبَدًا َحتَّى تُْؤ ِمنُوا بِاهَّلل ِ َوحْ َده‬ َ ‫َو ْالبَ ْغ‬
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama
dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri daripada
kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata
antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada
Allah saja“” (QS. Al Mumtahanah: 4).
5. Tidak boleh memakan sembelihan non Muslim yang selain Ahlul Kitab (Yahudi dan Nasrani)
Allah Ta’ala berfirman:
‫ْأ‬
ِ ‫َواَل تَ ُكلُوا ِم َّما لَ ْم ي ُْذك‬
ٌ ‫َر ا ْس ُم هَّللا ِ َعلَ ْي ِه وَِإنَّهُ لَفِ ْس‬
‫ق‬
“Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika
menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan.” (QS. Al An’am:
121)
Perkara-Perkara Yang Diperbolehkan:
1. Boleh bermuamalah atau bergaul dengannya secara umum, seperti: bermain bersama, belajar bersama,
bekerja bersama, makan bersama, safar bersama, dan muamalah-muamalah yang lain. Tentunya
muamalah adalah perkara yang sangat banyak jenisnya dan luas sekali. Kecuali terhadap lawan jenis, ada
adab-adab Islam yang mengatur muamalah laki-laki dan wanita, diantaranya tidak boleh berduaan, tidak
boleh bersentuhan, tidak boleh berpacaran, wanita tidak boleh safar kecuali bersama mahram, dll.
Allah Ta’ala berfirman:

َ‫ار ُك ْم َأ ْن تَبَرُّ وهُ ْم َوتُ ْق ِسطُوا ِإلَ ْي ِه ْم ِإ َّن هَّللا َ ي ُِحبُّ ْال ُم ْق ِس ِطين‬
ِ َ‫ال يَ ْنهَا ُك ُم هَّللا ُ َع ِن الَّ ِذينَ لَ ْم يُقَاتِلُو ُك ْم فِي الدِّي ِن َولَ ْم ي ُْخ ِرجُو ُك ْم ِم ْن ِدي‬
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada
memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berlaku adil” (QS. Al Mumtahanah: 8),
2. Boleh berjual-beli atau menggunakan produk buatan non Muslim
Dari Aisyah radhiallahu’anha beliau berkata,
‫ ورهَنه ِدرعًا من حدي ٍد‬، ‫أجل‬ ٍّ ‫ي صلَّى هللاُ عليه وسلَّم اشتَرى طعا ًما من يَهو ِد‬
ٍ ‫ي إلى‬ َّ
َّ ‫أن النب‬
“Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam pernah membeli makanan dari orang Yahudi dengan berhutang, lalu
beliau menggadaikan baju perang besinya kepada orang tersebut” (HR. Bukhari no. 2068).
3. Boleh berbuat ihsan (baik) dengannya secara umum (memberi hadiah, memberi bantuan, berkata
sopan, bersikap ramah, dll.)
Dari Amr bin Syu’aib dari ayahnya, ia berkata:
—ُ
‫سمعت رسو َل هللا – صلى هللا‬ ْ ِ‫ُذب‬
ّ ‫ أهديتم لجارنا اليهود‬: ‫ فقال‬، ‫حت شاة البن عمرو في أهله‬
‫ فإني‬، ‫ ابعثوا إليه منها‬: ‫ قال‬، ‫ ال‬: ‫ قالوا‬،‫ي ؟‬
) ‫ حتى ظننت أنه سيو ِّرثه‬، ‫ ( ما زال جبريل يوصيني بالجار‬: ‫عليه وسلم – يقول‬
Aku menyembelih kambing untuk Ibnu Umar dan keluarganya. Ibnu Umar berkata: “apakah engkau
sudah hadiahkan kambing ini juga kepada tetangga kita yang Yahudi itu?”. Mereka berkata: “Belum”.
Ibnu Umar berkata: “berikan sebagian untuk mereka, karena untuk mendengar Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: ‘Jibril senantiasa mewasiatkan aku untuk berbuat baik pada
tetangga, hingga hampir aku menyangka tetangga akan mendapatkan harta waris” (HR. Tirmidzi 1943,
dishahihkan oleh Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi’i dalam Shahih Al Musnad 797).
4. Boleh menjenguknya ketika sakit
Dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu, beliau berkata:
‫ فنظَر إلى‬. ‫ أسلِ ْم‬: ‫ فقال له‬،‫ فق َعد ِعن َد َرأ ِسه‬،‫النبي صلَّى هللاُ عليه وسلَّم يَعودُه‬
ُّ ‫ فأتاه‬،‫ي صلَّى هللاُ عليه وسلَّم ف َم ِرض‬ َّ ‫كان ُغال ٌم يَهو ِديٌّ يَخ ِد ُم النب‬
‫ الحم ُد هللِ الذي أنقَذه من‬: ‫النبي صلَّى هللاُ عليه وسلَّم وهو يقو ُل‬
ُّ ‫ج‬ ‫فخر‬
َ —
، ‫م‬ َ ‫ل‬ ‫فأس‬ ،‫م‬َّ ‫ل‬ ‫وس‬ ‫عليه‬ ُ ‫هللا‬ ‫ى‬َّ ‫ل‬ ‫ص‬ ‫القاسم‬
ِ ‫أبا‬ ْ
‫ع‬ ‫ط‬
ِ ‫ أ‬: ‫ فقال له‬،‫أبيه وهو عندَه‬
‫النار‬
ِ
“Ada seorang Yahudi yang suka membantu Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Suatu hari ia sakit, Nabi
pun menjenguknya. Nabi duduk di dekat kepadanya lalu mengatakan: ‘Masuk Islamlah anda!’. Lalu
orang itu memandang kepada ayahnya yang ada di sampingnya, lalu ayahnya mengatakan: ‘Turuti
perkataan Abul Qasim (Rasulullah)’. Lalu Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam pun keluar dan berkata:
‘Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan ia dari api neraka‘” (HR. Bukhari no.1356).
5. Boleh menyambung silaturahim dengan kerabat yang non Muslim
Asma’ radhiallahu’anha mengatakan,
‫آصلُهَا قَا َل « نَ َع ْم‬ َّ ِ‫ت النَّب‬
ِ – ‫ى – صلى هللا عليه وسلم‬ ِ ‫» َأتَ ْتنِى ُأ ِّمى َر‬
—ُ ‫اغبَةً فِى َع ْه ِد النَّبِ ِّى – صلى هللا عليه وسلم – فَ َسَأ ْل‬
“Ibuku datang kepadaku dan ia sangat menyambung silaturahim denganku. Kemudian aku menanyakan
pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bolehkah aku tetap menjalin silaturahim dengannya? Beliau pun
menjawab, “Iya boleh”. (HR. Bukhari no. 5978).
Kesimpulan.
Jadi, pada dasarnya islam mengajarkan umatnya untuk selalu menghargai kepada setiap orang yang
berbeda agamanya, islam tidak pernah menyuruh umatnya untuk tidak menghargai apalagi sampai
memerangi orang-orang yang berbeda agama tersebut. Tapi, memang ada beberapa batasan yang tidak
boleh atau tidak bisa dliakukan umat islam seperti contoh-contoh yang sudah saya paparkan diatas.

Anda mungkin juga menyukai