Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN DIAGNOSA GASTROPATI

Disusun oleh :
Rosalinda Diana Adawiyyah (2101277025)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


STIKES MUHAMMADIYAH CIAMIS
2021/2022
1. Pengertian
Gastropati merupakan kelainan pada mukosa lambung dengan karakteristik
perdarahan subepitelial. Salah satu penyebab dari gastropati adalah efek dari NSAID
(nonsteroidal anti inflammatory drugs) serta beberapa faktor lain seperti alkohol, dan
stress.
Gastropati NSAID adalah gejala gastropati yang mengacu kepada spektrum
komplikasi saluran cerna bagian atas yang dihubungkan oleh penggunaan obat anti
inflamasi non steroid dengan durasi waktu tertentu, dan biasanya disebabkan oleh
penggunaan jangka panjang NSAID.
Gastropati merupakan gangguan kesehatan yang paling sering dijumpai di
klinik, karena diagnosisnya sering hanya berdasarkan gejala klinis bukan pemeriksaan
histopatologi (Zahra & Anggraini, 2019).

2. Etiologi
Faktor predisposisi
• Obat analgetik anti inflamasi, terutama aspirin.
• Alkohol
• Merokok
Faktor presipitasi
• Stress
• Refluks usus ke lambung

3. Tanda dan gejala


Manifestasi klinis bervariasi dari tanpa gejala, gejala ringan dengan manifestasi
tersering nyeri ulu hati hingga gejala berat seperti perdarahan. Keluhan lain yang biasa
dirasakan pasien adalah mengalami gangguan pada saluran pencernaan atas, berupa
nafsu makan menurun, perut kembung dan perasaan penuh di perut, mual, muntah dan
bersendawa. Jika telah terjadi pendarahan aktif dapat bermanifestasi hematemesis dan
melena.
Diagnosis gastropati NSAID dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis dapat ditemukan gejala
gastrointestinal seperti dispepsia, heartburn, abdominal discomfort, dan nausea nafsu
makan menurun, perut kembung dan perasaan penuh di perut, mual, muntah dan
bersendawa. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan nyeri tekan pada daerah
epigastrium dan dapat ditemukan distensi abdomen pada gejala yang berat.

4. Patofisiologi
Gastropati terjadi melalui dua mekanisme yaitu mekanisme lokal dan sistemik.
Mekanisme sistemik terjadi melalui penghambatan sintesis prostaglandin, sedangkan
mekanisme lokal merupakan akibat dari gangguan topikal oleh NSAID. Gangguan
topikal ini mengakibatkan serangkaian perubahan permukaan mukosa, menyebabkan
ion H dan pepsin merusak sel epitel lebih lanjut. Dalam penelitian ini digunakan obat
sitoproteksi golongan PPI dan antagonis reseptor H2. Keduanya memiliki efek terapi
berupa penghambatan pengeluaran asam lambung. Dengan dihambatnya pengeluaran
asam lambung, maka kadar bahan perusak yang ada di lumen berkurang jumlahnya dan
gangguan topikal pada lambung bisa dikurangi. Sayangnya PPI dan antagonis reseptor
H2 tidak berpengaruh terhadap mekanisme sistemik karena kedua golongan obat
tersebut tidak bekerja pada proses pembentukan atau penghambatan prostaglandin,
keutuhan mukosa lambung yaitu dengan menggunakan PPI dan antagonis reseptor H2.

5. Pemeriksaan diagnostik
Diagnostik gastropati, ditegakkan dengan pemeriksaan endoskopi dan
dilanjutkan dengan pemeriksaan histologi biopsi mukosa lambung. Pemeriksaan
radiologis biasanya tidak mempunyai arti dan baru dapat membantu apabila digunakan
kontras ganda.
1. Endoskopi
Pada pemeriksaan endoskopi akan nampak erosi multipel yang sebagian biasanya
tampak berdarah dan letaknya tersebar. Kadang-kadang dijumpai erosi yang
mengelompok pada satu daerah. Mukosa umumnya tampak merah. Kadang-kadang
dijumpai daerah erosif yang ditemukan pada mukosa yang tampak normal. Pada
saat pemeriksaan dapat dijumpai adanya lesi yang terdiri dari semua tingkatan
perjalanan penyakit nya. Akibatnya pada saat itu terdapat erosi yang masih baru
bersama-sama dengan lesi yang sudah mengalami penyembuhan.
2. Histopatologi
Pada pemeriksaan histoptologi kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah
melewati mukosa muskularis. Ciri khas gastritis erosif ialah sembuh sempurna dan
terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Oleh karena itu pemeriksaan endoskopi ,
sebaiknya dilakukan seawal mungkin.
3. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak terlalu spesifik untuk penderita gastritis, tetapi
dapat dilakukan untuk melihat adanya anemia bila terjadi perdarahan. Batas serum
gastrin biasanya menurun atau normal. Serum vitamin B 12 dapat dikaji untuk
melihat kekurangan vitamin B.

6. Penatalaksanaan
• Istirahat baring
• Diet makanan cair, setelah hari ketiga boleh makan makanan lunak. Hindari
bahan-bahan yang merangsang
• Bila mual muntah, dapat diberikan antiemetik seperti dimenhidrinat 50 ±100
mg per-os atau klorpromazin 10-20 mg per-os. Bila disebabkan oleh kuman-
kuman,berikan antibiotika yang sesuai
• Bila nyeri tidak hilang dengan antasida, berikan oksitosin tablet 15 menit
sebelum makan.
• Berikan obat antikolinergik bila asamlambung berlebihan.

7. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi akibat gastropati tersebut, yaitu gangguan
penyerapan vitamin B12, menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu
dan penyempitan daerah antrum pilorus. Apabila gastropati berlangsung kronis dapat
menyebabkan ulkus peptik dan perdarahan pada lambung, serta dapat meningkatkan
risiko kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus pada
dinding lambung dan perubahan pada sel-sel di dinding lambung.
Faktor predisposisi: alkohol, aspirin
dan obat anti inflamasi nonsteroid,
merokok

Konsumsi obat
penghilang nyeri

Mengurangi prostaglandin yang


bertugas melindungi dinding
lambung

Dinding lambung dilindungi oleh


mukosa bicarbonate rusak

Peningkatan asam
lambung

Inflamasi mukosa Gangguan


lambung Rasa Nyaman

Perlukaan mukosa Kerusakan langsung Nyeri Pola tidur


Gelisah
gaster mukosa lambung Epigastric terganggu

Ansietas
Darah terpapar Pendarahan saluran Nausea Mual Nyeri Akut Gangguan
asam lambung cerna Pola Tidur

Defisit Nutrisi Tidak ada asupan


Melena Tindakan diikat makanan
saluran cerna
Hematemesis
Feses warna Energi ↓
hitam Pasien diberi obat
Malaise Aktivitas terbatas ADL dibantu
Resiko Obat tidak dikonsumsi Volume darah
secara rutin terkumpul banyak
pendarahan
dalam waktu singkat
Defisit perawatan
Intoleransi Aktivitas
diri
Pasien tidak mampu
mengingat obat yang
Muntah Ibadah rutinitas
dikonsumsinya
terganggu

Defisit Hipovolemia
Pengetahuan Risiko Distres
spritual
8. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan untuk
diperlukan kecermatan dan ketelitian tentang masalah-masalah klien sehingga dapat
memberikan arahan terhadap tindakan keperawatan.
1) Identitas klien
Meliputi: Nama, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa,
status perkawinan, golongan darah, nomor rekam medis, tanggal masuk.
2) Identitas penanggung jawab
Meliputi: Nama, umur, jenis kelamin, agama pendidikan, hubungan, dengan
klien.
3) Keluhan utama
Biasanya klien mengatakan nyeri ulu hati.
4) Riwayat penyakit sekarang
Biasanya klien mengeluh nyeri ulu hati mual muntah, lemas, tidak nafsu
makan.
5) Riwayat penyakit dahulu
Tanyakan kepada klien apakah pernah mengalami penyakit yang sama.
6) Riwayat penyakit keluarga
Tanyakan kepada Klien apakah mempunyai penyakit keluarga.
7) Pemeriksaan fisik
8) Pola aktivitas
a) Makan minum
Tanyakan kebiasaan makan dan minum
b) Eliminasi
Tanyakan mengenai kebiasaan deteksi sebelum dan sesudah MPS
c) Istirahat tidur
Tanyakan berapa lama istirahat malam dan pagi
d) Kebersihan diri
e) Rasa nyaman
Observasi apanya keluhan yang mengganggu kenyamanan
f) Sosialisasi dan komunikasi
g) Observasi apakah klien dapat berkomunikasi dengan perawat, keluarga
dan kerabat.
h) Ibadah
Ketahui agama yang dianut
i) Pengetahuan
Seberapa besar pengetahuan klien tentang benign protastic hyperlesia
9) Riwayat sikologis, sosial dan spiritual

b. Perumusan Diagnosa Keperawataba


1. Resiko Perdarahan
2. Defisit Nutrisi
3. Hipovolemia
4. Gangguan Pola Tidur
5. Intoleransi Aktivitas
6. Gangguan Rasa Nyaman
7. Nausea
8. Nyeri Akut
9. Ansietas
10. Risiko Distres Spiritual
11. Defisit Perawatan Diri
12. Defisit Pengetahuan

c. Rencana Keperawatan dan Rasionalisasi

No Diagnosa Tujuan dan Intervensi


Keperawatan Kriteria
1. Resiko Perdarahan Setelah dilakukan Observasi :
tindakan keperawatan - Monitor tanda dan
3x24 jam diharapkan gejala perdarahan
kehilangan darah baik - Monitor nilai
internal maupun hematokrit/hemoglobin
eksternal menurun sebelum dan setelah
dengan kriteria hasil: kehilangan darah
1. Tingkat Terapeutik :
perdarahan - Pertahankan bed rest
berkurang selama perdarahan
2. Tekanan darah - Gunakan kasur
membaik pencegah dekubitus
Suhu tubuh membai Edukasi :
- Jelaskan tanda dan
gejala perdarahan
- Anjurkan
meningkatkan asupan
makanan dan vitamin
K
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
obat pengontrol
perdarahan, jika perlu
2. Defisit Nutrisi Setelah dilakukan Observasi :
tindakan keperawatan - Identifikasi status
3x24 jam diharapkan nutrisi
setatus nutrisi - Identifikasi alergi dan
terpenuhi dengan intoleransi makanan
kriteria hasil: - Monitor asupan
1. Pola makan makanan
yang dihabiskan - Monitor berat badan
bertambah Terapeutik :
2. Berat badan - Lakukan oral hygiene
dan IMT sebelum makan, jika
bertambah perlu
Nafsu makan - Sajikan makanan
bertambah secara menarik dan
suhu yang sesuai
- Berikan makanan
tinggi kalori dan tinggi
protein
Edukasi :
- Anjurkan posisi duduk,
jika perlu
- Ajarkan diet yang
diperlukan
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan, jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu
3. Hipovolemia Setelah dilakukan Observasi :
tindakan keperawatan - Periksa tanda dan
3x24 jam diharapkan gejala hipovolemia
status cairan membaik - Monitor intake dan
dengan kriteria hasil: output cairan
1. Kekuatan nadi Terapeutik :
membaik - Hitung kebutuhan
2. Turgor kulit cairan
membaik - Berikan posisi
3. Output urine modified
menurun trendelenburg
- Berikan asupan cairan
oral
Edukasi :
- Anjurkan
memperbanyak asupan
cairan oral
- Anjurkan menghindari
perubahan posisi
mendadak
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
cairan IV isotonis (
mis. RL, NaCl)
- Kolaborasi pemberian
cairan hipotonis (mis.
Glukosa 2,5%, NaCl
0,4%)
- Kolaborasi pemberian
cairan koloid (mis.
Albumin)
- Kolaborasi pemberian
produk darah
4. Gangguan Pola Tidur Setelah dilakukan Observasi :
tindakan keperawatan - Identifikasi pola
3x24 jam diharapkan aktivitas dan tidur
pola tidur membaik - Identifikasi penganggu
dengan kriteria hasil: tidur
1. Keluhan sulit Terapeutik :
tidur menurun - Modifikasi lingkungan
2. Keluhan tidak - Batasi waktu tidur
puas tidur siang, jika perlu
menurun - Tetapkan jadwal tidur
3. Keluhan pola rutin
tidur berubah Edukasi :
menurun - Jelaskan pentingnya
tidur cukup selama
sakit
- Anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
5. Intoleransi Aktivitas Setelah dilakukan Observasi :
tindakan keperawatan - Identifikasi gangguan
3x24 jam diharapkan fungsi tubuh yang
toleransi aktivitas mengakibatkan
meningkat dengan kelelahan
kriteria hasil: - Monitor kelelahan fisik
1. Kemudahan dan emosional
dalam - Monitor pola dan jam
melakukan tidur
aktivitas - Monitor lokasi dan
sehari-hari ketidaknyamanan
meningkat selama melakukan
2. Kekuatan aktivitas
tubuh bagian Terapeutik :
atas dan - Sediakan lingkungan
bawah nyaman dan rendah
meningkat stimulus (mis. cahaya,
3. Keluhan Lelah suara, kunjungan)
menurun - Lakukan latihan
rentang gerak pasif
dan/atau aktif
- Berikan aktivitas
distraksi yang
menenangkan
- Fasilitasi duduk di sisi
tempat tidur, jika tidak
dapat berpindah atau
berjalan
Edukasi :
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahap
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
6. Gangguan Rasa Setelah dilakukan Observasi :
Nyaman tindakan keperawatan - Identifikasi lokasi,
3x24 jam diharapkan karakteristik, durasi,
status kenyamanan frekuensi, kualitas,
meningkat dengan intensitas nyeri
kriteria hasil: - Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan tidak Terapeutik :
nyaman - Berikan teknik
menurun nonfarmakologi untuk
2. Gelisah mengurangi rasa nyeri
menurun - Fasilitasi istirahat dan
3. Keluhan sulit tidur
tidur menurun Edukasi :
- Jelaskan penyebab,
perioda, dan pemicu
nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan monitor
nyeri secara mandiri
- Ajarkan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
obat analgetik, jika
perlu
7. Nausea Setelah dilakukan Observasi :
tindakan keperawatan - Monitor mual
3x24 jam diharapkan - Monitor asupan nutrisi
tingkat nausea dan kalori
menurun dengan Terapeutik :
kriteria hasil: - Kendalikan faktor
1. Nafsu makan lingkungan penyebab
meningkat mual
2. Keluhan mual - Kurangi atau hilangkan
menurun keadaan penyebab
3. Perasaan mual
menurun - Berikan makanan
menurun dalam jumlah kecil dan
menarik
Edukasi :
4. Perasaan asam - Anjurkan istirahat dan
di mulut tidur yang cukup
menurun - Anjurkan sering
membersihkan mulut,
kecuali jika
merangsang mual
- Anjurkan makanan
tinggi karbohidrat dan
rendah lemak
- Ajarkan penggunaan
teknik
nonfarmakologis untuk
mengatasi mual
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
antiemetik, jika perlu
8. Nyeri Akut Setelah dilakukan Observasi :
tindakan keperawatan - Identifikasi lokasi,
3x24 jam diharapkan karakteristik, durasi,
tingkat nyeri menurun frekuensi, kualitas,
dengan kriteria hasil: intensitas nyeri
1. Frekuansi nadi - Identifikasi skala nyeri
membaik Terapeutik :
2. Pola nafas - Berikan teknik
membaik nonfarmakologi untuk
3. Keluhan nyeri mengurangi rasa nyeri
menurun - Fasilitasi istirahat dan
4. Gelisah tidur
menurun Edukasi :
- Jelaskan penyebab,
perioda, dan pemicu
nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan monitor
nyeri secara mandiri
- Ajarkan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
obat analgetik, jika
perlu
9. Ansietas Setelah dilakukan Observasi :
tindakan keperawatan - Identifikasi saat tingkat
3x24 jam diharapkan ansietas berubah (mis.
tingkat ansuetas kondisi,waktu,stresor)
menurun dengan - Identifikasi
kriteria hasil: kemampuan
mengambil keputusan
1. Konsentrasi - Monitor tanda-tanda
membaik ansietas (verbal dan
2. Pola tidur nonverbal)
membaik Terapeutik :
3. Perilaku - Ciptakan suasana
gelisah terapeutik untuk
menurun menumbuhkan
kepercayaan
- Temani pasien untuk
mengurangi
kecemasan, jika
memungkinan
- Pahami situasi yang
membuat ansietas
- Dengarkan dengan
penuh perhatian
- Gunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan
- Tempatkan barang
pribadi yang
memberikan
kenyamanan
- Motivasi
mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
- Diskusikan
perencanaan realistis
tentang peristiwa yang
akan datang
Edukasi :
- Jelaskan prosedur,
termasuk sensai yang
mungkin dialami
- Informasikan secara
faktual mengenai
diagnosis, pengobatan,
dan prognosis
- Anjurkan keluarga
untuk tetap bersama
pasien, jika perlu
- Anjurkan melakukan
kegiatan yang yang
tidak kompetitif, sesuai
kebutuhan
- Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan persepsi
- Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan
- Latih penggunaan
mekanisme pertahanan
diri yang tepat
- Latih teknik relaksasi
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
obat antiansietas, jika
perlu
10. Risiko Distres Setelah dilakukan Terapeutik :
Spiritual tindakan keperawatan - Sediakan lingkungan
3x24 jam terjadi yang tenang untuk
peningkatan terhadap refleksi diri
dukungan spiritual - Fasilitasi
dengan kriteria hasil: mengidentifikasi
1. Verbalisasi masalah spiritual
makna dan - Fasilitasi
tujuan hidup mengidentifikasi
membaik hambatan dalam
2. Verbalisasi pengenalan diri
kepuasan - Fasilitasi
terhadap mengeksplorasi
makna hidup keyakinan terkait
membaik pemulihan tubuh,
pikiran, dan jiwa
Edukasi :
- Anjurkan membuat
komitmen spiritual
berdasarkan keyakinan
dan nilai
- Anjurkan
berpartisipasi dalam
kegiatan ibadah
Kolaborasi :
- Rujuk pada pemuka
agama/kelompok
agama, jika perlu
11. Defisit perawatan Setelah dilakukan Observasi :
diri tindakan keperawatan - Identifikasi kebiasaan
3x24 jam diharapkan aktivitas perawatan diri
perawatan diri sesuai usia
meningkat dengan - Monitor tingkat
kriteria hasil: kemandirian
1. Kemampuan - Identifikasi kebutuhan
mandi alat bantu kebersihan
meningkat diri, berpakaian,
berhias dan makan
2. Kemampuan Terapeutik :
mengenakan - Sediakan lingkungan
pakaian yang terapeutik
meningkat - Siapkan keperluan
3. Kemampuan pribadi
meningkat - Dampingi dalam
melakukan
keperawatan diri
sampai mandiri
Edukasi :
- Anjurkan melakukan
perawatan diri secara
konsisten sesuai
kemampuan
12. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan Observasi :
tindakan keperawatan - Identifikasi kesiapan
3x24 jam diharapkan dan kemampuan
tingkat pengetahuan menerima informasi
membaik dengan - Identifikasi faktor-
kriteria hasil: faktor yang dapat
1. Perilaku meningkatkan dan
sesuai anjuran menurunkan motivasi
meningkat perilaku hidup bersih
2. Kemampuan dan sehat
menjelaskan Terapeutik :
pengetahuan - Sediakan materi dan
suatu topik media pendidikan
meningkat kesehatan
3. Perilaku - Jadwalkan pendidikan
membaik kesehatan sesuai
kesepakatan
- Berikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi :
- Jelaskan faktor risiko
yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
- Ajarkan sstrategi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
Daftar Pustaka
SDKI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesi:Definisi dan Indikator Diagnostik
2016-2017. Tim Penyusun: Tim Pokja SDKI DPP PPNI, Jakarta
SIKI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan
2018. Tim Penyusun: Tim Pokja SDKI DPP PPNI, Jakarta.
SLKI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan 2018-2019. Tim Penyusun: Tim Pokja SDKI DPP PPNI, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai