Disusun oleh :
Rosalinda Diana Adawiyyah (2101277025)
2. Etiologi
Faktor predisposisi
• Obat analgetik anti inflamasi, terutama aspirin.
• Alkohol
• Merokok
Faktor presipitasi
• Stress
• Refluks usus ke lambung
4. Patofisiologi
Gastropati terjadi melalui dua mekanisme yaitu mekanisme lokal dan sistemik.
Mekanisme sistemik terjadi melalui penghambatan sintesis prostaglandin, sedangkan
mekanisme lokal merupakan akibat dari gangguan topikal oleh NSAID. Gangguan
topikal ini mengakibatkan serangkaian perubahan permukaan mukosa, menyebabkan
ion H dan pepsin merusak sel epitel lebih lanjut. Dalam penelitian ini digunakan obat
sitoproteksi golongan PPI dan antagonis reseptor H2. Keduanya memiliki efek terapi
berupa penghambatan pengeluaran asam lambung. Dengan dihambatnya pengeluaran
asam lambung, maka kadar bahan perusak yang ada di lumen berkurang jumlahnya dan
gangguan topikal pada lambung bisa dikurangi. Sayangnya PPI dan antagonis reseptor
H2 tidak berpengaruh terhadap mekanisme sistemik karena kedua golongan obat
tersebut tidak bekerja pada proses pembentukan atau penghambatan prostaglandin,
keutuhan mukosa lambung yaitu dengan menggunakan PPI dan antagonis reseptor H2.
5. Pemeriksaan diagnostik
Diagnostik gastropati, ditegakkan dengan pemeriksaan endoskopi dan
dilanjutkan dengan pemeriksaan histologi biopsi mukosa lambung. Pemeriksaan
radiologis biasanya tidak mempunyai arti dan baru dapat membantu apabila digunakan
kontras ganda.
1. Endoskopi
Pada pemeriksaan endoskopi akan nampak erosi multipel yang sebagian biasanya
tampak berdarah dan letaknya tersebar. Kadang-kadang dijumpai erosi yang
mengelompok pada satu daerah. Mukosa umumnya tampak merah. Kadang-kadang
dijumpai daerah erosif yang ditemukan pada mukosa yang tampak normal. Pada
saat pemeriksaan dapat dijumpai adanya lesi yang terdiri dari semua tingkatan
perjalanan penyakit nya. Akibatnya pada saat itu terdapat erosi yang masih baru
bersama-sama dengan lesi yang sudah mengalami penyembuhan.
2. Histopatologi
Pada pemeriksaan histoptologi kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah
melewati mukosa muskularis. Ciri khas gastritis erosif ialah sembuh sempurna dan
terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Oleh karena itu pemeriksaan endoskopi ,
sebaiknya dilakukan seawal mungkin.
3. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak terlalu spesifik untuk penderita gastritis, tetapi
dapat dilakukan untuk melihat adanya anemia bila terjadi perdarahan. Batas serum
gastrin biasanya menurun atau normal. Serum vitamin B 12 dapat dikaji untuk
melihat kekurangan vitamin B.
6. Penatalaksanaan
• Istirahat baring
• Diet makanan cair, setelah hari ketiga boleh makan makanan lunak. Hindari
bahan-bahan yang merangsang
• Bila mual muntah, dapat diberikan antiemetik seperti dimenhidrinat 50 ±100
mg per-os atau klorpromazin 10-20 mg per-os. Bila disebabkan oleh kuman-
kuman,berikan antibiotika yang sesuai
• Bila nyeri tidak hilang dengan antasida, berikan oksitosin tablet 15 menit
sebelum makan.
• Berikan obat antikolinergik bila asamlambung berlebihan.
7. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi akibat gastropati tersebut, yaitu gangguan
penyerapan vitamin B12, menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu
dan penyempitan daerah antrum pilorus. Apabila gastropati berlangsung kronis dapat
menyebabkan ulkus peptik dan perdarahan pada lambung, serta dapat meningkatkan
risiko kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus pada
dinding lambung dan perubahan pada sel-sel di dinding lambung.
Faktor predisposisi: alkohol, aspirin
dan obat anti inflamasi nonsteroid,
merokok
Konsumsi obat
penghilang nyeri
Peningkatan asam
lambung
Ansietas
Darah terpapar Pendarahan saluran Nausea Mual Nyeri Akut Gangguan
asam lambung cerna Pola Tidur
Defisit Hipovolemia
Pengetahuan Risiko Distres
spritual
8. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan untuk
diperlukan kecermatan dan ketelitian tentang masalah-masalah klien sehingga dapat
memberikan arahan terhadap tindakan keperawatan.
1) Identitas klien
Meliputi: Nama, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa,
status perkawinan, golongan darah, nomor rekam medis, tanggal masuk.
2) Identitas penanggung jawab
Meliputi: Nama, umur, jenis kelamin, agama pendidikan, hubungan, dengan
klien.
3) Keluhan utama
Biasanya klien mengatakan nyeri ulu hati.
4) Riwayat penyakit sekarang
Biasanya klien mengeluh nyeri ulu hati mual muntah, lemas, tidak nafsu
makan.
5) Riwayat penyakit dahulu
Tanyakan kepada klien apakah pernah mengalami penyakit yang sama.
6) Riwayat penyakit keluarga
Tanyakan kepada Klien apakah mempunyai penyakit keluarga.
7) Pemeriksaan fisik
8) Pola aktivitas
a) Makan minum
Tanyakan kebiasaan makan dan minum
b) Eliminasi
Tanyakan mengenai kebiasaan deteksi sebelum dan sesudah MPS
c) Istirahat tidur
Tanyakan berapa lama istirahat malam dan pagi
d) Kebersihan diri
e) Rasa nyaman
Observasi apanya keluhan yang mengganggu kenyamanan
f) Sosialisasi dan komunikasi
g) Observasi apakah klien dapat berkomunikasi dengan perawat, keluarga
dan kerabat.
h) Ibadah
Ketahui agama yang dianut
i) Pengetahuan
Seberapa besar pengetahuan klien tentang benign protastic hyperlesia
9) Riwayat sikologis, sosial dan spiritual