Anda di halaman 1dari 11

MODUL 1

“PARADIGMA BARU PKN”


Pendidikan Kewarganegaraan

DISUSUN OLEH:
-M. Pradava Ariansyah
-Ranap Midian Simbolon
-Rizki Maulana

PROGRAM STUDI
TEKNIKA

DOSEN PENGAMPU
Syarifur Ridho, SE, MH.

POLITEKNIK ADIGUNA MARITIM INDONESIA MEDAN


2023
BAGIAN 1
APA ITU PARADIGMA?

Apa itu Paradigma?


Paradigma dalam Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) adalah dasar filosofis dan kerangka
pemikiran yang membentuk pendekatan umum terhadap pembelajaran dan pengajaran dalam
mata pelajaran PKN. Paradigma ini mencakup sejumlah elemen penting yang mencerminkan
pandangan tentang pendidikan kewarganegaraan, termasuk tujuan, metode pengajaran, isi
kurikulum, nilai-nilai yang diutamakan, serta peran guru dan mahasiswa dalam proses
pembelajaran.
Paradigma dalam PKN bukanlah konsep yang statis. Seiring berjalannya waktu, perubahan
dalam masyarakat, perkembangan teori pendidikan, dan tujuan pendidikan nasional dapat
memengaruhi evolusi paradigma ini. Paradigma dalam PKN mencerminkan pemahaman
tentang bagaimana pendidikan kewarganegaraan seharusnya diterapkan dan bagaimana
perannya dalam membentuk warga negara yang terampil dalam aspek-aspek
kewarganegaraan.
Contoh pergeseran paradigma dalam PKN adalah peralihan dari pendekatan yang lebih
tradisional, yang mungkin lebih menekankan pengetahuan faktual tentang tata pemerintahan
atau sejarah politik, ke pendekatan yang lebih modern dan terlibat secara aktif dalam
pengembangan nilai-nilai demokrasi, partisipasi kewarganegaraan, hak asasi manusia, literasi
media, dan pemahaman tentang isu-isu sosial yang relevan dalam masyarakat.
Paradigma dalam PKN memiliki implikasi signifikan pada berbagai aspek pembelajaran dan
pengajaran, termasuk kurikulum PKN yang dirancang, metode pengajaran yang digunakan,
serta cara mahasiswa dinilai dalam pemahaman dan praktik kewarganegaraan. Paradigma
baru dalam PKN bertujuan untuk menciptakan warga negara yang lebih sadar, kritis, dan aktif
dalam berpartisipasi dalam kehidupan politik dan sosial, serta memahami nilai-nilai dan hak-
hak yang mendasar sebagai anggota masyarakat dan negara. Dengan demikian, pemahaman
paradigma dalam PKN adalah kunci untuk menggagas perubahan yang lebih baik dalam
pendidikan kewarganegaraan dan membentuk generasi yang lebih kompeten dalam hal
kewarganegaraan.

Apa yang dimaksud dengan Paradigma Baru PKN?


Paradigma baru dalam Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) merupakan pendekatan yang
terbaru dalam cara kita memahami dan mengajar masalah-masalah kewarganegaraan dalam
lingkup pendidikan. Paradigma ini muncul sebagai respons terhadap perubahan yang
berkelanjutan dalam masyarakat dan mewakili upaya untuk menghasilkan generasi yang lebih
siap dan terampil dalam kewarganegaraan di era modern. Dalam paradigma ini, pendidikan
kewarganegaraan tidak lagi hanya berfokus pada transfer pengetahuan faktual tentang
pemerintahan dan sejarah politik; sebaliknya, ia lebih menekankan pengembangan nilai-nilai
demokrasi, partisipasi aktif dalam masyarakat, pemahaman hak asasi manusia, dan literasi
media.
Kunci dari paradigma baru ini adalah pengakuan akan pentingnya inklusivitas dan keragaman
dalam masyarakat. Ini mencakup pemahaman dan penghargaan terhadap beragam budaya,
agama, etnis, dan latar belakang sosial yang ada dalam masyarakat kita. Paradigma ini juga
mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis, terlibat dalam aksi nyata untuk memecahkan
masalah sosial, serta aktif dalam pengambilan keputusan dalam lingkup masyarakat dan
politik. Dalam era informasi dan teknologi digital, paradigma ini juga mencakup literasi
media dan informasi untuk membantu mahasiswa menjadi konsumen yang lebih cerdas dan
kritis terhadap informasi yang mereka temui di media.
Paradigma baru dalam PKN bertujuan untuk membentuk warga negara yang lebih sadar,
terlibat, dan berempati dalam masyarakat yang semakin kompleks. Melalui pendekatan ini,
mahasiswa diharapkan dapat memahami nilai-nilai kewarganegaraan, hak asasi manusia, dan
isu-isu sosial yang relevan, serta aktif dalam berpartisipasi dalam kehidupan politik dan
sosial. Paradigma ini menciptakan landasan yang kuat untuk mempersiapkan generasi muda
agar dapat menjalankan peran penting mereka dalam membangun masyarakat yang lebih
inklusif, berkeadilan, dan demokratis.
BAGIAN 2
PARADIGMA LAMA vs. PARADIGMA BARU

Berikut adalah perbedaan utama dalam Paradigma Lama dan Paradigma Baru PKN.

Paradigma Lama PKN:


1. Orientasi pada Pengetahuan Faktual: Dalam paradigma lama, pendidikan
kewarganegaraan lebih banyak berfokus pada penyampaian pengetahuan faktual seperti
sejarah negara, konstitusi, dan struktur pemerintahan. Namun, pendekatan ini sering kali
kurang memasukkan konteks praktis dan keterlibatan aktif siswa.
2. Pendekatan Teoritis: Pendekatan dalam paradigma lama cenderung bersifat teoritis, yang
berarti siswa sering kali diajarkan teori-teori politik dan konsep-konsep kewarganegaraan
tanpa banyak penerapan praktis dalam kehidupan sehari-hari.
3. Pendekatan Instruksional Tradisional: Metode pengajaran dalam paradigma lama
cenderung bersifat tradisional, dengan pendekatan yang berpusat pada guru. Ini mengarah
pada peran pasif siswa dalam proses belajar.
4. Fokus pada Penguasaan Materi: Paradigma lama sering lebih mengutamakan
penguasaan materi atau fakta-fakta sejarah dan konstitusi, tanpa memberikan penekanan yang
cukup pada pengembangan nilai-nilai kewarganegaraan.
5. Kurangnya Integrasi dengan Isu-isu Kontemporer: Pendekatan lama kurang terhubung
dengan isu-isu sosial dan politik kontemporer. Siswa mungkin tidak memiliki pemahaman
yang mendalam tentang isu-isu global atau masalah-masalah yang relevan dalam masyarakat
saat ini.
6. Kurangnya Pemberdayaan Siswa: Siswa sering kali memiliki peran pasif dalam
pendidikan kewarganegaraan dalam paradigma lama. Mereka jarang diberi kesempatan untuk
berpartisipasi dalam kegiatan kewarganegaraan yang nyata.

Paradigma Baru PKN:


1. Pendekatan Aktif dan Berbasis Proyek: Paradigma baru dalam PKN menekankan
pendekatan aktif yang melibatkan siswa dalam proyek-proyek nyata yang berhubungan
dengan isu-isu sosial dan politik. Ini memungkinkan siswa untuk menerapkan konsep-konsep
kewarganegaraan dalam konteks yang relevan.
2. Pengembangan Nilai-nilai Kewarganegaraan: Paradigma baru memberikan penekanan
kuat pada pengembangan nilai-nilai kewarganegaraan seperti demokrasi, keadilan, toleransi,
dan hak asasi manusia. Mahasiswa diajarkan untuk memahami dan menerapkan nilai-nilai ini
dalam tindakan mereka sehari-hari.
3. Inklusivitas dan Keragaman: Fokus pada penghargaan terhadap inklusivitas dan
keragaman budaya, agama, etnis, dan latar belakang sosial dalam masyarakat. Siswa
diajarkan untuk menghargai perbedaan dan bekerja sama dengan individu dari latar belakang
yang beragam.
4. Partisipasi Aktif: Mahasiswa didorong untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan
kewarganegaraan seperti simulasi pemilihan umum, pengabdian masyarakat, debat, dan
kegiatan partisipatif lainnya. Mereka belajar tentang proses politik dan peran individu dalam
sistem demokrasi.
5. Pendidikan Hak Asasi Manusia: Pendidikan hak asasi manusia menjadi bagian integral
dari paradigma baru ini, membantu mahasiswa memahami hak asasi manusia sebagai
landasan utama keadilan dan perdamaian.
6. Literasi Media dan Informasi: Paradigma baru mencakup literasi media dan informasi,
membantu siswa menjadi konsumen yang kritis terhadap informasi yang mereka temui di
media. Mereka memahami bagaimana media memengaruhi opini dan tindakan politik.
7. Isu-isu Kontemporer: Isu-isu sosial, politik, dan lingkungan yang kontemporer
diintegrasikan dalam kurikulum, memungkinkan siswa untuk terhubung dengan dunia nyata
dan memahami isu-isu yang relevan dalam masyarakat saat ini.
8. Pendidikan Kewarganegaraan Digital: Paradigma baru mencakup pemahaman tentang
etika
BAGIAN 3
CIRI-CIRI PARADIGMA BARU PKN

Berikut adalah ciri-ciri beserta tujuan dari Paradigma Baru PKN:


Pengembangan Nilai-nilai Kewarganegaraan: Paradigma baru dalam PKN menempatkan
penekanan kuat pada pengembangan nilai-nilai kewarganegaraan. Ini mencakup aspek seperti
demokrasi, keadilan, hak asasi manusia, toleransi, dan pluralisme. Dalam paradigma ini,
pendidikan kewarganegaraan tidak hanya bersifat informatif, melainkan juga normatif.
Artinya, selain memahami konsep-konsep dasar, mahasiswa juga diajarkan untuk
menginternalisasi dan menerapkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari. Ini bertujuan
untuk menciptakan warga negara yang berkomitmen pada prinsip-prinsip demokrasi,
keadilan, dan hak asasi manusia.
Pendekatan Multikultural: Paradigma baru ini mengakui kenyataan akan keragaman
budaya, agama, etnis, dan latar belakang sosial dalam masyarakat. Sebagai hasilnya,
pendidikan kewarganegaraan mempromosikan pemahaman yang lebih mendalam tentang
beragam budaya dan pandangan dunia yang ada di sekitar kita. Hal ini mendorong
inklusivitas dan kerja sama antarbudaya serta mengurangi ketegangan sosial. Mahasiswa
diajarkan untuk menghargai perbedaan dan belajar dari pengalaman yang beragam ini.
Pendidikan Hak Asasi Manusia: Dalam paradigma ini, pendidikan hak asasi manusia
menjadi unsur penting. Mahasiswa tidak hanya diberikan pemahaman tentang hak-hak asasi
manusia, tetapi juga diajarkan bagaimana melindungi dan mempromosikan hak-hak tersebut.
Pendidikan hak asasi manusia menciptakan kesadaran tentang pentingnya hak asasi manusia
sebagai dasar keadilan dan perdamaian global.
Pendekatan Berbasis Proyek: Pendekatan berbasis proyek merupakan salah satu ciri utama
paradigma baru dalam PKN. Dalam konteks ini, mahasiswa terlibat dalam proyek-proyek
nyata yang berkaitan dengan isu-isu sosial dan politik. Mereka diberi kesempatan untuk
memecahkan masalah yang nyata, berpartisipasi dalam tindakan konstruktif, dan
mempraktikkan pemikiran kritis. Pendekatan ini membantu mahasiswa untuk mengaitkan
teori dengan praktek, sehingga lebih memahami bagaimana kewarganegaraan dapat
dijalankan dalam kehidupan sehari-hari.
Partisipasi Aktif: Mahasiswa didorong untuk menjadi peserta aktif dalam masyarakat dan
politik. Paradigma baru ini seringkali mencakup simulasi pemilihan umum, pengabdian
masyarakat, debat, dan berbagai kegiatan partisipatif lainnya. Ini membantu mahasiswa
memahami bagaimana sistem demokrasi bekerja, serta merangsang minat mereka dalam
berpartisipasi dalam proses politik dan kewarganegaraan.
Literasi Media dan Informasi: Literasi media dan informasi menjadi fokus penting dalam
paradigma baru ini. Mahasiswa diajarkan untuk menjadi konsumen yang cerdas dan kritis
terhadap informasi yang mereka temui di media. Mereka juga memahami bagaimana media
memengaruhi opini publik dan tindakan politik. Literasi media dan informasi memungkinkan
mahasiswa untuk mengevaluasi dan memahami berbagai sumber informasi dengan lebih
baik.
Isu-isu Kontemporer: Paradigma baru dalam PKN mengintegrasikan isu-isu sosial, politik,
dan lingkungan yang kontemporer dalam kurikulum. Ini memungkinkan mahasiswa untuk
memahami dan merespons isu-isu seperti perubahan iklim, kesenjangan sosial, dan isu-isu
global yang relevan. Dengan demikian, mahasiswa dapat terhubung dengan dunia nyata dan
mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang tantangan yang dihadapi oleh
masyarakat saat ini.
Pendidikan Kewarganegaraan Digital: Paradigma baru mencakup pemahaman tentang
etika digital, privasi, dan keamanan online. Ini mencerminkan peran penting teknologi dan
media sosial dalam kewarganegaraan kontemporer. Mahasiswa belajar bagaimana teknologi
dapat digunakan untuk berpartisipasi dalam proses politik dan sosial serta menghindari
penyalahgunaan dan disinformasi.
Ciri-ciri paradigma baru dalam PKN ini bersifat holistik dan bertujuan untuk menciptakan
generasi yang lebih terampil, sadar, dan aktif dalam kewarganegaraan, serta dapat
berkontribusi positif dalam masyarakat yang semakin kompleks.
BAGIAN 4
DAMPAK PARADIGMA BARU DALAM MASYARAKAT

Pengaruh dari paradigma baru dalam Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) pada masyarakat
adalah signifikan dan berdampak luas. Pendekatan pendidikan yang berfokus pada
pengembangan nilai-nilai kewarganegaraan, partisipasi aktif, inklusivitas, serta pemahaman
isu-isu sosial dan politik memiliki berbagai dampak yang mendalam pada dinamika sosial
dan politik masyarakat. Berikut adalah beberapa penjelasan lebih rinci tentang dampak-
dampak tersebut:
Warga Negara yang Lebih Sadar dan Terinformasi: Paradigma baru dalam PKN
menciptakan warga negara yang lebih sadar akan hak, kewajiban, dan tanggung jawab
mereka dalam masyarakat. Melalui pendidikan ini, individu mengembangkan pemahaman
mendalam tentang nilai-nilai kewarganegaraan, demokrasi, dan hak asasi manusia.
Dampaknya adalah masyarakat yang lebih terinformasi, yang cenderung membuat keputusan
yang lebih baik dalam konteks sosial dan politik.
Partisipasi Aktif dalam Kehidupan Politik: Pendidikan kewarganegaraan yang didasarkan
pada paradigma baru mendorong partisipasi aktif dalam proses politik. Mahasiswa yang
terlatih dalam berpartisipasi dalam simulasi pemilihan umum, pengabdian masyarakat, dan
aktivitas politik lainnya cenderung lebih berkomitmen terhadap proses demokratis dan lebih
cenderung terlibat dalam pemilihan umum dan kegiatan politik lainnya.
Inklusivitas dan Menghargai Keragaman: Paradigma baru menekankan penghargaan
terhadap keragaman budaya, agama, etnis, dan latar belakang sosial. Ini membantu
menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, di mana individu dari berbagai latar belakang
merasa dihormati dan diterima. Dampaknya adalah masyarakat yang lebih harmonis, dengan
interaksi antarindividu yang lebih positif.
Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis: Pendidikan kewarganegaraan yang
didasarkan pada pendekatan berbasis proyek dan pendekatan kritis membantu individu
mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Mereka dapat menganalisis isu-isu kompleks,
menilai informasi dengan bijaksana, dan merumuskan pandangan mereka dengan dasar yang
kuat. Dampaknya adalah masyarakat yang lebih kritis dan mampu menghadapi tantangan
sosial dan politik dengan pemikiran yang mendalam.
Kepemimpinan Sosial: Mahasiswa yang mendapatkan pendidikan kewarganegaraan dengan
paradigma baru sering memiliki keterampilan kepemimpinan yang lebih baik. Mereka lebih
cenderung terlibat dalam organisasi-organisasi sosial, inisiatif masyarakat, dan proyek-proyek
yang bertujuan memecahkan masalah sosial. Dampaknya adalah adanya pemimpin
masyarakat yang mampu memobilisasi orang lain untuk tindakan positif dan perubahan.
Pemahaman Hak Asasi Manusia: Pendidikan hak asasi manusia yang kuat dalam
paradigma baru membantu menciptakan masyarakat yang lebih sadar akan hak asasi manusia
dan lebih mampu melindunginya. Ini dapat menghasilkan masyarakat yang lebih adil dan
mendukung perdamaian, serta lebih peka terhadap isu-isu yang berkaitan dengan pelanggaran
hak asasi manusia.
Respons Terhadap Isu-isu Kontemporer: Masyarakat yang dididik dengan paradigma baru
cenderung lebih responsif terhadap isu-isu kontemporer seperti perubahan iklim, kesenjangan
sosial, dan isu-isu global lainnya. Mereka lebih mungkin terlibat dalam tindakan yang
bertujuan mengatasi masalah-masalah ini dan mencari solusi yang efektif.
Kewarganegaraan Digital yang Bertanggung Jawab: Pendidikan kewarganegaraan digital
membantu menciptakan masyarakat yang lebih bertanggung jawab dalam penggunaan
teknologi dan media sosial. Ini berarti individu lebih cenderung menggunakan teknologi
dengan etika yang lebih baik, menjaga privasi mereka, dan mampu mengenali informasi palsu
atau manipulatif.
Dampak-dampak tersebut mencerminkan peran penting pendidikan kewarganegaraan dalam
membentuk masyarakat yang sadar, terlibat, dan berempati. Paradigma baru dalam PKN
menciptakan landasan bagi masyarakat yang lebih kuat dan lebih mampu menghadapi
tantangan sosial, politik, dan lingkungan yang semakin kompleks di era modern.
BAGIAN 5
KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT

Dari materi di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa paradigma baru dalam Pendidikan
Kewarganegaraan (PKN) membawa perubahan yang positif dalam pendekatan pendidikan
kewarganegaraan. Beberapa poin utama yang dapat disimpulkan adalah:
- Paradigma baru PKN berfokus pada pengembangan nilai-nilai kewarganegaraan,
partisipasi aktif, inklusivitas, pemahaman isu-isu sosial dan politik, dan
pengembangan kemampuan berpikir kritis. Ini bertujuan menciptakan warga negara
yang lebih sadar, terampil, dan aktif dalam masyarakat.
- Dampak paradigma baru PKN pada masyarakat meliputi peningkatan kesadaran
warga negara, partisipasi aktif dalam kehidupan politik, penghargaan terhadap
keragaman, pengembangan pemikiran kritis, dan peningkatan kepemimpinan sosial.
Masyarakat yang mendapatkan pendidikan kewarganegaraan dengan paradigma baru
cenderung lebih peka terhadap isu-isu sosial dan politik, lebih inklusif, dan lebih
mampu mengatasi tantangan sosial.

Tindak lanjut yang perlu dilakukan adalah:


Implementasi Paradigma Baru: Penting untuk terus mengimplementasikan paradigma baru
dalam PKN di berbagai lembaga pendidikan. Ini memerlukan pelatihan bagi guru dan staf
pendidikan untuk memastikan bahwa pendekatan baru ini benar-benar diadopsi.
Evaluasi dan Penilaian: Perlu ada sistem evaluasi yang kuat untuk mengukur dampak
pendidikan kewarganegaraan dengan paradigma baru pada mahasiswa. Evaluasi ini dapat
membantu dalam menentukan efektivitas program dan membuat perbaikan yang diperlukan.
Kolaborasi dengan Lembaga Masyarakat Sipil: Kerja sama dengan organisasi masyarakat
sipil dan lembaga non-pemerintah yang berfokus pada pendidikan kewarganegaraan dapat
memperkaya pengalaman pendidikan mahasiswa dan membantu mereka terlibat dalam
proyek-proyek kewarganegaraan yang nyata.
Diseminasi Hasil dan Pembelajaran Terbaik: Hasil dan pembelajaran terbaik dari
pendekatan paradigma baru dalam PKN perlu disebarluaskan dan dibagikan dengan
komunitas pendidikan. Ini dapat menginspirasi lembaga pendidikan lainnya untuk
mengadopsi pendekatan serupa.
Dengan melanjutkan implementasi paradigma baru, evaluasi yang cermat, dan keterlibatan
aktif dari semua pemangku kepentingan, pendidikan kewarganegaraan paradigma baru dapat
terus berkontribusi pada pembentukan masyarakat yang lebih sadar, aktif, dan berempati
dalam dunia yang semakin kompleks. Dengan demikian, pendidikan kewarganegaraan
menjadi alat penting dalam membangun masyarakat yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Rahmadani, Amelia. “Perbedaan Paradigma Lama dan Paradigma Baru PKN” text-
ide.123dok.com. 2017. https://text-id.123dok.com/document/4yr6knpvy-perbandingan-
antara-pkn-paradigma-lama-dengan-paradigma-baru.html

Reinia. “Paradigma Baru Pembelajaran PKN Abad 21” www.researchgate.net. 2020.


https://www.researchgate.net/publication/348602883_PARADIGMA_BARU_PEMBELAJA
RAN_PKn_ABAD_21/link/6006f704a6fdccdcb864a4ea/download

Suhud, Haris. “Memahami Pembelajaran Paradigma Baru Secara Lengkap” naikpangkat.com.


2022. https://naikpangkat.com/memahami-pembelajaran-paradigma-baru/

Totoh, Asep. “Paradigma Baru Pendidikan” kumparan.com. 2020.


https://kumparan.com/asep-totoh/paradigma-baru-pendidikan-1unNgLInF3M

Wildan. “Paradigma Baru PKN” wildanpendidikan.blogspot.com. 2019.


https://wildanpendidikan.blogspot.com/2019/02/paradigma-baru-pkn.html

Halizha, Vesha. “Pendidikan Kewarganegraan dalam Menjawab Tantangan Masa Depan


Bangsa Ditengah Arus Globalisasi” www.researchgate.net. 2020.
https://www.researchgate.net/publication/354028848_Pendidikan_Kewarganegaraan_dalam_
Menjawab_Tantangan_Masa_Depan_Bangsa_Ditengah_Arus_Globalisasi/link/
611fbfd10c2bfa282a5cacf9/download

Anda mungkin juga menyukai