Nomor : S/PROVIS/PAYROLL-0285/I/2024
Pada hari ini Selasa tanggal dua bulan Januari tahun dua ribu dua puluh empat (02-01-2024), bertempat di Jakarta
yang bertanda tangan dibawah ini :
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas dirinya sendiri, selanjutnya disebut “MITRA”
PROVIS dan MITRA secara bersama-sama disebut sebagai PARA PIHAK dan secara sendiri-sendiri dapat disebut sebagai
PIHAK.
Para Pihak dengan ini terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :
1. PROVIS adalah sebagai salah satu Perusahaan yang bergerak di bidang Penyediaan dan Pemborongan Jasa,
yang dalam upaya mengembangkan bidang usahanya bermaksud menjalin kerjasama dengan MITRA.
2. MITRA adalah pihak yang bersedia untuk melaksan akan pekerjaan sebagai WAREHOUSE HELPER - SURABAYA
dalam hal turut serta membantu PROVIS dalam mengembangkan usahanya dengan suatu bentuk kerjasama
yang saling menguntungkan.
3. KLIEN adalah sebuah Perusahaan yang melakukan kerjasama dengan PROVIS yaitu PT ESHAM DIMA MANDIRI
Dima Group, yang dalam hal ini memerlukan jasa PROVIS untuk menjalankan sebagian usahannya.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas dan dengan didasari itikad baik dan pola Kemitraan, Para Pihak sepakat untuk
mengadakan Perjanjian Kerjasama Kemitraan selanjutnya disebut “Perjanjian”, dengan ketentuan-ketentuan dan
syarat-syarat sebagaimana tercantum berikut:
PASAL 1
Hubungan Kerjasama
1. Para Pihak menyetujui dan memahami bahwa Perjanjian ini tidak terdapat dan tidak seharusnya diartikan
menciptakan suatu hubungan kepegawaian antara PROVIS dan MITRA sebagaimana diatur dalam Undang–
Undang Ketenaga kerjaan, melainkan suatu hubungan kemitraan antara PROVIS dan MITRA dalam menjalan
kan kerjasama sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian ini.
2. Atas dasar hal tersebut diatas maka PROVIS tidak memiliki kewajiban untuk mengangkat MITRA sebagai Karyawan
PROVIS.
PASAL 2
Kewajiban MITRA
PASAL 3
Larangan MITRA
PASAL 4
Hak Mitra
1. Atas kewajiban yang harus dijalankan oleh MITRA, MITRA berhak menerima uang jasa perbulan sebesar gaji
dari PROVIS yang akan dibayarkan ke nomor rekening pribadi milik MITRA yang di informasikan kepada PROVIS.
2. MITRA berhak untuk mendapatkan uang jasa dan tunjangan/kompensasi atas pencapaian produktivitas yang
perhitungannya sesuai dengan ketentuan yang diatur oleh PROVIS yang terlampir dalam perjanjian ini.
3. PROVIS berhak setiap saat untuk membatalkan, merubah, menambah dan/atau memodifikasi ketentuan
mengenai perhitungan kompensasi sebagaimana dimaksud diatas.
4. Kompensasi tidak akan diberikan kepada MITRA apabila tidak terikat lagi kerjasama dengan PROVIS.
5. PROVIS akan mengikutsertakan MITRA pada program BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
PASAL 5
Sanksi
1. PARA PIHAK berhak untuk memberikan sanksi kepada MITRA apabila terjadi pelanggaran atas ketentuan-ketentuan
Perjanjian Kerjasama Kemitraan ini. PARA PIHAK berhak untuk melakukan penilaian kinerja MITRA sewaktu-waktu.
2. Jika MITRA terbukti tidak melaksanakan salah satu/sebagian atau seluruh kewajibannya sebagaimana diatur dalam
Pasal 2 Perjanjian Kerjasama Kemitraan ini dan melakukan pelanggaran terhadap salah satu/seba gian atau
seluruhnya wewenang sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Perjanjian Kerjasama Kemitraan ini, maka PARA PIHAK
berhak menjatuhkan sanksi berupa :
a. Teguran lisan dan/atau tertulis, atau;
b. Penghentian sementara aktivitas kemitraan, atau;
c. Mengakhiri Perjanjian Kerjasama Kemitraan secara sepihak;
3. Sanksi yang diberikan kepada MITRA sebagaimana ayat 1 diatas tergantung dari berat ringannya tindakan yang
dilakukan oleh MITRA.
4. Jika MITRA terkena sanksi sebagaimana ayat 1 diatas, maka PARA PIHAK bila perlu dapat melakukan untuk :
a. Menahan untuk memberikan dan/atau membayarkan terlebih dahulu hak-hak MITRA sebagaimana diatur
dalam Pasal 4.
b. Meminta penggantian kerugian dari MITRA atas seluruh kerugian yang diderita oleh pihak yang dirugikan.
c. Apabila pelanggaran yang dilakukan oleh MITRA mengandung unsur pidana, maka selain sanksi yang
disebutkan pada ayat 2 diatas, Perusahaan dapat melaporkan kepada pihak yang berwajib untuk
menyelesaikan menurut jalur hukum sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku.
5. Jika MITRA tidak melaksanakan kewajiban namun tidak terbatas sebagaimana dalam Pasal 2 Perjanjian
Kerjasama Kemitraan ini, antara lain seperti tidak masuk kerja karena alasan apapun maka uang jasa MITRA akan
dihitung secara proporsional.
PASAL 6
Jangka waktu
4. Para Pihak setuju dan sepakat untuk mengesampingkan ketentuan Pasal 1266 dan 1267 KUH Perdata sehingga
pengakhiran Perjanjian ini tidak memerlukan keputusan dari Pengadilan.
5. Pengakhiran Perjanjian Kerjasama Kemitraan ini yang disebabkan karena kondisi-kondisi sebagaimana yang diatur
dalam Pasal 6 Perjanjian Kerjasama Kemitraan ini maka tidak ada kewajiban dari PARA PIHAK untuk memberi ganti
rugi atau kompensasi dalam bentuk apapun kepada pihak lainnya.
PASAL 7
Force Majeure
1. Masing-masing Pihak dibebaskan dari kewajiban-kewajiban untuk melaksanakan Perjanjian sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kerjasama Kemitraan ini apabila terjadi Force Majeure yang berpengaruh
langsung dan nyata terhadap pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Kemitraan ini.
2. Force Majeure yang dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah namun tidak terbatas pada :
- Bencana alam (gempa bumi, banjir, gunung meletus, angin topan).
- Sabotase, huru-hara, peperangan, pemberontakan dan pemogokan.
- Hal-hal lain yang diluar kemampuan Pihak yang terkena dampaknya asalkan terjadinya hal-hal tersebut
bukan karena kelalaian atau kesalahan Pihak yang terkena dampak kejadian tersebut.
3. Apabila terjadi force majeure sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal ini, Pihak yang mengalaminya harus
memberitahukan kepada Pihak lainnya secara tertulis paling lambat 7 (tujuh) hari kalender setelah terjadinya Force
Majeure tersebut dan melakukan hal-hal yang dianggap perlu untuk mengatasinya sehingga Perjanjian Kerjasama
Kemitraan ini dapat dilaksanakan kembali.
4. Apabila dalam waktu 7 x 24 jam sejak diterimanya pemberitahuan tersebut tidak ada tanggapan dari Pihak yang
menerima pemberitahuan, maka adanya force majeur tersebut dianggap telah disetujui.
5. Dalam hal terjadinya force majeure maka Para Pihak setuju dan sepakat untuk bermusyawarah guna mencari
kesepakatan untuk menanggulangi keterlambatan pelaksanaan kewajiban yang terjadi termasuk melaksanakan
kembali Perjanjian ini.
PASAL 8
Penyelesaian Perselisihan
1. Perselisihan yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan Perjanjian ini akan diselesaikan secara musyawarah untuk
mencapai mufakat diantara Para Pihak.
2. Apabila dengan cara musyawarah belum dapat diselesaikan maka Para Pihak dengan ini setuju dan sepakat untuk
menyelesaikannya melalui jalur hukum dengan memilih Kantor Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sebagai
domisili hukum yang tetap.
PASAL 9
Lain-lain
1. Segala bentuk tambahan maupun perubahan dalam Perjanjian Kerjasama Kemitraan ini akan dilampirkan sebagai
addendum yang sebelumnya dibuat atas persetujuan dari masing-masing pihak yang terlibat dan dianggap
sebagai kesatuan dari Perjanjian Kerjasama Kemitraan ini.
2. Semua lampiran-lampiran, perubahan dan/atau tambahan dan/atau pelengkap kepada Perjanjian Kerjasama
Kemitraan ini merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan dari Perjanjian Kerjasama Kemitraan ini.
Demikian Perjanjian ini dibuat 2 (dua) rangkap, ditanda-tangani Para Pihak pada hari dan tanggal tersebut pada awal
Perjanjian ini.
2. MITRA akan diberikan Tunjangan hari raya (THR) dengan ketentuan sebagai berikut :
a. 1 (satu) bulan gaji pokok, bila masa ke rja MITRA sudah 1 (satu) tahun atau lebih.
b. Prorata dari gaji pokok dengan mempertimbangkan masa kerja khusus bagi MITRA yang jumlah masa kerja
minimal 1 (satu) bulan dan dibawah 1 (satu) tahun.
Ketentuan Lain;
Ketentuan waktu Kerja
a. Jam kerja MITRA sesuai dengan ketentuan yang berlaku ditempat Pihak Klien dengan tetap mengikuti
ketentuan perundang-undangan.
b. MITRA bersedia untuk ditugaskan diluar jam kerja (lembur) untuk menyelesaikan pekerjaan yang diberikan
oleh Klien (jika dibutuhkan).
c. MITRA apabila ingin meninggalkan pekerjaan harus telah mendapatkan izin dari pimpinan Klien sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
d. Apabila MITRA tidak masuk kerja dan tidak disertai dengan dokumen pendukung asli yang dapat
dipertanggungjawabkan, maka status kehadiran akan dikategorikan alpa.