Anda di halaman 1dari 1

FUNGSIONALISME MALINOWSKI

Teori-teori fungsional dalam ilmu antropologi mulai dikembangkan oleh seorang tokoh yang
sangat penting dalam sejarah teori antropologi, yaitu Bronislaw Malinowski (1884-1942). Ia mulai
mengembangkan suatu kerangka teori baru untuk menganalisa fungsi dari kebudayaan manusia,
yang disebutnya suatu teori fungsional tentang kebudayaan, atau a functional theory of culture.
Etnografi Berintegrasi Secara Fungsional. Pokok pelukisannya adalah suatu sistem perdagangan
antara penduduk kepulauan Trobriand atau Boyowa, Kepulauan Amphlett, Kepulauan
D’entrecasteaux atau dobu, Pulau St. Benda-benda yang diperdagangkan dengan jalan tukar-
menukar (barter) berupa berbagai macam bahan makanan, bahan kerajinan, dan alat-alat
perikanan, perkebunan, dan rumah tangga, tetapi di samping itu pada tiap transaksi diadakan
tukar-menukar dua macam benda perhiasan yang dianggap mempunyai nilai yang sangat tinggi,
yaitu kalung-kalung kerang (sulava) yang beredar ke arah yang berlawanan. Sistem perdagangan
tersebut disebut sistem kula. Cara mengarang etnografi seperti yang dilakukan oleh Malinowski
memang merupakan cara baru yang unik dalam metode penulisan etnografi pada waktu itu.
Namun ia sendiri mula-mula agaknya tidak sengaja bermaksud mengintroduksikan suatu metode
antropologi yang baru. Tetapi setelah ia mendapat reaksi dan respon yang begitu luas,
berkembanglah pemikirannya mengenai metode untuk mendeskrpsi berbagai kaitan berfungsi
dari unsur-unsur kebudayaan dalam suatu sistem sosial hidup.
Pemikiran Malinowski mengenai syarat-syarat metode etnografi berintegrasi secara fungsional
yang dikembangkannya dalam kuliah-kuliahnya tentang metode-metode penelitian lapangan
dalam masa penulisan ketiga buku etnografi mengenai kebudayaan Trobriand selanjutnya,
menyebabkan bahwa konsepnya mengenai fungsi sosial dari adat, tingkah-laku manusia, dan
pranata-pranata sosial menjadi mantap juga. Dalam hal itu ia membedakan antara fungsi sosial
dalam tiga tingkat abstrksi (Kaberry 1957:82), yaitu:
1. Fungsi sosial dari suatu adat, pranata sosial atau unsur kebudayaan pada tingkat abstraksi
pertama mengenai pengaruh atau efeknya terhadap adat, tingkah-laku manusia dan pranata sosial
yang lain dalam masyarakat;
2. Fungsi sosial dari suatu adat, pranata sosial atau unsur kebudayaan pada tingkat abstraksi
kedua mengenai pengaruh atau efeknya terhadap kebutuhan suatu adat atau pranata yang lain
untuk mencapai maksudnya, seperti yang dikonsepsikan oleh warga masyarakat yang
bersangkutan;
3. Fungsi sosial dari suatu adat atau pranata sosial pada tingkat abstraksi ketiga mengenai
pengaruh atau efeknya terhadap kebutuhan mutlak untuk berlangsungnya secara terintegrasi dari
suatu sistem sosial yang tertentu.
Teori Fungsional Tentang Kebudayaan. Malinowski mengembangkan teori tentang fungsi unsur-
unsur kebudayaan yang sangat complex. Tetapi inti dari teori tersebut adalah pendirian bahwa
segala aktivitas kebudayaan sebenarnya bermaksud memuaskan suatu rangkaian dari sejumlah
kebutuhan naluri makhluk manusia ingin memuaskan kebutuhan nalurinya akan keindahan. Ilmu
pengetahuan juga timbul karena kebutuhan naluri manusia untuk ingin tahu.

Anda mungkin juga menyukai