Jurnal Kompetensi Kepribadian-Anita PR
Jurnal Kompetensi Kepribadian-Anita PR
Anita Priatini
Pendidikan Geografi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas UIN Suska Riau.
Email anitapriatini13@gmail.com
Kepribadian guru merupakan satu sisi yang selalu menjadi sorotan karena guru
menjadi teladan baik bagi anak didik atau bagi masyarakat, untuk itu guru harus bisa menjaga
diri dengan tetap mengedepankan profesionalismenya dengan penuh amanah, arif, dan
bijaksana sehingga masyarakat dan peserta didik lebih mudah meneladani guru yang
memiliki kepribadian utuh bukan kepribadian yang terbelah (splite personality). Setiap guru
idealnya memiliki kepribadian yang konsisten, berwibawa, bertanggung jawab, menjadi
teladan, dan berakhlak mulia. Kompetensi kepribadian guru sangat diharapkan. Sebagai
seorang yang menjadi teladan, guru adalah seorang yang telah dewasa, bisa
bertanggungjawab kepada anak didik dalam mengembangkan jasmani dan rohaninya, taat
kepada Tuhan, dan sosial terhadap sesamanya sehingga sebagai individu ia patut menjadi
teladan bagi anak didik dan masyarakatnya. Selain mentransfer ilmu kepada anak didik, ia
juga harus mampu menciptakan anak didik yang berkepribadian mulia. (Dr. Moh. Roqib,
2020)
Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Guru sebagai unsur manusiawi dalam pendidikan merupakan figur manusia
sumber yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan. Ketika
semua orang mempersoalkan masalah dunia pendidikan, figur guru mesti terlibat dalam
agenda pembicaraan, terutama yang menyangkut persoalan pendidikan formal di sekolah. Hal
itu tidak dapat disangkal, karena lembaga pendidikan formal adalah dunia kehidupan guru.
Guru matematika diyakini kompeten dalam disiplin ilmu mereka secara akademis
karena mereka telah belajar banyak melalui proses pembelajaran dan praktik mengajar di
lapangan. Namun, kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua guru matematika seperti itu,
banyak kasus yang terjadi pada saat proses pembelajaran di mana seorang guru matematika
sangat menguasai materi pelajaran namun kesulitan menyampaikan materi tersebut kepada
siswanya, di sisi lain ada guru matematika yang menguasai materi pelajaran sehingga ketika
menyampaikan materi pelajaran kepada siswanya mudah dipahami. Ada juga guru
matematika yang dianggap kompeten oleh rekan-rekannya, tetapi sulit berkomunikasi dengan
murid-muridnya di kelas. Kompetensi guru berkaitan dengan kemampuan guru dalam
mengajar, membimbing, dan juga memberikan teladan hidup kepada siswa. Guru harus
benar-benar kompeten pada bidangnya dan memiliki komitmen tinggi pada profesinya.
KESIMPULAN
kdr, M. (2023). Undang undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
ndangundang-nomor-14-tahun-2005-tentang-guru-dan-dosen, p. 1.