Anda di halaman 1dari 31

INSTALASI LISTRIK

PERTANIAN
LISTRIK PADA PERTANIAN
 Pada pertanian modern, listrik berperan sangat
penting
 Terutama listrik menjadi sumber energi untuk
pengolahan hasil dan penerangan
 Perlu instalasi listrik yang memadai
SYARAT PERANCANGAN
INSTALASI
 Keamanan: Jaringan instalasi harus dirancang
sesuai standar keamanan
 Fleksibilitas: Jaringan instalasi harus memberi
kemungkinan untuk penambahan beban
(mengantisipasi kebutuhan mendatang)
 Kepercayaan: Jaringan instalasi harus dapat
dipercaya dan diandalkan karena pembebanan
listrik sering tidak terkontrol
 kualitas bahan instalasi harus baik
 kegagalan peralatan harus dapat dideteksi sejak dini
Klasifikasi Keandalan Beban
 Beban yang memerlukan keandalan sangat
tinggi, karena terhentinya aliran listrik
mungkin dapat menyebabkan kematian atau
kecelakaan.
 Beban yang memerlukan keandalan tinggi,
dimana jika aliran listrik berhenti tidak
menyebabkan kematian manusia, tetapi
menyebabkan kerusakan pada beban atau
menyebabkan kerugian yang sangat besar.
 Beban dengan keandalan biasa, apabila
aliran listrik terhenti tidak begitu
membahayakan dan merugikan.

 Mutu terjamin, yang dalam hal ini berarti


bahwa konsumen mendapat aliran listrik
sesuai dengan ukuran normal dari beban.

 Mudah diperluas, bahwa instalasi listrik harus


direncanakan pula perluasan beban agar
tidak begitu sukar jika diperlukan.
IKSTISAR PUIL 1987 PASAL 520 (PUIL 2000:
Pedoman Umum Instalasi Listrik)
A1. Pengaman Hubung Singkat Sirkit Cabang
(Ps. 520 F), berfungsi sebagai pengaman
arus lebih pada suatu sirkit cabang yang
mensuplai dua motor atau lebih.
A2. Sirkit Cabang (Ps. 520 C2), berfungsi
sebagai penghantar rangkaian akhir yang
mensuplai dua motor atau lebih.
B. Pengaman Hubung Singkat Sirkit Motor (Ps.
520 E), berfungsi sebagai pengaman arus
lebih sirkit akhir yang mensuplai motor
tunggal dari gangguan hubung singkat.
C. Sarana Pemutus (Ps. 520 H), berfungsi sebagai
sarana pemutus (pengisolir) motor dari jaringan
apabila akan dilakukan perbaikan pada motor.
D. Kendali Motor (Ps. 520 G), berfungsi sebagai
alat pengatur putaran motor, menjalankan
motor, membalik arah putaran motor, alat
pengasutan motor, memberhentikan motor, dan
laian-lain.
E. Pengaman Beban Lebih (Ps. 520 D), berfungsi
sebagai pengaman/melindungi motor, peralatan
kontrol motor dan hantaran akhir terhadap
pemanasan berlebihan akitan beban lebih dan
atau motor tidak dapat diasut.
F. Motor Listrik (Ps. 520 A&B), berfungsi sebagai
alat yang merubah energi listrik menjadi energi
mekanis untuk menggerakkan mesin-mesin
pemakai listrik.

G. Grounding System/Pembumian (Ps.520 L),


berfungsi mengamankan peralatan instalasi
dan motor listrik dari adanya kejut listrik akbitat
kebocoran arus.
GROUNDING
 Maksud utama
grounding adalah
untuk keamanan
 Jalur kejut listrik
GROUNDING
GROUNDING SYSTEMS

TEAMWORKnet, Inc. 12
GROUNDING SYSTEMS

TEAMWORKnet, Inc. 13
GROUNDING SYSTEMS

TEAMWORKnet, Inc. 14
GROUNDING
 Dua tipe grounding
 System grounding
 Grounding perlu dilakukan pada salah satu kawat
yang disebut kawat netral.
 Ground dilakukan pada area servis entrance
 Equipment (peralatan) grounding
 Peralatan listrik dari logam, harus digroundkan untuk
mencegah kejut listrik jika peralatan tersebut tersentuh
ketika ada arus faulty (bocor).
 Peralatan dihubungkan dengan ground menggunakan
konduktor tahanan rendah.
PROSEDUR INSTALASI LISTRIK

 Perencanaan sistem distribusi fase tunggal


dapat dibedakan menjadi 4 tahap:
 Menentukan beban permintaan dari masing-
masing bangunan atau area servis.
 Menentukan lokasi servis induk
 Menentukan kapasitas dari servis induk
 Menentukan ukuran dan tipe konduktor dari titik
sentral distribusi ke bangunan-bangunan
PENENTUAN BEBAN
PERMINTAAN
 Membuat daftar beban yang telah ada dan yang
akan diantisipasi.
 Pengolongan beban:
 Beban besar atau dari peralatan yang tidak dipindahkan.
 Peralatan yang lebih dari 1500 W digolongkan dalam
kategori ini.
 Arus pada beban penuh dari motor terbesar dikalikan
dengan 125%.
 Outlet untuk peralatan-peralatan yang tidak tercantum
pada beban besar, seperti untuk peralatan yang sering
dipindahkan. Umumnya untuk beban dengan arus kurang
dari 0.75 A.
 Outlet untuk lampu penerangan.
PENENTUAN BEBAN
PERMINTAAN

a. Tentukan arus beban-beban besar atau tetap (selalu digunakan


secara bersamaan). jumlahkan
b. Tentukan arus motor listrik yang paling besar dikalikan 125 %
c. Tentukan arus beban-beban tidak tetap
d. Kalikan c dengan 50%
e. Tentukan beban-beban yang tidak termasuk pada beban di atas
f. Kalikan e dengan 25 %
g. Jumlahkan a dan f
CONTOH 1
 Sebuah pengolahan susu sederhana memiliki
memiliki:
 Tangki air panas 25 A (beban tetap)
 Refrigerator 15 A (beban tetap)
 Pompa transfer 8A (beban tetap)
 Feed storage auger 20 A
 Lampu 10 A
Dimana setengah dari beban lampu digunakan secara
bersamaan.
Tentukan total beban permintaannya
CONTOH 1
 Jawab
Beban Faktor permintaan Permintaan (A)
(%)
I. Beban besar/tetap
•Tangki air panas – 25 A 25
•Refrigerator – 15 A 15
•Pompa transfer: Gudang – 8 A 8
•Setengah beban lampu – 5 A 5
Jumlah 100 53
Auger feed – 20 A 125 25
II. Beban lain
•Setengah beban lampu – 5 A 50 2.5

Total = 53 + 2.5 = 55.5 A


PENENTUAN PUSAT DISTRIBUSI
(LOKASI SERVIS INDUK)
 Sistem distribusi listrik yang paling umum pada
sebuah pertanian adalah menempatkan pusat
distribusi di antara bangunan-bangunan yang
membutuhkan listrik. Penggunaan pendekatan
distribusi terpusat memiliki sejumlah keuntungan
yang mencakup:
a. Safety: Kerusakan/keruntuhan gedung tidak merusak
sistem
b. Expandability: Memungkinkan untuk penambahan maupun
perubahan bangunan
c. Minimisasi ukuran servis utama
d. Kebutuhan kabel yang rendah untuk menghemat biaya
e. Kenyamanan, karena lokasi strategis
PENENTUAN PUSAT DISTRIBUSI
(LOKASI SERVIS INDUK)

Titik optimum pusat distribusi dan peralatan servis utama adalah pada pusat beban

X LoadCenter 
 ( L X )  Jumlah(beban  jarakX )
i i

L i JumlahBeban

YLoadCenter 
 ( L Y ) Jumlah(beban  jarakY )

i i

L i JumlahBeban
CONTOH 2
 Denah berikut merupakan denah bangunan
pertanian. Tentukan pusat distribusi yang
optimum
100

80
B
PU
60

40 S
G
20
R

0
0 20 40 60 80 100
CONTOH 2

Beban
Bangunan (A) X (m) XL Y (m) YL
Peternakan
Unggas (PU) 40 25 1000 60 2400
Bengkel (B) 75 80 6000 60 4500
Sumur (S) 15 15 225 40 600
Rumah (R) 50 15 750 15 750
Gudang (G) 50 50 2500 15 750
Total 230 10475 9000


 ( L X )  10475  46 m
i i
YLoadCenter 
 ( L Y )  9000  39 m
i i

L
X LoadCenter
L i 230 i 230
KAPASITAS SERVIS INDUK
 Penentuan kapasitas servis induk dilakukan
dengan prinsip yang hampir sama dengan
penentuan beban permintaan.
 Tidak semua bangunan akan beroperasi
pada saat yang sama. Kapasitas minimum
dari servis induk ini ditentukan berdasarkan
faktor permintaannya seperti pada Tabel
KAPASITAS SERVIS INDUK
Beban permintaan terhitung Faktor permintaan
(%)
Tempat tinggal 100
Beban lain

•Beban bangunan terbesar 100

•Beban bangunan terbesar kedua 75

•Beban terbesar ketiga 65

•Sisa beban lainnya 50


CONTOH 3
 Hitung beban servis induk pada contoh 2.
 Jawab
Beban permintaan terhitung Faktor permintaan Permintaan (A)
(%)
Tempat tinggal: Rumah – 50 A 100 50
Beban lain
Beban bangunan terbesar: Bengkel – 75 A 100 75
Beban bangunan terbesar kedua: Gudang – 75 37.5
50 A
Beban terbesar ketiga: Peternakan Unggas 65 26
– 40 A
Sisa beban lainnya: Sumur – 15 A 50 7.5
TOTAL 196
PEMILIHAN KONDUKTOR
(KABEL) SERVIS
 Konduktor servis dapat berupa service drops (di
atas tanah) atau service lateral (di bawah tanah).
Tiga faktor utama dalam memilih konduktor
 Tipe kawat dan insulasi yang diperlukan sesuai dengan
kondisi lingkungan
 Untuk tipe konduktor service drops maka akan terekspos
pada perubahan cuaca dan kondisi basah.
 Tipe untuk servis entrance
 Sedangkan untuk service lateral
 Ukuran kawat dan tipe insulasi yang diperlukan untuk
menghantarkan arus secara aman.
 Ukuran kawat yang diperlukan untuk mencegah turunnya
tegangan yang berlebihan
PEMILIHAN KONDUKTOR
(KABEL) SERVIS
 Kehilangan daya pada konduktor dinyatakan sebagai
Ploss  IEw
 Tahanan maksimum yang diijinkan dapat dihitung dari:
Edrop
RA 
I
 Edrop tidak lebih dari 3%.

 Karena standar tahanan kabel dalam satuan tahanan /


panjang maka tahanan per satuan panjang dapat
dinyatakan sebagai:
RA
r
2D
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai