1 – 2011
DAFTAR ISI
1/12
Pedoman 303 BNSP Rev. 1 – 2011
1. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup/isi pembahasan pada Pedoman Asesor Kompetensi ini meliputi :
1.1. Kualifikasi Okupasi :
1.1.1. Asesor kompetensi,
1.1.2. Master Asesor Kompetensi,
1.1.3. Lead Asesor Kompetensi.
1.2. Pengertian, peran serta persyaratan Asesor, Master Asesor, dan Lead
Asesor;
1.3. Pelatihan untuk Asesor, Master Asesor, dan Lead Asesor;
1.4. Prosedur sertifikasi dan periode registrasi Asesor, Master Asesor, dan Lead
Asesor.
2. ACUAN NORMATIF
Dasar hukum yang melandasi pembuatan dan pelaksanaan Pedoman Asesor dan
Master Asesor adalah sebagai berikut :
2.1. Peraruran Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan
Kerja Nasional;
2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional
Sertifikasi Profesi;
2.3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor Per. 21 / MEN/ X / 2007 tentang Tata Cara Penetapan Standar
Kompetensi Kerja Nasional;
2.4. Pedoman BNSP Nomor 201 tahun 2010 Penilaian Kesesuaian Persyaratan
Umum Lembaga Sertifikasi Profesi;
2.5. Pedoman BNSP Nomor 215 tahun 2007 Penilaian Kesesuaian Persyaratan
Umum Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak I (First Party Certification);
2.6. Pedoman BNSP Nomor 216 tahun 2007 Penilaian Kesesuaian Persyaratan
Umum Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak II (Second Party Certification);
2.7. Pedoman BNSP Nomor 217 tahun 2009 Penilaian Kesesuaian –
Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Pendidikan
dan Latihan Profesi;
2/12
Pedoman 303 BNSP Rev. 1 – 2011
3. DEFINISI
3.1. Kompetensi Kerja adalah spesifikasi dari setiap sikap, pengetahuan,
keterampilan dan atau keahlian serta penerapannya secara efektif dalam
pekerjaan sesuai dengan standar kinerja yang dipersyaratkan.
3.2. Sertifikasi Kompetensi Kerja adalah proses pemberian sertifikat
kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui asesmen
kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi kerja nasional
Indonesia atau regional atau internasional.
3.3. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat
SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan dan atau keahlian serta sikap kerja yang relevan
dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3.4. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat KKNI
adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang memungkinkan
penyetaraan dan pengintegrasian antara jalur pendidikan, pelatihan kerja
dan pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan dan
penghargaan profesi.
3.5. Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang untuk melakukannya
diperlukan kompetensi kerja yang dipersyaratkan serta memenuhi standar
yang ditentukan dimana didalamnya terkandung pula nilai-nilai dan kode etik
profesi, serta ciri-ciri profesi, yakni: terlatih, melayani masyarakat,
bersertifikat sesuai dengan kompetensinya, dan anggota organisasi profesi.
3.6. Sertifikat Kompetensi adalah bukti pengakuan tertulis atas penguasaan
kompetensi kerja pada jenis profesi tertentu yang diberikan oleh Lembaga
Sertifikasi Profesi atau Badan Nasional Sertifikasi Profesi.
3.7. Lembaga Sertifikasi Profesi yang selanjutnya disingkat LSP adalah
lembaga pelaksana asesmen kompetensi dan sertifikasi kompetensi yang
telah mendapatkan lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi.
3.8. Badan Nasional Sertifikasi Profesi yang selanjutnya disingkat BNSP
adalah otoritas kompeten yang bertugas melaksanakan sertifikasi
kompetensi yang dibentuk dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun
2004.
3.9. Asesmen Kompetensi adalah proses penilaian baik pengetahuan,
ketrampilan maupun sikap kerja melalui pengumpulan bukti yang relevan
untuk menentukan apakah seseorang kompeten atau belum kompeten pada
suatu unit kompetensi atau kualifikasi tertentu.
3.10. Tempat Asesmen Kompetensi/Tempat Uji Kompetensi (TUK) adalah
tempat kerja atau suatu organisasi yang membuat simulasi tempat kerja
yang memenuhi persyaratan tempat kerja yang baik (good practice), sebagai
tempat untuk melaksanakan asesmen kompetensi sesuai dengan materi dan
metoda asesmen kompetensi yang akan dilaksanakan.
3.11. Asesor Kompetensi adalah seseorang yang memiliki kompetensi dan
memenuhi persyaratan untuk melakukan dan/atau menilai asesmen
3/12
Pedoman 303 BNSP Rev. 1 – 2011
4/12
Pedoman 303 BNSP Rev. 1 – 2011
KLASTER/KODE
NO JUDUL UNIT
UNIT ACUAN
Asesmen
Merencanakan dan Mengorganisasikan
1. TAAASS401C
Asesmen
2. TAAASS402C Asesmen Kompetensi
3. TAAASS403B Merencanakan Perangkat Asesmen
b) Persyaratan sertifikasi.
o Memenuhi seluruh persyaratan dan kondisi sertifikasi
kompetensi asesor.
o Mengajukan permohonan sertifikasi kompetensi asesor
kompetensi.
o Telah menyatakan kompeten terhadap seluruh KUK pada unit-
unit kompetensi asesmen dan melengkapi bukti-bukti
kompetensi.
o Lulus dalam asesmen kompetensi asesor.
o Bersedia mengikuti program surveilan.
4.3.2. Master Asesor Kompetensi
Persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi Master Asesor
adalah :
a) Persyaratan dasar (pre-requisite).
o Telah mempunyai sertifikat kompetensi asesor kompetensi dari
BNSP atau LSP yang dilisensi oleh BNSP.
5/12
Pedoman 303 BNSP Rev. 1 – 2011
KLASTER/KODE
NO JUDUL UNIT
UNIT ACUAN
1. Klaster Pengembangan lingkungan pembelajaran
Bekerja secara efektif dalam
1.1 TAAENV401B
pendidikan dan pelatihan vokasi.
Menciptakan budaya pembelajaran
1.2 TAAENV402B
yang inklusif (menyeluruh).
Memastikan terciptanya lingkungan
1.3 TAAENV403B
pembelajaran yang sehat dan aman
2. Mengembangkan desain pembelajaran
Menggunakan paket-paket pelatihan
2.1 TAADES401B yang ada dalam rangka memenuhi
kebutuhan klien
Mendesain dan mengembangkan
2.2 TAADES402B
program pelatihan
Mendesain dan mengembangkan
2.3 TAADES501B
strategi pembelajaran
3. Delivery and Facilitation
Merencanakan dan mengorganisir
3.1 TAADEL401B
penyampaian berbasis kelompok
Memfasilitasi pelatihan berbasis
3.2 TAADEL404B
pekerjaan
3.3 TAADEL403B Memfasilitasi pembelajaran individual
4. Asesmen
Merencanakan dan
4.1.1 TAAASS401C
Mengorganisasikan Asesmen
4.1.2 TAAASS402C Asesmen Kompetensi
4.1.3 TAAASS403B Merencanakan Perangkat Asesmen
Berpartisipasi dalam Validasi
4.1.4 TAAASS404B
Asesmen
6/12
Pedoman 303 BNSP Rev. 1 – 2011
c) Persyaratan sertifikasi.
o Memenuhi seluruh persyaratan dan kondisi sertifikasi
kompetensi master asesor.
o Mengajukan permohonan sertifikasi kompetensi master asesor
kompetensi.
o Telah menyatakan kompeten terhadap seluruh KUK pada unit-
unit kompetensi master asesor dan melengkapi bukti-bukti
kompetensi.
o Lulus dalam asesmen kompetensi master asesor.
o Bersedia mengikuti program surveilan.
4.3.3. Lead Asesor Kompetensi
Persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi Lead Asesor adalah :
a) Persyaratan dasar (pre-requisite).
o Telah mempunyai sertifikat kompetensi asesor kompetensi
dari BNSP atau LSP yang dilisensi oleh BNSP.
o 20 kali melaksanakan asesmen atas penugasan LSP atau
BNSP.
o Mengikuti secara lengkap program Pelatihan Lead Asesor
dengan klaster-klaster sebagai berikut :
KLASTER/KODE
NO JUDUL UNIT
UNIT ACUAN
Asesmen strategi dan sistem
Memimpin dan mengkoordinasikan
1.1 TAAASS501B
sistem dan pelayanan asesmen.
Mengembangkan kebijakan organisasi
1.2 TAACMQ501B
dan prosedur.
Memimpin dan melaksanakan evaluasi
1.3 TAACMQ503B
asesmen.
2 Asesmen
Berkontribulasi dalam pelaksanaan
2.1 TAAASS301B
Asesmen.
Merencanakan dan Mengorganisasikan
2.2 TAAASS401C
Asesmen
2.3 TAAASS402C Asesmen Kompetensi
2.4 TAAASS403B Mengembangkan Perangkat Asesmen
2.5 TAAASS404B Berpartisipasi dalam Validasi Asesmen
7/12
Pedoman 303 BNSP Rev. 1 – 2011
8/12
Pedoman 303 BNSP Rev. 1 – 2011
9/12
Pedoman 303 BNSP Rev. 1 – 2011
10/12
Pedoman 303 BNSP Rev. 1 – 2011
6.3.3. Periode (masa berlaku) sertifikat/kartu asesor, master asesor dan lead
asesor adalah tiga tahun. Setelah periode tiga tahun, asesor/master
asesor/lead asesor harus melakukan sertifikasi ulang.
6.3.4. Selama periode masa berlaku sertifikat, asesor/master asesor/lead
asesor harus mengikuti program surveilan yang dilakukan oleh BNSP
atau LSP.
6.3.5. Ketentuan surveilan sesuai skema sertifikasi asesor/master asesor/lead
asesor yang ditetapkan oleh BNSP.
7.2. Pelaporan
7.2.1. Pemegang sertifikat asesor, master asesor dan lead asesor harus
membuat laporan rekaman kegiatan setiap 6 bulan pada bulan juni
dan desember kepada BNSP atau LSP yang terlisensi lingkup profesi
asesor.
7.2.2. Laporan dapat dievaluasi sebagai salah satu bukti hasil surveilan.
7.3. Evaluasi
7.3.1. Evaluasi seharusnya ditujukan sebagai tidak lanjut dari laporan yang
sudah dibuat berupa analisa dan pengkajian terhadap kinerja
asesor/master asesor/lead asesor sesuai dengan ruang lingkup
materi pelaporan.
7.3.2. Hasil evaluasi berupa rekomendasi terhadap asesor yang dimonitor
terkait dengan peninjauan terhadap kelayakan asesor dalam
melaksanakan tugasnya.
11/12
Pedoman 303 BNSP Rev. 1 – 2011
12/12