Anda di halaman 1dari 12

Pedoman 303 BNSP Rev.

1 – 2011

DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………………..………… i


Surat Keputusan …………………………………………………………………………… ii
Daftar Isi …………………………………………………………………………….……… 1
1. Ruang Lingkup .………………………………………………………...……………… 2
2. Acuan Normatif ………………………………………………………………………… 2
3. Definisi ……………………………………………………………..…………………… 2
3.1. Kompetensi Kerja…………........................................................................... 2
3.2. Sertifikasi Kompetensi Kerja ……………….......................................……… 3
3.3. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia ….....................…………… 3
3.4. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia …………...........................……… 3
3.5. Profesi ………………………........................................................................ 3
3.6. Sertifikat Kompetensi ……………..........................................……………… 3
3.7. Lembaga Sertifikasi Profesi ………………….............................................. 3
3.8. Badan Nasional Sertifikasi Profesi ………………....................................... 3
3.9. Asesmen Kompetensi …………………………............................................. 3
3.10. Tempat Asesmen Kompetensi …………………..... 3
………........................... 3
3.11. Asesor Kompetensi 4
………………………………......................................... 4
3.12. Master Asesor 4
…………………………........................................................ 4
3.13. Lead Asesor 4
……………………………....................................................…
4. 4. Persyaratan Umum Asesor Kompetensi ……………................................. 4
……… 8
4.1. Fungsi Asesor, Master Asesor, Lead Asesor kompetensi …........………... 8
4.2. Wewenang Asesor, Master Asesor, dan Lead asesor kompetensi …...… 8
4.3. Persyaratan menjadi Asesor, Master Asesor, dan Lead asesor 8
kompetensi ................................................................................................ 9
5. 5. Pelatihan Asesor, Master Asesor, Dan Master Asesor ……….………………. 9
… 9
5.1. Tujuan pelatihan …………………………………........................................ 9
5.2. Materi pelatihan ………………………………….......................................... 9
5.3. Metode pelatihan …………………………………....................................... 10
5.4. Durasi pelatihan …………………………................................................... 10
5.5. Tahapan pelatihan ………………………................................................... 10
5.6. Pelatihan / fasilitator pelatihan ………………............................................ 10
5.7. Penyelenggara pelatihan …………………….............................................. 10
5.8. Peserta Pelatihan …………………………..................................................
5.9. Prosedur Penyelenggaraan Pelatihan …………………............................. 11
11
6. 6. Sertifikasi Dan Masa Berlaku Sertifikat 11
…………………….................................. 11
6.1. Tujuan ……………….................................................................................. 12
6.2. Prosedur Sertifikasi ………………………...................................................

1/12
Pedoman 303 BNSP Rev. 1 – 2011

6.3. Sertifikat Asesor/Master Asesor/Lead Asesor ……….........................……


7. 7. Surveilan Asesor/Master Asesor/Lead Asesor ……............................…..........
7.1. Surveilan ………………...........................................................................…
7.2. Pelaporan …………................................................................................…
7.3. Evaluasi …………...............................................................................……
7.4. Perbaikan berlanjut dan Sanksi ……….....................………………………

PERSYARATAN UMUM ASESOR, MASTER ASESOR DAN LEAD ASESOR

1. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup/isi pembahasan pada Pedoman Asesor Kompetensi ini meliputi :
1.1. Kualifikasi Okupasi :
1.1.1. Asesor kompetensi,
1.1.2. Master Asesor Kompetensi,
1.1.3. Lead Asesor Kompetensi.
1.2. Pengertian, peran serta persyaratan Asesor, Master Asesor, dan Lead
Asesor;
1.3. Pelatihan untuk Asesor, Master Asesor, dan Lead Asesor;
1.4. Prosedur sertifikasi dan periode registrasi Asesor, Master Asesor, dan Lead
Asesor.

2. ACUAN NORMATIF
Dasar hukum yang melandasi pembuatan dan pelaksanaan Pedoman Asesor dan
Master Asesor adalah sebagai berikut :
2.1. Peraruran Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan
Kerja Nasional;
2.2. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional
Sertifikasi Profesi;
2.3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor Per. 21 / MEN/ X / 2007 tentang Tata Cara Penetapan Standar
Kompetensi Kerja Nasional;
2.4. Pedoman BNSP Nomor 201 tahun 2010 Penilaian Kesesuaian Persyaratan
Umum Lembaga Sertifikasi Profesi;
2.5. Pedoman BNSP Nomor 215 tahun 2007 Penilaian Kesesuaian Persyaratan
Umum Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak I (First Party Certification);
2.6. Pedoman BNSP Nomor 216 tahun 2007 Penilaian Kesesuaian Persyaratan
Umum Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak II (Second Party Certification);
2.7. Pedoman BNSP Nomor 217 tahun 2009 Penilaian Kesesuaian –
Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Pendidikan
dan Latihan Profesi;

2/12
Pedoman 303 BNSP Rev. 1 – 2011

3. DEFINISI
3.1. Kompetensi Kerja adalah spesifikasi dari setiap sikap, pengetahuan,
keterampilan dan atau keahlian serta penerapannya secara efektif dalam
pekerjaan sesuai dengan standar kinerja yang dipersyaratkan.
3.2. Sertifikasi Kompetensi Kerja adalah proses pemberian sertifikat
kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui asesmen
kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi kerja nasional
Indonesia atau regional atau internasional.
3.3. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat
SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan dan atau keahlian serta sikap kerja yang relevan
dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3.4. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat KKNI
adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang memungkinkan
penyetaraan dan pengintegrasian antara jalur pendidikan, pelatihan kerja
dan pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan dan
penghargaan profesi.
3.5. Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang untuk melakukannya
diperlukan kompetensi kerja yang dipersyaratkan serta memenuhi standar
yang ditentukan dimana didalamnya terkandung pula nilai-nilai dan kode etik
profesi, serta ciri-ciri profesi, yakni: terlatih, melayani masyarakat,
bersertifikat sesuai dengan kompetensinya, dan anggota organisasi profesi.
3.6. Sertifikat Kompetensi adalah bukti pengakuan tertulis atas penguasaan
kompetensi kerja pada jenis profesi tertentu yang diberikan oleh Lembaga
Sertifikasi Profesi atau Badan Nasional Sertifikasi Profesi.
3.7. Lembaga Sertifikasi Profesi yang selanjutnya disingkat LSP adalah
lembaga pelaksana asesmen kompetensi dan sertifikasi kompetensi yang
telah mendapatkan lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi.
3.8. Badan Nasional Sertifikasi Profesi yang selanjutnya disingkat BNSP
adalah otoritas kompeten yang bertugas melaksanakan sertifikasi
kompetensi yang dibentuk dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun
2004.
3.9. Asesmen Kompetensi adalah proses penilaian baik pengetahuan,
ketrampilan maupun sikap kerja melalui pengumpulan bukti yang relevan
untuk menentukan apakah seseorang kompeten atau belum kompeten pada
suatu unit kompetensi atau kualifikasi tertentu.
3.10. Tempat Asesmen Kompetensi/Tempat Uji Kompetensi (TUK) adalah
tempat kerja atau suatu organisasi yang membuat simulasi tempat kerja
yang memenuhi persyaratan tempat kerja yang baik (good practice), sebagai
tempat untuk melaksanakan asesmen kompetensi sesuai dengan materi dan
metoda asesmen kompetensi yang akan dilaksanakan.
3.11. Asesor Kompetensi adalah seseorang yang memiliki kompetensi dan
memenuhi persyaratan untuk melakukan dan/atau menilai asesmen

3/12
Pedoman 303 BNSP Rev. 1 – 2011

kompetensi pada jenis dan kualifikasi tertentu. Jenjang asesor kompetensi


adalah Calon asesor kompetensi, Asesor Kompetensi dan Asesor
Kompetensi Kepala (Lead assessor).
3.12. Master Asesor adalah personil bersertifikat kualifikasi master asesor,
kompeten bidang tertentu dan diberi tugas untuk melatih asesor kompetensi.
3.13. Asesor Kepala (Lead assessor) adalah personil bersertifikat kualifikasi
asesor kepala, kompeten bidang tertentu dan diberitugas untuk memimpin
pelaksanaan asesmen pada lembaga sertifikasi profesi.

4 PERSYARATAN UMUM ASESOR KOMPETENSI


4.1. Fungsi Asesor, Master Asesor, Lead Asesor Kompetensi
4.1.1 Asesor seharusnya memiliki fungsi untuk melaksanakan proses
asesmen kompetensi terhadap peserta asesmen berdasarkan standar
asesmen dan Pedoman BNSP dan tugas yang diberikan oleh LSP
(Lembaga Sertifikasi Profesi) atau BNSP (Badan Nasional Sertifikasi
Profesi).
4.1.2. Master Asesor seharusnya memiliki fungsi asesor kompetensi pada
bidangnya dan fungsi untuk melatih Asesor kompetensi dalam rangka
pelatihan serta mengkaji ulang dan merekomendasikan perbaikan
pelaksanaan asesmen kompetensi, mengembangkan pelatihan
berbasis kompetensi serta berpartisipasi dalam proses
pengembangan standar kompetensi
4.1.3. Lead Asesor Kompetensi seharusnya memiliki fungsi memimpin
pengelolaan, pelaksanaan asesor kompetensi serta menjaga
konsistensi pelaksanaan asesmen kompetensi berdasarkan standard
asesmen dan Pedoman BNSP dan tugas yang diberikan oleh LSP
(Lembaga Sertifikasi Profesi) atau BNSP (Badan Nasional Sertifikasi
Profesi).
4.2. Wewenang Asesor, Master Asesor dan Lead Asesor kompetensi
4.2.1. Asesor dapat diberikan wewenang oleh LSP atau BNSP untuk
memberikan rekomendasi hasil asesmen kompetensi bahwa Peserta
Asesmen telah memenuhi bukti yang dipersyaratkan untuk dinyatakan
kompeten atau belum kompeten pada unit kompetensi yang dinilai
serta merekomendasikan hasil tersebut kepada LSP atau BNSP.
4.2.2. Master Asesor dapat diberikan wewenang oleh BNSP, LSP dan atau
Lembaga Pelatihan Asesor untuk melaksanakan asesmen sesuai
dengan bidangnya, juga untuk mengelola dan melaksanakan
pelatihan asesor kompetensi dan pelatihan berbasis kompetensi.
4.2.3. Lead Asesor kompetensi dapat diberikan wewenang oleh BNSP atau
LSP untuk memimpin pengelolaan dan pelaksanaan asesmen
kompetensi, serta menjaga konsistensi asesmen kompetensi.

4.3. Persyaratan Asesor, Master Asesor dan Lead Asesor Kompetensi.

4/12
Pedoman 303 BNSP Rev. 1 – 2011

4.3.1. Asesor Kompetensi


Persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi Asesor adalah :
a) Persyaratan dasar (pre-requisite).
o Memiliki kompetensi bidang teknis tertentu.
o Mengikuti secara lengkap program Pelatihan Asesor
kompetensi (Workplace Assessor Training Program) sesuai
dengan panduan Modul pelatihan BNSP atau yang setara,
dengan unit kompetensi :

KLASTER/KODE
NO JUDUL UNIT
UNIT ACUAN
Asesmen
Merencanakan dan Mengorganisasikan
1. TAAASS401C
Asesmen
2. TAAASS402C Asesmen Kompetensi
3. TAAASS403B Merencanakan Perangkat Asesmen

o Telah mempunyai bukti-bukti kompetensi:


 2 kali merencanakan asesmen.
 2 kali mengembangkan perangkat asesmen.
 2 kali melaksanakan asesmen (simulasi atau riil asesmen
dibawah supervisi Master asesor).

b) Persyaratan sertifikasi.
o Memenuhi seluruh persyaratan dan kondisi sertifikasi
kompetensi asesor.
o Mengajukan permohonan sertifikasi kompetensi asesor
kompetensi.
o Telah menyatakan kompeten terhadap seluruh KUK pada unit-
unit kompetensi asesmen dan melengkapi bukti-bukti
kompetensi.
o Lulus dalam asesmen kompetensi asesor.
o Bersedia mengikuti program surveilan.
4.3.2. Master Asesor Kompetensi
Persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi Master Asesor
adalah :
a) Persyaratan dasar (pre-requisite).
o Telah mempunyai sertifikat kompetensi asesor kompetensi dari
BNSP atau LSP yang dilisensi oleh BNSP.

5/12
Pedoman 303 BNSP Rev. 1 – 2011

o 20 kali melaksanakan asesmen atas penugasan LSP atau


BNSP.
o Mengikuti secara lengkap program Pelatihan Master Asesor
dengan klaster-klaster sebagai berikut :

KLASTER/KODE
NO JUDUL UNIT
UNIT ACUAN
1. Klaster Pengembangan lingkungan pembelajaran
Bekerja secara efektif dalam
1.1 TAAENV401B
pendidikan dan pelatihan vokasi.
Menciptakan budaya pembelajaran
1.2 TAAENV402B
yang inklusif (menyeluruh).
Memastikan terciptanya lingkungan
1.3 TAAENV403B
pembelajaran yang sehat dan aman
2. Mengembangkan desain pembelajaran
Menggunakan paket-paket pelatihan
2.1 TAADES401B yang ada dalam rangka memenuhi
kebutuhan klien
Mendesain dan mengembangkan
2.2 TAADES402B
program pelatihan
Mendesain dan mengembangkan
2.3 TAADES501B
strategi pembelajaran
3. Delivery and Facilitation
Merencanakan dan mengorganisir
3.1 TAADEL401B
penyampaian berbasis kelompok
Memfasilitasi pelatihan berbasis
3.2 TAADEL404B
pekerjaan
3.3 TAADEL403B Memfasilitasi pembelajaran individual
4. Asesmen
Merencanakan dan
4.1.1 TAAASS401C
Mengorganisasikan Asesmen
4.1.2 TAAASS402C Asesmen Kompetensi
4.1.3 TAAASS403B Merencanakan Perangkat Asesmen
Berpartisipasi dalam Validasi
4.1.4 TAAASS404B
Asesmen

b) Telah mempunyai bukti-bukti kompetensi:


o 2 kali mengembangkan lingkungan pembelajaran.
o mengembangkan desain pembelajaran 1 klaster program
pelatihan master asesor sesuai konteks bidangnya
(Menggunakan paket-paket pelatihan yang ada dalam rangka
memenuhi kebutuhan klien, Mendesain dan
mengembangkan program pelatihan, atau Mendesain dan
mengembangkan strategi pembelajaran).
o 3 kali tandem menyampaikan materi pembelajaran pelatihan
asesor kompetensi dibawah supervisi master asesor.

6/12
Pedoman 303 BNSP Rev. 1 – 2011

c) Persyaratan sertifikasi.
o Memenuhi seluruh persyaratan dan kondisi sertifikasi
kompetensi master asesor.
o Mengajukan permohonan sertifikasi kompetensi master asesor
kompetensi.
o Telah menyatakan kompeten terhadap seluruh KUK pada unit-
unit kompetensi master asesor dan melengkapi bukti-bukti
kompetensi.
o Lulus dalam asesmen kompetensi master asesor.
o Bersedia mengikuti program surveilan.
4.3.3. Lead Asesor Kompetensi
Persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi Lead Asesor adalah :
a) Persyaratan dasar (pre-requisite).
o Telah mempunyai sertifikat kompetensi asesor kompetensi
dari BNSP atau LSP yang dilisensi oleh BNSP.
o 20 kali melaksanakan asesmen atas penugasan LSP atau
BNSP.
o Mengikuti secara lengkap program Pelatihan Lead Asesor
dengan klaster-klaster sebagai berikut :

KLASTER/KODE
NO JUDUL UNIT
UNIT ACUAN
Asesmen strategi dan sistem
Memimpin dan mengkoordinasikan
1.1 TAAASS501B
sistem dan pelayanan asesmen.
Mengembangkan kebijakan organisasi
1.2 TAACMQ501B
dan prosedur.
Memimpin dan melaksanakan evaluasi
1.3 TAACMQ503B
asesmen.
2 Asesmen
Berkontribulasi dalam pelaksanaan
2.1 TAAASS301B
Asesmen.
Merencanakan dan Mengorganisasikan
2.2 TAAASS401C
Asesmen
2.3 TAAASS402C Asesmen Kompetensi
2.4 TAAASS403B Mengembangkan Perangkat Asesmen
2.5 TAAASS404B Berpartisipasi dalam Validasi Asesmen

b) Telah mempunyai bukti-bukti kompetensi:


o Mengembangkan kebijakan dan prosedur organisasi (minimal:
prosedur sertifikasi, prosedur merencanakan asesmen,
prosedur mengembangkan perangkat asesmen, prosedur

7/12
Pedoman 303 BNSP Rev. 1 – 2011

asesmen, prosedur surveilan, prosedur pengembangan skema


sertifikasi.
o 3 kali memimpin dan melaksanakan evaluasi asesmen
dibawah supervisi lead asesor.
c) Persyaratan sertifikasi.
o Memenuhi seluruh persyaratan dan kondisi sertifikasi
kompetensi lead asesor kompetensi.
o Mengajukan permohonan sertifikasi kompetensi lead asesor
kompetensi.
o Telah menyatakan kompeten terhadap seluruh KUK pada unit-
unit kompetensi lead asesor dan melengkapi bukti-bukti
kompetensi.
o Lulus dalam asesmen kompetensi lead asesor.
o Bersedia mengikuti program surveilan.

5. PELATIHAN ASESOR, MASTER ASESOR DAN LEAD ASESOR KOMPETENSI

5.1. Tujuan pelatihan


5.1.1. Menghasilkan Asesor Asesmen Kompetensi yang memiliki kompetensi
dibidang asesmen kompetensi/penilaian yang meliputi: Merencanakan
Penilaian, Melaksanakan Penilaian serta Mengkaji Ulang (Review)
Penilaian.
5.1.2. Menghasilkan Master asesor kompetensi yang memiliki kompetensi
dibidang pelatihan untuk memenuhi persyaratan menjadi
Pelatih/Trainer pada pelatihan ‘Training of Trainer’ untuk asesor.
5.1.3. Menghasilkan Lead asesor kompetensi yang memiliki kompetensi
memimpin, mengelola dan melaksanakan asesmen kompetensi.

5.2. Materi pelatihan


5.2.1. Materi pelatihan asesor, master asesor dan lead asesor harus
dikembangkan dan disusun berdasarkan modul pelatihan berbasis
kompetensi dan persyaratan dasar.
5.2.2. Materi pelatihan harus disusun sesuai dengan konteks pembelajaran
yang mencakupi bidang, peserta, kebutuhan klien dan tipe pelatihan
(ditempat kerja, simulasi, pemagangan).

5.3. Metoda Pelatihan


5.3.1. Metode pelatihan asesor, master asesor dan lead asesor harus
dikembangkan dan disusun berdasarkan modul pelatihan berbasis
kompetensi.

8/12
Pedoman 303 BNSP Rev. 1 – 2011

5.3.2. Metode pelatihan dapat berupa ceramah/teori, diskusi, tanya jawab,


studi kasus, simulasi, latihan/praktek, serta metoda-metoda lain yang
relevan.
5.3.3. Metode pelatihan harus disusun sesuai dengan konteks pembelajaran
yang mencakupi bidang, peserta, dan tipe pelatihan (ditempat kerja,
simulasi, pemagangan).

5.4. Durasi Pelatihan


5.4.1. Durasi pelatihan berbasis kompetensi tidak dibatasi oleh waktu, tetapi
pencapaian kompetensi peserta. Maka durasi/jadwal pelatihan
merupakan ketetapan yang tentatif untuk tujuan perencanaan pelatihan.
5.4.2. Untuk asesor kompetensi dapat dilaksanakan selama 5 (lima) hari
atau 40 jam, termasuk bukti mendemonstrasikan asesmen kompetensi
untuk diases oleh Lead Asesor Kompetensi atau Master asesor bila
tidak tersedia Lead Asesor yang ditugasi oleh PTUK atau LSP asesor
kompetensi.
5.4.3. Untuk master asesor kompetensi dapat dilaksanakan selama 10
(sepuluh) hari atau 80 jam, termasuk simulasi, latihan/praktek serta
asesmen kompetensi mandiri.
5.4.4. Untuk lead asesor kompetensi dapat dilaksanakan selama 10
(sepuluh) hari atau 80 jam, termasuk simulasi, latihan/praktek serta
asesmen kompetensi mandiri.

5.5. Tahapan Pelatihan


Tahap-tahap dalam paket pelatihan untuk Asesor/Master Asesor/Lead Asesor
harus dikembangkan berbasis kompetensi dan kontekstual terhadap peserta,
area kompetensi teknis, dan kebutuhan pemangku kepentingan.

5.6. Pelatih/Fasilitator Pelatihan


5.6.1. Kualifikasi pelatih atau fasilitator yang dapat memberikan pelatihan
pada program asesor dan master kompetensi harus memiliki sertifikat
kualifikasi Master Asesor yang dikeluarkan oleh BNSP.
5.6.2. Kualifikasi pelatih atau fasilitator yang dapat memberikan pelatihan
pada program lead asesor kompetensi harus memiliki sertifikat
kualifikasi Lead asesor dan Master Asesor yang dikeluarkan oleh
BNSP.
5.7. Penyelenggara pelatihan asesor asesmen kompetensi seharusnya
lembaga pendidikan dan/atau lembaga pelatihan yang telah
terakrediatasi dengan ruang lingkup bidang ini.

5.8. Peserta Pelatihan


5.8.1. Peserta pelatihan asesor/master asesor/ lead asesor seharusnya
yang telah memenuhi persyaratan dasar sesuai klausul 4.3.
5.8.2. Peserta juga sebaiknya:

9/12
Pedoman 303 BNSP Rev. 1 – 2011

o mengikuti pelatihan ’CBT Awareness’.


o memiliki latar belakang pendidikan, pelatihan serta pengalaman yang
relevan terkait dengan bidang profesinya.
o mendapatkan rekomendasi atau diusulkan oleh LSP yang terkait
dengan bidang profesinya.
o Apabila pada sektor/profesi yang bersangkutan belum ada LSP-nya,
peserta diusulkan oleh asosiasi profesi, asosiasi industri, instansi
teknis, industri, lembaga pendidikan/pelatihan serta institusi lain
yang relevan.
5.8.3. Untuk mencapai efektifitas pelatihan asesor, jumlah peserta pelatihan
sebaiknya dibatasi maksimum 25 orang untuk setiap angkatan.

5.9. Prosedur Penyelenggaraan Pelatihan


5.9.1 Prosedur penyelenggaraan pelatihan harus dikembangkan berdasarkan
sistem pelatihan berbasis kompetensi dan sistem manajemen mutu
dalam rangka akreditasi lembaga pelatihan berbasis kompetensi.

6. SERTIFIKASI DAN MASA BERLAKU SERTIFIKAT


6.1. Tujuan
6.1.1. Tujuan sertifikasi asesor, master asesor dan lead asesor untuk
memberikan pengakuan serta bukti tertulis bahwa asesor, master
asesor dan lead asesor yang namanya tertera pada sertifikat telah
memenuhi seluruh persyaratan yang telah ditetapkan serta akan
terpelihara kompetensinya.
6.1.2. Sertifikat ini sekaligus sebagai dasar organisasi untuk memberikan
tugas bagi asesor, master asesor dan lead asesor untuk melaksanakan
proses asesmen kompetensi.

6.2. Prosedur Sertifikasi


6.2.1. Prosedur sertifikasi peserta/calon asesor, master asesor dan lead
asesor harus ditetapkan sesuai dengan pedoman BNSP.
6.2.2. Persyaratan dan kondisi bagi peserta ditetapkan berdasarkan skema
yang ditetapkan oleh BNSP.

6.3. Sertifikat asesor/ master asesor/ lead asesor


6.3.1. Peserta yang telah mengikuti proses sertifikasi dan dinyatakan
kompeten harus diberikan sertifikat kompetensi oleh BNSP atau LSP
yang terlisensi bidang asesor.
6.3.2. Asesor/master asesor/lead asesor yang telah memiliki sertifikat BNSP
dapat memperoleh kartu asesor/master asesor/lead asesor yang
merupakan tanda/identitas asesor/master asesor yang harus
dimiliki/dibawa dalam melaksanakan asesmen kompetensi.

10/12
Pedoman 303 BNSP Rev. 1 – 2011

6.3.3. Periode (masa berlaku) sertifikat/kartu asesor, master asesor dan lead
asesor adalah tiga tahun. Setelah periode tiga tahun, asesor/master
asesor/lead asesor harus melakukan sertifikasi ulang.
6.3.4. Selama periode masa berlaku sertifikat, asesor/master asesor/lead
asesor harus mengikuti program surveilan yang dilakukan oleh BNSP
atau LSP.
6.3.5. Ketentuan surveilan sesuai skema sertifikasi asesor/master asesor/lead
asesor yang ditetapkan oleh BNSP.

7. SURVEILAN ASESOR/MASTER ASESOR/LEAD ASESOR


7.1. Surveilan
7.1.1. Survailen seharusnya bertujuan untuk mengawasi dan memastikan
bahwa pelaksanaan asesmen kompetensi telah dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh BNSP.
7.1.2. Survailen terhadap asesor/master asesor/ lead asesor dilaksanakan
melalui proses survailen yang dilaksanakan minimal satu tahun sekali.
Metode surveilan dapat mencakupi:
a) Uji Profisiensi,
b) Evaluasi rekaman dan portfolio kegiatan sesuai unit kompetensi
profesi,
c) Asesmen kembali,
d) Evaluasi penialaian pemangku kepentingan, dan/atau
e) Witness ditempat kerja.
7.1.3. Survailen dilaksanakan oleh PTUK yang ditunjuk oleh BNSP
bekerjasama dengan LSP terkait, dan/atau oleh LSP lingkup asesor
yang dilisensi oleh BNSP.

7.2. Pelaporan
7.2.1. Pemegang sertifikat asesor, master asesor dan lead asesor harus
membuat laporan rekaman kegiatan setiap 6 bulan pada bulan juni
dan desember kepada BNSP atau LSP yang terlisensi lingkup profesi
asesor.
7.2.2. Laporan dapat dievaluasi sebagai salah satu bukti hasil surveilan.

7.3. Evaluasi
7.3.1. Evaluasi seharusnya ditujukan sebagai tidak lanjut dari laporan yang
sudah dibuat berupa analisa dan pengkajian terhadap kinerja
asesor/master asesor/lead asesor sesuai dengan ruang lingkup
materi pelaporan.
7.3.2. Hasil evaluasi berupa rekomendasi terhadap asesor yang dimonitor
terkait dengan peninjauan terhadap kelayakan asesor dalam
melaksanakan tugasnya.

11/12
Pedoman 303 BNSP Rev. 1 – 2011

7.4. Perbaikan Berlanjut dan Sanksi.


7.4.1. Pemegang sertifikat asesor, master asesor, dan lead asesor harus
meningkatkan berlanjut kompetensinya, melalui:
a) Berperan aktif dalam pengembangan standard kompetensi.
b) Berperan aktif dalam pengembagan sistem asesmen dan
sertifikasi.
c) Mengikuti workshop, seminar dan pelatihan pengembangan
SDM berbasis kompetensi.
d) Menjadi anggota aktif organisasi profesi asesor kompetensi.
7.4.2. Sanksi dapat diberikan kepada pemegang sertifikat kompetensi
profesi apabila:
a) Tidak dapat melakukan perbaikan sesuai rekomendasi hasil
surveilan.
b) Dengan sengaja melanggar ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan dalam pedoman asesmen kompetensi atau
menyalahgunakan kewenangan yang dimilikinya.

12/12

Anda mungkin juga menyukai