LP Bedah Anak
LP Bedah Anak
DISUSUN OLEH :
Laporan ini telah dipertahankan di hadapan Komisi Pembimbing Lahan dan Institusi
STIKes
Panca Bhakti Bandar Lampung Program Studi D III Kebidanan Pada Tanggal 2 Juli 2022.
Menyetujui,
Mengetahui
(Dewi Ayu Ningsih, S.ST, M.Keb) NRP. 020 (Rini Deska, S.ST., M.KM) NRP. 020 200
201 347 521
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Asuhan Kebidanan dengan
Persiapan Pemeriksaan Diagnostik di Ruang Bougenvile Rumah Sakit Dr. Hj. Abdoel Moeloek
Bandar Lampung tepat pada waktunya.
Adapun penyusunan laporan pendahuluan dan kasus ini bertujuan untuk memenuhi syarat
telah menyelesaikan Keterampilan Klinik Praktik Kebidanan (19 Juni – 6 Juli 2023).
Dalam laporan ini disertakan tinjauan teori, pengkajian, diagnosis dan penatalaksanaan
masalah sesuai kebutuhan dan kondisi klien. Saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Rini Deska, S.ST.,M.KM Selaku Ketua Program Studi Diploma III Kebidanan
STIKes Panca Bhakti Bandar Lampung
2. Ibu Rizka Dita Hidayati,S.ST, M.Keb Selaku Pembimbing Akademik dan Pembimbing
Kasus
3. Ibu Dewi Ayu Ningsih, S.ST. M.Keb Selaku Koordinator KKPK
4. Selaku Pembimbing Lahan, Mirnasari, SKep
5. Para Dosen dan staf STIKes Panca Bhakti Prodi DIII Kebidanan.
Saya menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna. Atas segala
kekurangannya, penyusun mohon maaf dan penyusun berharap semoga laporan ini bermanfaat
dan dapat digunakan dengan sebaik – baiknya.
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................iii
BAB I............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Tujuan..............................................................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................................................2
IDENTITAS KASUS........................................................................................................................................2
A. Identitas pasien................................................................................................................................2
B. Hasil Pemeriksaan...........................................................................................................................2
C. Diagnosa Klinis...............................................................................................................................2
D. Asuhan.............................................................................................................................................2
TABEL PEMBERIAN OBAT.............................................................................................................................3
BAB III..........................................................................................................................................................4
KAJIAN PUSTAKA.........................................................................................................................................4
A. Definisi............................................................................................................................................4
B. Etiologi............................................................................................................................................5
C. Patofisiologi.....................................................................................................................................7
D. Komplikasi......................................................................................................................................7
E. Pemeriksaan Penunjang...................................................................................................................8
F. Penatalaksanaan Kebidanan.............................................................................................................8
G. Penatalaksanaan Medis..................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................13
LEMBAR KONSUL.......................................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diagnostic dan spesimen adalah suatu pemeriksaan yang mutlak dilakukan untuk
menegakkan suatu diagnose penyakit klien atau pasien.Karena, melaui pemeriksaan ini kita
dapat mengetahui tujuannya adalah untuk mengidentifikasi masalah dimana adanya respon klien
terhadap status kesehatan / penyakit. Factor-faktor yang menegakkan suatu masalah, kemampuan
klien untuk mengatasi masalah.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik USG
2. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic RONTGEN
3. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic LAPARSKOPI
4. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic CTG
5. untuk mengetahui pengambilan specimen (darah,urine,feaces,cairan vagina)
1
BAB II
IDENTITAS KASUS
A. Identitas pasien
a. Nama : Muhamad Dafa Alfairus
b. No RM : 00.66.35.56
c. Tanggal lahir : 27/07/2010 / 12 tahun – 10 bulan – 25 hari
d. Jenis kelamin : Laki – laki
e. Alamat : Desa Rantau Alih
Kec. Lintang kanan Kab/Kota Empat lawang
f. Agama : Islam
B. Hasil Pemeriksaan
a. Keadaan umum : Lemah
b. Kesadaran : Composmetis
c. Sikap tubuh : Tegak
d. Ekspresi wajah : Tenang
e. Tanda – Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Suhu : 36,5 derajat celcius
Nadi : 77 x/menit
Pernafasan : 21 x/menit
Saturasi oksigen : 97 %
C. Diagnosa Klinis
Diagnosa klinis pada tanggal 22/06/2023 pukul 17:56 wib yaitu Hipospadia
D. Asuhan
1. Tanggal 22/06/2023 dr. Yanuar : cek lab
Po = 0
2
3. Tanggal 24/06/2023 dr.yanuar :
Po 2 bl pertahankan, T/oral , besok GB
3
BAB III
KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi
Persiapan pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur tindakan dan pemeriksaan khusus
dengan mengambil bahan atau sample dari penderita dapat berupa urine (air kencing), darah,
sputum (dahak), atau sample dari hasil biopsi.
Pemeriksaan diagnostik adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga dan komunikan
terhadap suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan aktual maupun potensial. Hasil suatu
pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau perjalanan
penyakit serta menentukan prognosa. Karena itu perlu diketahui faktor yang mempengaruhi hasil
pemeriksaan laboratorium. Dan terdiri dari :
a. USG
USG atau Ultrasonografi merupakan suatu alat penunjang diagnostik di bidang kedokteran
sebagai sarana pencitraan untuk mendiagnosa suatu penyakit. USG mentrasnfer energi dari daya
output mesin ke lapisan-lapisan tubuh yang diperiksa. Alat ini dapat mendeteksi organ dalam,
otot, struktur organ dan tulang, serta adanya gangguan patologis.
b. Rontgen
Rontgen atau X-ray adalah proses menggunakan radiasi untuk mengambil foto organ dalam
tubuh. Tindakan ini sebagian besar digunakan untuk mendiagnosis masalah kesehatan dan untuk
mengawasi penyakit yang sudah ada sebelumnya. Selain pemeriksaan laboratorium,
pemeriksaan ini merupakan salah satu pemeriksaan penunjang yang digunakan untuk
menentukan diagnosis. Penggunaan rontgen yang paling umum adalah untuk memeriksa patah
tulang (patah tulang).
c. Laparaskopi
Laparoskopi adalah prosedur bedah yang dilakukan tanpa membuat sayatan besar pada
permukaan kulit. Melalui prosedur ini, dokter dapat melihat bagian organ bagian dalam lewat
gambar di monitor yang terhubung dengan kamera di ujung alat bernama laparoskop. Karena itu,
dokter tidak perlu membuat sayatan besar pada tubuh pasien yang biasanya dilakukan pada
bedah terbuka. Laparoskopi sering juga disebut sebagai operasi lubang kunci.
d. CTG
Cardiotocography atau CTG adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur laju detak
jantung dan ritme jantung janin. Pemeriksaan ini juga bisa sekaligus mengevaluasi kontraksi
rahim sang ibu, yang dapat menggambarkan kesehatan janin.
4
e. Pengambilan specimen (darah,urine,feaces,cairan vagina)
1) darah
Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah phlebotomy yang berarti
proses mengeluarkan darah. Dalam praktek laboratorium klinik, ada 3macam cara
memperoleh darah, yaitu : melalui tusukan vena (venipuncture),tusukan kulit (skinpuncture)
dan tusukan arteri atau nadi. Venipuncture adalahcara yang paling umum dilakukan, oleh
karena itu istilah phlebotomy seringdikaitkan dengan venipuncture.
2) urine
Pengambilan spesimen urin menggunakan jarum yang ditusukkan dari abdomen
menembus kandung kemih. Spesimen ini digunakan untuk kultur urin dan pemeriksaan
sitologi. Pengambilan spesimen urin pada anak-anak merupakan pengambilan urin yang
paling sulit.
3) feses
Pemeriksaan feses adalah sebuah tes yang menjadikan feses sebagai sampel utama guna
memudahkan diagnosis penyakit pada sistem pencernaan.
4) cairan vagina
Pemeriksaan swab vagina adalah pemeriksaan sampel sekret vagina. Umumnya
pemeriksaan tersebut dilakukan sebagai penunjang diagnosis vaginitis. Vaginitis dapat
berupa vaginosis bakterial, kandidiasis vulvovaginal, trikomoniasis, atau koinfeksi.
B. Etiologi
a. USG
Mencari tahu apakah darah mengalir dengan kecepatan dan tingkat normal.
Melihat apakah ada masalah dengan struktur jantung.
Mencari penyumbatan di kantong empedu.
Memeriksa kelenjar tiroid untuk kanker atau pertumbuhan non-kanker.
Memeriksa kelainan pada perut dan ginjal.
Membantu memandu prosedur biopsi.
b. Rontgen
Rontgen dilakukan untuk diagnosis penyakit dan/atau untuk menentukan terapi yang akan ditempuh.
Anda dianjurkan untuk foto Rontgen jika memiliki indikasi berikut:
Kelainan tulang, seperti patah tulang, dislokasi sendi, radang sendi, dan osteoporosis
Masalah pada gigi
5
Untuk evaluasi organ paru dan jantung
Pemeriksaan kesehatan berkala (routine medical check up)
Beberapa kondisi kesehatan lainnya sesuai petunjuk dokter
c. Laparaskopi
Memeriksa atau mengatasi pertumbuhan tumor dalam perut atau panggul.
Mengatasi endometriosis, kehamilan ektopik, atau penyakit radang panggul.
Mengetahui penyebab munculnya rasa sakit di bagian panggul.
Mengambil sampel jaringan untuk pemeriksaan biopsi.
Melakukan ligasi tuba, atau operasi pada tuba falopi.
Mengobati hernia hiatus atau hernia inguinalis.
Memeriksa kemungkinan adanya kista, perlengketan, fibroid, atau infeksi pada organ
reproduksi yang menyebabkan wanita sulit hamil.
Mengeluarkan organ tubuh yang bermasalah seperti rahim, limpa, kantung empedu,
ovarium, atau usus buntu.
d. CTG
mencatat pola denyut jantung janin dalam hubungannya dengan adanya kontraksi ataupun
aktivitas janin dalam rahim.
2) urine
membantu mendeteksi kondisi kesehatan seseorang. Beberapa penyakit yang dapat
dideteksi melalui tes urine antara lain diabetes, infeksi saluran kemih, penyakit ginjal,
dan hati.
3) feaces
untuk mengetahui/mendeteksi ada tidaknya telur Cacing Gelang, Cacing Cambuk, dan
Cacing Tambang pada feses tersebut.
4) cairan vagina
memastikan ada tidaknya infeksi jamur, bakteri dan parasit pada vagina.
6
C. Patofisiologi
Peristiwa patofisiologis utama untuk perkembangan hipospadia adalah penutupan uretra
anomali atau parsial pada minggu-minggu pertama perkembangan embrio. Perkembangan
genitalia eksterna terjadi dalam dua fase. Fase pertama, yang terjadi antara minggu kelima dan
kedelapan kehamilan, ditandai dengan terbentuknya alat kelamin primordial tanpa adanya
rangsangan hormonal. Pada fase ini, lipatan kloaka terbentuk dari sel mesodermal yang
disejajarkan secara lateral dengan membran kloaka. Lipatan ini menyatu di bagian anterior dan
membentuk struktur yang disebut genital tuberkulum (GT), dan di bagian posterior mereka
terbagi menjadi lipatan urogenital yang mengelilingi sinus urogenital dan lipatan anus. GT
memiliki tiga lapisan sel: mesoderm lempeng lateral, ektoderm permukaan permukaan, dan
epitel uretra endodermal.
Fase kedua, yang merupakan tahap tergantung hormon dimulai dengan diferensiasi gonad
menjadi testis pada pria dengan kromosom XY. Testosteron yang disintesis di testis memiliki
dua fungsi yang sangat penting: pemanjangan GT dan munculnya alur uretra.
Setiap gangguan atau perubahan genetik dalam jalur pensinyalan dalam perkembangan
genital eksternal laki-laki dan pertumbuhan uretra dapat mengembangkan malformasi berbeda
yang meliputi hipospadia, chordee (kelengkungan penis yang tidak normal), atau pembentukan
kulup penis yang abnormal.
D. Komplikasi
a. USG
Ultrasonografi panggul, seperti kebanyakan aplikasi ultrasonografi diagnostik, dikaitkan
dengan sedikit risiko jika ada. Mungkin ada beberapa ketidaknyamanan terkait saat tekanan
diterapkan pada probe baik dalam pandangan transabdominal dan transvaginal.
b. Rontgen
Komplikasi rontgen thorax adalah paparan radiasi dosis kecil, yaitu 0,0010–0,0045 Gy
(0,10–0,45 rad). Komplikasi akut atau mengancam jiwa tidak ditemukan pada pemeriksaan
rontgen thorax, karena pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan noninvasif yang relatif aman.
c. Laparaskopi
Risiko paling umum yang terkait dengan laparoskopi adalah perdarahan, infeksi, dan kerusakan
pada organ di perut. Namun, komplikasi ini jarang terjadi.
7
d. CTG
Pada pemeriksaan cardiotocography dengan pemantauan internal, terdapat risiko peningkatan
infeksi. Sehingga pada pada ibu dengan HIV, Hepatitis B atau C, dan herpes, pemeriksaan
cardiotocography dengan pemantauan internal tidak dilakukan.
e. Pengambilan specimen
Phlebotomy juga dapat menyebabkan komplikasi pada beberapa pasien yang sensitif.
Adapun komplikasi-komplikasi yang biasa di alami pasien adalah sebagai berikut:
1) Hematoma (terkumpulnya massa darah dalam jaringan akibat robeknya pembuluh darah).
Hematoma terjadi pada lokasi penusukan yang sama, kelainan dinding pembuluh darah,
jarum hanya menembus sebagian dan atau seluruh dinding vena,serta jarum yang
dilepaskan pada saat torniquet masih terpasang di lengan.
2) Rasa nyeri (timbul akibat alkohol yang belum kering atau akibat dari penarikan jarum
yang terlalu kuat).
3) Alergi (terjadi karena pasien sensitif terhadap bahan-bahan yang dipakai pada saat
phlebotomy).
4) Anemia (terjadi karena pengambilan darah yang berulang-ulang).
5) Hemodilusi (terjadi karena pengambilan darah di lengan yang terdapat pemberian cairan
infus).
6) Syncope (keadaan dimana pasien kehilangan kesadaran beberapa saat akibat menurunnya
tekanan darah) ( Ardyansyah A,2020)
E. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : Darah lengkap, Fungsi ginjal , Fungsi hati, Urin lengkap, kultur urin, tes
kepekatan kuman terhadap antibiotika
Radiologi : Rontogen Torax
Genetik : analisa kromosom ( jikka terdapat UDT )
Persiapan opersi : Gula darah system, system pembentukan darah,
elektrokardiografi ( EKG ), foto torax jika di perlukan.
F. Penatalaksanaan Kebidanan
a. USG
b. Rontgen
c. Laparaskopi
Laparoskopi dilakukan dengan kamera kecil (diameter 1 cm) yang dimasukkan lewat pusat /
umbilikus & alat - alat berupa “stik” (diameter 0,5 cm) yang dimasukkan lewat dinding perut
bawah.
8
d. CTG
Alat CTG itu sendiri terdiri dari sensor yang dipasangkan di perut ibu menggunakan sabuk
khusus dan alat penghitung gerakan (fetal marker) yang dipegang ibu dan dipencet setiap kali ibu
merasakan gerakan janin. Sensor yang terpasang di perut ibu akan ‘menangkap’ adanya
kontraksi rahim dan detak jantung janin.
2) Urine
Bilirubin
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi penyakit obstrukti; saluran empedu,
penyakit hepar, kanker hepar, dan lain-lain
Cara:
Gunakan letotet atau tablet bili-labstex untuk pemeriksaan bilirobiuria
Teteskan urine 5 tetes pada tempat pemeriksaan asbestos-cellulosa.
Masukkan tablet dan tambahkan 2 tetes air
Hasil positif jika warna biru atau ungu
Hasil negati; jika berwarna merah
3) Feaces
Tampung bahan dengan gunakan spatel steril.
Tempatkan feses dalam wadah steril dan ditutup.
Feses jangan dicampur dengan urine.
Jangan diberikan Barium atau minyak mineral yang dapat menghambatan
Pertumbuhan bakteri
Berikan label nama dan tanggal pengambilan bahan pemeriksaan
4) Cairan vagina
Memberitahu dan memberi penjelasan pada klien tentang tindakan yangakan
dilakukan.
Mendekatkan alat
Memasang sampiran
Membuka dan menganjurkan klien untuk menanggalkan pakaian bagianbawah (jaga
privacy pasien)
Memasang pengalas dibawah bokong pasien
Mengatur posisi pasien dengan kaki ditekuk (dorsal recumbent)
Mencuci tangan
Memakai sarung tangan
9
Membuka labia mayora dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan yang tidak dominan
Mengambil sekret vagina dengan kapas lidi dengan tangan yang dominan sesuai
kebutuhan
Menghapus sekret vagina pada objek gelas yang disediakan
Membuang kapas lidi pada bengkok
Memasukkan objek gelas ke dalam piring petri atau ke dalam tabungkimia dan
ditutup
Memberi label dan mengisi formulir pengiriman spesimen untuk dikirim ke
laboratorium
Membereskan alat
Melepas sarung tangan
Mencuci tangan
Melakukan dokumentasi tindakan
G. Penatalaksanaan Medis
a. USG
USG menggunakan tenaga ultrasound frekuensi tinggi yang ditransmit ke bagian tubuh
sehingga struktur organ dalam dan kondisi patologis dapat terlihat pada monitor.USG sendiri
memiliki beberapa komponen penting untuk penunjang penyakit. Beberapa komponen dan cara
kerja setiap bagian komponen antara lain:
1) Transduser
Transduser merupakan komponen pada alat USG yang berbentuk gagang pipih yang
mudah digenggam oleh tangan. Ujungnya berbentuk hampir setengah yang ditempelkan
di dinding bagian perut atas atau bawah. Gelombang ultrasound akan masuk ke bagian
tubuh dan dipantulkan kembali sehingga struktur organ dapat terlihat di monitor.
2) Monitor USG
Monitor berfungsi untuk memperlihat gambar hasil dari transuder. Monitor USG yang
normal berbentuk piksel hitam putih. Butuh keahlian khusus untuk membaca hasil USG,
terutama oleh dokter spesialis kandungan atau dokter spesialis radiologi.
3) Mesin USG
Mesin USG memiliki CPU dan komponen gelombang Gelombang elektrik dan
memantulkannya dari dan ke transduser
b. Rontgen
Anda bisa menggunakan baju yang dikenakan, tapi pada beberapa jenis rontgen, tim medis
mungkin akan menyiapkan pakaian khusus untuk mempermudah proses pemeriksaan. Teknisi
radiologi (radiografer) atau dokter radiologi akan menginstruksikan posisi yang sesuai, bisa
duduk, berbaring, atau berdiri. Mesin rontgen akan ditempatkan di dekat Anda untuk dapat
mengambil gambaran rontgen. Anda akan diminta untuk tetap diam, tenang, dan menahan napas
selama gambar diambil, supaya hasil gambaran rontgen menjadi lebih jelas.
10
c. Laparaskopi
Sebelum tindakan dimulai, pasien diberikan anestesi yang membuat pasien tidur selama
proses bedah berlangsung. Pada beberapa kasus, pasien akan diberikan anestesi lokal. Anestesi
ini mematikan area yang akan dilakukan pembedahan sehingga pasien tetap terjaga selama
tindakan.
Selama proses berlangsung, dokter bedah membuat sayatan di bawah pusar dan memasukkan
tabung kecil yang disebut kanula. Tabung kecil tersebut bertugas untuk membuat perut
mengembang dengan memasukkan gas karbon dioksida. Kondisi ini akan memungkinkan dokter
untuk melihat lebih jelas organ di dalam perut dengan lebih jelas.
Tahap selanjutnya, dokter akan memasukkan alat lewat sayatan yang sudah dibuat
sebelumnya. Kamera yang terpasang pada alat laparoskopi ini akan menampilkan gambar pada
layar, sehingga ahli bedah bisa melihat masalah yang terjadi di bagian dalam tubuh dengan lebih
jelas.
Setelah prosedur selesai dilakukan, luka sayatan ditutup dengan dijahit atau plester bedah dan
ditutup dengan perban. Pasien akan dianjurkan untuk beristirahat selama satu atau dua jam
sebelum kembali ke rumah.
d. CTG
Prosedur CTG mirip dengan pemeriksaan ultrasonografi (USG) pada perut. Secara garis
besar, prosedurnya meliputi:
1) Ibu hamil akan diinstruksikan untuk duduk di kursi khusus atau tiduran dalam posisi
menyamping di atas kasur periksa
2) Dokter akan mengoleskan gel di perut ibu hamil agar lempeng atau piringan alat
pemantau yang menempel ke kulit akan memberikan sinyal yang baik.
3) Dua piringan yang tersambung dengan tali elastis sebagai pemantau detak jantung janin
akan diletakkan pada perut ibu.
4) Piringan yang satu berfungsi memonitor detak jantung janin, dan piringan lainnya
berperan mengukur tekanan dalam perut ibu.
5) Pemeriksaan dilakukan selama kurang lebih 20 - 60 menit
11
2) urine
Bilirubin
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi penyakit obstrukti; saluran empedu,
penyakit hepar, kanker hepar, dan lain-lain
Cara:
Gunakan letotet atau tablet bili-labstex untuk pemeriksaan bilirobiuria
Teteskan urine 5 tetes pada tempat pemeriksaan asbestos-cellulosa.
Masukkan tablet dan tambahkan 2 tetes air
Hasil positif jika warna biru atau ungu
Hasil negati; jika berwarna merah
3) feaces
Tampung bahan dengan gunakan spatel steril.
Tempatkan feses dalam wadah steril dan ditutup.
Feses jangan dicampur dengan urine.
Jangan diberikan Barium atau minyak mineral yang dapat menghambat Pertumbuhan
bakteri
Berikan label nama dan tanggal pengambilan bahan pemeriksaan
4) cairan vagina
Memberitahu dan memberi penjelasan pada klien tentang tindakan yangakan
dilakukan.
Mendekatkan alat
Memasang sampiran
Membuka dan menganjurkan klien untuk menanggalkan pakaian bagianbawah
(jaga privacy pasien)
Memasang pengalas dibawah bokong pasien
Mengatur posisi pasien dengan kaki ditekuk (dorsal recumbent)
Mencuci tangan
Memakai sarung tangan
Membuka labia mayora dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan yang tidak
dominan
Mengambil sekret vagina dengan kapas lidi dengan tangan yang dominan sesuai
kebutuhan
Menghapus sekret vagina pada objek gelas yang disediakan
Membuang kapas lidi pada bengkok
Memasukkan objek gelas ke dalam piring petri atau ke dalam tabungkimia dan
ditutup
Memberi label dan mengisi formulir pengiriman spesimen untuk dikirim ke
laboratorium
Membereskan alat
12
Melepas sarung tangan
Mencuci tangan
Melakukan dokumentasi tindakan
DAFTAR PUSTAKA
USG Kandungan: Fungsi, Prosedur, Risiko - Hello Sehat
Pemeriksaan Diagnostik COVID-19 : Studi Literatur | Halmar | Jurnal Keperawatan Muhammadiyah (um-
surabaya.ac.id)
https://www.academia.edu/resource/work/36193974
https://www-ncbi-nlm-nih-gov.translate.goog/books/NBK482122/?
_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc
13
LEMBAR KONSUL
NIM : 2220008
N
Hari/Tanggal Keterangan Paraf
o
(Mirnasari, S.Kep)
14
15