Anda di halaman 1dari 35

PTIK-Pertemuan 3

MENYONGSONG ERA REVOLUSI INDUSTRI


4.0 (TRANSFORMASI DIGITAL)
REVOLUSI INDUSTRI
Industrialisasi dipandang sebagai langkah tepat dalam menjawab potret sejarah kemiskinan
dunia. Industrialisasi mempermudah pekerjaan dilakukan dan pada gilirannya mengurangi
kelaparan melalui ketersediaan makanan, memberikan ketersediaan akan kebutuhan pakaian,
dan kebutuhan akan tempat tinggal bagi sebagian kalangan tertentu. Lebih jauh, memberikan
masyarakatnya harapan hidup yang lebih panjang. Walaupun pada awalnya mengurbankan
sebagian masyarakat lainnya sehingga muncul kesenjangan sosial serta menghasilkan kerusakan
lingkungan, namun pada akhirnya industrialisasi mendatangkan kekayaan serta kenyamaan
hidup karena dikelilingi oleh peralatan-peralatan yang user-friendly technologies.
Revolusi Industri I
Sebelum Revolusi Industri 1.0 terjadi, manusia memproduksi barang atau jasa hanya
mengandalkan tenaga otot, tenaga air, ataupun tenaga angin.
Revolusi Industri I dimulai dari ditemukannya Mesin Uap oleh James Watt pada tahun 1764.
Sebagai contoh, sebelum mesin uap ditemukan, kapal berlayar dengan tenaga angin dimana
memerlukan waktu bertahun-tahun untuk berkeliling dari satu negara ke negara lainnya.
Sedangkan dengan adanya mesin uap, dapat menghemat waktu hamper 80%.
Revolusi Industri I disebut Era Mekanisasi
Revolusi Industri II
Revolusi Industri 2.0 tidak seterkenal Revolusi Industri 1.0. Revolusi Industri 2.0 terjadi di awal
abad 20.
Revolusi 2.0 dimulai dengan menciptakan “Lini Produksi” atau Assembly Line yang menggunakan
“Ban Berjalan” atau conveyor belt di tahun 1913. Proses produksi berubah total. Tidak ada lagi
satu tukang yang menyelesaikan satu mobil dari awal hingga akhir, para tukang diorganisir untuk
menjadi spesialis, cuma mengurus satu bagian saja, seperti misalnya pemasangan ban.
Revolusi Industri I disebut Era Elektrik.
Revolusi Industri III
Revolusi Industri 3.0 adalah penemuan mesin yang bergerak, yang berpikir secara otomatis
yaitu: komputer dan robot.
Sebagian aktifitas yang sebelumnya hanya dapat dilakukan manusia seperti menghitung atau
menyimpan hal penting seperti dokumen, mulai dapat dilakukan oleh komputer. Revolusi yang
terjadi juga bergerak, tidak hanya mengenai Revolusi di bidang industry namun juga di bidang
informasi.
Revolusi Industri III disebut Era Otomatisasi.
Revolusi Industri IV
Tahun 2011 lalu di acara Hannover Trade Fair dipaparkan bahwa industri saat ini telah
memasuki inovasi baru, dimana proses produksi mulai berubah pesat. Pemerintah Jerman
menganggap serius gagasan ini, dan bahkan membentuk kelompok khusus untuk membahas
mengenai penerapan Industri 4.0 .
Pada 2015, Angella Markel mengenalkan gagasan Revolusi Industri 4.0 di acara World Economic
Forum (WEF). Jerman mengucurkan €200 juta untuk menyokong akademisi, pemerintah, dan
pebisnis untuk melakukan penelitian lintas akademis mengenai Revolusi Industri 4.0.
Amerika Serikat juga menggerakkan Smart Manufacturing Leadership Coalition (SMLC), sebuah
organisasi nirlaba yang terdiri dari produsen, pemasok, perusahaan teknologi, lembaga
pemerintah, universitas dan laboratorium yang memiliki tujuan untuk memajukan cara berpikir
di balik Revolusi Industri 4.0.
Revolusi Industri IV - Lanjutan
Seperti apa sebenarnya Revolusi Industri 4.0? Revolusi Industri 4.0 menerapkan konsep
automatisasi yang dilakukan oleh mesin tanpa memerlukan tenaga manusia dalam
pengaplikasiannya. Dimana hal tersebut merupakan hal vital yang dibutuhkan oleh para pelaku
industri demi efisiensi waktu, tenaga kerja, dan biaya.
Para ahli meyakini era ini merupakan era dari Revolusi Industri 4.0, dikarenakan terdapat banyak
inovasi baru di Industri 4.0, diantaranya Internet of Things (IoT), Big Data, percetakan
3D, Artifical Intelligence (AI), kendaraan tanpa pengemudi, rekayasa genetika, robot dan mesin
pintar. Salah satu hal terbesar didalam Revolusi Industri 4.0 adalah Internet of Things.
Big Data
Big Data berperan penting dalam Revolusi Industri 4.0. Big data adalah seluruh informasi yang
tersimpan di cloud computing. Analitik data besar dan komputasi awan, akan membantu
deteksi dini cacat dan kegagalan produksi, sehingga memungkinkan pencegahan atau
peningkatan produktivitas dan kualitas suatu produk berdasarkan data yang terekam. Hal ini
dapat terjadi karena adanya analisis data besar dengan sistem 6c, yaitu connection, cyber,
content/context, community, dan customization.
Artificial Intelegent
Sejarah Artificial Intelegent
Program kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence pertama kali dicetuskan pada tahun
1951. AI sendiri pertama kali digunakan di University of Manchester untuk menjalankan sebuah
mesin bernama Ferranti Mark 1.
Christopher Strachey melanjutkan konsep kecerdasan buatan untuk menjalankan sebuah
permainan catur, dimana bidak catur tersebut dapat berjalan secara otomatis dan mampu
bermain melawan manusia sungguhan.
Sejarah Artificial Intelegent - Lanjutan
Berlanjut pada tahun 1956, kecerdasan buatan tidak hanya dibuat untuk memudahkan bermain
catur saja. Melainkan pada saat konferensi pertamanya, John McCharty menamai algoritma
teknologi tersebut dengan sebutan “Artificial Intelligence”. Istilah tersebut masih digunakan
hingga sekarang oleh para pakar teknologi.
Konsep dan teknologi kecerdasan buatan disempurnakan oleh seorang ahli yang namanya masih
diingat sampai sekarang sebagai seorang pakar kecerdasan buatan, yaitu Alan Turin. Pada saat
itu, Alan Turin meneliti dan menguji coba algoritma AI yang diberi nama dengan “Turing Test”.
Hingga seiring berkembangnya waktu, konsep teknologi AI banyak digunakan di berbagai
teknologi baik itu multimedia, search engine, dan masih banyak lainnya. Rasanya itulah sekilas
mengenai sejarah AI yang diramalkan akan membuat kemajuan teknologi dengan sangat luar
biasa.
Contoh-Contoh Konsep AI
(Artificial Intelligence)
1. Mesin Pencari Google
Banyak yang tidak menyadari bahwa dalam mesin pencarinya, Google telah menyematkan
algoritma AI atau kecerdasan buatan sehingga apa yang dicari banyak orang bisa tepat sasaran,
dalam artian sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Sehingga tidak heran selama ini Google
menjadi mesin pencari terbaik di dunia, dan paling banyak digunakan oleh mayoritas
masyarakat.
Contoh-Contoh Konsep AI
(Artificial Intelligence)
2. Siri
Siri yang merupakan sebuah program cerdas pada ponsel iPhone berfungsi untuk melayani
pemiliknya. Lebih tepatnya Siri bisa dibilang sebagai asisten virtual cerdas yang serba bisa
dalam melayani pemiliknya untuk mengoperasikan smartphone. Dari hal sederhana hingga
yang cukup sulit, seperti mengirim pesan, menemukan informasi, mencari petunjuk arah,
melakukan panggilan suara, membuka aplikasi, dan masih banyak lainnya.
3. Tesla Smart Car
mobil ini mampu beroperasi sendiri meskipun tidak ada sopir di belakang kemudi. Bahkan lebih
hebatnya lagi mobil tesla memiliki kemampuan prediktif yang luar biasa sehingga potensi
kemungkinan terjadinya kecelakaan sangat kecil sekali
Internet of Things
Salah satu hal terbesar didalam Revolusi Industri 4.0 adalah Internet of Things. IoT (Internet of
Things) memiliki kemampuan dalam menyambungkan dan memudahkan proses komunikasi
antara mesin, perangkat, sensor, dan manusia melalui jaringan internet. Sebagai contoh kecil,
apabila sebelumnya di era Revolusi Industri 3.0 kita hanya dapat mentransfer uang melalui ATM
atau teller bank, saat ini kita dapat melakukan transfer uang dimana saja dan kapan saja selama
kita terhubung dengan jaringan internet. Cukup dengan aplikasi yang ada di dalam gadget kita
dan koneksi internet, kita dapat mengontrol aktifitas keuangan kita dimanapun dan kapanpun.
Digital Economy
Pemanfaatan internet mendorong pertumbuhan sumber-sumber ekonomi baru yang dikenal
sebagai ekonomi digital.
Terminologi ekonomi digital (digital economic) dikemukan pertama kali oleh Don Tapscott(1995)
dalam bukunya berjudul The Digital Economy: Promise and Peril in the Age of Networked
Intelligence, yang mendeskripsikan bagaimana internet mengubah cara manusia melakukan
bisnis.
Menurut Tapscott, internet (net) dan world wide web (web) memunculkan suatu bentuk
ekonomi baru berdasarkan pada jaringan kecerdasan manusia (networking of human
intelligence). Tapscott mengungkapkan bahwa pada rezim ekonomi lama, informasi berbentuk
fisik, sedangkan pada era ekonomi digital, informasi berbentuk digital.
Digital Economy-Lanjutan
Ekonomi Digital melahirkan inovasi yang bertumpu pada pemanfaatan teknologi, terutama mobile
internet, Internet of Thing(IoT), cloud computing dan big data and advance analytic.
Beragam model bisnis baru muncul menawarkan servis sesuai dengan kebutuhan (customized
services). Customized service yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna serta prinsip sharing yang
membuat harga semakin kompetitif menjadi kekuatan model bisnis berbasis teknologi tersebut. Tak
heran apabila servis yang dihasilkan diminati oleh konsumen, seperti pada konsep ride hailing.
Ride hailing adalah jasa transportasi yang menggunakan platform online, seperti aplikasi di
smartphone yang menghubungkan antara penumpang dengan pengemudi. Pengguna ride hailing
harus menentukan tujuan dan kemudian memesan kendaraaan beserta dengan pengemudinya
sebelum melakukan perjalanan. Selain mengantarkan pengguna ke tujuan, ride hailing juga
menyediakan jasa untuk mengantar barang, dari barang yang berukuran besar sampai dengan yang
berukuran kecil, seperti makanan, dokumen, dan lain-lain. Layanan transportasi berbasis ride hailing
berorientasi kepada pengguna atau customer.
Contoh dari transportasi ride hailing adalah ojek atau taksi online
ERA DISRUPTIF
Inovasi disruptif (disruptif innovation) adalah inovasi yang membantu menciptakan pasar baru,
mengganggu atau merusak pasar yang sudah ada, dan pada akhirnya menggantikan teknologi
terdahulu tersebut. Inovasi disruptif mengembangkan suatu produk atau layanan dengan cara
yang tak diduga pasar, umumnya dengan menciptakan jenis konsumen berbeda pada pasar yang
baru dan menurunkan harga pada pasar yang lama.
Salah satu fenomena inovasi disruptif adanya konflik antara ojek pangkalan dengan ojek daring,
taksi konvensional dengan taksi daring, dan berbagai marketplace online yang cukup mengubah
tren jual beli untuk beberapa produk seperti telepon genggam.
Contoh Inovasi Disruptif
Netflix adalah layanan yang memungkinkan pengguna menonton tayangan kesukaan di mana
pun, kapan pun, dan hampir lewat medium apa pun (smartphone, smartTV, tablet, PC, dan
laptop). Saat Netflix memulai bisnisnya, Blockbuster menganggapnya tidak signifikan.
Blockbuster merupakan sebuah perusahaan ritel yang bergerak di bidang entertainment dan
melakukan bisnis peminjaman film bagi customer.
Blockbuster tidak melihat trend masa depan ketika customer ingin menonton film; ketika Netflix
mendatangi blockbuster untuk bekerjasama dan Blockbuster menolaknya. Sebenarnya Netflix
telah mulai melihat trend masa depan dari pasar Blockbuster tapi Blockbuster tidak
menyadarinya. Saat ini, Netflix mendapatkan keuntungan miliaran dan Blockbuster bangkrut.
Contoh Inovasi Disruptif
Salah satu contoh lain dari Inovasi Disruptif (disruption innovation) adalah platform berita.
platform berita merupakan salah satu contoh inovasi disruptif yang merusak pasar media
tradisional (cetak).
Dalam dunia transportasi. Mobil ketika pertama diciptakan adalah inovasi teknologi yang
revolusioner pada masa itu. Mobil tidak bisa disebut sebagai Inovasi Disruptif (disruptif
innovation) untuk kendaraan, karena pada saat pertama kali ditemukan belum banyak orang
yang punya (belum mengganggu). Singkatnya, pada saat itu tidak mengganggu pasar untuk
kendaraan yang ditarik kuda. Akan tetapi, ketika perusahaan mobil Ford membuat Ford Model
T, dimana model ini dirakit dipabrik dan menggantikan buatan tangan. Sehingga harga mobil
pada saat itu jadi sangat murah. Apa yang dilakukan Ford inilah yang disebut Inovasi Disruptif
(disruptif innovation). Menganggu pasar yang sudah ada salah satu ciri dari Inovasi Disruptif.
FIRM LIFE CYCLE (Siklus Hidup
Perusahaan)
Siklus hidup perusahaan dibagi menjadi 4 tahapan dalam siklus hidup perusahaan yaitu start-
up, growth, mature dan decline (Weston & Brigham, 1984).
Pada tahap start-up, perusahaan memiliki pengeluaran dalam jumlah besar untuk
memperkenalkan produknya serta melakukan investasi besar-besaran. Pada tahap ini, investor
masih belum bisa melihat bagaimana masa depan perusahaan ke depannya sehingga investor
cenderung ragu untuk berinvestasi menjadikan nilai perusahaan pada tahap ini masih rendah.
FIRM LIFE CYCLE (Siklus Hidup
Perusahaan)
Pada tahap growth, volume penjualam meningkat karena perusahaan sudah memiliki pangsa
pasar. Investasi masih dilakukan secara besar-besaran. Meskipun pengeluaran masih tinggi
namun dapat diimbangi dengan kenaikan penjualan sehingga perusahaan mulai memperoleh
laba. Ekspektasi investor terhadap perusahaan yang sedang bertumbuh relative tinggi, karena
bila perusahaan mampu memanfaatkan peluang yang ada, perusahaan akan masuk pada tahap
mature.
Pada tahap mature, pertumbuhan perusahaan stagnan namun karena telah menguasai pangsa
pasar maka volume penjualan tetap tinggi. Di tahap ini umumnya perusahaan membagikan
dividen yang tinggi. Investor berekspektasi mendapat deviden dalam jumlah yang relatif besar
sehingga investor menyukai untuk berinvestasi di perusahaan dalam tahap mature dan nilai
perusahaan pun meningkat.
FIRM LIFE CYCLE (Siklus Hidup
Perusahaan)
Pada tahap decline, persaingan semakin tajam dan terjadi kejenuhan akan permintaan sehingga
volume penjualan menurun signifikan dan perusahaan mengalami kerugian dan hal ini
berakibat buruk terhadap profitabilitas. Investor merespon negatif perusahaan dalam
tahapdecline karena jika perusahaan tidak dapat melakukan perbaikan maka perusahaan
memiliki potensi bangkrut. Akibatnya investor kurang menyukai untuk berinvestasi di
perusahaan dalam tahap decline sehingga nilai perusahaan turun.
GENERASI MILENIAL
Secara umum, yang termasuk generasi milenial adalah yang kira-kira lahir pada tahun 1981 –
1995. Pada era ini, komputer baru mulai booming, seiring dengan naik daunnya video games,
gadget, smartphones, dan internet. Disebut generasi milenial karena satu-satunya generasi
yang sempat melewati milenium kedua semenjak teori generasi ini diutarakan pertama kali oleh
sosiolog Karl Mannheim pada tahun 1923 melalui esainya yang berjudul “The Problem if
Generation.”
GENERASI MILENIAL
Berdasarkan teori Mannheim, para sosiolog di Amerika Serikat akhirnya membagi manusia ke dalam
beberapa generasi, yakni:
1. Generasi Era Depresi
2. Generasi Perang Dunia II
3. Generasi Pasca-PD II
4. Generasi Baby Boomer I
5. Generasi Baby Boomer II
6. Generasi X
7. Generasi Y (milenial)
8. Generasi Z
9. Dan yang terbaru saat ini adalah Generasi Alpha.
GENERASI MILENIAL
Perbedaan Gen X, Y, dan Z
Fakta Generasi Milenial
1. Istilah “Milenial” diciptakan pada tahun 1991.
Muncul pada tahun 1991, seorang sejarawan bernama Neil Howe dan William Strauss
memutuskan untuk menggunakan kata milenial dalam buku mereka yang berjudul Generations.
Hal ini dilakukan berdasarkan fakta bahwa para generasi milenial yang paling tertua akan lulus
jenjang pendidikan SMA pada tahun 2000.
2. Generasi Milenial Menghabiskan 85% Waktu dalam Sehari untuk Menggunakan Gadget.
Hampir semua orang tahu generasi milenial tidak pernah bisa lepas dari teknologi. Itulah
mengapa mereka dijuluki sebagai generasi tech-savvy. Bagaimana tidak, 85% waktu yang
mereka miliki dalam sehari rela dihabiskan untuk menggunakan ponsel atau gadget-gadget
lainnya.
Fakta Generasi Milenial
3. Generasi Milenial adalah Orang-Orang yang Suka Membaca Buku.
Fakta menarik yang berkaitan dengan poin ini yaitu, meskipun generasi milenial sangat dekat
dengan teknologi, namun mereka jauh lebih suka membaca buku cetak daripada membaca
lewat ebook.
4. Dalam Hal Pekerjaan, Generasi Milenial Meraih Pendapatan 20% yang Lebih Sedikit daripada
Baby Boomers.
Fakta menunjukkan bahwa Baby Boomers atau generasi orang tua dari milenial, ternyata
memiliki pendapatan yang lebih tinggi daripada anak-anak mereka. Studi yang dilakukan oleh
Young Invincibles menunjukkan bahwa generasi milenial menghasilkan pendapatan 20% yang
lebih sedikit daripada orang tua mereka atau Baby Boomers.
Fakta Generasi Milenial
5. Sepertiga Generasi Milenial yang Berusia 18-34 Tahun Tinggal di Rumah bersama Orang Tua
Mereka.
Tingginya biaya rumah atau tempat tinggal membuat milenial lebih memilih untuk tinggal
bersama orang tuanya terlebih dahulu, sampai akhirnya nanti mereka memiliki tabungan yang
cukup untuk membeli tempat tinggal pribadi.
6. Generasi Milenial sangat Menyukai Pengembangan Diri.
Pengembangan diri atau self-improvement adalah salah satu hal yang sangat menarik perhatian
gen Y atau generasi milenial ini. Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2015 menunjukkan
bahwa 94% generasi milenial memiliki resolusi tahun baru untuk melaksanakan pengembangan
diri agar dapat menjadi pribadi yang lebih baik daripada sebelumnya. Misalnya, menghemat
pengeluaran uang, sehingga bisa menabung uang lebih banyak.
Fakta Generasi Milenial
7. Generasi Milenial Memiliki Pendidikan yang Lebih Tinggi daripada Generasi sebelumnya.
Sekitar 40% generasi milenial memiliki tingkat pendidikan atau gelar sarjana yang lebih tinggi,
dibandingkan 30% Gen X di seusia mereka kala itu.
8. Generasi Milenial adalah Orang-orang yang Egois atau Self-Centered.
Penelitian yang dilakukan pada tahun 2016 telah menunjukkan bahwa generasi milenial
adalah orang-orang yang egois, dan mereka menjadikan diri sendiri sebagai perhatian utama.
Tak jarang mereka disebut sebagai generasi yang narsis.
Fakta Generasi Milenial
9. Generasi Milenial adalah Orang-Orang yang Peduli terhadap Lingkungan.
Sebuah penelitian berskala besar yang melibatkan lebih dari 20.000 responden milenial dari 181
Negara, menunjukkan bahwa generasi milenial sangat memberikan keprihatinannya terhadap
lingkungan sekitar. Misalnya, perubahan iklim, efek global warming, dan lain sebagainya.
10. Gen Y atau Milenial juga sangat suka Beramal.
Menurut sebuah survei yang dilakukan, 84% dari generasi milenial selalu memberikan
sumbangan amal tahunan. Bahkan, 70% generasi milenial rela menyumbangkan waktu dan
bakat mereka, untuk tujuan-tujuan sosial yang mereka anggap sangat berharga. Misalnya,
mengajarkan anak-anak kurang mampu untuk bisa membaca, menulis dan menghitung.
Tentunya, sikap generasi milenial ini sangat diapresiasi oleh para generasi sebelumnya.
Fakta Generasi Milenial
11. Generasi Milenial sudah Menjadi Generasi Terbesar di Dunia Profesionalisme.
Pada tahun 2017 tercatat ada 56 juta generasi milenial yang sudah bekerja dan sedang mencari
pekerjaan. Sedangkan, hanya 53 juta Gen X dan 41 juta Baby Boomers yang ada di dunia
profesionalisme atau dunia kerja. Intinya, generasi milenial sudah mulai mendominasi dunia kerja
di negara manapun.
12. Generasi Milenial sangat Memikirkan Pekerjaan Mereka.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Happify pada tahun 2016 menunjukkan bahwa gen Y atau
generasi milenial dengan rentang usia antara 25 sampai 34 tahun sangat memikirkan pekerjaan
mereka. Mereka memikirkan inovasi apa yang harus diberikan pada pekerjaan mereka,
bagaimana mereka bisa meraih pencapaian kerja yang membanggakan, dan lain sebagainya.
Fakta Generasi Milenial
13. Gen Y atau Generasi Milenial Jarang Mengambil Cuti untuk Berlibur.
Dalam satu survei yang dilakukan pada tahun 2016 menunjukkan bahwa 48% karyawan
milenial, sangat ingin bos atau pemimpin mereka menganggap dan memandang mereka
sebagai “karyawan yang profesional dan berdedikasi tinggi”. Berlanjut dengan studi yang
dilakukan oleh LinkedIn pada tahun 2018 menunjukkan bahwa 16% generasi milenial
mengatakan mereka tidak ingin sering-sering meminta cuti kepada bos mereka.
Fakta Generasi Milenial
14. Masih Banyak Generasi Milenial yang Menerima Bantuan Finansial dari Orang Tua Mereka.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Lynch atau Age Wave tahun 2019 ini, sekitar 7 dari 10
generasi milenial masih mengandalkan orang tua mereka untuk meminta bantuan finansial.
15. Generasi Milenial atau Gen Y sangat Mendambakan Perkembangan Karier yang Melejit
dengan Cepat.
Sudah banyak makalah generasi milenial dan essay tentang generasi milenial, yang menyatakan
bahwa karyawan milenial tidak suka jika karier mereka berkembang dengan sangat lambat.
Dalam studi tersebut menunjukkan bahwa 90% generasi milenial menginginkan perkembangan
karier yang melejit dengan cepat.
Tantangan Generasi Milenial
1. Budaya Organisasi atau Perusahaan yang Buruk.
Menurut laporan Robert Walters, 73% karyawan milenial telah meninggalkan pekerjaan karena
budaya organisasi atau perusahaan yang buruk. Ini menjadi salah satu tantangan bagi generasi
milenial untuk tetap bertahan dan berusaha mengubah budaya perusahaan yang buruk, atau
mencari perusahaan lain yang budayanya sesuai dengan harapan mereka.
2. Teknologi.
Dikarenakan hubungan milenial dengan teknologi sangat erat, hal ini membuat mereka mudah
kesal dengan generasi-generasi lain yang tidak mahir dalam teknologi. Data menunjukkan
bahwa 34% pekerja yang lebih tua tidak memahami teknologi sebaik generasi milenial, dan hal
ini membuat gen Y menjadi semakin frustasi.
Tantangan Generasi Milenial
3. Pengalaman dan Pendidikan yang Tinggi.
Generasi milenial memiliki gelar pendidikan yang paling tertinggi dibandingkan generasi-
generasi sebelumnya. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi gen Y, apakah mereka mau
berusaha untuk berbaur dan bekerjasama dengan generasi sebelumnya, atau malah bersikap
acuh dengan mereka?
Sumber:
https://binus.ac.id/knowledge/2019/05/sejarah-dan-perkembangan-revolusi-industri/
https://binus.ac.id/knowledge/2019/05/mengenal-lebih-jauh-revolusi-industri-4-0/
https://www.indoworx.com
https://business-law.binus.ac.id/2019/08/26/internet-dan-ekonomi-digital/
https://www.seva.id/blog/ride-sharing-dan-ride-hailing-apa-bedanya
https://www.ruangkerja.id/blog/perhatikan-hal-hal-ini-untuk-bertahan-di-era-disrupsi-disruption-era
https://digitalfinger.id/apa-arti-sebenarnya-dari-disruptif-istilah-trend-di-dunia-bisnis-saat-ini/
https://www.quipper.com/id/blog/tips-trick/generasi-milenial-x-dan-z/
https://www.studilmu.com/blogs/details/generasi-milenial-fakta-generasi-milenial-dan-tantangan-generasi-milenial
Servin dan Juniarti, Servin: Pengaruh Family Control, Firm Size, Firm Risk, dan Firm Life Cycle terhadap Profitabilitas dan
Nilai 13 Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi, BUSINESS ACCOUNTING REVIEW, VOL. 2, NO. 1, 2014

Anda mungkin juga menyukai