No Masalah yang Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi
. telah penyebab masalah diidentifikasi 1. Rendahnya LITERATUR Setelah dilakukan analisis semangat belajar 1. Moslem, Komaro, Yayat (2019) mengemukakan ada beberapa faktor yang dapat terhadap kajian literatur dan peserta didik di mempengaruhi motivasi belajar siswa, diantaranya adalah faktor internal dan ekternal. hasil wawancara serta hampir semua Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri siswa seperti kondisi adanya observasi dan bidang studi jasmani dan rohani, cita-cita/aspirasi, kemampuan siswa, dan perhatian. Faktor pengamatan guru, dapat eksternal yaitu faktor yang bersumber dari luar diri siswa seperti Kondisi lingkungan mengetahui penyebab siswa, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran dan upaya guru dalam rendahnya semangat belajar mengelola kelas. peserta didik di antaranya https://ejournal.upi.edu/index.php/jmee/article/viewFile/21803/10719 “ ialah: 2. Totok Susanto (1998) dalam Kartika, Husni, Millah dkk (2019) mengemukakan 1. Faktor internal peserta beberapa faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa, adalah sebagai berikut: didik seperti, minat dan motivasi belajar peserta (1) Motivasi dan cita-cita; (4) Sarana dan prasarana didik, kondisi jasmani (2) Keluarga; (5) Teman pergaulan dan rohani, cita-cita, dan (3) Peranan guru (6) Media masa. kemampuan https://riset-iaid.net/index.php/jppi/article/view/360 peserta didik, 3. Menurut Doni (2015) penyebab rendahnya motivasi siswa adalah kurangnya 2. Faktor eksternal peserta perhatian dari orang tua siswa, fasilitas di sekolah yang kurang memadai, kurang didik seperti lingkungan baiknya hubungan murid dengan guru, sering begadang dengan teman yang tidak peserta didik yang sekolah, sehingga siswa kurang semangat ketika belajar karena mengantuk, dan sistem meliputi pengajaran yang kurang menarik (monoton) sehingga ketertarikan siswa untuk a. Lingkungan sekolah belajarpun kurang. yakni berkaitan https://adoc.pub/artikel-ilmiah-identifikasi-penyebabrendahnya-motivasi- dengan upaya/peranan guru dalam mengelola kelas, sistem bela.html#:~:text=Adapun%20penyebab%20hal%20ini%20adalah,sistem%20 pengajaran yang pengajaran%20yang%20kurang%20menarik%20 kurang menarik (monoton), Hasil Wawancara hubungan antara guru dan peserta 1. Guru Matematika: Ibu Asriyati, S.Pd (20 November 2023) didik yang kurang Penyebab rendahnya semangat belajar peserta didik dipengaruhi beberapa faktor, baik, dan fasilitas antara lain: sekolah yang kurang a. Minat dan motivasi belajar peserta didik rendah memadai. b. Lingkungan dan latar belakang keluarga yang mempengaruhi psikologi peserta b. Lingkungan keluarga didik yakni berkaitan c. Guru yang kurang maksimal dalam mengajar dengan kurangnya d. Sarana dan prasarana yang kurang memadai perhatian dari orang 2. Kepala Sekolah: Bapak A. Syamsualam S.Pd, M.Si ( 20 November 2023) tua karena sekolah kita ini adalah sekolah keberbakatan olahraga yang dimana siswa c. Teman bergaul, dituntut berprestasi olahraga dengan latihan yang full. Sehingga ketika berada dikelas dimana siswa beragu siswa sudah mengalami kelelahan. dan berinteraksi 3. Rekan sejawat: Ibu Sri Ayu Ningsih, S.Pd ( 20 November 2023) dengan anak yang Yang menyebabkan rendahnya semangat belajar peserta didik adalah karna putus sekalah. pekembangan teknologi yang begitu pesat namun tidak digunakan dengan baik untuk belajar, tapi hanya digunakan bersosial media dan game. Sehingga tidak ada waktu untuk belajar. Selain itu guru juga kurang berperan penting dalam menumbuhkan semangat, motivasi, dan minat belajar peserta didik baik dari segi sarana maupun media pembelajaran inovatif yang kurang mampu diterapkan oleh guru di kelas. 4. Pengawas: Abdul rahman S.Pd M.Pd (20 November 2023) Penyebab rendahnya semangat belajar peserta didik diantaranya: a. Terlalu banyak mata pelajaran yang menjadi beban belajar peserta didik ditambah dengan jadwal latihan pada keberbakatan olahraganya yang padat. b. Desain pembelajaran yang dibuat guru tidak berdasarkan pada analisis c. Perlu kreatifitas guru dalam merancang pembelajaran d. Guru harus menjadi contoh tauladan bagi peserta didik e. Perlu adanya inovasi pembelajaran 2. Peserta didik LITERATUR Setelah dilakukan analisis kesulitan terhadap kajian literatur dan mendapatkan nilai 1. Menurut Sugihartono (2013) dalam Farida (2017) kesulitan belajar adalah suatu gejala hasil wawancara serta yang baik dalam yang nampak pada peserta didik yang ditandai dengan adanya prestasi belajar yang adanya observasi dan pembelajaran rendah atau di bawah norma yang telah ditetapkan. Selanjutnya menurut Slameto pengamatan guru, dapat (2015) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan dalam belajar yaitu diketahui penyebab peserta faktor intern atau faktor dari dalam diri siswa sendiri dan faktor ekstern yaittu faktor didik kesulitan mendapatkan yang timbul dari luar siswa nilai yang baik dalam https://journal.student.uny.ac.id/index.php/busana/article/viewFile/10255/9818 pembelajaran adalah: 2. Hamalik, (2015) dalam Novita, dkk (2018) pada dasarnya, penyebab kesulitan belajar 1. Faktor internal yaitu dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intern (faktor dari dalam diri peserta didik) minat dan motivasi dan faktor ekstern (yaitu faktor yang berasal dari luar baik itu keluarga, sekolah belajar peserta didik, maupun lingkungan. Pada proses pembelajaran misalnya, peserta didik yang kondisi fisik, mengalami kesulitan belajar dapat diketahui melalui kriteria-kriteria atau ciri-ciri kepribadian peserta tertentu, diantaranya adalah seperti apa yang disampaikan oleh Surya dan Suryabrata didik, serta beban berikut ini: belajar (berkaitan (1) Menujukkan adanya hasil belajar yang rendah; dengan materi, tugas, (2) Hasil yang dicapai tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan; dan kegiatan (3) lambat dalam menyelesaikan tugas-tugas kegiatan belajar; ekstrakurikuler) peserta (4) adanya gangguan prestasinya. didik. Sehingga jika peserta didik menunjukkan salah satu dari keempat cirri tersebut dalam 2. Faktor eksternal yaitu proses pembelajaran, maka dapat diyakini bahwa peserta didik sedang mengalami lingkungan peserta kesulitan dalam belajarnya. Novita, dkk.2018. didik meliputi https://journal.uny.ac.id/index.php/jrpm/article/view/16836/10794 a. Sekolah, yang 3. Shufiyanti Arfalah (2014) dalam Sutriningsih (2017) mengkatagori-kan faktor berkaitan dengan penyebab seseorang mengalami Underachiever (kurang berprestasi) dalam dua faktor pemilihan strategi, yaitu: model, dan metode (1) Faktor internal yang meliputi, motivasi (tidak menyadari potensi yang dimiliki, belajar yang kurang target prestasi yang terlalu rendah, takut mengalami kegagalan dan kesuksesan, terlalu tepat, kondisi kelas sensitive terhadap penilaian orang) kondisi fisik, kepribadian individu ( perfectionisme, yang kurang terlalu sensitif, tidak berdaya guna dalam keterampilan sosial, malu dan rendah diri kondusif. karena berbeda dengan siswa lain, tidak percaya diri, dan terlalu banyak kegiatan), b. Keluarga, berkaitan pembebanan (padatnya materi-materi sekolah hingga mencapai delapan jam mata dengan kurangnya pelajaran sehari, ditambah lagi dengan tugas-tugas yang banyak dan banyaknya perhatian, kegiatan ekstrakulikuler). kepedulian, dan (2) Faktor eksternal meliputi faktor keluarga (kurangnya penghargaan dan penghargaan orang ketidakpedulian orang tua terhadap belajar dan prestasi anak, tuntutan orang tua tua terhadap potensi, terhadap target prestasi anak yang terlalu tinggi, kurangnya perhatian terhadap potensi prestasi anak. anak, dan status sosial ekonomi), sekolah (kurangnya dukungan terhadap keberhasilan akademik kurikulum tidak sesuai dengan kondisi siswa, lingkungan kelas yang tidak kondusif, kurang tepatnya pemilihan strategi belajar dan lingkungan tempat tinggal ( tuntutan lingkungan terhadap prestasi anak, dan lingkungan yang tidak mendukung pendidikan). https://www.ejournal.umpri.ac.id/index.php/edumath/article/view/459 .
Hasil Wawancara
1. Guru Matematika: Ibu Asriyati, S.Pd (20 November 2023)
Peserta didik kesulitan mendapatkan nilai yang baik dalam pembelajaran bisa disebabkan karena kurangnya minat belajar yang ditunjukkan dengan persentase kehadiran siswa yang rendah, jarang mengumpulkan tugas. 2. Kepala Sekolah: Bapak A. Syamsualam, S.Pd, M.Si ( 20 November 2023) Peserta didik kesulitan mendapatkan nilai yang baik dalam pembelajaran disebabkan karena faktor minat dan motivasi belajar siswa rendah sebagai akibat dari penggunaan gadget yang tidak terbatas, dimana peserta didik lebih banyak bermain game dan media sosial. Selain itu, kembali kepala sekolah menyinggung mengenai sekolah kita yang mana adalah atlit dan sangat dituntut untuk berprestasi sesuai dengan kecaboran/keberbakatan olahraganya. Jadwal latihan yang extra padat membuat siswa sulit untuk fokus/berminat dalam mengikuti pelajaran dikelas. 3. Rekan sejawat: Ibu Sri Ayu Ningsih, S.Pd ( 20 November 2023) Penyebab peserta didik kesulitan mendapatkan nilai yang baik dalam pembelajaran disebabkan karena semangat belajar yang rendah efek penggunaan gadget yang tidak terkontrol, faktor strategi pembelajaran yang kurang tepat, dan juga terlalu banyaknya beban belajar dari setiap mata pelajaran yang harus dicapai target pembelajarannya oleh peserta didik, serta kurangnya dukungan sosial khususnya dari keluarga. 4.Pengawas: Bapak Abdul rahman S.Pd M.Pd (20 November 2023) Yang menyebabkan peserta didik kesulitan mendapatkan nilai yang baik dalam pembelajaran, diantaranya: a. Peserta didik diberi bahan ajar, model, metode yang sama, sementara kemampuan peserta didik berbeda-beda b. Guru kurang mengenali karakteristik peserta didik dan tidak memberikan tugas ataupun materi berdasarkan porsinya sesuai dengan visi dan misi, tujuan yang harus dicapai
3. Kurangnya LITERATUR Setelah dilakukan analisis
komunikasi guru terhadap kajian literatur dan dengan orang tua 1. Triwardhani, dkk (2020) mengemukakan mendorong keterlibatan orang tua di sekolah hasil wawancara serta mengenai sangat tidak mudah. Hal yang umum terjadi orang tua siswa hanya datang pada saat adanya observasi dan perkembangan menerima rapor atau ketika anaknya bermasalah disekolah. Salah satu hambatan yang pengamatan guru, dapat peserta didik di sering ditemui dalam komunikasi antara orang tua dan guru adalah masalah waktu. diketahui penyebab sekolah Ketidaksesuaian waktu yang dimiliki karena aktivitas masingmasing pihak yang padat kurangnya komunikasi guru membuat guru harus menyesuaikan waktu menyampaikan pesan agar dapat diterima dengan orang tua mengenai dengan baik oleh orang tua. Kesalahan waktu dalam pengiriman pesan akan perkembangan peserta didik mempengaruhi respons yang diberikan dan sulit memperoleh persepsi yang positif. di sekolah adalah Tingkat pendidikan yang dimiliki juga akan mempengaruhi seseorang 1. Guru yang terkadang dalam berkomunikasi. kurang memahami Guru berusaha membangun konteks komunikasi dengan orang tua dan tupoksinya memahami keinginan dan kepentingan orang tua dalam berkomunikasi. Triwardhani 2. Ketidaksesuaian waktu & Chaerowati, (2019) dalam Triwardhani, dkk (2020) mengemukakan tidak semua yang dimiliki antara hubungan terbangun dengan baik, permasalahan yang muncul dari individu yang orang tua dan guru terlibat dalam komunikasi mungkin saja muncul karena proses komunikasi begitu 3. Tingkat pendidikan dinamis, kondisi bisa berubah sehingga hambatan akan muncul. Perlu upaya untuk yang akan mengatasinya sehingga komunikasi akan berjalan secara efektif . mempengaruhi cara http://journal.unpad.ac.id/jkk/article/view/23620 berkomunikasi 2. Menurut Clarke dalam Pusitaningtyas, Anis (2016) , hubungan yang sehat antara 4. Kurangnya komitmen orang tua dan guru ditandai dengan adanya keyakinan bersama tentang pentingnya antara guru dan orang hubungan tersebut, saling berkomitmen untuk membangun dan menjaga hubungan tua peserta didik yang positif dengan pihak sekolah, konsisten serta berkelanjutan dalam menerapkan sistem yang mengajarkan siswa untuk berperilaku yang baik. Hal ini akan menumbuhkan sikap saling percaya antara keluarga dan sekolah, saling menghormati dan menghargai hak dan kewajiban pribadi, akuntabilitas, sensitivitas dan pengertian. https://icecrs.umsida.ac.id/index.php/icecrs/article/view/1282 3. Aisyah, D dalam Ardiawan (2020) mengemukakan Orang tua siswa wajib mengetahui perkembangan anaknya dalam melaksanakan pembelajaran daring dalam mendukung pendidikan anaknya. Karena sesungguhnya pendidikan yang pertama dan utama diberikan oleh orang tua. Selain itu, Pusitaningtyas, A. (2016) mengatakan bahwa orang tua merupakan guru pertama dan utama bagi anakanaknya karena dari orang tua lah anak mendapatkan bimbingan dan kasih sayang yang pertama kalinya. Sehingga orang tua pun diharapkan lebih sering dan efektif lagi dalam komunikasi dengan guru dalam melancarkan pelaksanaan daring (Hartaka, Ardiyani, & Suciani, 2020) Dengan adanya komunikasi dari orang tua, pembelajaran bisa bersinergi dan menjadi daya dukung minat anak belajar. http://jurnal.ekadanta.org/index.php/danapati/article/view/37/10
HASIL WAWANCARA
1. Guru Matematika: Ibu Asriyati, S.Pd (20 November 2023)
Faktor yang menyebabkan komunikasi guru dengan peserta didik itu rendah karena orang tua yang menutup akses bagi guru dan orang tua tertutup mengenai karakter peserta didik, sehingga guru kesulitan untuk mengenali karakter siswa. Selain itu, juga bisa disebkan karena gurunya yang tidak ingin bekerja ekstra dalam menbangun komunikasi dengan orang tua peserta didik. 2. Kepala Sekolah: Bapak A. Syamsualam, S.Pd, M.Si ( 20 November 2023) Kurangnya komunikasi guru dengan orang tua bisa disebabkan karena faktor kesibukan dan waktu yang dimiliki orang tua, sehingga orang tua kurang perduli dan kurang aktif dalam menghadiri pertemuan-pertemuan orang tua yang dilaksanakan oleh pihak sekolah, selain itu orang tua juga menyerahkan sepenuhnya masalah pendidikan anak kepada guru di sekolah. Namun jika sudah terjadi masalah pada peserta didik, maka barulah orang tua menyadari pentingnya komunikasi dan bersikap terbuka pada wali kelas yang akan melakukan kunjungan ke rumah siswa. 3. Rekan sejawat: Ibu Sri Ayu Ningsih, S.Pd (20 November 2023) Kurangnya komunikasi guru dengan orang tua dapat disebabkan karena orang tua yang tidak perduli dan tidak ingin tau mengenai keadaan anaknya di sekolah dan menyerahkan sepenuhnya masalah perkembangan anak pada guru. Selain itu, terkadang juga ada orangtua yang kurang mendukung sekolah dalam hal kedisiplinan siswa tersebut. Yang dimana siswa itu memunculkan 2 karakter berbeda. Contoh misalnya, dirumah sianak ini terkenal berprilaku baik tapi ternyata disekolah dia menampilkan prilaku yang berbeda atau sebaliknya. Hal ini kadang menyebabkan mispersepsi antara orang tua dan guru disekolah. 4.Pengawas: Bapak Abdul rahman S.Pd M.Pd (20 November 2023) Faktor yang menyebabkan kurangnya komunikasi guru dengan orang tuaantara lain: a. Banyak di kalangan guru tidak memahami tupoksi mereka b. Penerimaan siswa baru tidak melibatkan semua guru c. Tugas guru sebagai pengajar dan sebagai wali kelas kurang maksimal 4. Kurangnya LITERATUR Setelah dilakukan analisis penerapan model- terhadap kajian literatur dan model 1. Triastuti Handayani, dkk (2017: 56) dalam Setyaningsih dan Reskita (2019) hasil wawancara serta pembelajaran menegaskan dalam pelaksanaan model pembelajaran snowball throwing mengalami adanya observasi dan inovatif beberapa kendala salah satunya beberapa siswa yang kurang aktif hanya bermain, pengamatan guru, dapat malas untuk bertanya dan kurang berpartisipasi dalam menyampaikan ide atau diketahui penyebab gagasannya. Selain dari aspek siswa, hambatan penggunaan model pembelajaran kurangnya penerapan snowball throwing juga dipengaruhi oleh guru. Guru yang tidak dapat model-model pembelajaran mengkondisikan kelas dan tidak mengetahui model pembelajaran yang sesuai dengan inovatif yaitu: karakteristik siswa, maka pembelajaran dengan menggunakan model ini tidak berjalan 1. Guru kurang sesuai yang diharapkan. Materi yang akan diajarkan juga sangat berpengaruh dalam mengetahui model keberhasilan penggunaan model pembelajaran snowball throwing, karena tidak semua pembelajaran yang materi bisa menggunakan model pembelajaran ini. sesuai dengan https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/sn-pgsd/article/view/4748 karakteristik peserta 2. Menurut Zuriah, dkk (2016)mengatakan bahwa rendahnya produktivitas dalam didik menghasilkan bahan ajar kreatif inovatif disebutkan oleh hal-hal berikut: 2. Guru tidak dapat a) Pengetahuan guru di dua sekolah mitra untuk mengembangkan bahan ajar kreatif mengkondisikan kelas inovatif masih kurang 3. Kurangnya kemauan b) Kemampuan mengabstraksi dan berimajinasi guru masih rendah serta minat guru dalam c) Perlunya pelatihan pengembangan bahan ajar kreatif inovatif bagi guru mitra mengembangkan dan d) Belum ada pihak yang memotivasi dan peduli terhadap penerbitan produk bahan menerapkan model ajaryang dihasilkan guru di sekolah pembelajaran inovatif, e) Proses kreativitas dan inovasi harus dilakukan oleh guru oleh guru di sekolah dan masih cenderung mitrauntuk mengembangkan bahan ajar secara berkelanjutan. menggunakan model https://ejournal.umm.ac.id/index.php/dedikasi/article/view/3136/3774 pembelajaran 3. Menurut Yusrina, dkk (2019) penyebab guru belum mengoptimalkan model konvensional. pembelajaran inovatif adalah penguasaan materi yang kurang, merangkapdua posisi 4. Pengetahuan guru di sekolah, pemahaman model inovatif yang masih terbatas. dalam mengembangkan https://journal.unness.ac.id/gju/index.php/hp/article/view/34597 bahan ajar kreatif inovatif masih kurang hasil wawancara 5. Kurangnya pelatihan 1. Guru Matematika: Ibu Asriyati, S.Pd (20 November 2023) pengembangan bahan Penerapan model-model pembelajaran inovatif kurang diterabkan karena faktor: ajar inovatif bagi guru a. Sarana dan prasarana yang kurang memadai yang memiliki kemampuan yang b. Guru yang tidak ingin berusaha menerapakan pembelajaran inovatif kurang dalam c. Waktu dan kesempatan guru yang kurang dalam mendalami pembelajaran yang pengembangan inovatif. pembelajaran inovatif 2. Kepala Sekolah: Bapak A. Syamsualam, S.Pd, M.Si (20 November 2023) Penerapan model-model pembelajaran inovatif kurang diterabkan karena faktor: a. Sarana dan prasarana sekolah yang kurang memadai b. Guru yang kurang mengusai penggunaan teknologi 3. Rekan Sejawat: Ibu Sri Ayu Ningsih, S.Pd (20 November 2023) Kurangnya penerapan model-model pembelajaran inovatif dapat disebabkan karena guru cenderung masih menggunakan model pembelajaran konvensional/ceramah. 4. Pengawas: Abdul rahman, S.Pd M.Pd (20 November 2023) Kurangnya penerapan model-model pembelajaran inovatif disebabkan beberapa faktor, diantaranya:
a. Tdk mau belajar, tdk memahami dn tak mau mempraktekkan
b. Senang berada di budaya kemiskinan c. Rancangan pembelajarannya hanya copy paste dan tdk dijadikan pedoman mengajar