Anda di halaman 1dari 10

`NAMA : Nurliah. HN, S.

Pd

LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

No Masalah yang Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi


. telah penyebab masalah
diidentifikasi
1. Rendahnya LITERATUR Setelah dilakukan analisis
semangat belajar 1. Moslem, Komaro, Yayat (2019) mengemukakan ada beberapa faktor yang dapat terhadap kajian literatur dan
peserta didik di mempengaruhi motivasi belajar siswa, diantaranya adalah faktor internal dan ekternal. hasil wawancara serta
hampir semua Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri siswa seperti kondisi adanya observasi dan
bidang studi jasmani dan rohani, cita-cita/aspirasi, kemampuan siswa, dan perhatian. Faktor pengamatan guru, dapat
eksternal yaitu faktor yang bersumber dari luar diri siswa seperti Kondisi lingkungan mengetahui penyebab
siswa, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran dan upaya guru dalam rendahnya semangat belajar
mengelola kelas. peserta didik di antaranya
https://ejournal.upi.edu/index.php/jmee/article/viewFile/21803/10719 “ ialah:
2. Totok Susanto (1998) dalam Kartika, Husni, Millah dkk (2019) mengemukakan 1. Faktor internal peserta
beberapa faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa, adalah sebagai berikut: didik seperti, minat dan
motivasi belajar peserta
(1) Motivasi dan cita-cita; (4) Sarana dan prasarana
didik, kondisi jasmani
(2) Keluarga; (5) Teman pergaulan dan rohani, cita-cita, dan
(3) Peranan guru (6) Media masa. kemampuan
https://riset-iaid.net/index.php/jppi/article/view/360 peserta didik,
3. Menurut Doni (2015) penyebab rendahnya motivasi siswa adalah kurangnya 2. Faktor eksternal peserta
perhatian dari orang tua siswa, fasilitas di sekolah yang kurang memadai, kurang didik seperti lingkungan
baiknya hubungan murid dengan guru, sering begadang dengan teman yang tidak peserta didik yang
sekolah, sehingga siswa kurang semangat ketika belajar karena mengantuk, dan sistem meliputi
pengajaran yang kurang menarik (monoton) sehingga ketertarikan siswa untuk a. Lingkungan sekolah
belajarpun kurang. yakni berkaitan
https://adoc.pub/artikel-ilmiah-identifikasi-penyebabrendahnya-motivasi- dengan
upaya/peranan guru
dalam mengelola
kelas, sistem
bela.html#:~:text=Adapun%20penyebab%20hal%20ini%20adalah,sistem%20 pengajaran yang
pengajaran%20yang%20kurang%20menarik%20 kurang menarik
(monoton),
Hasil Wawancara hubungan antara
guru dan peserta
1. Guru Matematika: Ibu Asriyati, S.Pd (20 November 2023)
didik yang kurang
Penyebab rendahnya semangat belajar peserta didik dipengaruhi beberapa faktor, baik, dan fasilitas
antara lain: sekolah yang kurang
a. Minat dan motivasi belajar peserta didik rendah memadai.
b. Lingkungan dan latar belakang keluarga yang mempengaruhi psikologi peserta b. Lingkungan keluarga
didik yakni berkaitan
c. Guru yang kurang maksimal dalam mengajar dengan kurangnya
d. Sarana dan prasarana yang kurang memadai perhatian dari orang
2. Kepala Sekolah: Bapak A. Syamsualam S.Pd, M.Si ( 20 November 2023) tua
karena sekolah kita ini adalah sekolah keberbakatan olahraga yang dimana siswa c. Teman bergaul,
dituntut berprestasi olahraga dengan latihan yang full. Sehingga ketika berada dikelas dimana siswa beragu
siswa sudah mengalami kelelahan. dan berinteraksi
3. Rekan sejawat: Ibu Sri Ayu Ningsih, S.Pd ( 20 November 2023) dengan anak yang
Yang menyebabkan rendahnya semangat belajar peserta didik adalah karna putus sekalah.
pekembangan teknologi yang begitu pesat namun tidak digunakan dengan baik untuk
belajar, tapi hanya digunakan bersosial media dan game. Sehingga tidak ada waktu
untuk belajar. Selain itu guru juga kurang berperan penting dalam menumbuhkan
semangat, motivasi, dan minat belajar peserta didik baik dari segi sarana maupun
media pembelajaran inovatif yang kurang mampu diterapkan oleh guru di kelas.
4. Pengawas: Abdul rahman S.Pd M.Pd (20 November 2023)
Penyebab rendahnya semangat belajar peserta didik diantaranya:
a. Terlalu banyak mata pelajaran yang menjadi beban belajar peserta didik
ditambah dengan jadwal latihan pada keberbakatan olahraganya yang padat.
b. Desain pembelajaran yang dibuat guru tidak berdasarkan pada analisis
c. Perlu kreatifitas guru dalam merancang pembelajaran
d. Guru harus menjadi contoh tauladan bagi peserta didik
e. Perlu adanya inovasi pembelajaran
2. Peserta didik LITERATUR Setelah dilakukan analisis
kesulitan terhadap kajian literatur dan
mendapatkan nilai 1. Menurut Sugihartono (2013) dalam Farida (2017) kesulitan belajar adalah suatu gejala hasil wawancara serta
yang baik dalam yang nampak pada peserta didik yang ditandai dengan adanya prestasi belajar yang adanya observasi dan
pembelajaran rendah atau di bawah norma yang telah ditetapkan. Selanjutnya menurut Slameto pengamatan guru, dapat
(2015) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan dalam belajar yaitu diketahui penyebab peserta
faktor intern atau faktor dari dalam diri siswa sendiri dan faktor ekstern yaittu faktor didik kesulitan mendapatkan
yang timbul dari luar siswa nilai yang baik dalam
https://journal.student.uny.ac.id/index.php/busana/article/viewFile/10255/9818 pembelajaran adalah:
2. Hamalik, (2015) dalam Novita, dkk (2018) pada dasarnya, penyebab kesulitan belajar 1. Faktor internal yaitu
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intern (faktor dari dalam diri peserta didik) minat dan motivasi
dan faktor ekstern (yaitu faktor yang berasal dari luar baik itu keluarga, sekolah belajar peserta didik,
maupun lingkungan. Pada proses pembelajaran misalnya, peserta didik yang kondisi fisik,
mengalami kesulitan belajar dapat diketahui melalui kriteria-kriteria atau ciri-ciri kepribadian peserta
tertentu, diantaranya adalah seperti apa yang disampaikan oleh Surya dan Suryabrata didik, serta beban
berikut ini: belajar (berkaitan
(1) Menujukkan adanya hasil belajar yang rendah; dengan materi, tugas,
(2) Hasil yang dicapai tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan; dan kegiatan
(3) lambat dalam menyelesaikan tugas-tugas kegiatan belajar; ekstrakurikuler) peserta
(4) adanya gangguan prestasinya. didik.
Sehingga jika peserta didik menunjukkan salah satu dari keempat cirri tersebut dalam 2. Faktor eksternal yaitu
proses pembelajaran, maka dapat diyakini bahwa peserta didik sedang mengalami lingkungan peserta
kesulitan dalam belajarnya. Novita, dkk.2018. didik meliputi
https://journal.uny.ac.id/index.php/jrpm/article/view/16836/10794 a. Sekolah, yang
3. Shufiyanti Arfalah (2014) dalam Sutriningsih (2017) mengkatagori-kan faktor berkaitan dengan
penyebab seseorang mengalami Underachiever (kurang berprestasi) dalam dua faktor pemilihan strategi,
yaitu: model, dan metode
(1) Faktor internal yang meliputi, motivasi (tidak menyadari potensi yang dimiliki, belajar yang kurang
target prestasi yang terlalu rendah, takut mengalami kegagalan dan kesuksesan, terlalu tepat, kondisi kelas
sensitive terhadap penilaian orang) kondisi fisik, kepribadian individu ( perfectionisme, yang kurang
terlalu sensitif, tidak berdaya guna dalam keterampilan sosial, malu dan rendah diri kondusif.
karena berbeda dengan siswa lain, tidak percaya diri, dan terlalu banyak kegiatan), b. Keluarga, berkaitan
pembebanan (padatnya materi-materi sekolah hingga mencapai delapan jam mata dengan kurangnya
pelajaran sehari, ditambah lagi dengan tugas-tugas yang banyak dan banyaknya perhatian,
kegiatan ekstrakulikuler). kepedulian, dan
(2) Faktor eksternal meliputi faktor keluarga (kurangnya penghargaan dan penghargaan orang
ketidakpedulian orang tua terhadap belajar dan prestasi anak, tuntutan orang tua tua terhadap potensi,
terhadap target prestasi anak yang terlalu tinggi, kurangnya perhatian terhadap potensi prestasi anak.
anak, dan status sosial ekonomi), sekolah (kurangnya dukungan terhadap keberhasilan
akademik kurikulum tidak sesuai dengan kondisi siswa, lingkungan kelas yang tidak
kondusif, kurang tepatnya pemilihan strategi belajar dan lingkungan tempat tinggal (
tuntutan lingkungan terhadap prestasi anak, dan lingkungan yang tidak mendukung
pendidikan). https://www.ejournal.umpri.ac.id/index.php/edumath/article/view/459 .

Hasil Wawancara

1. Guru Matematika: Ibu Asriyati, S.Pd (20 November 2023)


Peserta didik kesulitan mendapatkan nilai yang baik dalam pembelajaran bisa
disebabkan karena kurangnya minat belajar yang ditunjukkan dengan persentase
kehadiran siswa yang rendah, jarang mengumpulkan tugas.
2. Kepala Sekolah: Bapak A. Syamsualam, S.Pd, M.Si ( 20 November 2023)
Peserta didik kesulitan mendapatkan nilai yang baik dalam pembelajaran disebabkan
karena faktor minat dan motivasi belajar siswa rendah sebagai akibat dari penggunaan
gadget yang tidak terbatas, dimana peserta didik lebih banyak bermain game dan
media sosial. Selain itu, kembali kepala sekolah menyinggung mengenai sekolah kita
yang mana adalah atlit dan sangat dituntut untuk berprestasi sesuai dengan
kecaboran/keberbakatan olahraganya. Jadwal latihan yang extra padat membuat siswa
sulit untuk fokus/berminat dalam mengikuti pelajaran dikelas.
3. Rekan sejawat: Ibu Sri Ayu Ningsih, S.Pd ( 20 November 2023)
Penyebab peserta didik kesulitan mendapatkan nilai yang baik dalam pembelajaran
disebabkan karena semangat belajar yang rendah efek penggunaan gadget yang tidak
terkontrol, faktor strategi pembelajaran yang kurang tepat, dan juga terlalu banyaknya
beban belajar dari setiap mata pelajaran yang harus dicapai target pembelajarannya
oleh peserta didik, serta kurangnya dukungan sosial khususnya dari keluarga.
4.Pengawas: Bapak Abdul rahman S.Pd M.Pd (20 November 2023)
Yang menyebabkan peserta didik kesulitan mendapatkan nilai yang baik dalam
pembelajaran, diantaranya:
a. Peserta didik diberi bahan ajar, model, metode yang sama, sementara kemampuan
peserta didik berbeda-beda
b. Guru kurang mengenali karakteristik peserta didik dan tidak memberikan tugas
ataupun materi berdasarkan porsinya sesuai dengan visi dan misi, tujuan yang
harus dicapai

3. Kurangnya LITERATUR Setelah dilakukan analisis


komunikasi guru terhadap kajian literatur dan
dengan orang tua 1. Triwardhani, dkk (2020) mengemukakan mendorong keterlibatan orang tua di sekolah hasil wawancara serta
mengenai sangat tidak mudah. Hal yang umum terjadi orang tua siswa hanya datang pada saat adanya observasi dan
perkembangan menerima rapor atau ketika anaknya bermasalah disekolah. Salah satu hambatan yang pengamatan guru, dapat
peserta didik di sering ditemui dalam komunikasi antara orang tua dan guru adalah masalah waktu. diketahui penyebab
sekolah Ketidaksesuaian waktu yang dimiliki karena aktivitas masingmasing pihak yang padat kurangnya komunikasi guru
membuat guru harus menyesuaikan waktu menyampaikan pesan agar dapat diterima dengan orang tua mengenai
dengan baik oleh orang tua. Kesalahan waktu dalam pengiriman pesan akan perkembangan peserta didik
mempengaruhi respons yang diberikan dan sulit memperoleh persepsi yang positif. di sekolah adalah
Tingkat pendidikan yang dimiliki juga akan mempengaruhi seseorang 1. Guru yang terkadang
dalam berkomunikasi. kurang memahami
Guru berusaha membangun konteks komunikasi dengan orang tua dan tupoksinya
memahami keinginan dan kepentingan orang tua dalam berkomunikasi. Triwardhani 2. Ketidaksesuaian waktu
& Chaerowati, (2019) dalam Triwardhani, dkk (2020) mengemukakan tidak semua yang dimiliki antara
hubungan terbangun dengan baik, permasalahan yang muncul dari individu yang orang tua dan guru
terlibat dalam komunikasi mungkin saja muncul karena proses komunikasi begitu 3. Tingkat pendidikan
dinamis, kondisi bisa berubah sehingga hambatan akan muncul. Perlu upaya untuk yang akan
mengatasinya sehingga komunikasi akan berjalan secara efektif . mempengaruhi cara
http://journal.unpad.ac.id/jkk/article/view/23620 berkomunikasi
2. Menurut Clarke dalam Pusitaningtyas, Anis (2016) , hubungan yang sehat antara 4. Kurangnya komitmen
orang tua dan guru ditandai dengan adanya keyakinan bersama tentang pentingnya antara guru dan orang
hubungan tersebut, saling berkomitmen untuk membangun dan menjaga hubungan tua peserta didik
yang positif dengan pihak sekolah, konsisten serta berkelanjutan dalam menerapkan
sistem yang mengajarkan siswa untuk berperilaku yang baik. Hal ini akan
menumbuhkan sikap saling percaya antara keluarga dan sekolah, saling menghormati
dan menghargai hak dan kewajiban pribadi, akuntabilitas, sensitivitas dan pengertian.
https://icecrs.umsida.ac.id/index.php/icecrs/article/view/1282
3. Aisyah, D dalam Ardiawan (2020) mengemukakan Orang tua siswa wajib
mengetahui perkembangan anaknya dalam melaksanakan pembelajaran daring
dalam mendukung pendidikan anaknya. Karena sesungguhnya pendidikan yang
pertama dan utama diberikan oleh orang tua. Selain itu, Pusitaningtyas, A. (2016)
mengatakan bahwa orang tua merupakan guru pertama dan utama bagi anakanaknya
karena dari orang tua lah anak mendapatkan bimbingan dan kasih sayang yang
pertama kalinya. Sehingga orang tua pun diharapkan lebih sering dan efektif lagi
dalam komunikasi dengan guru dalam melancarkan pelaksanaan daring (Hartaka,
Ardiyani, & Suciani, 2020) Dengan adanya komunikasi dari orang tua,
pembelajaran bisa bersinergi dan menjadi daya dukung minat anak belajar.
http://jurnal.ekadanta.org/index.php/danapati/article/view/37/10

HASIL WAWANCARA

1. Guru Matematika: Ibu Asriyati, S.Pd (20 November 2023)


Faktor yang menyebabkan komunikasi guru dengan peserta didik itu rendah karena orang
tua yang menutup akses bagi guru dan orang tua tertutup mengenai karakter peserta didik,
sehingga guru kesulitan untuk mengenali karakter siswa. Selain itu, juga bisa disebkan
karena gurunya yang tidak ingin bekerja ekstra dalam menbangun komunikasi dengan
orang tua peserta didik.
2. Kepala Sekolah: Bapak A. Syamsualam, S.Pd, M.Si ( 20 November 2023)
Kurangnya komunikasi guru dengan orang tua bisa disebabkan karena faktor
kesibukan dan waktu yang dimiliki orang tua, sehingga orang tua kurang perduli dan
kurang aktif dalam menghadiri pertemuan-pertemuan orang tua yang dilaksanakan
oleh pihak sekolah, selain itu orang tua juga menyerahkan sepenuhnya masalah
pendidikan anak kepada guru di sekolah. Namun jika sudah terjadi masalah pada
peserta didik, maka barulah orang tua menyadari pentingnya komunikasi dan bersikap
terbuka pada wali kelas yang akan melakukan kunjungan ke rumah siswa.
3. Rekan sejawat: Ibu Sri Ayu Ningsih, S.Pd (20 November 2023)
Kurangnya komunikasi guru dengan orang tua dapat disebabkan karena orang tua
yang tidak perduli dan tidak ingin tau mengenai keadaan anaknya di sekolah dan
menyerahkan sepenuhnya masalah perkembangan anak pada guru. Selain itu,
terkadang juga ada orangtua yang kurang mendukung sekolah dalam hal kedisiplinan
siswa tersebut. Yang dimana siswa itu memunculkan 2 karakter berbeda. Contoh
misalnya, dirumah sianak ini terkenal berprilaku baik tapi ternyata disekolah dia
menampilkan prilaku yang berbeda atau sebaliknya. Hal ini kadang menyebabkan
mispersepsi antara orang tua dan guru disekolah.
4.Pengawas: Bapak Abdul rahman S.Pd M.Pd (20 November 2023)
Faktor yang menyebabkan kurangnya komunikasi guru dengan orang tuaantara lain:
a. Banyak di kalangan guru tidak memahami tupoksi mereka
b. Penerimaan siswa baru tidak melibatkan semua guru
c. Tugas guru sebagai pengajar dan sebagai wali kelas kurang maksimal
4. Kurangnya LITERATUR Setelah dilakukan analisis
penerapan model- terhadap kajian literatur dan
model 1. Triastuti Handayani, dkk (2017: 56) dalam Setyaningsih dan Reskita (2019) hasil wawancara serta
pembelajaran menegaskan dalam pelaksanaan model pembelajaran snowball throwing mengalami adanya observasi dan
inovatif beberapa kendala salah satunya beberapa siswa yang kurang aktif hanya bermain, pengamatan guru, dapat
malas untuk bertanya dan kurang berpartisipasi dalam menyampaikan ide atau diketahui penyebab
gagasannya. Selain dari aspek siswa, hambatan penggunaan model pembelajaran kurangnya penerapan
snowball throwing juga dipengaruhi oleh guru. Guru yang tidak dapat model-model pembelajaran
mengkondisikan kelas dan tidak mengetahui model pembelajaran yang sesuai dengan inovatif yaitu:
karakteristik siswa, maka pembelajaran dengan menggunakan model ini tidak berjalan 1. Guru kurang
sesuai yang diharapkan. Materi yang akan diajarkan juga sangat berpengaruh dalam mengetahui model
keberhasilan penggunaan model pembelajaran snowball throwing, karena tidak semua pembelajaran yang
materi bisa menggunakan model pembelajaran ini. sesuai dengan
https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/sn-pgsd/article/view/4748 karakteristik peserta
2. Menurut Zuriah, dkk (2016)mengatakan bahwa rendahnya produktivitas dalam didik
menghasilkan bahan ajar kreatif inovatif disebutkan oleh hal-hal berikut: 2. Guru tidak dapat
a) Pengetahuan guru di dua sekolah mitra untuk mengembangkan bahan ajar kreatif mengkondisikan kelas
inovatif masih kurang 3. Kurangnya kemauan
b) Kemampuan mengabstraksi dan berimajinasi guru masih rendah serta minat guru dalam
c) Perlunya pelatihan pengembangan bahan ajar kreatif inovatif bagi guru mitra mengembangkan dan
d) Belum ada pihak yang memotivasi dan peduli terhadap penerbitan produk bahan menerapkan model
ajaryang dihasilkan guru di sekolah pembelajaran inovatif,
e) Proses kreativitas dan inovasi harus dilakukan oleh guru oleh guru di sekolah dan masih cenderung
mitrauntuk mengembangkan bahan ajar secara berkelanjutan. menggunakan model
https://ejournal.umm.ac.id/index.php/dedikasi/article/view/3136/3774 pembelajaran
3. Menurut Yusrina, dkk (2019) penyebab guru belum mengoptimalkan model konvensional.
pembelajaran inovatif adalah penguasaan materi yang kurang, merangkapdua posisi 4. Pengetahuan guru
di sekolah, pemahaman model inovatif yang masih terbatas. dalam mengembangkan
https://journal.unness.ac.id/gju/index.php/hp/article/view/34597 bahan ajar kreatif
inovatif masih kurang
hasil wawancara 5. Kurangnya pelatihan
1. Guru Matematika: Ibu Asriyati, S.Pd (20 November 2023) pengembangan bahan
Penerapan model-model pembelajaran inovatif kurang diterabkan karena faktor: ajar inovatif bagi guru
a. Sarana dan prasarana yang kurang memadai yang memiliki
kemampuan yang
b. Guru yang tidak ingin berusaha menerapakan pembelajaran inovatif kurang dalam
c. Waktu dan kesempatan guru yang kurang dalam mendalami pembelajaran yang pengembangan
inovatif. pembelajaran inovatif
2. Kepala Sekolah: Bapak A. Syamsualam, S.Pd, M.Si (20 November 2023)
Penerapan model-model pembelajaran inovatif kurang diterabkan karena faktor:
a. Sarana dan prasarana sekolah yang kurang memadai
b. Guru yang kurang mengusai penggunaan teknologi
3. Rekan Sejawat: Ibu Sri Ayu Ningsih, S.Pd (20 November 2023)
Kurangnya penerapan model-model pembelajaran inovatif dapat disebabkan karena
guru cenderung masih menggunakan model pembelajaran konvensional/ceramah.
4. Pengawas: Abdul rahman, S.Pd M.Pd (20 November 2023)
Kurangnya penerapan model-model pembelajaran inovatif disebabkan beberapa faktor,
diantaranya:

a. Tdk mau belajar, tdk memahami dn tak mau mempraktekkan


b. Senang berada di budaya kemiskinan
c. Rancangan pembelajarannya hanya copy paste dan tdk dijadikan pedoman
mengajar

Anda mungkin juga menyukai