Anda di halaman 1dari 19

# ENVIRONMENTAL COST MANAGEMENT

• Pengertian Biaya Lingkungan

- Biaya lingkungan adalah biaya yang


dikeluarkan perusahaan berhubungan dengan
kerusakanlingkungan yang ditimbulkan dan
perlindungan yang dilakukan. Biaya lingkungan
mencakup baik biaya internal (berhubungan den
gan pengurangan proses produksi untuk mengura
ngi dampak lingkungan) maupun eksternal
(berhubungan dengan perbaikan kerusakan
akibat limbah yang ditimbulkan)
(Susenohaji,2003)
- Biaya pemeliharaan dan penggantian dampak
akibat limbah dan gas buangan (waste and
emission treatment), yaitu biaya yang dikeluarkan
untuk memelihara, memperbaiki, mengganti
kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh
limbah perusahaan.
- Biaya pencegahan dan pengelolaan lingkungan
(prevention and environmental management)
adalah biaya yang dikeluarkan untuk mencegah
dan mengelola limbah untuk menghindari
kerusakan lingkungan.
Biaya pembelian bahan untuk bukan hasil
produksi (material purchase value of non-product)
merupakan biaya yang dikeluarkan untuk
membeli bahan yang bukan hasil produksi dalam
rangka pencegahan dan pengurangan dampak
limbah dari bahan baku produksi.
- Biaya pengelolaan untuk produk (processing
cost of non-product output) ialah biaya yang
dikeluarkan perusahaan untuk pengolahan bahan
yang bukan hasil produk.
- Penghematan biaya lingkungan (environmental
revenue) merupakan penghematan biaya atau
penambahan penghasilan perusahaan sebgai akibat
dari pengelolaan lingkungan.
- Potensially hidden costs adalah biaya-biaya yang
dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu
produk sebelum proses produksi (missal : biaya
desain produk), biaya selama proses produksi (seperti
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya
overhead) dan backend environment cost (missal :
lisensi mutu produk)
- Contingent cost adalah biaya yang mungkin timbul
dan mungkin terjadi dalam suatu perusahaan dan
dibebankan pada contingent liabilities cost (Ex:
biaya cadangan untuk kompensasi kecelakaan
yang terjadi)
- Image and Relationship adalah biaya yang
dipengaruhi oleh persepsi manajemen, pelanggan,
tenaga kerja, public dan lembaga pemerintah tentang
kepatuhan terhadap undang-undang lingkungan dan
bersifat subjektif, contoh : pelaporan biaya
lingkungan secara sukarela oleh perusahaan.
-Private cost merupakan biaya yang terjadi dalam
suatu perusahaan yang berpengaruh langsung
terhadap bottom line perusahaan
- Societal cost menggambarkan dampak biaya
lingkungan dan sosial dalam suau entitas dan
merupakan biaya eksternal. Contoh adalah baiay
yang dikeluarkan sebagai dampak pencemaran
lingkungan.

• Model Biaya Kualitas Lingkungan


Salah satu pendekatan yang digunakan adalah model
biaya kualitas lingkungan. Dalam model kualitas
lingkungan total, kondisi ideal adalah tidak adanya
kerusakan lingkungan; kerusakan dianggap sebagai
degradasi langsung dari lingkungan (misalnya polusi air
dan udara) atau degradasi tidak langsung (misal
penggunaan bahan baku dan energi yang tidak perlu).
- Biaya pencegahan lingkungan (environmental
prevention cost), yaitu biaya- biaya untuk aktivitas yang
dilakukan untuk mencegah diproduksinya limbah
dan/atau sampah yang dapat menyebabkan kerusakan
lingkungan. Contoh: biaya seleksi pemasok, seleksi alat
pengendali polusi, desain proses dan produk, training
karyawan, dll.
- Biaya deteksi lingkungan (environmental detection cost),
yaitu biaya biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk
menentukan apakah produk, proses, dan aktivitas lainnya
telah memenuhi standar lingkungan yang berlaku/tidak.
Contoh: biaya audit aktivitas lingkungan, pemeriksaan
produk dan proses, pelaksanaan pengujian pencemaran,
pengukuran tingkat pencemaran, dll.
- Biaya kegagalan internal lingkungan (environmental
internal failure cost), yaitu biaya-biaya untuk aktivitas
yang dilakukan karena diproduksinya limbah, tetapi tidak
dibuang ke lingkungan luar. Contoh: biaya operasional
peralatan pengurang/penghilang polusi, pengolahan dan
pembuangan limbah beracun, pemeliharaan peralatan,
daur ulang sisa bahan, dll.
- Biaya kegagalan eksternal lingkungan (environmental
external failure cost), yaitu biaya-biaya untuk aktivitas
yang dilakukan setelah melepas limbah/sampah ke
dalam lingkungan meliputi :
- Biaya kegagalan eksternal yang direalisasi (realized
external failure cost), yaitu biaya yang dialami dan
dibayar oleh perusahaan. Contoh: biaya
membersihkan danau/tanah yang tercemar atau minyak
yang tumpah, penyelesaian klaim kecelakaan pribadi,
hilangnya penjualan karena reputasi lingkungan yang
buruk, dll.
- Biaya kegagalan ekternal yang tidak
direalisasikan/biaya sosial (unrealized external failure
cost/social cost), yaitu biaya sosial yang disebabkan oleh
perusahaan tetapi dialami dan dibayar oleh pihak-pihak di
luar perusahaan. Contoh: biaya perawatan medis karena
kerusakan lingkungan, hilangnya lapangan pekerjaaan
karena polusi, rusaknya ekosistem, dll.
- Pelaporan biaya lingkungan menurut kategori
memberikan dua hasil yang penting, yaitu:
a. dampak biaya lingkungan terhadap profitabilitas,
Jumlah relatif yang dihabiskan untuk setiap kategori. Dari
sudut pandang praktis, biaya lingkungan akan menerima
perhatian manajemen hanya jika jumlahnya signifikan.
b. biaya lingkungan dapat secara signifikan
mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Laporan biaya
juga menyediakan informasi yang berhubungan dengan
distribusi relatif dari biaya lingkungan.

• Pengukuran Biaya Lingkungan

Biaya lingkungan harus dikelola dengan efektif dan


efisien agar:
1. produk harus lebih berdaya guna, dan 2.
perusahaan dalam melakukan pengurangan biaya
dengan cara:
a. mengurangi dampak negatif lingkungan,
b. mengkonsumsi sumber daya alam secara
efektif.Biaya lingkungan perlu dilaporkan secara
terpisah berdasarkan klasifikasi biayanya.

- Pelaporan biaya lingkungan adalah penting jika


sebuah organisasi serius memperbaiki kinerja
lingkungannnya dan mengendalikan biaya
lingkungannya. Langkah pertama yang baik adalah
laporan yang memberikan perincian biaya
lingkungan menurut kategori. Pelaporan biaya
lingkungan menurut kategori memberikan dua hasil
yang penting :
a. Dampak biaya lingkungan terhadap
profitabilitas perusahaan
b. Jumlah relatif yang dihabiskan untuk setiap
kategori.

Perhitungan biaya lingkungan disajikan dalam


tabel 1.4, 1.5, dan 1.6.

Tabel 1.4

Laporan Biaya Lingkungan

Biaya Produksi Rp. 20.000, diproduksi 1.000 unit


Jenis Biaya Rp %

Biaya Pencegahan :

- Pelatihan 60

- Desain produk 180

- Pemilihan peralatan 40 1,4

280

Biaya Pemeriksaan :

- Pemeriksaan proses 240

- Pemeriksaan bahan 80 1,6

320

Biaya gagal internal :

- Biaya produk rusak 400

atau cacat 200 3

- Biaya pemeliharaan 600

peralatan

Biaya gagal eksternal :

- Biaya lingkungan 200

alam (polusi udara, air) 200

- Biaya lingkungan 200

ekonomi ( kerugian valas) 200

- Biaya lingkungan 200


social (huru-hara, 200

pemogokan) 200

- Biaya lingkungan 400 9

politik (pungutan liar) 1.800

- Biaya lingkungan

budaya (narkoba)

- Biaya kebersihan

- Biaya penataan

lahan

- Biaya klaim

kerusakan

Total 3.000 15

Tabel 1.5

Pembebanan Biaya Lingkungan

Jenis Biaya Biaya Per Unit

Biaya produksi per unit (20.000/1.000 unit) 20

Biaya pencegahan (280/1.000 unit) 0,028

Biaya pemeriksaan (320/1.000 unit) 0,032

Biaya gagal internal (600/1.000 unit) 0,60

Biaya gagal eksternal (1.800/1000 unit ) 0,180


Total biaya produksi 23

Tabel 1.6

Perhitungan Laba-Rugi Berbasis Biaya Lingkungan

(Harga per unit Rp 25, biaya pemasaran dan administrasi 10% dari

penjualan)

Ada Biaya Lingkungan Tidak Ada Biaya


Keterangan
(Rp) Lingkungan (Rp

Pendapatan atas penjualan 25.000 25.000

Biaya produksi per unit


20.000 20.000
(20.000/1.000 unit) = 20

Biaya pencegahan
280 0
(280/1.000 unit) = 0,028

Biaya pemeriksaan
320 0
(320/1.000 unit) = 0,032

Biaya gagal internal


600 0
(600/1.000 unit) = 0,06

Biaya gagal eksternal


1.800 0
( 1800/1000 unit) = 0,18

Laba Kotor 2.000 5.000

Keterangan Tabel 1.6 :


Jika perusahaan tidak membayar biaya
lingkungan, maka ia memperoleh laba operasi Rp
2.500, dan jika ia membayar biaya lingkungan ia
menderita kerugian Rp 500. Oleh sebab itu
perusahaan harus mengelola biaya lingkungan
serendah-rendahnya agar tidak menderita
kerugian.

• Membebankan Biaya Lingkungan

Produk dan proses merupakan sumber biaya


lingkungan. Proses produksi dapat menciptakan
residu/limbah padat, cair dan gas yang selanjutnya
dilepas ke lingkungan dan berpotensi merusak
lingkungan.
Perusahaan harus dapat menentukan bagaimana
membebankan biaya lingkungan ke produk dan proses.
Beberapa hal perlu mendapat perhatian :
a. Biaya lingkungan penuh (full environmental
costing) adalah pembebanan semua biaya lingkungan,
baik yang bersifat privat maupun sosial, ke produk. Biaya
penuh memerlukan pengumpulan data dari pihak di luar
perusahaan.
b. Biaya privat penuh (full private costing) adalah
pembebanan biaya privat ke produk individual. Biaya
lingkungan yang disebabkan oleh
proses internal perusahaan dibebankan ke produk.
Biaya privat menggunakan data yang dihasilkan di dalam
perusahaan.

• Penilaian Biaya Siklus Hidup


Biaya produk lingkungan dapat
menunjukkan kebutuhan untuk meningkatkan
pembenahan produk perusahaan. Pembenahan
produk meliputi praktik mendesain, membuat,
mengolah, dan mendaur ulang produk
untuk meminimalkan dampak buruknya terhadap
lingkungan. Untuk meningkatkan
pembenahan produk dilakukan penilaian siklus
hidup (life cycle), yaitu pengidentifikasian
pengaruh lingkungan dari suatu produk selama
siklus hidupnya dan kemudian mencari peluang
untuk memperoleh perbaikan lingkungan.
- Siklus hidup suatu produk meliputi:
1.Ekstraksi sumber daya
2.Pembuatan produk
3.Penggunaan produk
4.Daur ulang dan pembuangan.
5.Pengemasan produk (merupakan bagian
siklus hidup produk yang sering tidak
disebutkan).

- Penilaian siklus hidup didefinisikan oleh tiga


tahapan formal:
1. Analisis persediaan (inventory
analysis): memberikan perincian bahan baku, energi,
dan pelepasan ke lingkungan dari suatu produk.
2. Analisis dampak (impact analysis):
menilai pengaruh lingkungan dari beberapa desain
dan memberikan peringkat relatif/penilaian
biaya dari pengaruh-pengaruh tersebut.
3. Analisis perbaikan (improvement
analysis): bertujuan untuk mengurangi
dampak lingkungan yang ditunjukkan oleh analisis
persediaan dan dampak.

• Strategi Biaya Lingkungan

- Ada tiga strategi untuk mengelola


biaya lingkungan.
1. Strategi Akhir dari pipa (End of pipe strategy).

Dalam pendekatan ini, perusahaan


menghasilkan limbah atau polutan, dan
kemudian membersihkannya sebelum
dibuang ke lingkungan. Scrubber cerobong
asap, pengolahan air limbah, dan filter karbon
udara adalah contoh-contoh strategi akhir
pipa.
2. Strategi Proses perbaikan (Process improvement

strategy).
Dalam pendekatan ini, perusahaan memodifikasi
produk dan proses produksi untuk menghasilkan
polutan sedikit atau tidak ada, atau mencari cara
untuk mendaur ulang limbah internal.
3. Strategi pencegahan (Prevention strategy).
Strategi utama untuk memaksimalkan nilai dari
kegiatan pencemaran yang berhubungan dengan
melibatkan ... tidak menghasilkan polutan
apapun di tempat pertama. Dengan strategi ini,
perusahaan menghindari semua masalah dengan
pihak berwenang dan dalam banyak kasus,
menghasilkan perbaikan laba yang signifikan.

• Akuntansi Pertanggungjawaban Lingkungan


Berbasis Aktivitas dan Strategi.

Akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan


aktivitas berfokus pada proses dan tim. Tanggungjawab
kinerja diukur berdasarkan faktor keuangan dan non
keuangan/operasional. Waktu, kualitas, dan efisiensi
merupakan dimensi penting dari kinerja karena sistem ini
bertujuan untuk menghasilkan produk dengan biaya
rendah, berkualitas tinggi, dan diterima konsumen tepat
waktu.

- Perubahan dapat dilakukan melalui:


1. Perbaikan proses (improvement process)
2. Proses inovasi (innovation process)
3. Penciptaan proses (process creation).

Karena berbagai perubahan proses tersebut


memerlukan aktivitas tim, maka reward
berdasarkan tim lebih sesuai untuk digunakan
daripada reward individu.

- Analisis Nilai Proses


Analisis nilai proses merupakan sesuatu yang mendasar
dalam akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan
aktivitas; lebih berfokus pada aktivitas dibanding pada
biaya, dan lebih menekankan pada kinerja sistem secara
keseluruhan dibanding kinerja individu.

- Pengukuran Kinerja Aktivitas


a. Laporan biaya akivitas bernilai tambah dan
aktivitas tidak bernilai tambah
b. Trend dalam laporan aktivitas biaya

c. Penentuan standar Kaizen

d. Benchmarking
e. Manajemen Kapasitas

f. Life Cycle Costing


• Akuntansi pertanggungjawaban lingkungan
berbasis strategi.
Akuntansi pertanggungjawaban lingkungan
berbasis strategi adalah langkah selanjutnya
dalam evolusi akuntansi pertanggungjawaban.
Sistem akuntansi pertanggungjawaban
berdasarkan strategi (Balanced Scorecard)
menerjemahkan misi dan strategi organisasi ke
dalam tujuan operasional dan mengukur empat
perspektif yang berbeda: perspektif keuangan,
perspektif pelanggan, perspektif proses, dan
perspektif (pembelajaran dan pertumbuhan)
infrastruktur.

- Elemen sistem pertanggungjawaban berdasarkan strategi


terdiri dari beberapa hal sebagai berikut :
1. Penempatan Tanggung Jawab selain mempertahankan
perspektif proses dan keuangan, juga perspektif pelanggan
dan pembelajaran serta pertumbuhan (infrastruktur).
2. Pembuatan Ukuran Kinerja meliputi orientasi proses dari
sistem aktivitas.
3. Pengukuran Kinerja berorientasi pada proses
(efisiensi),dengan pelanggan (kepuasan pelanggan); dengan
infrastruktur (kepuasan dan keahlian pegawai), dengan
konsekuensi ekonomi dari pelaksanaan proses ( trend biaya).
4. Pemberian Penghargaan berdasarkan grup karena dicapai
melalui usaha tim

- Akuntansi pertanggungjawaban
berdasarkan strategik menerjemahkan visi dan
misi organisasi ke dalam strategi operasional dan
mengembangkan dimensi
pertanggungjawaban menjadi empat dimensi,
yaitu :
1. Keuangan (financial)

2. Pelanggan (customer)

3. Proses bisnis internal (internal


business process)
4. Serta pembelajaran dan pertumbuhan (learning

& growth).

- Kita dapat mengidentifikasi sekurang- kurangnya lima tujuan inti dari perspektif
lingkungan, antara lain:
a. Meminimalkan bahan baku atau bahan yang masih asli
b. Meminimalkan penggunaan bahan berbahaya
c. Meminimalkan kebutuhan energy untuk produksi dan
penggunaan produk
d. Meminimalkan residu padat, cair, dan gas
e. Memaksimalkan peluang untuk daur ulang

• Peran Manajemen Aktivitas


Manajemen berbasis aktivitas menyediakan system operasional yang menghasilkan
perbaikan lingkungan. Aktivitas lingkungan diklasifikasikan sebagai bernilai tambah
(value - added) dan tak bernilai tambah (nonvalue - added). Aktivitas tak bernilai
tambah adalah aktivitas yang tidak perlu ada jika perusahaan beroperasi secara optimal
dan efisien.

• Desain untuk lingkungan

Merupakan pendekatan khusus yang menyentuh produk, proses, bahan baku, energy,
dan daur ulang. Dengan kata lain, keseluruhan daur hidup produk dan pengaruhnya
terhadap lingkungan harus dipertimbangkan. Dalam konsep ukuran keuangan,
perbaikan lingkungan harus menghasilkan keuntungan keuangan yang signifikan. Jika
keputusan ekoefisien dibuat, maka total biaya lingkungan harus terhapus bersamaan
dengan perbaikan kinerja lingkungan.

• Kesimpulan
1. Biaya lingkungan dapat merupakan persentase yang signifikan dari biaya
operasional total. Melalui manajemen yang efektif, banyak dari biaya-biaya ini yang
dapat dikurangi atau dihapuskan. Untuk melakukannya, diperlukan informasi biaya
lingkungan yang menuntut manajemen untuk mendefinisikan, mengukur,
mengklasifikasikan, dan membebankan biaya lingkungan kepada proses, produk dan
objek biaya lainnya. Biaya lingkungan dilaporkan sebagai sebuah kelompok terpisah
agar manajer dapat melihat pengaruhnya terhadap profotabilitas perusahaan.
2. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah model biaya kualitas lingkungan.
Dalam model kualitas lingkungan total, kondisi ideal adalah tidak adanya kerusakan
lingkungan; kerusakan dianggap sebagai degradasi langsung dari lingkungan (misalnya
polusi air dan udara) atau degradasi tidak langsung (missal penggunaan bahan baku
dan energi yang tidak perlu). Biaya lingkungan didefinisikan sebagai biaya-biaya yang
terjadi karena adanya kualitas lingkungan yang buruk atau karena kualitas lingkungan
yang buruk mungkin terjadi.
3. Biaya lingkungan diklasifikasikan: Biaya pencegahan lingkungan (environmental
prevention cost), Biaya deteksi lingkungan (environmental detection cost), Biaya
kegagalan internal lingkungan (environmental internal failure cost), Biaya kegagalan
eksternal lingkungan (environmental external failure cost)
4. Ekoefiensi pada intinya mempertahankana bahwa organisasi dapat memproduksi
barang dan jasa yang lebih bermanfaat sambil secara simultan mengurangi dampak
lingkungan yang negative, konsumsi sumber daya, dan biaya

Anda mungkin juga menyukai