Application Project
Oleh :
Mohamad Isbat
2007810070020
NIPD : 2007810070020
Menyetujui :
i
PENGESAHAN UJIAN APPLICATION PROJECT
NIPD : 2007810070020
1 Ketua Penguji
2 Penguji Ahli
Karawang, ..........................
.............................
Sekretaris Sidang
Catatan :
ii
SURAT KETERANGAN KLINIK
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Application Project (AP) ini tepat pada waktunya.
iv
10. Kepada orangtua dan keluarga tercinta yang telah memberikan
dukungan dan doa nya.
11. Kepada teman saya Ismail, Isza dan Dewi yang telah menemani saya
dalam melakukan observasi.
12. Teman-teman yang sudah memberikan dukungan dan bantuannya.
13. Semua pihak yang selalu dalam mendukung dan membantu dalam
menyelesaikan Application Project ini yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Karawang, ……………………
Penulis
Mohamad Isbat
v
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
vi
2.3 Pengertian Arsip .............................................................................. 16
vii
BAB III PROFIL KLINIK DOTA MEDIKA ............................................... 39
viii
4.4 Solusi Mengatasi Hambatan Dalam Pengelolaan Pengarsipan
Dokumen Secara Manual di Klinik Dota Medika .............................. 65
LAMPIRAN ............................................................................................ 84
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Pengarsipan adalah setiap catatan baik dalam bentuk gambar ataupun
bagan yang memuat keterangan-keterangan mengenai suatu subjek
(pokok persoalan) ataupun peristiwa yang dibuat orang untuk
membantu daya ingat demi keperluan organisasi atau perusahaan baik
untuk keperluan administrasi maupun kepentingan pembuktian nyata
dari data tersebut. Pengarsipan dapat diartikan sebagai proses
mengklasifikasi, menata dan menyimpan arsip agar arsip tersebut dapat
cepat ditemukan pada saat dibutuhkan. Dapat juga dikatakan bahwa
fungsi dasar pengarsipan adalah menyimpan arsip dalam suatu tempat
yang aman dan suatu cara yang memungkin penemuan arsip tertentu
dengan cepat (Ajie, 2012:1)
Seiring berjalannya waktu dengan adanya perkembangan sistem
informasi maka sistem kearsipan dirancang dengan berbasis komputer.
Sistem ini memiliki kelebihan dalam rancangan yang lebih sederhana
dan tidak membutuhkan ruang, waktu dan biaya yang cukup besar.
Salah satunya software yang menunjang program ini.
Seiring meningkatnya perkembangan di bidang komputer baik
hardware maupun software, pengelolaan dokumen-dokumen (arsip)
biasanya dengan cara yang manual atau konvensional kini dapat
dikelola secara elektronik menggunakan komputer. Dibandingkan
dengan arsip konvensional, arsip elektronik memiliki keuntungan dalam
penyajian dan penemuannya lebih lengkap, serta memiliki akurat dalam
penyimpanan dalam jumlah besar. Menurut Nation Archives And
Record Administration (NASA) USA, arsip elektronik merupakan arsip-
arsip yang disimpan dan diolah dalam suatu format, dimana hanya
komputer yang dapat memprosesnya. Oleh karenanya arsip elektronik
sering dikatakan sebagai Machine-readable record (Lastiyani, 2008: 8).
2
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
ini karena untuk mengetahui gambaran secara umum tentang
pengelolaan pengarsipan dokumen. Maka dalam penelitian ini
bermaksud mengangkat permasalahan tentang pengelolaan
pengarsipan dokumen di klinik dota medika melalui pengarsipan
manual dan pengarsipan komputer. Untuk itu dalam penelitian ini diberi
judul : “PROSEDUR PENGELOLAAN PENGARSIPAN DOKUMEN DI
KLINIK DOTA MEDIKA”
3
1.2 Alasan Memilih Judul
Alasan penulis memilih judul tersebut karena penulis ingin mengetahui
prosedur bagaimana pengelolaan pengarsipan Dokumen di klinik Dota
Medika dan juga bermanfaat sebagai pembelajaran bagi penulis
sehingga penulis tertarik untuk meneliti subjek tersebut.
1.3.2 Manfaat
4
2. Bagi Perguruan Tinggi LP3I
Penulisan tugas akhir ini akan menjadi referensi akademis
serta dapat meningkatkan pengembangan dalam hal prosedur
pengelolaan pengarsipan untuk LP3I Karawang.
3. Bagi penulis
Hasil kegiatan observasi ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan keterampilan penulis untuk dapat meningkatkan
pemahaman mengenai Prosedur Pengelolaan Pengarsipan
dengan prosedur pelayanan yang simpel, mudah dan cepat di
Klinik Dota Medika.
5
1.6 Metologi Penelitian
1.6.1 Metode Penelitian
Penulisan pada dasarnya ialah suatu kegiatan pengumpulan,
pengolahan, penyajian dan analisis data yang dilakukan dengan
metode ilmiah secara efisien dan sistematis yang hasilnya
berguna untuk mengetahui persoalan atau keadaan dalam
usaha pengembangan ilmu pengetahuan atau membuat
keputusan dalam rangka pemecahan masalah. Dalam penelitian
ini Metodologi yang digunakan adalah Deskriptif Kualitatif.
6
Studi Kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data sekunder
dari berbagai buku, dokumen dan tulisan yang relevan untuk
menyusun konsep penelitian serta mengungkap objek
penelitian. Studi kepustakaan dilakukan dengan mengutip
berbagai teori yang relevan untuk menyusun konsep
penelitian. Studi kepustakaan dilakukan untuk menggali
berbagai informasi terkait dengan masalah-masalah yang
dijadikan sebagai objek penelitian.
b. Wawancara (Interview)
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang
menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subjek
peneliti, (sumber menurut Sanusi 2014:105).
7
Wawancara adalah kegiatan tanya-jawab antara 2 orang
atau lebih yang dilakukan secara langsung. Metode ini
dilakukan penulis untuk mengumpulkan data primer dari
pihak-pihak yang dijadikan sumber informasi penelitian.
Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan
mengadakan wawancara terhadap pimpinan, mengenai
dari prosedur sampai kendala pelaksanaan pengarsipan
Dokumen di Klinik Dota Medika.
3. Teknik Dokumentasi
Teknik Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data, bukti
atau keterangan seperti gambar, kutipan, guntingan koran,
dan bahan referensi lain.
BAB I PENDAHULUAN
Dalam Bab pendahuluan akan dibahas mengenai Latar Belakang
Masalah, Alasan Pemilihan Judul, Tujuan dan Manfaat Penelitian,
Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Metodologi penelitian dan
Teknik Pengumpulan Data, dan Sistematika Penulisan.
8
BAB III PROFIL KLINIK
Dalam Bab tiga ini akan dibahas mengenai gambaran umum Klinik
Dota Medika yang meliputi Sejarah Singkat Klinik Dota Medika, visi dan
misi, Struktur Organisasi, Deskripsi Kerja, data pegawai, hak yang
harus diberikan klinik dota medika kepada pasien, layanan yang
tersedia di Klinik Dota Medika, serta fasilitas yang berada di Klinik Dota
Medika.
BAB IV PEMBAHASAN
Dalam Bab empat, akan dijelaskan mengenai Hasil Analisa penulis
berdasarkan fakta dilapangan mengenai kondisi yang sesungguhnya
kemudian membandingkan hasil penelitian dengan teori para ahli dari
berbagai disiplin ilmu.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berguna bagi Klinik Dota
Medika agar dapat dijadikan masukan dalam pengambilan kebijakan
dan keputusan terkait dengan prosedur pengelolaan pengarsipan.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
Menurut Narko (2004), yang dikutip oleh Roy Irawan, (2018 : 26-27)
“Prosedur adalah urut-urutan pekerjaan klerikal yang melibatkan
beberapa orang yang disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang
sama terhadap penanganan transaksi perusahaan yang berulang-
ulang”.
Menurut Ardiyos (2004), yang dikutip oleh Roy Irawan, (2018 : 26-27)
menyatakan bahwa Prosedur adalah suatu bagian sistem yang
merupakan rangkaian tindakan yang menyangkut beberapa orang
dalam satu atau beberapa bagian yang ditetapkan untuk menjamin agar
suatu kegiatan usaha atau transaksi dapat terjadi secara berulang kali
dan dilaksanakan secara seragam.
10
Menurut menurut Mulyadi (2008), yang dikutip oleh Roy Irawan, (2018 :
26-27) adalah suatu urutan kegiatan klerikal (tulis menulis,
menggandakan, menghitung, membandingkan antara data sumber
dengan data pendukung kedua belah pihak). Biasanya melibatkan
beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk
menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang
terjadi berulang-ulang.
11
h. Mengarahkan pegawai untuk disiplin
i. Sebagai pedoman dalam mengerjakan pekerjaan rutin
j. Untuk mengidentifikasikan pola kerja secara tertulis,
sistematis dan konsisten agar mudah dipahami oleh
seluruh pihak yang terlibat baik internal maupun eksternal
k. Memudahkan proses pemberian tugas serta tanggung-
jawab pada setiap unit kerja.
2. Manfaat Prosedur
a. Sebagai standarisasi cara yang dilakukan pegawai dalam
menyelesaikan pekerjaan dan tugasnya
b. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas
dan tanggung-jawab individu pegawai dalam
melaksanakan tugasnya
c. Mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian yag mungkin
dilakukan oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya
d. Membantu pegawai untuk menjadi lebih mandiri dan tidak
bergantung pada intervensi manajemen, sehingga akan
mengurangi keterlibatan pimpinan dalam pelaksanaan
proses sehari-hari.
e. Memberikan informasi mengenai beban tugas yang
dipikul oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya
f. Memberikan informasi dalam upaya peningkatan
kompetensi pegawai
g. Memberikan informasi mengenai kualifikasi kompetensi
yang harus dikuasai oleh pegawai dalam melaksanakan
tugasnya
12
h. Memudahkan tahapan pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat sebagai konsumen dilihat dari
kesederhanaan alur pelayanan
i. Mengurangi beban kerja dan dapat meningkatkan
comparability, credibility, dan defensibility
j. Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan tugas
k. Dapat digunakan sebagai alat ukur kinerja pegawai
l. Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas
m. Memberikan efisiensi waktu, karena ; semua proses kerja
sudah terstruktur dalam sebuah dokumen tertulis
Menurut Pradjudi (dalam buku Rahardjo, 2011: 21), yang dikutip oleh
Marshaliany, Erizha Fitria (2019, hal 18) mengatakan bahwa
Pengelolaan adalah pengendalian dan pemanfaatan semua faktor
sumber daya yang menurut suatu perencanaan diperlukan untuk
penyelesaian suatu tujuan kerja tertentu.
13
Menurut Soekanto (dalam buku Rahardjo, 201:22), yang dikutip oleh
Marshaliany, Erizha Fitria (2019, hal 18) mengemukakan bahwa
pengelolaan dalam administrasi adalah merupakan suatu proses yang
dimulai dari proses perencanaan, pengaturan, pengawasan,
pergerakan sampai dengan proses terwujudnya tujuan.
Menurut Hamalik (dalam buku Rahardjo, 2011: 22), yang dikutip oleh
Marshaliany, Erizha Fitria (2019, hal 18) istilah pengelolaan identik
dengan istilah manajemen, dimana manajemen itu sendiri merupakan
suatu proses untuk mencapai tujuan,
Menurut Balderton (dalam buku Rahardjo, 2011: 22), yang dikutip oleh
Marshaliany, Erizha Fitria (2019, hal 18) mengemukakan hal yang sama
antara pengelolaan dengan manajemen, yaitu menggerakkan,
mengorganisasikan dan mengarahkan usaha manusia untuk mencapai
tujuannya.
2.2.1 Tujuan dan Fungsi Pengelolaan
Menurut George R. Terry, yang dikutip oleh Isneni (2022:15-16),
tujuan dan fungsi pengelolaan sebagai berikut :
1. Tujuan
a. Melaksanakan dan mengevaluasi strategi yang dipilih
secara efektif dan efisien dan efisien.
b. Mengevaluasi kinerja, meninjau, dan mengkaji ulang
situasi serta melakukan berbagai penyesuaian dan
koreksi jika terdapat penyimpangan di dalam
pelaksanaan strategi.
c. Senantiasa memperbaharui strategi yang kita rumuskan
agar sesuai dengan perkembangan lingkungan
eksternal.
d. Senantiasa meninjau kembali kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman peluang yang ada.
14
e. Senantiasa melakukan inovasi atas kegiatan sehingga
kita hidup kita lebih teratur.
2. Fungsi
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah pemilihan fakta-fakta dan usaha
menghubungkan fakta satu dengan lainnya, kemudian
membuat perkiraan dan peramalan tentang keadaan dan
perumusan tindakan untuk masa yang akan datang yang
sekiranya diperlukan untuk mencapai hasil yang
dikehendaki.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan
mengaplikasikan seluruh kegiatan yang harus
dilaksanakan antara kelompok kerja dan menetapkan
wewenang tertentu serta tanggung jawab sehingga
terwujud kesatuan usaha dalam pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan.
c. Penggerakan (Actuating)
Penggerakan adalah menempatkan semua anggota
daripada kelompok agar bisa bekerja secara sadar untuk
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sesuai
dengan perencanaan dan pola organisasi.
d. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan diartikan sebagai proses penentuan yang
dicapai, pengukuran dan koreksi terhadap aktivitas
pelaksanaan dan bilamana perlu mengambil tindakan
korektif terhadap aktivitas pelaksanaan dapat berjalan
menurut rencana.
15
2.3 Pengertian Arsip
Menurut Farell, Geovanne, Hadi Kurnia Saputra, and Igor Novid (2018,
56) Arsip berasal dari bahasa asing, orang Yunani mengatakan
“Archivum” yang artinya tempat untuk menyimpan, sering juga kata
tersebut ditulis “Archeon” yang berarti balai kota (tempat untuk
menyimpan dokumen) tentang masalah pemerintahan. Arsip adalah
setiap catatan (record atau warkat) yang tertulis, tercetak, atau ketikan,
dalam bentuk huruf, angka atau gambar, yang mempunyai arti dan
tujuan tertentu sebagai bahan komunikasi dan informasi, yang
terekam pada kertas (kartu, formulir), kertas film (slide, film-strip, mikro
film), media komputer (pita tape, piringan, rekaman, disket), kertas
photocopy, dan lain-lain.
16
2.3.1 Tujuan Arsip
Menurut Drs. Basir Barthos dalam buku manajemen kearsipan
(2015 : 12) tujuan kearsipan ialah untuk menjamin keselamatan
bahan pertanggungjawaban nasional tentang perencanaan,
pelaksanaan, dan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan
serta untuk menyediakan bahan pertanggungjawaban tersebut
bagi kegiatan pemerintah.
17
4. Kartu Tunjuk Silang
Kartu tunjuk silang adalah kartu (formulir) yang digunakan
untuk memberikan petunjuk pada satu dokumen yang
mempunyai lebih dari satu masalah.
5. Kode
Kode adalah tanda yang terdiri atas gabungan huruf dan
angka untuk membedakan pada satu dokumen yang
mempunyai lebih dari satu masalah.
6. Lembar Disposisi
Lembar disposisi adalah lembar untuk menuliskan disposisi
suatu surat baik yang diberikan oleh atasan ke bawahan
maupun sebaliknya.
7. Penerima Surat
Penerimaan surat adalah unit atau staff yang bertugas untuk
melakukan penerimaan surat masuk.
8. Pencatat Surat
Pencatatan surat adalah unit atau staff yang bertugas untuk
melakukan pencatatan surat baik untuk surat masuk maupun
surat keluar.
9. Pengolah
Pengolah adalah untuk atau staff yang bertugas melakukan
penggarapan isi surat.
10. Penata Arsip
Penata arsip adalah staf yang bertugas menyimpan surat-
surat (arsip) dan memelihara arsip.
11. Pola Klasifikasi Arsip
Pola klasifikasi arsip adalah pengelompokan arsip
berdasarkan masalah-masalah secara sistematis dan logis,
serta disusun berjenjang dengan tanda-tanda khusus
berfungsi sebagai kode. Pola klasifikasi merupakan salah
satu sarana atau pedoman untuk penataan arsip.
18
12. Indeks Relatif
Indeks relatif adalah daftar masalah yang terdapat dalam pola
klasifikasi yang disusun secara abjad masalah kodenya.
Indeks relatif bertujuan untuk memudahkan menentukan
kode surat yang akan disimpan menurut klasifikasi masalah
yang terdapat pola klasifikasi arsip, dan bisa digunakan juga
dalam penemuan kembali arsip.
13. Jadwal Retensi Arsip
Jadwal retensi arsip adalah pedoman tentang jangka waktu
penyimpanan arsip sesuai dengan nilai kegunaanya dan
sebagai dasar penyelenggaraan penyusutan, pemusnahan
dan penyerahan arsip.
14. Penyusutan Arsip
Penyusutan arsip adalah proses kegiatan penyiangan arsip
atau berkas untuk memisahkan arsip aktif dan arsip inaktif
serta menyingkirkan arsip-arsip yang tidak berguna
berdasarkan jadwal retensi arsip.
15. Pemusnahan Arsip
Pemusnahan arsip adalah proses kegiatan penghancuran
arsip yang tidak diperlukan lagi baik oleh instansi yang
bersangkutan maupun arsip nasional.
19
2.3.3 Penggolongan Arsip Menurut Fungsinya
Menurut Dr Badriah dalam buku filling Management (2015 : 2)
penggolongan arsip berdasarkan fungsinya sebagai berikut :
1. Menurut fungsi dan kegunaannya arsip dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu:
a. Arsip Dinamis
Arsip dinamis, yaitu arsip yang masih dipergunakan secara
langsung dalam perencanaan pelaksanaan,
penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya
atau dipergunakan secara langsung dalam
penyelenggaraan.
b. Arsip Statis
Arsip statis yaitu arsip yang tidak dipergunakan secara
langsung dalam kegiatan perkantoran sehari-hari.
20
3. Arsip menurut nilai guna ( dalam buku filling management)
a. Nilai Guna Primer
Nilai guna arsip didasarkan pada kegunaan bagi
kepentingan unit organisasi pencipta arsip yang meliputi :
21
4) Nilai Guna Ilmiah dan Teknologi
Arsip yang mempunyai nilai guna dan teknologi
mengandung data ilmiah dan teknologi mengandung
data ilmiah dan teknologi sebagai akibat/hasil
penelitian ilmu murni atau penelitian ilmu terapan.
Contoh hasil diagnosa dokter, skripsi, hasil peneilitian
bahaya limbah plastic terhadap lingkungan dan lain-
lain.
22
2) Nilai guna informasional
Nilai guna informasional ditentukan oleh isi atau
informasi yang terkandung dalam arsip itu bagi
kegunaan berbagai kepentingan penelitian dan
informasi tanpa dikaitkan dengan Lembaga/organisasi
penciptanya yaitu informasi mengenai tempat, benda,
fenomena, masalah, dan sejenisnya. Contoh : surat
lamaran pekerjaan, referensi, rekomendasi
memorandum, pengumuman, surat edaran dan lain-
lain.
23
2. Desentralisasi, pengelolaan arsip berarti semua unit kerja
mengelola arsip, sehingga dalam hal ini semua unit kerja
dapat menggunakan sistem penyimpanan yang sesuai
dengan ketentuan unit yang bersangkutan.
24
2. Penyimpanan Tetap (Permanent File)
Jika dirincikan, maka Langkah-langkah atau prosedur
penyimpanan sebagai berikut :
a. Pemeriksaan
Langkah ini adalah langkah persiapan menyimpan warkat
dengan cara memeriksa setiap lembar warkat untuk
memperoleh kepastian bahwa warkat-warkat
bersangkutan memang sudah siap untuk disimpan.
b. Mengindeks
Mengindeks adalah pekerjaan menentukan pada nama
apa atau subjek apa, atau kata tangkap lainnya, surat akan
disimpan. Menentukan kata-tangkap ini tergantung
kepada sistem penyimpanan yang dipergunakan.
c. Memberi Tanda
Langkah ini lazim juga disebut pengkodean, dilakukan
secara sederhana yaitu dengan memberi tanda garis atau
lingkaran dengan warna mencolok pada kata-tangkap
yang sudah ditentukan pada Langkah mengindeks.
d. Menyortir
Menyortir adalah mengelompokkan warkat-warkat untuk
persiapan ke Langkah terakhir yaitu penyimpanan.
Langkah ini diadakan khusus untuk jumlah volume warkat
yang banyak, sehingga memudahkan penyimpanan perlu
dikelompokkan terlebih dahulu sesuai dengan
pengelompokan sistem penyimpanan yang digunakan.
e. Menyimpan
Langkah terakhir adalah penyimpanan, yaitu
menempatkan dokumen sesuai dengan sistem
penyimpanan dan peralatan yang dipergunakan.
25
Menurut Drs. Basir Barthos dalam buku manajemen kearsipan
(2015 : 49) ada beberapa tahapan dalam tahan penyimpanan
arsip diantaranya ;
1. Pembuatan tanda Pelepas
2. Pembinaan kode
3. Pembuatan kartu petunjuk silang
4. Menggolong-golongkan
5. Penyimpanan
26
2. Prosedur Kartu Kendali
Pada prosedur pencatatan dan pendistribusian surat dengan
mempergunakan kartu kendali, surat masuk digolongkan ke
dalam surat penting, surat biasa, dan surat rahasia. Surat
penting dicatat dan dikendalikan dengan kartu kendali, surat
biasa dengan lembar pengantar surat biasa, dan surat
rahasia dengan lembar surat rahasia. Kartu kendali selembar
kertas berukuran 10 cm x 15 cm yang berisikan data-data
suatu surat seperti indeks, isi ringkas, pengolah, paraf,
tanggal terima, nomor urut, tergolong M/K, kode dan catatan.
27
3. Sistem Nomor
Sistem penyimpanan warkat berdasarkan kode nomor
sebagai pengganti dari nama badan disebut sistem nomor.
4. Sistem Geografis
Sistem geografis adalah sistem penyimpanan dokumen
yang berdasarkan kepada pengelompokan menurut
namatempat. Sistem ini sering disebut sistem lokasi atau
sistem nama tempat.
5. Sistem Subyek
Sistem subjek adalah sistem penyimpanan dokumen yang
berdasarkan kepada isi dari dokumen bersangkutan. Isi
dokumen sering juga disebut sebagai perihal, pokok
masalah, permasalahan, masalah, pokok surat, atau subjek.
28
2.3.9 Pemeliharaan dan penjagaan arsip
Menurut Drs. Basir Barthos dalam buku manajemen kearsipan
(2015 : 49) ada beberapa tahapan untuk penjagaan arsip
diantaranya ;
1. Membersihkan Ruangan
2. Pemeriksaan Ruangan dan sekitarnya
3. Penggunaan racun Serangga
4. Larangan makan dan merokok
5. Rak penyimpan arsip
6. Meletakan Arsip
7. Membersihkan Arsip
8. Mengeringkan arsip yang basah
29
2.3.11 Kriteria Pemilihan Peralatan Arsip
Menurut Zulkifli Amsyah dalam buku manajemen kearsipan
(2018 : 178) menjelaskan beberapa kriteria dalam pemilihan
peralatan arsip perlu dipertimbangkan seperti :
1. Bentuk alami dari arsip yang akan disimpan, termasuk
ukuran, jumlah, berat, komposisi fisik dan nilainya
2. Frekuensi penggunaan arsip
3. Lama arsip disimpan di file aktif dan file inaktif
4. Lokasi dari fasilitas penyimpanan (sentralisasi dan
desentralisasi)
5. Besar ruangan yang disediakan untuk penyimpanan dan
kemungkinan untuk perluasannya
6. Tipe dan letak tempat penyimpanan untuk arsip inaktif
7. Bentuk organisasi
8. Tingkat perlindungan terhadap arsip yang disimpan
30
3. Alat penyimpanan elektrik (power file)
Penggunaan file elektrik berkembang pesat di berbagai
kantor. Harga dari file ini lebih mahal dibanding file-file model
lain. Dengan menggunakan file ini, penggunaan tenaga
manusia dalam pengurusan arsip atau manajemen kearsipan
dapat dikurangi.
4. Alat Penyimpanan “Untuk-Processing”
Floppy disk dan kartu magnetik sering disimpan di dalam
kotak yang dipesan khusus dengan desain yang sesuai
dengan keperluan.
5. Alat Penyimpanan untuk Media Komputer
Ada 2 (dua) macam media informasi yang merupakan hasil
dari pekerjaan komputer, yaitu media komputer dan cetakan
komputer (print-out)
6. Alat penyimpanan “Visible”
Alat jenis ini banyak dipergunakan jenis kardex. Kardex
terbuat dari metal dalam bentuk almari kecil dengan laci-laci
tipis yang banyak.
31
2.3.14 Ruang Arsip
Menurut Zulkifli Amsyah dalam buku manajemen kearsipan
(2018 : 196-197) Ruang tempat penyimpanan arsip hendaklah
selalu dalam keadaan bersih dan kering agar arsip dapat aman
dari berbagai jenis akibat kerusakan. Untuk restorasi arsip,
dilakukan dengan berbagai jenis obat dan dilaminasi.
Pengaturan udara ruang arsip yang terbaik adalah
menggunakan AC (air conditioner) temperatur ruang arsip yang
ideal adalah antara 60°-75° F dengan kelembaban relatif antara
50-60%. Tempat arsip (almari arsip, rak, dan lain-lain) yang
berada bersama-sama dalam satu ruangan dengan para
karyawan sering kali sudah tertata dengan rapi, terutama tempat
arsip yang berada pada para sekretaris pribadi. Tempat arsip
pada front office di berbagai kantor seperti pada bank, asuransi,
hotel, dan lain-lain pun kebanyakan sudah ditata dengan rapi dan
menarik.
Menurut Pratiwi, Titis (2017 : 83) Arsip elektronik adalah arsip yang
disimpan dan diolah dalam suatu format, di mana hanya komputer
yang dapat memprosesnya. Arsip elektronik ini seringkali dikatakan
sebagai machine readable record (arsip terbacakan mesin). Arsip
elektronik ini pada dasarnya juga harus dikelola di dalam suatu
sistem yang didasarkan pada prinsip-prinsip manajemen rekod.
Pengertian sederhana tentang manajemen arsip elektronik adalah
suatu tata kelola pengarsipan yang sudah dilakukan secara
elektronik dengan menggunakan perangkat komputer dan alat
elektronik pendukung lainnya.
Menurut Rifauddin (2016 : 169) Arsip elektronik adalah arsip yang
dapat dimanipulasi, ditransmisikan, atau diproses dengan
menggunakan komputer digital.
32
2.4.1 Penciptaan Arsip Elektronik
Menurut Pratiwi, Titis (2017 : 83) Proses penciptaan arsip
elektronik dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1. Penciptaan secara elektronik Penciptaan secara
elektronik adalah menciptakan arsip elektronik dengan
menggunakan alat yang bersifat elektronik, seperti kamera
digital, perekam suara, perekam video, dan khususnya
komputer.
2. Penciptaan arsip dengan transformasi digital tersebut
disimpan secara benar pada sistem penyimpanan arsip
yang biasanya dengan memanfaatkan software tertentu.
33
d. Kerusakan dokumen arsip elektronik dapat
diminimalisir karena tersimpan secara digital.
e. Berbagi dokumen dapat dilakukan secara mudah
dengan memanfaatkan teknologi internet dan LAN.
f. Keamanan terjaga, karena arsip elektronik dapat di
protect atau password sesuai keinginan pengelolanya,
maka orang lain yang tidak mempunyai otoritas tidak
dapat untuk mengaksesnya.
g. Mudah dalam melakukan recovery data, dengan cara
memback-up data kedalam media penyimpanan yang
compatible.
2. Kekurangan
a. Membutuhkan sumber daya manusia yang
berkompeten di bidang kearsipan dan teknologi
Informasi.
b. Kemungkinan kerusakan file dapat terjadi setiap saat,
misalnya server terserang oleh virus atau terhapusnya
file secara permanen karena tidak sengaja.
c. Adanya kemungkinan untuk di manipulasinya file
apabila proteksi tidak kuat.
d. Terkadang media penyimpanan file tidak
comfortable/support dengan teknologi informasi baru
atau software pengelolaan arsip terbaru.
34
2.4.4 Tujuan Arsip Elektronik
Menurut Husnita, Tri Jely, and Mezan el-Khaeri Kesuma
(2020 : 38-39) Implementasi arsip elektronik merupakan
suatu proses yang dilakukan secara dinamis dalam
melakukan aktivitas arsip tersebut bertujuan untuk
memantau dan mengelola sesuatu yang berkaitan dengan
sistem arsip diantaranya proses penciptaan, pendistribusian,
pengguna, penyimpanan arsip yang aktif, pemindahan,
penyimpanan arsip yang inaktif, pemusnahan arsip, serta
penyimpanan arsip permanen menggunakan teknologi yang
ada. Sistem tersebut sangat penting untuk mencapai suatu
arsip yang bisa tertata dengan rapi dan harus diolah oleh
orang tepat.
35
Proses pengelolaan arsip elektronik memiliki perbedaan
dengan pengelolaan arsip cetak. Menurut Read & Ginn siklus
pengelolaan arsip elektronik terdiri dari: creation and storage,
distribution and use, maintenance, dan disposition.
36
2.5.2 Pengertian Pasien
Rochman, Abdur, Rahmat Tullah, and Aditya Rahman (2019 : 2)
pasien adalah seseorang yang menerima perawatan medis.
Sering kali, pasien menderita penyakit atau cedera dan
memerlukan bantuan dokter untuk memulihkannya. Kata Pasien
dari bahasa indonesia analog dengan kata patient dalam bahasa
Inggris. Patient diturunkan dari bahasa latin yaitu patients yang
memiliki kesamaan arti dengan kata kerja pati artinya menderita.
37
2.5.4 Pengertian Medrek
Rekam medis adalah keterangan yang tertulis maupun yang
terekam tentang identitas, anamneses, pemeriksaan fisik,
laboratorium, diagnosa serta segala pelayanan dan tindakan
yang diberikan kepada pasien, dan pengobatan yang dirawat
inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat
darurat”. Menurut PERMENKES RI Nomor 269 Tahun 2008 bab
1 pasal 1 menyatakan “rekam medis adalah berkas yang
berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang
telah diberikan kepada pasien”.
38
BAB III
PROFIL KLINIK DOTA MEDIKA
39
perusahaan yang membutuhkan, guna meningkatkan produktivitas
tenaga kerja.
Namun demikian pelayanan kesehatan yang komprehensif tersebut
juga ditujukan kepada masyarakat luas, sehingga diharapkan dapat
tercapai pelayanan kesehatan yang menyeluruh.
Dengan berbekal pengalaman dalam bidang medis dan kesehatan
masyarakat serta profesional kerja, dr. Taswan Setiawan, dibawah
Yayasan Nuryaman sebagai penanggung jawab memulai membuka
Klinik Dota Medika pada 01 April 2017, untuk menjadi salah satu klinik
terbaik pilihan pratama masyarakat karawang dan sekitarnya, yang
berlokasi di Dusun Sumur Bandung, Rt.12/02 Desa Pasir Awi,
Kecamatan Rawamerta, Kabupaten Karawang.
Dengan membuka pelayanan 24 Jam, kami mencoba semaksimal
mungkin, menjadikan sebagai klinik dengan mutu pelayanan kesehatan
terbaik dengan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional
di bidangnya.
40
3.3 Struktur Organisasi
Berikut adalah struktur organisasi Klinik Dota Medika :
Pemimpin klinik
dr. Taswan
PJ Pendaftaran
PJ Poli Umum PJ Poli KIA PJ IGD PJ Farmasi PJ Rawat Inap PJ Laboratorium PJ PPI & Gizi Audit Internal PJ K3
& Rekam Medis
dr. Taswan Atika D Budhiartho Anggi E Mita N Vivi N Eka N Tati N dr Sri M Elah R
41
b. Fungsi
1) Pengambilan keputusan
2) Pengembangan imajinasi
7) Pelaksanaan keputusan
2. PJ PMKP
a. Tugas
Perbaikan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) adalah
keseluruhan upaya dan kegiatan yang komprehensif dan
integratif yang menyangkut input, proses dan output secara
objektif, sistematik dan berlanjut memantau dan menilai mutu
dan kewajaran pelayanan terhadap pasien, dan memecahkan
masalah-masalah yang terungkapkan sehingga pelayanan yang
diberikan berdaya guna dan berhasil guna.
b. Fungsi
1) Sebagai motor penggerak penyusunan program PMKP klinik
2) Melakukan monitoring dan memandu penerapan program
PMKP di unit kerja.
3) Membantu dan melakukan koordinasi dengan pimpinan unit
pelayanan dalam memilih prioritas perbaikan, pengukuran
mutu atau indikator mutu, dan menindaklanjuti hasil capaian
indikator.
42
4) Melakukan koordinasi dan pengorganisasian pemilihan
prioritas program di tingkat unit kerja serta menggabungkan
menjadi prioritas rumah sakit secara Prioritas program rumah
sakit ini harus terkoordinasi dengan baik dalam
pelaksanaanya.
5) Menentukan profil indikator mutu, metode analisis, dan
validasi data dari data indikator mutu yang dikumpulkan dari
seluruh unit kerja di rumah sakit.
6) Menyusun formulir untuk mengumpulkan data, menentukan
jenis data, serta bagaimana alur data dan pelaporan
dilaksanakan.
7) Menjalin komunikasi yang baik dengan semua pihak terkait
serta menyampaikan masalah terkait perlaksanaan program
mutu dan keselamatan pasien.
8) Terlibat secara penuh dalam kegiatan pendidikan dan
pelatihan PMKP.
9) Bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan masalah-
masalah mutu secara rutin kepada semua staf;
10) Menyusun regulasi terkait dengan pengawasan dan
penerapan program PMKP.
3. Bendahara
a. Tugas
Bagian bendahara memiliki tugas melaksanakan kegiatan
administrasi dan pengelolaan keuangan.
b. Fungsi
1) Pembinaan pengelolaan administrasi dan pembukuan
pelaksanaan anggaran pengeluaran dan penerimaan
2) Penyelenggaraan pembukuan pelaksanaan anggaran
pengeluaran dan penerimaan
43
3) Verifikasi pertanggungjawaban anggaran pengeluaran dan
rutin
4) Penyelenggaraan pelaporan akuntansi keuangan
5) Pembinaan, monitoring dan evaluasi serta pelaporan
pelaksanaan tugas
6) Penerbitan surat perintah membayar
4. Admin
a. Tugas
Pengendalian dan penggerak dari suatu organisasi sedemikian
rupa sehingga organisasi itu menjadi hidup dan bergerak menuju
tercapainya segala sesuatu yang telah ditetapkan.
b. Fungsi
1) Pekerjaan bisa dilakukan secara efektif dan efisien
2) Tugas-tugas kantor bisa diselesaikan dengan baik karena
adanya manajemen yang baik dan tersusun.
3) Kerjasama dengan divisi lain dapat terstruktur dengan baik
4) Pengarsipan dokumen terorganisir dengan baik dan
memudahkan semua divisi untuk bekerja.
44
6. Audit Internal
a. Tugas
1) Memahami Standar/kriteria/instrumen yang digunakan untuk
melaksanakan audit internal
2) Melaksanakan audit internal seperti, menyusun audit plan,
menyusun instrumen audit, menginformasikan rencana audit
pada unit yang akan diaudit, melakukan audit sesuai jadual
yang ditetapkan, mengukur tingkat kesesuaian terhadap
standara/kriteria secara objektif, menyepakati tindak lanjut
dengan audite, menyampaikan laporan hasil audit internal
kepada Ketua Tim Mutu dan kepada Kepala klinik.
3) Melakukan evaluasi keseluruhan kegiatan audit
b. Fungsi
1) Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya dan
penerapan dari sistem pengendalian manajemen,
pengendalian internal dan pengendalian operasional lainnya
serta mengembangkan pengendalian yang efektif dengan
biaya yang tidak terlalu tinggi.
2) Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana, dan
prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen.
3) Memastikan seberapa jauh harta perusahaan
dipertanggungjawabkan dan dilindungi dari kemungkinan
terjadinya segala bentuk pencurian, kecurangan, dan
penyalahgunaan.
4) Memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan
dalam perusahaan dapat dipercaya.
5) Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam perusahaan
untuk melaksanakan tugasnya.
6) Menyarankan perbaikan-perbaikan operasional untuk
peningkatan efisiensi & efektifitas.
45
7. PJ K3
a. Tugas
Tugas dari ini adalah rekognisi bahaya, inspeksi dan audit,
perlindungan kebakaran, pemenuhan peraturan perundangan,
pengendalian bahaya kesehatan dan keamanan, investigasi
kecelakaan, mengelola program K3.
b. Fungsi
1) Mengantisipasi, mengidentifikasi, dan mengevaluasi kondisi
dan tindakan berbahaya
2) Membuat desain, metode, prosedur dan program
pengendalian bahaya
3) Menerapkan, mengelola, dan memberikan saran kepada
pihak lain guna mengendalikan bahaya
4) Mengukur, mengaudit, dan mengevaluasi efektivitas program
pengendalian bahaya
8. PJ UKP
a. Tugas
1) Membantu manajemen
2) Melakukan pemeriksaan kepada pasien
3) Kontroling tenaga medis
4) Melakukan evaluasi
b. Fungsi
Pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan,
pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan
akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perorangan.
46
9. PJ Poli Umum
a. Tugas
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara
komprehensif, berkesinambungan dan bermutu
2) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
mengutamakan upaya promotif dan preventif
3) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi
pada individu, kelompok dan masyarakat
4) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien, petugas
dan pengunjung
5) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip
koordinatif dan kerjasama inter dan antar profesi
6) Melaksanakan rekam medis
7) Melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap
mutu dan akses pelayanan kesehatan
8) Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan
9) Mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya.
b. Fungsi
Yang memberikan pelayanan kedokteran berupa pemeriksaan
kesehatan, pengobatan dan penyuluhan kepada pasien atau
masyarakat agar tidak terjadi penularan dan komplikasi penyakit,
serta meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat
dalam bidang kesehatan.
47
10. PJ Poli KIA
a. Tugas
1) Pemeriksaan ibu hamil
2) Pemberian Imunisasi pada ibu hamil dan bayi
3) Pemeriksaan caten
4) Suntik KB
5) Pemasangan IUD dan Implant
6) Ibu bersalin
b. Fungsi
1) Melaksanakan asuhan kebidanan kepada ibu hamil
(Antenatal Care)
2) Melakukan asuhan persalinan fisiologis kepada ibu bersalin
(Postnatal Care)
3) Menyelenggarakan pelayanan terhadap bayi baru lahir
(kunjungan neonatal)
4) Memberikan edukasi melalui penyuluhan kesehatan
reproduksi dan kebidanan.
5) Melaksanakan pelayanan Keluarga Berencana (KB) kepada
wanita usia subur (WUS).
6) Melakukan pelacakan dan pelayanan rujukan kepada ibu
hamil risiko tinggi
7) Mengupayakan diskusi audit maternal perinatal (AMP) bila
ada kasus kematian ibu dan bayi
8) Melaksanakan mekanisme pencatatan dan pelaporan
terpadu pelayanan klinik
48
11. PJ IGD
a. Tugas
Menyelenggarakan pelayanan Asuhan medis dan asuhan
keperawatan sementara serta pelayanan pembedahan darurat
baik yang datang dengan darurat medis atau melaksanakan
rujukan baik intern maupun lainnya serta dengan unit diluar RS
dengan memanfaatkan sumber daya yang efektif dan efisien
b. Fungsi
1) Menyelenggarakan pelayanan medis
2) Menyelenggarakan pelayanan askep
3) Menyelenggarakan pelayanan rujukan
4) Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non
medis
5) Menyelenggarakan pelayanan 24 jam setiap hari
12. PJ Farmasi
a. Tugas
1) Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal
2) Menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi professional
berdasarkan prosedur kefarmasian dan etik profesi
3) Melaksanakan Komunikasi, Informasi dan Edukasi KIE
4) Memberi pelayanan bermutu melalui analisa, dan evaluasi
untuk meningkatkan mutu pelayanan farmasi
5) Melakukan pengawasan berdasarkan aturan-aturan yang
berlaku
6) Mengadakan penelitian dan pengembangan di bidang
farmasi Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar
pengobatan dan formularium klinik
49
b. Fungsi
1) Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam
keadaan biasa maupun dalam keadaan gawat darurat,
sesuai dengan keadaan pasien maupun fasilitas yang
tersedia
2) Menyelenggarakan kegiatan pelayanan profesional
berdasarkan prosedur kefarmasian dan etik profesi
3) Melaksanakan KIE Komunikasi Informasi dan Edukasi
mengenai obat. Menjalankan pengawasan obat berdasarkan
aturan-aturan yang berlaku
4) Melakukan dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa,
telaah dan evaluasi pelayanan
5) Mengawasi dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa,
telaah dan evaluasi pelayanan
6) Mengadakan penelitian di bidang farmasi dan peningkatan
metoda
50
4) Membuat laporan dan rekapitulasi harian dan bulanan
tentang tindakan perawat, visit, konsul dokter umum dan
dokter spesialis
5) Menyelenggarakan, mengawasi, serta mengedalikan
kegiatan / pelayanan keperawatan di ruang rawat inap yang
berada di wilayah tanggung jawabnya.
14. PJ Laboratorium
a. Tugas
1) Merencanakan dan mengelola kebutuhan dan penggunaan
bahan dan alat untuk kegiatan praktikum dan penelitian
2) Merencanakan dan mengelola kegiatan praktik
3) Mendata kebutuhan bahan dan alat untuk kegiatan praktikum
dan kegiatan penelitian
4) Mengusulkan kebutuhan alat dan bahan untuk kegiatan
praktikum dan penelitian
5) Melaporkan kondisi laboratorium kepada kepala laboratorium
6) Berkoordinasi dengan petugas medis, analis, perawat, dan
administrasi untuk pelaksanaan pelayanan laboratorium
rawat inap
7) Memberi masukan kepada Koordinator Pelayanan Teknis
Medis tentang pembagian tugas analisa, tugas jaga,
pergantian petugas yang tidak hadir dan usulan
pengembangan pelayanan laboratorium di Rawat Inap
8) Melaksanakan pemeriksaan laboratorium
9) Memberikan laporan pelayanan kepada Kepala Laboratorium
melalui Koordinator Pelayanan Teknis Medis
51
b. Fungsi
Melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik untuk
mendapatkan informasi tentang kesehatan perorangan terutama
untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, dan memulihkan
kesehatan.
52
3.5 Data Pegawai
No Nama Jabatan / Bagian
15 Rita Ramawati
16 Siti Komariah
Pendaftaran
17 Jaipah Fazriah
18 Aat Nawati
53
19 Sri Rahayu
20 Nurqomariah Kasir
21 Ratih
22 Hernawati
23 Nur Ajijah
Farmasi
24 Annisa Fathurahman
25 Nurul
26 Ida Laela
27 Nia Agustin
29 Fili Aulia
30 Nopiyanti
54
3.6 Hak Pasien
Hak Yang Harus diberikan Oleh Klinik Dota Medika kepada pasien
berdasarkan undang-undang RI Nomor 36 tahun 2009 :
No Hak Pasien
55
3.7 Layanan Yang Tersedia
Pelayanan yang tersedia pada Klinik Dota Medika adalah sebagai
berikut :
NO Jenis Pelayanan
2 Apotek
3 Laboratorium
4 Apotek
5 Dokter Umum
6 Bidan
7 Rawat Inap
8 Rawat Jalan
9 Bersalin
1 Musollah
2 Ruang Tunggu
3 Tempat Parkir
4 Toilet
56
5 Ruang Bersalin
6 Pojok Asi
7 Ruang Inap
8 Kamar Dokter
9 Ruang Perawat
11 Kantor
12 Aula
13 Gudang
14 Mess
15 Dapur
16 Ruang Laundry
17 Tempat Genset
18 Tempat Bermain
19 Free Wifi
20 Laboratorium
21 IGD
22 Apotek
57
BAB IV
PEMBAHASAN
58
4.1.2 Penjelasan Flowchart Prosedur Pengelolaan Pengarsipan
Dokumen Secara Manual di Klinik Dota Medika
Berikut merupakan penjelasan dari flowchart prosedur
pengarsipan dokumen di Klinik Dota Medika :
1. Pasien Mendaftar
a. Pasien datang ke Klinik Dota Medika
b. Pasien mendaftarkan diri ke pendaftaran di Klinik Dota
Medika
c. Pasien menunjukan Identitas diri seperti KTP
2. Pasien Baru
a. Dokumen baru rekam medis
1) Untuk pasien baru pihak pendaftaran terlebih dahulu
mencatat pada dokumen rekam medis seperti nama
pasien, nama ayah, nama ibu, tempat tanggal lahir,
alamat, nomor hp, pekerjaan, pendidikan, agama,
status pernikahan.
2) Setelah pegawai pendaftaran mencatat data pasien
pada dokumen rekam medis, pegawai pendaftaran
cetak form daftar dan form resep obat untuk di print,
dan pegawai pendaftaran meminta tanda tangan
pasien
3) Perawat memeriksa tanda-tanda vital
4) Pasien dipanggil ke ruang Dokter untuk diperiksa
5) Rekam medis diisi dokter seperti, keluhan yang
dirasakan pasien, riwayat penyakit, diagnosa atau
masalah, rencana penatalaksanaan, dan pelayanan
lain yang diberikan kepada pasien
59
b. Dokumen rekam medis diberikan kode
1) Setelah rekam medis diisi dokter, pasien ke kasir
untuk pembayaran dan ambil obat di farmasi lalu
pulang
2) Rekam medis dikembalikan kepada pegawai
pendaftaran
3) Sebelum dokumen disimpan, terlebih dahulu petugas
memeriksa dokumen yang akan disimpan. Apakah
arsip tersebut sudah boleh disimpan, ataukah
sebenarnya surat tersebut masih belum selesai
prosesnya. Yang harus diperiksa pada tahap ini
seperti isi dokumen rekam medis yaitu, nama pasien,
nama ayah, nama ibu, tempat tanggal lahir, alamat,
nomor hp, pekerjaan, pendidikan, agama, status
pernikahan.
4) Setelah proses pemeriksaan dokumen selesai,
selanjutnya proses pemberian kode pada dokumen
5) Pada tahap ini dokumen diberikan kode untuk
memudahkan penemuan kembali dokumen, kode
yang terdapat pada dokumen rekam medis yaitu 6
(enam) digit
6) Diberikan 2 (dua) digit awal kode, diambil dari nomor
antrian pasien
7) Diberikan 2 (dua) digit diposisikan ditengah, diambil
dari bulan atau periode pada dokumen rekam medis
itu berasal
8) Diberikan 2 (dua) digit di akhir, diambil dari tahun
dokumen rekam medis itu berasal
60
3. Pasien Lama
a. Mencari dokumen rekam medis
1) Pasien mendaftar
2) Pasien menunjukan identitas diri seperti Kartu
Berobat
3) Pegawai pendaftaran mencari nomor indek dokumen
rekam medis pada komputer yang sudah diberikan
kode pada rekam medis
4) Mendatangi ruang arsip
5) Mencari rak arsip yang dituju
6) Mencocokan nomor indeks atau kode dengan
dokumen rekam medis yang berada di rak arsip
7) Membawa dokumen rekam medis ke bagian
pendaftaran
8) Dokumen rekam medis di isi kembali
b. Update dokumen
1) Dokumen rekam medis berada di bagian
pendaftaran
2) Perawat memeriksa tanda-tanda vital
3) Pasien dipanggil ke ruang Dokter untuk diperiksa
4) Rekam medis diisi ulang dengan pemeriksaan yang
terbaru oleh dokter
5) Rekam medis di isi yang terbaru seperti, keluhan
yang dirasakan pasien, riwayat penyakit, diagnosa
atau masalah, rencana penatalaksanaan, dan
pelayanan lain yang diberikan kepada pasien
61
4. Menempatkan Dokumen Pada Rak Arsip
a. Pasien Baru
Berikut merupakan penempatan dokumen rekam medis
untuk pasien baru :
1) Setelah pasien baru mendaftar dan dokumen rekam
medis diisi oleh dokter, dokumen dibawa ke ruang
arsip
2) Rak arsip dibersihkan terlebih dahulu
3) Ditempatkan pada rak arsip yang kosong dan belum
terisi oleh dokumen rekam medis lain
4) Posisikan dokumen rekam medis berdiri tegak, dan
kode pada rekam medis terlihat dari sudut depan rak
arsip
b. Pasien lama
Berikut merupakan penempatan dokumen rekam medis
untuk pasien lama :
1) Mencari rak arsip semula dokumen rekam medis itu
disimpan
2) Merapikan dan memberikan luang agar rekam medis
bisa disimpan kembali
3) Menyimpan kembali sesuai dengan tempat awal
Dokumen sebelumnya berada di rak arsip
4) Posisikan dokumen rekam medis berdiri tegak, dan
kode pada rekam medis terlihat dari sudut depan rak
arsip
62
4.1.3 Perawatan Dokumen
Berikut merupakan perawatan dokumen pengarsipan secara
manual di klinik dota medika :
1. Merapikan dokumen rekam medis setiap hari
2. Membersihkan rak arsip dengan teratur
3. Memastikan dokumen teratur dan tersusun rapi
63
4.2 Kelebihan dan Kekurangan Pengelolaan Pengarsipan Dokumen
Secara Manual di Klinik Dota Medika
1. Kelebihan
Berikut merupakan kelebihan pengelolaan pengarsipan dokumen
secara manual di Klinik Dota Medika :
2. Kekurangan
Berikut merupakan kekurangan pengelolaan pengarsipan
dokumen secara manual di Klinik Dota Medika :
64
4.4 Solusi Mengatasi Hambatan Dalam Pengelolaan Pengarsipan
Dokumen Secara Manual di Klinik Dota Medika
Dalam prosedur pengelolaan pengarsipan Dokumen secara manual di
klinik Dota medika terdapat beberapa masalah seperti yang telah
diuraikan sebelumnya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut,
berikut solusi yang diambil dalam pelaksanaan pengarsipan Dokumen
secara manual di Klinik Dota medika :
1. Lebih Teliti
2. Memperhatikan setiap kode Dokumen
65
4.5 Prosedur Pengelolaan Pengarsipan Dokumen Secara Elektronik di
Klinik Dota Medika
4.5.1 Flowchart Prosedur Pengarsipan Dokumen Secara
Elektronik di Klinik Dota Medika
66
4.5.2 Penjelasan Flowchart Prosedur Pengarsipan Dokumen
Secara Elektronik di Klinik Dota Medika
1. Pasien Mendaftar
a. Pasien datang ke Klinik Dota Medika
b. Pasien mendaftarkan diri ke pendaftaran di Klinik Dota
Medika
c. Pasien menunjukan identitas diri seperti KTP
2. Admin Login
a. Proses pengarsipan elektronik di klinik dota medika
hanya bisa dilakukan oleh bagian pendaftaran
b. Untuk memulai pengarsipan secara elektronik, admin
mengakses atau login pada sistem pengarsipan pada
komputer yang dimiliki oleh klinik dota medika
3. Pasien Baru
a. Buat Form Pasien Baru
1) Setelah pasien baru menunjukan identitas diri
seperti KTP, pegawai pendaftaran membuat form
baru
2) Memilih form pada laman disistem
3) Memilih buat form baru pada laman disistem
4) Memberikan nama atau keterangan nomor indeks
pada judul form baru
5) Judul form pasien baru berupa kode atau nomor
indeks yang diambil dari kode dokumen baru rekam
medis
6) Pada tahap ini form diberikan kode untuk
memudahkan penemuan kembali, kode yang
terdapat pada form pasien baru yaitu 6 (enam) digit
67
sesuai yang berada pada dokumen baru rekam
medis
7) Diberikan 2 (dua) digit awal kode, diambil dari nomor
antrian pasien
8) Diberikan 2 (dua) digit diposisikan ditengah, diambil
dari bulan atau periode pada dokumen rekam medis
itu berasal
9) Diberikan 2 (dua) digit di akhir, diambil dari tahun
dokumen rekam medis itu berasal
68
4. Pasien Lama
a. Open Form Pasien Lama
1) Membuka form pasien lama
2) Inputkan kode atau nomor indeks rekam medis pada
pencarian
3) Submit untuk melanjutkan pencarian
4) Muncul form pasien sesuai dengan yang dicari
sebelumnya
69
8) Setelah semuanya diinputkan, lalu save data pasien
5. Save
a) Sebelum ke tahap penyimpanan, yang harus dilakukan
memastikan semua data yang di inputkan benar dan
jelas
b) Memastikan form di isi dengan benar
c) Memastikan nama form diberikan nama sesuai dengan
kode atau nomor indeks yang terdapat pada dokumen
rekam medis
d) Memastikan koneksi internet stabil
e) Setelah semuanya merasa benar, form di save pada
sistem
f) Rekam medis disimpan dan data berhasil disimpan
6. Admin Logout
a. Setelah semua proses input rekam medis selesai,
pastikan semuanya berjalan dengan lancar
b. Keluar dari laman form pencarian ataupun laman
apapun
c. Keluar dan logout dari sistem
d. Selesai
70
4.5.4 Penemuan Dokumen
Seperti yang sudah dibahas pada sebelumnya diatas, bahwa
dalam pengarsipan dokumen secara elektronik ini, untuk
penemuan kembali dokumen sebagai berikut :
1. Menyalakan komputer
2. Login pada sistem
3. Membuka form pasien
4. Ketikan kode atau nomor indeks pasien yang dicari
5. Submit untuk melanjutkan pencarian
6. Muncul dokumen pasien yang di cari
71
4.6 Kelebihan dan Kekurangan Pengarsipan Dokumen Secara
Elektronik di Klinik Dota Medika
1. Kelebihan
Berikut merupakan kelebihan pengelolaan pengarsipan dokumen
secara elektronik di Klinik Dota Medika :
2. Kekurangan
Berikut merupakan kelebihan pengelolaan pengarsipan dokumen
secara elektronik di Klinik Dota Medika :
72
4.8 Solusi Mengatasi Hambatan Dalam Pengarsipan Elektronik di
Klinik Dota Medika
Dalam prosedur pengelolaan pengarsipan Dokumen secara elektronik
di klinik Dota medika terdapat beberapa masalah seperti yang telah
diuraikan sebelumnya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, berikut
solusi yang diambil dalam pelaksanaan pengarsipan Dokumen secara
elektronik di Klinik Dota medika :
73
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan observasi penulis mengenai prosedur pengelolaan
pengarsipan dokumen di Klinik Dota Medika dan berdasarkan hasil
pembahasan yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka
penulis menyimpulkan bahwa prosedur pengelolaan pengarsipan sangat
penting dalam suatu organisasi, klinik, perusahaan ataupun lainnya
karena akan menjadi sarana pencegahan kehilangan dan juga
memungkinkan pengambilan dokumen dengan cepat. Prosedur
pengelolaan pengarsipan di Klinik Dota Medika adalah :
1. Adapun prosedur pengelolaan pengarsipan dokumen di Klinik Dota
Medika secara manual yang diterapkannya antara lain dengan
tahapan-tahapan antara lain sebagai berikut :
a. Pasien Mendaftar
1) Pasien mendaftarkan diri ke pendaftaran klinik dota medika
2) Pasien menunjukan KTP
b. Pasien Baru
1) Membuat dokumen rekam medis baru
a) Mencatat data diri pasien kedalam dokumen rekam medis
b) Setelah dicatat, pasien diperiksa dokter
c) Dokter mengisi dokumen rekam medis seperti hasil
pemeriksaan
2) Dokumen rekam medis diberikan kode
a) Pada tahap ini penyimpan dokumen secara tahun dan
bulan
b) Kode yang terdapat pada dokumen rekam medis yaitu 6
(enam) digit
c) Diberikan 2 (dua) digit awal kode, diambil dari nomor
antrian pasien
74
d) Diberikan 2 (dua) digit diposisikan ditengah, diambil dari
bulan atau periode pada dokumen rekam medis itu berasal
e) Diberikan 2 (dua) digit di akhir, diambil dari tahun dokumen
rekam medis itu berasal
c. Pasien Lama
1) Mencari dokumen rekam medis
a) Mendatangi ruang arsip dan mencari rak arsip yang dituju
b) Mencocokan kode atau nomor indeks dengan dokumen
rekam medis yang berada di rak arsip
2) Update dokumen
Pada update dokumen ini, yang ditulis hanya pemeriksaan
pasien yang terbaru
e. Perawatan Dokumen
1) Merapikan dan membersihkan rak arsip dan dokumen setiap
hari
2) Memastikan dokumen teratur dan tersusun rapi
75
f. Penemuan Dokumen
1) Mencari rak arsip yang dituju
2) Mencocokan kode dengan kode, dengan dokumen rekam
medis yang ada di rak arsip
g. Pemusnahan Dokumen
1) Pemusnahan diadakan dalam 3 (tiga) tahun sekali
2) Informasikan kepada pemimpin klinik
3) Mengadakan pemberitaan dan konferensi
4) Dilakukannya pemusnahan dengan cara pembakaran dan
disaksikan oleh pihak-pihak tertentu
76
5. Solusi dalam menghadapi kendala terhadap prosedur pengelolaan
pengarsipan secara manual di Klinik Dota Medika antara lain :
a. Lebih Teliti
b. Memperhatikan Setiap Kode Dokumen
b. Admin login
1) Admin membuka PC compute
2) Akses pada sistem pengarsipan
c. Pasien Baru
1) Buat Form pasien baru
a) Pilih dan buat form baru pada sistem
b) Memberikan nama atau keterangan berupa kode atau
nomor indeks pada judul form
c) Kode pada form ini diambil dan disesuaikan dari kode yang
berada di dokumen rekam medis
77
d. Pasien Lama
1) Open form pasien lama
a) Membuka form pasien lama
b) Inputkan kode atau nomor indeks rekam medis pada
pencarian di sistem
c) Muncul form pasien lama
2) Input update rekam medis
Pada update form ini, melakukan input pemeriksaan terbaru
pasien yang sudah diperiksa dokter kebeberapa kalinya, data
pemeriksaan terbaru yang berada pada dokumen rekam
medis
e. Save
a) Pada tahap ini memastikan form di isi dengan benar
b) Setelah semuanya yakin, maka data disimpan
f. Admin Logout
Setelah semuanya dipastikan benar dan simpan, maka admin
keluar dari sistem.
78
8. Kekurangan pengelolaan pengarsipan secara Komputer di Klinik
Dota Medika antara lain sebagai berikut :
a. Membutuhkan jaringan internet yang kuat
b. Perlunya pelatihan kepada admin agar tidak terjadi kesalahan
input
c. Memerlukan penyimpanan yang besar
79
5.2 SARAN
Penulis memberikan saran yang membangun demi tercapainya
pengarsipan dokumen di Klinik Dota Medika. Saran yang penulis uraikan
semoga dapat bermanfaat demi kemajuan Klinik Dota Medika. Berikut
saran penulis untuk kemajuan Klinik Dota Medika :
80
DAFTAR PUSTAKA
Farell, G., Saputra, H. K., & Novid, I. (2018). Rancang bangun sistem
informasi pengarsipan surat menyurat (studi kasus fakultas teknik
unp). Jurnal Teknologi Informasi dan Pendidikan, 11(2), 55-62.
81
Mahendro, I. (2017). APLIKASI KOMPUTER YANG BERGUNA BAGI
PELAUT SAAT BERLAYAR. JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI
MARITIM, (2), 142-150.
82
BIODATA PENULIS
Data Pribadi
Golongan Darah :O
Agama : Islam
Desa Balongsari
Kecamatan Rawamerta
Kabupaten Karawang
Pendidikan
Karawang, ………………………..
Mohamad Isbat
Penulis
83
LAMPIRAN
84
DOKUMENTASI OBSERVASI
Dokumentasi 1
85
Dokumentasi 2
Dokumentasi 3
86
KARTU BIMBINGAN APPLICATION PROJECT
87