Anda di halaman 1dari 4

Nama: Nurhikmah

NIM: N011221069
GB : 7
“PENTINGNYA PUBLIC SPEAKING DI ERA DIGITAL”

Public speaking merupakan kemampuan untuk mengutarakan pendapat


dihadapan banyak orang melalui kompetensi berpidato. Berpublic speaking pun
sebenrnya memiliki tiga tujuan yang sangat utama yakni untuk memberikan
informasi dan melaporkan (to inform), untuk memberikan hiburan (to entertain),
dan untuk membujukk, mengundang, mendesak, dan meyakinkan (Nastia, 2022).

Berbicara di depan banyak orang tidaklah asing lagi di era 0.5 apalagi juga
dengan seiring berjalannya kemajuan teknologi sehingga orang dapat
menggunakannya untuk mengomunikasikan suatu isyaat aural, linguistic, dan
viual ini untuk melibatkan audiens digital (Nastia, 2022). Secara umum, era
digital dapat dikatakan sebagai sebuah zaman atau era yang segala sesuatunya
telah di optimalkan melalui teknologi. Bisa juga dikatakan bahwa era digital ada
untuk menggantikan beberapa teknologi masa lalu agar jadi lebih praktis dan
modern.Era digital telah membawa berbagai perubahan yang baik sebagai dampak
positif yang bisa gunakan sebaik-baiknya. Namun disamping itu, terdapat pula
dampak negatif yang banyak merugikan penggunanya ((Turnip, 2021).

Era digital terlahir karena kemajuan zaman serta diiringi dengan


kecanggihan teknologi, Teknologi yang secara bertahap memberikan perubahan
dalam berbagai aspek kehidupan. Kehidupan yang aktivitasnya banyak di berjalan
berdampingan dengan teknologi internet dan menggeser keberadaan media masa
lalu digantikan oleh media yang lebih memudahkan pengguna nya. Kemudahan
itu membuat masyarakat berbondong- bondong untuk mempunyai alat yang serba
digital agar dapat mengakses segala informasi dimana saja dan kapan saja.
Semakin berkembangnya teknologi digital saat kini membuat perubahan besar
terhadap dunia, lahirnya berbagai macam teknologi digital yang semakin maju dan
perkembangannya yang terus meningkat. Berbagai penggunanya dimudahkan
dalam mengakses segala informasi melalui banyak cara, serta dapat menikmati
fasilitas dari teknologi digital dengan bebas dan terkendali (Ezra, 2021).

Era digital juga membuat privasi seseorang seolah-olah hilang. Banyaknya


data pribadi pengguna yang tercetak jelas dan mudah di akses di dalamnya
membuat banyak orang tidak bertanggung jawab menyalahgunakan data tersebut.
Era digital bukan persoalan siap atau tidak dan bukan pula suatu opsi namun
merupakan suatu konsekuensi. Konsekuensi yang dimaksud adalah dimana
seseorang telah berani menggunakan nya, maka seseorang tersebut harus
menerima konsekuensi baik itu merupakan kelalaian dari diri sendiri maupun
orang lain (Turnip, 2021).

Ketakutan dalam berbicara di didepan banyak orang merupakan salah satu


bentuk fobia sosial. Mufanti menyatakan bahwa” sekitar 85% dari populasi umum
melporkan mengalami bebrapa tingkat kecemasan berbicara didepan umum.
Untuk mengutarakan atau pun mengeluarkan suatu pendapat di muka umum
mungkin memang sangat menakutkan. Kemampuan seorang perempuan pun
dalam berbicara ditengah-tengah orang banyak juga seringkali dipengaruhi oleh
budaya yang memiliki perinsip (suara perempuan tidak dipertimbangkan” di
masyarakat (Mustamu, 2012).

Dalam menyajikan pendapat di depan banyak yang juga memerlukan


kemampuan tersendiri bagi komunikatorna untuk mendukung setiap kata dan
kalimat yang diucapkan. ketidaksiapan dan ketidakyakinan penyaji mengenai
suatu hal yang akan disampaikannya juga menjauhkannya dari keberhasilan pada
saat melakukan public speaking. Hal ini pula akan semakin parah ketika seseorang
tidak cukup memiliki kemampuan berkomunikasi dengan public. Mc Shane dan
Von Glinow (2008) dengan tegas mengatakan bahwa sekitar tiga perempat dari
kita mengalami rasatakut atau grogi di panggung (stage fright). Termasuk juga
dalam ketakutan untuk berpidato di hadapan orang banyak, oleh karenanya
public speaking merupakan sebuah kompetensi untuk menyatukan emapt utama
pendidikan yakni : science, skills, arts and soul (Mustamu, 2012).
Science merupakan elemen yang diperlukan peserta didik untuk
melengkapi para peserta didik dengan kompetensi konseptual di bidang profesi
yang akan di gelutinya. Kompetensi konseptual yang tinggi memungkinkan
seseorang untuk lebih mengutamakan aspek ilmiah yang memiliki kualitas baik
serta memahami fenomena dan masalah secara komprehensif dan koheren. Skills
merupakan suatu elemen yang diperlukan seseorang untuk memperlengkapi
komptenesi teknikal yang dibutuhkan dalam mengimplementasikan kompetensi
konseptualnya. Arts merupakan kemampuan intuisi dan feeling kepada seseorang
untuk meningktakkan kualitas ketepatan arah yang diambil (Mustamu, 2012).

Berapa tahun belakangan ini kita dihadapkan pada Covid-19, ppada


keadaan tersebut segala kegiatan atau aktivitas juga seolah terhenti dan dialihkan
menjadi serba teknologi. selama pandemi yang memanfaatkan teknologi jarak
jauh, adaptasi sangat penting. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa kegiatan
harus mengikuti prosedur kesehatan yang ditetapkan, yang mencegahnya untuk
dilakukan secara alami. Orang-orang mulai mencoba menggunakan komunikasi
virtual sebagai hasilnya. Sebagian besar peserta mengalami perasaan aneh sebagai
reaksi terhadap tugas digital yang sangat menantang ini. Hal ini disebabkan fakta
bahwa ketika seorang pembicara menggunakan berbicara di depan umum virtual,
tampak seolah-olah mereka berbicara ke benda mati seperti kamera, laptop, dan
teleprompter (Nastia 2022).

Karena ketidakmampuan audiens ketika berbicara tidak secara langsung,


sehingga mengakibatkan partisipen lupa akan konsep maupun ide serta
kehilangan perhatian. Oleh karena itu, ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan saat memberikan pidato publik virtual, antara lain: (1) Melakukan
kontak mata dengan kamera sambil menghadap kamera. Komunikasi langsung
dan komunikasi virtual serupa dalam banyak hal. Kita harus menjaga "kontak
mata atau kontak mata" dengan orang lain selama koneksi digital ini. Baik itu
kamera laptop atau ponsel yang menjadi lawan bicara di sini. Penonton
dibandingkan dengan kamera. Melihat ke dalam kamera menunjukkan rasa
hormat kita kepada pemirsa. (2) Kecepatan bicara dan artikulasi. Saat bercakap-
cakap, penting untuk tetap memperhatikan kamera dan berlatih berbicara dengan
jelas dan tepat. Unutuk mencapai perubahan dengan artikulasi dan banyak belajar
pidato. Wacana diucapkan dengan jelas dan temponya tidak terlalu cepat atau
lambat. Beberapa hal ini penting untuk diingat karena ketika memberikan pidato
di depan umum, perlu diketahui berbeda gerakan nonverbal dan gerakan monitor
(Nastia, 2022).

Bahkan pada saat itu penggunaan teknologi juga sangat meningkat


dengan pesat termasuk dengan mudahnya berkembang informasi melalui digital
termasuk: (1) di era digital public speaking sangat penting; ada banyak situs
jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, LikeIn, dan TikTok yang
melayani tujuan yang berbeda untuk penyebaran informasi. (2) Konten pendidikan
dan manfaat pemirsa: Karena bahasa tubuh berkontribusi 70% lebih banyak untuk
komunikasi daripada kata-kata, bahasa tubuh dan "kesan pertama" yang dibuat
pada menit pertama percakapan sangat penting. (3) media pembelajaran seperti
Tikitok sebagai media artistic (Nastia, 2022).

Selain itu dampak negative dari komunikasi era digital yang sangat
dihindari adalah banyaknya hoax atau informasi palsu, hilangnya etika
berkomunikasi melalui media digital dikarenakan oleh semakin berkembangnya
ragam bahasa gaul dari sosial media, serta berkurang dan terganggunya privasi
pengguna sosial media khusunya public figure yang membuat rasa
ketidaknyamanan (Turnip, 2021).

REFERENSI

Mustamu, R. H. 2012. Menjadi Pembicara Publik Andal: Fenomena Public


Speaker, Antara Kebutuhan dan Tren. Jurnal Komunikasi Islam. 2 (2): 210
– 216.
Nastia., dkk. 2022. Keterampilan Public Speaking dalam Kontem Edukatif
Melalui Media Tiktok Pada Remaja. Abdimas Singkerru. 2 (2): 130 - 142.
Turnip, E. T., dan Siahaan, C. 2021. Etika Berkomunikasi Dalam Era Media
Digital. Intelektiva. 3 (4): 1 – 8.

Anda mungkin juga menyukai