Warga NU dalam menghadapi era disrupsi digital dan revolusi industri 4.0. harus siap sedia lahir bathin. Perubahan teknologi menyebabkan perubahan perangkat untuk menjalankan banyak aktivitas kehidupan, yang mengubah lanskap cara-cara berdakwah dan melayani masyarakat. Ceramah pada zaman dahulu selalu dilakukan dari panggung ke panggung. Kini pengajian dan ceramah bisa dilaksanakan dari rumah masing-masing, dengan siaran langsung melalui media sosial seperti Youtube, Facebook, Instagram, atau media sosial lainnya. Apa yang disampaikan secara langsung tersebar ke seluruh penjuru dunia. Sejumlah penceramah kondang yang muncul belakangan ini adalah mereka-mereka yang sebelumnya sukses mengembangkan dakwah di dunia digital. Mereka memiliki kemampuan berbicara yang baik sekalipun kemampuan agamanya belum tentu memadai. Beberapa di antaranya terpaksa minta maaf kepada publik karena melakukan kesalahan dalam menafsirkan Al-Qur’an seperti adanya pesta seks di surga atau pernyataan bahwa Nabi Muhammad pernah sesat. Peluang Dalam Menggunakan Media Digital • Anak-anak muda NU harusnya lebih mampu menyesuaikan diri dengan perubahan zaman dan teknologi karena merekalah yang hidup di zaman ini dan generasi 4.0. mereka pulalah yang menjadi pengguna terbesar teknologi. • Teknologi juga telah membuat konsolidasi organisasi menjadi lebih gampang. Komunikasi dan koordinasi yang sebelumnya susah dan memerlukan biaya mahal kini menjadi sangat gampang. Aplikasi WhatsApp (WA), Line, Telegram, Skype dan sejenisnya yang bisa diunduh secara gratis membantu mengoordinasikan berbagai kegiatan dengan gampang. Ada banyak sekali perangkat lunak untuk membantu berbagai kegiatan menjadi lebih mudah. Tantangan Dalam Menggunakan Media Digital • Ketika teknologi telah tersedia dengan biaya murah, maka yang diperlukan adalah kapasitas menggunakannya dengan baik. • Maka di sini, yang berlaku adalah kualitas sumber daya manusia. • Prinsipnya adalah man behind the gun atau orang yang menggunakan senjata, bukan senjata itu sendiri. Betapapun canggihnya senjata, tentara yang memegangnya tidak kompeten, maka akan kalah dalam peperangan. • Banyak orang kini mengalami kecanduan internet. Mereka menghabiskan sebagian besar waktunya berselancar di internet sementara interaksi sosialnya di dunia nyata menjadi sangat berkurang. Hal ini kemudian menimbulkan depresi, kecemasan atau persoalan psikologis lainnya. • Saat ongkos komunikasi hampir gratis, ternyata ada masalah lain yang muncul karena ketidakmampuan untuk mengelola secara tepat aktivitas di dunia maya. Berbagai persoalan yang sebelumnya yang menjadi konsumsi pribadi dikeluhkan di dunia maya. Orang-orang mengejar popularitas di dunia maya dengan melakukan hal-hal yang kontroversial. Yang dulu menjadi tabu dalam masyarakat kini menjadi biasa dilakukan. Menghina orang lain dengan kata-kata kasar kini dengan gampang ditemui di media sosial. Remaja yang belajar agama hanya di internet membantah pendapat ulama bidang tertentu yang kompeten. Penyebaran hoaks merupakan tantangan serius lainnya yang muncul dalam era digital. Berita bohong sudah ada sejak dahulu. Kini, hoaks bisa dengan gampang menyebar dari satu grup ke grup media sosial lainnya, diamplifikasi oleh tokoh tertentu sehingga menimbulkan kepanikan di masyarakat. Literasi digital yang rendah menyebabkan tidak ada upaya pengecekan informasi yang diterima sebelum disebarkan. Informasi yang sesuai dengan pendapatnya, hanya dengan ujung jari sudah menyebar ke mana-mana. Belum ada budaya malu di masyarakat bahwa dirinya telah menyebarkan berita bohong sehingga tidak kehati-hatian dalam menyebarkan informasi. Oleh karena itu mari cerdas berlitarasi digital dengan menggunakan media digital sebaik mungkin. Sekian dan Terima Kasih