NO.8
Jagat raya pada awalnya terbentuk karena adanya suatu siklus materi yang diawali oleh
massa yang mengembang yang disebabkan reaksi inti hidrogen. Akibatnya terbentuklah
galaksi-galaksi yang diperkirakan udah berlangsung selama 30 miliar tahun. Galaksi-
galaksi tersebut lama kelamaan meredup kemudian memampat yang didahului dengan
keluarnya pancaran panas. Peristiwa mengembang dan memampat berlangsung terus
menerus. Makanya teori ini disebut juga dengan teori mengembang dan memampat.
B. Steady State Theory (Teori keadaan tetap)
Menurut teori ini, jagat raya tidak memiliki awal dan tidak memiliki akhir. Alam
semesta akan tetap sama sepanjang waktu. Katanya alam semesta tidak terbatas
dalam waktu dan memiliki kondisi yang sama dengan sebelumnya dan sekarang. Teori
ini banyak memiliki banyak celah kekurangan, contohnya ketika teori ini bilang alam
semesta ini tidak berubah ada bukti bahwa alam semesta berkembang dan berbagai
bintang baru bermunculan.
C. The Big Bang Theory (Teori dentuman besar atau Teori ledakan besar)
Pembentukan alam semesta terjadi sekitar 13 ribu 700 miliar tahun yang lalu. Menurut
teori ini, pada saat itu galaksi-galaksi saling berdekatan satu sama lain. Galaksi-galaksi
ini berasal dari massa tunggal yang nyimpan suhu dan energi yang sangat besar. Hal ini
menimbulkan ledakan yang maha dahsyat sampai menghancurkan massa tunggal
tersebut. Akibat ledakan tersebut banyak materi yang bertebaran ke segala penjuru
salam semesta dalam bentuk serpihan. Intinya, Menurut big bang theory, alam semesta
terbentuk karena adanya ledakan galaksi yang maha dahsyat.
Hubble melakukan pengamatan dan bisa mengemukakan bahwa bumi dan alam semesta
ini bisa terbentuk karena adanya ledakan yang sangat besar. Nah, partikel yang
dipancarkan dari ledakan tersebut, mulai meleleh dan dipadatkan oleh gravitasi.
Padatan-padatan itulah yang membentuk benda-benda langit seperti saat ini.
Nah, teori yang dibawa oleh R.A Lyttleton ini mengatakan bahwa salah satu bintang
kembar tersebut ditabrak oleh bintang yang lain. Bintang yang ditabrak itu hancur
dan menjadi puing-puing serta debu. Puing-puing pecahan bintang yang ditabrak tadi
berevolusi dan mengelilingi bintang kembarannya yang tidak pecah.
Dalam teori keadaan tetap ini, alam semesta selalu tampak sama dari sejak awal dan
tidak akan berakhir. Memang, semua materi di alam semesta ini terus mengembang
dan bergerak menjauh dan menciptakan ruang kosong.
Dasar munculnya teori keadaan tetap ini ialah adanya prinsip kosmologi sempurna yang
menyatakan bahwa alam semesta di mana pun dan kapan pun akan tetap sama. Hal
ini didukung oleh hasil penemuan galaksi yang baru punya massa yang sama dengan
galaksi yang bergerak menjauh.
4. Teori Nebula
Teori yang dikemukakan oleh Immanuel Kant dan Piere Marquis de Laplace ini
menyatakan bahwa tata surya ini berasal dari sebuah kabut. Kabut ini tersusun dari
debu, es, dan gas dengan kandungan hidrogen yang tinggi di dalamnya. Nah, kabut ini
disebut dengan nebula.
Menurut Buffon, tata surya itu ada karena material penyusun matahari yang
bertebaran. Ini terjadi karena matahari bertabrakan dengan komet yang membuat
material di dalam matahari terpental keluar. Sehingga menyebabkan banyak material
yang terpental keluar. Nah, material yang terpental itu kemudian menjadi gumpalan dan
membentuk sebuah planet.
6. Teori Planetesimal
Teori yang dikemukakan oleh Forest Moulton dan Thomas Chamberlain ini menyatakan
kalau tata surya itu bisa terbentuk karena adanya bintang lain yang melakukan
PDKT ke matahari. Saat si bintang mulai menjauhi matahari, ada sebagian material
masuk kembali ke dalam permukaan matahari dan sebagian lain menetap di orbit,
memadat, dan menjadi dingin. Inilah yang dinamakan benda-benda langit atau
planetesimal.
7. Teori Tidal
Dua orang ilmuwan Inggris, James Jeans dan Harold Jeffreys, pada tahun 1918
mengemukakan teori tidal. Mereka mengatakan pada saat bintang melintas di dekat
matahari, sebagian massa matahari tertarik ke luar sehingga membentuk semacam
[cerutu].Bagian yang membentuk cerutu ini akan mengalami pendinginan dan
membentuk planet - planet, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus,
Uranus, dan Neptunus.
Teori yang dicetuskan Carl Von Weizsaeker dan disempurnakan oleh Gerard Kuiper ini
menyatakan kalau tata surya itu asalnya dari gumpalan debu dan gas. Nah,
gumpalan tadi itu memadat dan membentuk gumpalan bola. Partikel-partikel yang ada
di bagian tengah saling menekan satu sama lain, sehingga menimbulkan panas dan
berpijar, Bagian inilah yang disebut dengan matahari.
NO. 10
1. Merkurius
Planet merkurius
Planet venus
3. Bumi
Planet bumi
Ciri-ciri planet :
Planet mars
Ciri – ciri :
5. Yupiter
Planet yupiter
Planet saturnus
7. Uranus
Planet uranus
Ciri – ciri :
Merupakan planet yang memiliki suhu terendah & terdingin yaitu sekitar -
224° Celcius.
Berwarna biru muda.
Memiliki cincin unik yang melingkari planet secara vertical.
Berdiameter 50.724 km.
Memiliki satelit sebanyak 27 buah satelit.
8. Neptunus
Planet neptunus
Ciri – ciri :
NO. 11
NO. 12
a. Metode vegetatif
Metode ini merupakan upaya konservasi tanah dengan cara menanam vegetasi di atas
tanah dengan teknik tertentu. Metode ini efektif dalam mengontrol laju erosi, diantarnya
adalah:
1. Strip Cropping, adalah penanaman berjalur tegak lurus terhadap aliran air atau arah
angin.
2. Contour Strip Cropping, adalah penanaman berjalur sejajar dengan garis kontur guna
mengurangi dan menahan kecepatan aliran air.
5. Crop Rotation, merupakan metode menanam lebih dari satu jenis vegetasi dalam satu
tahun untuk mencegah kerusakan tanah. Baca juga: Rip Current dan Longshore current
b. Metode mekanik
Metode ini merupakan upaya konservasi tanah dengan teknik pengolahan tanah yang
diharapkan mampu mengurangi laju erosi air. Cara umum yang dilakukan pada metode
ini diantarnya:
1. Contour tillage, merupakan pengolahan tanah sejajar dengan garis kontur dan
membentuk igir-igir kecil yang memperlambat aliran air dan memperbesar infiltrasi air.
4. Cekdam, merupakan kegiatan membendung aliran air melalui parit sehingga material
yang ter-erosi bisa tertahan dan terendapkan.
NO. 18
NO. 20
Pada saat musim penghujan beberapa daerah di Indonesia memiliki curah hujan yang
berbeda-beda.
Daerah yang mempunyai intensitas hujan yang paling besar antara lain Sumatera
Barat. beberapa daerah di Pulau Jawa, Lombok, Bali, dataran tinggi di Papua,
dan Kalimantan Tengah.
Daerah yang mempunyai curah hujan paling sedikit, yaitu di Nusa Tenggara,
Sulawesi Tengah, dan daerah sekitar Palu.
2. Angin muson timur (Musim kemarau Oktober – April)