Disusun Oleh:
Kelompok 5
KATA PENGANTAR
1
Yang pertama dan utama Penulis menyampaikan Puji Syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya, Penulis mampu menyelesaikan
penulisan skirpsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini merupakan salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan Strata Satu Program Studi S1
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara. Adapun judul
skripsi ini adalah Analisis Hubungan Faktor Eksternal Ibu Dengan Kejadian Bayi
Berat Lahir Rendah (BBLR) DiRumah Sehat Untuk Jakarta RSUD Koja
. Pada saat penyusunan Skripsi ini, penulis mendapat dukungan dan
bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Ibu Hj. Lia Idealistiana, SKM, SST, MARS selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta.
2. ....................... selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara.
3. Semua Dosen Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Abdi Nusantara Jakarta atas segala ilmu yang telah diberikan kepada penulis.
4. ,..,...,.....,................., selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan waktu,
koreksi dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan Skripsi.
5. Seluruh anggota keluarga (orang tua, istri dan anak-anak) yang telah
melimpahkan doa dan dukungan kepada penulis.
6. Terman-teman seperjuangan S1 keperawatan yang sudah sama-sama
memberikan bantuan baik tenaga maupun pikiran.
7. Keluarga Besar Badan Layanan Kesehatan Penerbangan Jakarta yang telah
mendukung dan membantu peneliti menyelesiakan penulisan skripsi ini.
8. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkn satu – persatu dalam kesempatan
ini.
Jakarta, Desember 2023
Penulis
DAFTAR ISI
2
Halaman Judul i
…………………………………………………………………
Kata Pengantar………………………………………………………………… ii
Daftar Isi………………………………………………………………………. iii
Lembar iv
Persetujuan…………………………………………………………….
3
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFENISI OPERASIONAL DAN 27
HIPOTESIS PENELITIAN …………………………………………………
3.1 Kerangka Konsep Penelitian………………………………………… 27
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi
4
HUBUNGAN FAKTOR EKSTERNAL IBU DENGAN KEJADIAN BAYI
BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)
DI RUMAH SEHAT UNTUK JAKARTA RSUD KOJA
Oleh :
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
NIM :...
Pembimbing
(....,......,.................................)
NIDN: ....
Mengetahui
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara
Ketua,
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi
5
HUBUNGAN FAKTOR EKSTERNAL IBU DENGAN KEJADIAN BAYI
BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)
DI RUMAH SEHAT UNTUK JAKARTA RSUD KOJA
Oleh :
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
NIM : 230....
(...............................................................)
NIDN.
Penguji II
(..............................................................)
NIDN.
Penguji III
(...,.....,.......,..............................)
NIDN: 03221285.....
BAB I
PENDAHULUAN
6
1.1. Latar Belakang
bayi saat lahir berbeda-beda. Salah satunya adalah kelahiran dengan masalah
Bayi berat lahir rendah. Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan kondisi
bayi lahir dengan berat kurang dari 2.500 gram baik bayi lahir cukup bulan
maupun kurang bulan (Prawirohardjo, 2016). Tidak semua bayi dengan berat
badan lahir rendah adalah premature (lahir sebelum usia kehamilan <37
minggu).
BBLR dilihat dari jumlah bayi lahir hidup di Indonesia tahun 2020 sebanyak
129.815 atau 2,73% dari total kelahiran hidup (4.747.077 bayi). Proporsi
terbesar BBLR terdapat di Jawa Tengah sebanyak 23.974, disusul Jawa Barat
sebanyak 20.841, dan Jawa Timur sebanyak 20.501. Sedangkan DKI Jakarta
sendiri sebanyak 2.145 di tahun 2020. Kejadian bayi berat lahir rendah ini
penyebab kematian nomor satu pada bayi dengan usia 0-28 hari dengan angka
kematian pada tahun 2020 sebanyak 7.124 kematian, daerah terbanyak adalah
Jawa Timur sebanyak 1.165 kematian, disusul Jawa Tengah sebanyak 1.039
2021).
DKI Jakarta. Kejadian BBLR ini jika tidak ditanggulangi dapat berdampak
7
fungsi organ pada bayi, sehingga menyebabkan berbagai gangguan pada bayi.
2016).
tersebut terdiri dari 3 faktor utama, yaitu: faktor dari dalam ibu, faktor
demografi, dan faktor dari luar ibu. Faktor dari dalam ibu adalah usia ibu,
status paritas, dll. Faktor demografi terdiri dari tempat tinggal, pendidikan,
ketidaksiapan orang tua dalam menerima momongan hal ini akan berdampak
pada ketidakcukupan asupan nutrisi pada bayi, faktor status ekonomi kurang
juga dapat berdampak pada kejadian BBLR, hal ini berkaitan dengan
orang tua, baik dari segi materil maupun psikologis (Pantiawati, 2016).
dan paparan polusi dari luar. Angka kejadian BBLR dapat ditekan dengan
8
Antenatal care merupakan perawatan saat kehamilan yang dilakukan oleh
ibu hamil, mulai dari trimester pertama hingga trimester ketiga berdasarkan
antenatal yang teratur akan memungkinkan deteksi dini pada ibu yang
dilakukan.
diantaranya adalah budaya konsumsi makanan yang tabu untuk dimakan oleh
ibu hamil dan yang boleh dimakan oleh ibu hamil. Hal ini akan
mempengaruhi kondisi ibu hamil, khususnya kondisi status gizi ibu hamil.
Kecukupan gizi pada ibu hamil ini akan mempengaruhi status gizi janin yang
Paparan polusi dari luar merupakan salah satu faktor yang dapat
polusi udara akibat rokok. Paparan asap rokok mengandung banyak zat kimia
darah, akibatnya aliran darah ke janin melalui tali pusar janin akan berkurang
yang diperlukan janin. Karbon dioksida pada asap rokok juga dapat mengikat
2014).
9
Penelitian Sunarni, dkk didapatkan hasil bahwa ibu yang melakukan
besar untuk bayi berat lahir normal, dibandingkan dengan ibu yang tidak
melakukan ANC dengan lengkap. Indikasi pemeriksaan ANC yang baik dapat
dilihat dari pemeriksaan yang dilakukan dengan teratur sesuai jadwal kontrol
ibu saat hamil (Neli Sunarni, Elis Noviati, Rudi Kurniawan, 2018).
Penelitian yang dilakukan oleh Nur & Pattola didapatkan hasil bahwa
rumah yang didapatkan dari suami dapat memberikan pengaruh pada kejadian
BBLR, dengan nilai p: 0,03 (<0,05). Paparan rokok sebaiknya dihindari oleh
paparan asap rokok dengan kejadian BBLR, dan 2 jurnal melaporkan adanya
hubungan paparan asap rokok dengan penurunan berat badan janin (Vikram
Rumah Sehat untuk Jakarta RSUD Koja merupakan Rumah Sakit yang
Deli 4 Kelurahan Koja Kecamatan Koja Jakarta Utara. Salah satu ruang
perawatan yang ada di RSUD Koja yaitu Ruang Perinatologi, yang merupakan
10
ruang perawatan bayi baru lahir dengan komplikasi kelahiran, salah satunya
adalah BBLR. Jumlah pasien dengan BBLR pada 3 bulan terakhir yaitu: 156
pasien, 150 pasien, dan 197 pasien dari Agustus hingga Oktober 2022.
kelima pasien didapatkan bahwa berat badan lahir dari 2.100gr hingga
terendah adalah 1.800gr. Saat dilakukan wawancara pada orang tua pasien
didapatkan bahwa seluruh orang tua jarang melakukan pemeriksaan ANC saat
hamil, seluruh ayah dari bayi merupakan perokok aktif di dalam rumah
maupun di luar rumah, dan sebagian orang tua melakukan pantangan makan
eksternal ibu dengan kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) di Rumah Sehat
Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan kondisi bayi lahir dengan
berat kurang dari 2.500 gram. Beberapa faktor eksternal ibu yang dapat
budaya, dan paparan polusi dari lingkungan. Pemeriksaan ANC yang teratur
11
sesuai jadwal kontrol ibu saat hamil dapat mendeteksi secara dini masalah
yang ada pada ibu hamil, sehingga dapat mencegah komplikasi saat kelahiran.
kurangnya asupan pada ibu hamil yang berakibat pada kurangnya nutrisi pada
bayi, yang berdampak pada BBLR. Paparan rokok juga dapat memberikan
“apakah ada hubungan faktor eksternal ibu dengan kejadian bayi berat lahir
kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) di Rumah Sehat untuk Jakarta
RSUD Koja.
12
d. Identifikasi kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) faktor eksternall
bayi berat lahir rendah (BBLR) di Rumah Sehat untuk Jakarta RSUD
Koja.
13
Memberikan gambaran tentang faktor yang dapat mempengaruhi
faktor lain yang lebih luas yang dapat mempengaruhi kejadian BBLR.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1.1. Definisi
dengan berat kurang dari 2.500 gram baik bayi lahir cukup bulan
<2.500 gr, terdapat dua penyebab yaitu kelahiran <37 minggu dan
merupakan kondisi bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gr
15
dengan masa kehamilan cukup atau kurang minggu, dimana BBLR itu
lain pengetahuan dan pendapatan orang tua yang masih dibawah rata-
rata.
1.1.2. Etiologi
usia kehamilan preterm memiliki resiko lebih tinggi dari usia kehamilan
kejadian BBLR lebih tinggi dari paritas <4, dengan nilai p: 0,038
1. Prematuritas
16
a. Janin mengalami gawat janin, kehamilan kembar,
obat.
b. Faktor maternal
paritas.
c. Faktor plasenta
17
Faktor plasenta dapat disebabkan oleh isufisiensi plasenta,
vaskuler abnormal).
Masalah yang dapat terjadi pada BBLR dapat dilihat dari kelainan
1. Pernafasan
pernafasan.
matang
d. Bronchopulmonary dysplasia
2. Neurologis
a. Depresi prenatal
b. Perdarahan intracranial
3. Kardiovaskuler
sepsis
jantung kongestif
c. Anemia, hyperbilirubinemia
18
4. Gastrointestinal
a. Enterokolitis nekrotikan
c. Hipoglikemi
5. Ginjal
9. Cacat perkembangan
a. Retardasi mental
c. Disfungsi serebral
jika tidak ditangani dengan baik. Hal ini menjadikan BBLR salah satu
19
1.1.4. Manifestasi Klinis BBLR
1. Bayi premature
lemah
20
r. Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup labia
2. Bayi dismatur
7. Menghisap kuat
(Maryunani, 2014).
BBLR.
kehamilan normal.
21
5. Meningkatkan kerja sama dengan dukun beranak yang masih
beralkohol.
(Maryunani, 2014):
oligosakarida.
bayi tidak bisa menetek dengan benar atau bayi sianosis saat
22
menetek, pemberian dapat dilakukan melalui naso gastric tube
(NGT).
4. Pencegahan infeksi
23
2.1. Faktor Eksternal yang Mempengaruhi BBLR
1. Definisi
lengkap akan memberikan peluang lebih besar untuk bayi berat lahir
antenatal care dengan kejadian BBLR pada Ibu Aterm di RSUP Dr.
jumlah kunjungan >4 kali selama masa ANC memiliki resiko lebih
lebih tinggi terjadi pada ibu dengan jumlah kunjungan <4 kali
24
2. Tujuan
3. Manfaat
Gde, 2008)
25
Frekuensi kunjungan ANC antara lain: 1 kali saat trimester I, 1
kali saat trimester II, dan 2 kali saat trimester III. Pelayanan ANC
antara lain:
a. Inspeksi
sebagainya.
b. Palpasi
c. Auskultasi
26
1.1.2. Budaya
dimakan oleh ibu hamil dan yang boleh dimakan oleh ibu hamil. Hal ini
ibu hamil. Kecukupan gizi pada ibu hamil ini akan mempengaruhi
mengakibatkan BBLR.
1. Definsi
27
ke dalam paru-parunya, rokok elektrik umumnya memengandung
2. Kandungan Rokok
28
d. Pyrene (Pelarut Industri)
Paparan polusi dari luar merupakan salah satu faktor yang dapat
29
yang diperlukan janin. Karbon monoksida pada asap rokok juga
30
didapatkan hasil bahwa paparan asap rokok di dalam rumah dapat
31
2.3. Kerangka Teori
Kejadian BBLR
- Baik
- Kurang
Keterangan :
: Tidak diteliti
: Diteliti
: Alur berpikir
32
BAB III
PENELITIAN
Bab ini akan diuraikan tentang kerangka konsep penelitian, hipotesis, dan definisi
1.1.1. Ada hubungan pemeriksaan antenatal care dengan kejadian bayi berat
1.1.2. Ada hubungan budaya dengan kejadian bayi berat lahir rendah
1.1.3. Ada hubungan paparan asap rokok dengan kejadian bayi berat lahir
27
1.3. Definisi Operasional
Variabel dependen
4. Kejadian Kondisi berat Kuisioner 0: BBLR Ordinal
BBLR badan bayi lahir 1: Tidak BBLR
< 2.500 gram.
29 9
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
ibu dengan kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) di Rumah Sehat untuk
4.2.1. Populasi
4.2.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian ju
30 9 27
Rumus sampel sebagai berikut:
Keterangan:
P : Proporsi total
13
Perhitungan Jumlah Sampel:
responden/ ibu dengan bayi yang mengalami BBLR dan 76 responden/ ibu
2 931
Kriteria Inklusi
Kriteria Eksklusi
kesadaran
1 31 9
4. Setelah selesai, lembar kuisioner diperiksa kembali kelengkapannya oleh
peneliti, bila ada data yang kurang lengkap diselesaikan saat itu juga.
Kuisioner ini berisi tentang data demografi ibu dan bayi. Data demografi
meliputi nama/ inisial ibu, usia ibu, nomor rekam medik ibu, usia bayi,
bentuk skala likert dengan rentang skor 1-4, pertanyaan positif dengan
jawaban selalu (4), sering (3), kadang-kadang (2), tidak pernah (1).
dibuat dalam bentuk skala likert dengan rentang skor 1-4, pertanyaan
4 3 933
positif dengan jawaban sangat setuju (4), setuju (3), tidak setuju (2), sangat
tidak setuju (1). Pertanyaan negatif dengan jawaban sangat setuju (1),
pertanyaan yang dibuat dalam bentuk skala likert dengan rentang skor 1-4,
(2), tidak pernah (1). Pertanyaan negatif dengan jawaban selalu (1), sering
Pada penelitian ini akan dilakukan uji validitas dan reliabilitas di ru-
ang RPKK pada tanggal 28 Desember 2022 dengan total 15 responden. Uji
kuisioner terdiri dari dua yaitu validitas dan reliabilitas. Validitas adalah
kriteria dimana alat ukur/ kuisioner yang digunakan dapat dengan tepat
mengukur suatu variabel. Reliabilitas adalah kriteria dimana alat ukur/ kui-
9 3 35
sama (Sugiyono, 2016). Kuisioner dikatakan valid jika nilai r hitung pada
1.2.1. Editing
1.2.2. Coding
36 9
distribusi frekuensi sederhana atau tabel kontigensi. Data dari masing-
maka sebuah penelitian harus memperhatikan etika penelitian. Ada tiga etika
identitas responden.
hasil penelitian.
33 9 5
maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan, jika tidak
1. Analisis univariat
frekuensi:
Keterangan :
f = Jawaban benar
n = Total pertanyaan
2. Analisis Bivariat
lain. Menurut Dahlan (2018) chi square merupakan salah satu uji
33 9 6
hubungan antara variabel dependen dengan independen. Rumus
Keterangan:
X2 : chi kuadrat
O : Frekuensi observasi
E : Frekuensi Ekspektasi
menggunakan chi-square:
Variabel Variabel
Uji hipotesis
independen dependen
Pemeriksaan
ANC
Budaya ibu Kejadian BBLR Chi square
Paparan asap
rokok
33 9 7
4.9.Jadwal Penelitian
Tabel 4.2.
40
40