Anda di halaman 1dari 5

AMINATUS SOLEHA XII PH2 (06)

KAIN SATIN

Sejarah kain satin, Satin mulai dikenal di daratan Eropa pada awal abad ke-20, setelah lebih dahulu
mengenal kain sutera yang berasal dari Cina. Walaupun satin dan sutera memiliki beberapa ciri khas
yang mirip, keduanya menggunakan bahan serat yang berbeda.Atau ingin sekadar menggoda,
kenakanlah pakaian dari satin.

Cara pencucian,

1. Yang pertama dilakukan adalah memisahkan baju satin dengan baju berbahan lain. Ini untuk
menghindari baju robek karena gesekan dengan baju berbahan lain yang lebih kasar.
2. Mencuci pakaian yang terbuat dari bahan satin sebaiknya dicuci dengan tangan dan jangan
dimasukkan ke dalam mesin cuci.
3. Jika baju bernoda maka bersihkan noda terlebih dahulu dengan air hangat dan dicuci dengan
kemudian kucek kain dengan tangan.
4. Untuk deterjennya pilih yang cair atau yang mengandung pelembut.
5. Jangan dikeringkan memakai mesin pengering, sebaiknya diangin-anginkan saja dan hindari
sinar matahari langsung tapi jangan diperas menggunakan tangan.
6. Untuk menyetrika bahan satin gunakan panas yang sedang. Beberapa baju jenis satin juga tak
butuh disetrika, cukup digantung saja karena bahannya tidak kusut.

Cara penyimpanan, Setelah baju selesai disetrika simpan pakaian satin di dalam lemari yang kering dan
sejuk. Hindari menyimpannya dalam lemari yang lembab karena bisa menyebabkan jamur.

KAIN WOL
sejarah Kain wol, Pakaian wol paling awal yang pernah tercatat bertanggal sekitar 3000 hingga 4000 SM.
Domba berbulu diperkenalkan ke Eropa dari Timur Dekat selama milenium keempat SM. Di Eropa, kain
wol tertua yang masih hidup berasal dari sekitar 1500BC dan ditemukan diawetkan di rawa Denmark.
Sebelum gunting ditemukan, sekitar Zaman.

Cara pencucian,

1. Letakkan baju yang akan dicuci di atas selembar kertas yang bersih, jiplak bentuknya di atas
kertas tersebut.
2. .Masukkan baju tersebut ke dalam air dingin selama 1-2 jam sebelum dicuci, lakukan hingga
semua serat wool menyerap air. Jika terdapat noda, bersihkan dengan menyikat lembut bagian
yang terkena noda saja dan usahakan jangan sampai mengenai serat kainnya. Bilas bagian
bernoda dengan air dingin yang bersih.
3. Larutkan sabun/deterjen khusus wool atau baby shampo yang lembut di air dingin. Cuci
menggunakan tangan, dengan merendam dan menekan-nekan secara lembut dan hati-hati.
Hindari mengucek atau memeras bahan wool.
4. Keringkan dengan cara menekan-nekan untuk menghilangkan sisa air, kemudian bungkus
dengan handuk untuk menyerap airnya
5. Letakkan baju wool di atas pola yang telah digambar di kertas tadi, kemudian tarik-tarik seratnya
untuk mengembalikan bentuknya seperti semula.
6. Kemudian keringkan dengan cara diangin-anginkan di atas permukaan yang datar dan berjaring-
jaring (seperti di jaring tempat tidur gantung).

Cara penyimpanan, Meletakkan dalam lemari ,mengemas pakaian wol untuk bepergian, gulung dengan
longgar dan simpan di lemari pakaian. Kita dapat melipat dan menyimpannya, tetapi pastikan tidak
memasukkannya terlalu banyak dan membiarkannya memiliki ruang kosong. Simpan di tempat yang
kering dan gelap.

KAIN DENIM
sejarah kain Denim, Kain denim berasal dari kota Nimes di Perancis. Bahan kain ini mulanya dinamakan
Serge de Nimes, lalu disingkat menjadi de Nims, kemudian menjadi denim. Bahan ini merupakan kain
katun yang kuat, yang ditenun menggunakan silang kepar.

Cara pencucian,

1. Sebelum merendam atau mencuci, pisahkan denim dari baju dengan jenis bahan lain, seperti
katun atau chiffon.
2. Rendam dan cuci menggunakan air hangat, agar kotoran yang melekat mudah hilang.
3. Jangan menggunakan bahan kimia seperti pemutih, karena bisa membuat warnanya pudar.
4. Mencuci bahan denim terlalu sering, terutama celana jeans bisa mengubah bentuknya.
Sebaiknya cuci setelah 2 kali pakai, kecuali jika terkena noda atau kotoran.
5. Jangan menjemur denim di bawah sinar matahari langsung.
6. Hindari menyetrika dengan suhu yang terlalu panas karena bisa merusak serat-serat denim dan
menimbulkan noda putih. Sebaiknya atur suhu pada 60º celcius.
7. Setrika denim dengan membalikkan sisi dalamnya ke luar.
8. Jangan menyetrika denim dalam keadaan lembab, karena bisa menimbulkan jamur berwarna
biru yang membuat bahan denim cepat lapuk.

Cara penyimpanan, Sebaiknya denim disimpan dengan cara digantung menggunakan hanger untuk
menghindari munculnya garis bekas lipatan

KAIN SPANDEK
Sejarah kain spandek, Sebagai bahan pakaian olahraga dan bahan pelengkap kebutuhan fashion,
spandek konon ditemukan pertama kali pada tahun 1947 oleh perusahaan Du Pont dan diperkenalkan
dengan sebutan “fiber K”. Serat temuan Du Pont tersebut selanjutnya terus dikembangkan sebagai
bahan pengganti karet yang diberi nama “lycra”.

Cara pencucian, pencucian

1. Pada saaat mencuci, pisahkan bahan kain dengan kain yang kasar, karena dapat merusak serat
lembut kain spandek. Pisahkan juga dengan baju yang berwarna lain.
2. Rendam secukupnya sekitar 20 menit, jangan terlalu lama.
3. Ketika mencucui usahakan air jangan sampai diatas suhu 60 derajat Celsius, karena dapat
membuat kain mudah berbulu.
4. Jangan menyikat dan memeras bahan spandek dengan kasar dan berlebihan. Tetapi cucilah
dengan lembut dan dibilas.
5. Disarankan untuk tidak mencuci dengan mesin cuci, dry cleaning lebih dianjurkan.
6. Saat menjemur lebih baik posisi baju dibalik agar warna baju depan tidak kusam terkena sinar
matahari. Dan jangan digantung karena kain yang menahan berat basah akna mudah melar.
7. Saat menyetrika gunakan temperature medium, karena jika terlalu panas serat kain akan rusak
dan terlihat mengkilap.

Cara penyimpanan, simpan pakaian atau kain berbahan spandek ini di lemari pakaian yang tidak terlalu
banyak terkena sinar matahari, dan kain bahan spandek ini bisa kita simpan dengan bentuk yang terlipat
atau bisa juga kita gantung di dalam lemari menggunakan hanger.

KAIN CHIFFON
sejarah kain Chiffon, Mulanya kain chiffon dibuat dari benang sutra, kemudian pada tahun 1938 ada
yang menggunakan benang nylon, dan tahun 1958 dibuat juga menggunakan poliester dan ini menjadi
populer karena harganya yang lebih terjangkau dan daya tahannya yang lebih baik.

Cara pencucian,

1. Pertama pilah terlebih dahulu bahan kain sidin dari bahan lainnya, serta letakkan dalam warna
yang sama.
2. Rendam kain chiffon terlebih dahulu menggunakan deterjen cair atau deterjen bubuk.
3. Pastikan mencuci kain berbahan chiffon ini menggunakan teknik tangan atau manual, karena
jika menggunakan mesin pencuci dikhawatirkan akan dapat merusak kain tersebut.
4. Jika terdapat noda yang susah untuk dihilangkan sebaiknya gunakan bedak bubuk untuk
memudahkan menghilangkan noda pada kain.
5. Kemudian bilas dengar air yang mengalir, dan jangan langsung diletakkan atau dijemur di bawah
matahari langsung.

Cara penyimpanan, untuk bahan chiffon kita dapat menyimpan nya didalam lemari dan akan lebih baik
jika kita gunakan hanger untuk meletakkan kain berbahan chiffon ini didalam lemari agar tidak merubah
bentuk / kerapian pada kain berbahan chiffon ini.

Anda mungkin juga menyukai