Anda di halaman 1dari 17

RANGKUMAN MATERI

BAB 1
Ilmu Ekonomi

Ilmu ekonomi dapat didefinisikan sebagai ilmu sosial yang mempelajari perilaku manusia dalam usahanya
untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan manusia dapat dikatakan tak terhingga, sedangkan alat
untuk memenuhi kebutuhan itu sangat terbatas.

Hukum Kelangkaan

Law of Scarsity menyatakan bahwa sumber-sumber bersifat langka dan dapat digunakan secara alternatif
tersebut maka dengan ilmu ekonomi harus dapat memberikan petunjuk bagaimana penggunaan sumber-
sumber ekonomi tersebut sebaik-baik mungkin, dan se-efisien-se-efisien mungkin. Karena adanya
‘kelangkaan’ (scarsity) dan ketidak seimbangan antara kebutuhan/keinginan manusia yang tidak terbatas
jumlahnya, sedangkan sumber-sumber daya dan faktor-faktor produksi yang tersedia/dapat digunakan
untuk memproduksi barang/jasa yang dibutuhkan terbatas (baik dalam jumlah maupun mutu), hal ini
menjadi masalah utama dalam perekonomian. Karena manusia tidak dapat memperoleh dan menikmati
semua barang/jasa yang mereka inginkan akibat terjadinya kelangkaan, ketidakseimbangan antara jumlah
keinginan manusia dan sumber-sumber daya yang tersedia.

KERANGKA DASAR PEREKONOMIAN


 Produksi
Suatu kegiatan yang menghasilkan barang/jasa, atau kegiatan menambah nilai
kegunaan/manfaat suatu barang. Produksi merupakan usaha untuk meningkatkan manfaat
dengan cara mengubah bentuk (form utility), memindahkan tempat (place utility) dan
menyimpan (Store utility). Adapun Faktor produksi, yaitu :
- Tenaga kerja
- Modal
- Teknologi, dll

Tiga pertanyaan pokok dalam produksi

- What : Barang apa yang akan diproduksi?


- How : Bagaimana cara memproduksi barang tersebut?
- For Whom : Untuk siapa barang tersebut diproduksi?

 Distribusi
Distribusi ini ada kaitannya dengan for whom. Bagaimana barang tersebut dapat sampai ke tangan
konsumen. Apakah masuk ke pasar tradisional, atau dengan melalui dunia maya/internet.
 Konsumsi
Konsumsi dimaksud adalah kegiatan memanfaatkan barang/jasa dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Kebutuhan hidup itu adalah keinginan untuk memperoleh barang/jasa, bisa disertai oleh kemampuan
untuk membeli.
Barang (goods) dapat dibedakan menjadi:
- Benda yang dapat diraba dan dilihat secara fisik seperti hand phone, jam, kalung/cincin, baju,
televisi dan lain sebagainya.
- Benda yang tidak dapat diraba dan dilihat seperti udara, gas alam, oksigen.
Jenis barang menurut cara penggunaannya :

- Barang substitusi, adalah barang yang dapat saling menggantikan, artinya bila tidak ada barang
yang satu, maka dapat digantikan dengan barang lainnya
- Barang komplementer, adalah barang yang dapat saling melengkapi, artinya cara
penggunaannya digabungkan dengan barang yang lain

Mikro Ekonomi dan Makro Ekonomi


Mikro Ekonomi
Ilmu ekonomi yang mengkaji/menganalisis tentang kegiatan ekonomi yang berlaku dengan cara
melihat bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan dalam perekonomian seperti kegiatan
seorang konsumen, perusahaan, atau suatu pasar. Ilmu ekonomi yang menelaah hubungan
(perilaku) variabel ekonomi individual, permintaan, produksi, konsumsi, harga dari suatu barang.

Makro Ekonomi
Ilmu ekonomi yang menelaah dan menganalisis tentang kegiatan ekonomi yang berlaku dalam Negara
melalui analisis yang bersifat menyeluruh (agregat), seperti Produk Domestik Bruto, Inflasi, Pajak,
Kesempatan kerja, Permintaan uang, dan sebagainya .

Ilmu Ekonomi Positif dan Ilmu Eknomi Normatif


 Ilmu Ekonomi Positif
Ilmu ekonomi yang menjelaskan deskripsi ekonomi terhadap fakta-fakta ekonomi semata, dimana
jawaban dan penyelesaian masalah pada ‘apa adanya’ tanpa mempertimbangkan norma/nilai-nilai
tertentu.
 Ilmu Ekonomi Normatif
Ilmu ekonomi normatif dihubungkan dengan nilai yang jawaban benar dan salahnya tergantung sekali
pada nilai moral dan norma-norma yang dimiliki. Bersifat perskriptif/menentukan (prescribe) bagaimana
sebaiknya harus wujud. Bagaimana ‘seyogianya’ pelaku ekonomi untuk mencapai tujuan yang diinginkan,
bukan ‘apa adanya’.
Unsur-unsur penting dalam Ekonomi Mikro
 Definisi

Pada teori (hukum permintaan) didefinisikan menjelaskan sebaik-baiknya variabel ‘harga’ dan
variabel ‘jumlah barang yang diminta/dibeli’ (variabel = suatu besaran yang nilainya dapat
mengalami perubahan).

 Asumsi

Dalam teori ilmu ekonomi, asumsi (pemisalan) ini dikenal sebagai ceteris paribus (hal-hal lain
yang tidak mengalami perubahan)

Pemisalan-pemisalan mengenai keadaan yang harus ‘ada’ supaya teori itu berlaku dengan baik.
Tanpa asumsi, sangat sulit untuk menjelaskan sifat-sifat perhubungan di antara berbagai variabel
tersebut.

 Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan yang bersifat umum, yaitu pernyataan yang menggambarkan keadaan
yang pada umumnya dibicarakan. Dapat juga mengenai sifat-sifat hubungan diantara berbagai variabel
yang dibicarakan.
- Dalam hubungan positif, berarti kedua variabel yang dibicarakan berubah dalam arah yang sama,
bila nilai suatu variabel mengalami kenaikan, nilai variabel lainnya juga ajan naik (meskipun
dengan porsi yang tidak sama)
- Dalam hubungan negatif, berarti kedua variabel yang dibahas berubah dalam arah yang
bertentangan. Kenaikan nilai variabel yang satu, diikuti dengan penurunan nilai variabel yang
lainnya

 Forecasting

Ramalan mengenai keadaan-keadaan yang berlaku. Meramalkan keadaan yang berlaku sebagai landasan
dalam merumuskan langkah-langkah untuk memperbaiki keadaan yang akan berlaku dalam
perekonomian

Andai analisis ekonomi menunjukan bahwa peristiwa yang tidak diinginkan akan berlaku dalam
perekonomian, maka langkah-langkah pencegahan dapat dilakukan agar peristiwa yang tidak diinginkan
tersebut dapat dihindari, atau setidaknya-tidaknya dapat dikurangi pengaruh buruknya.
Alat Analisis Teori Ekonomi

 Analisis Grafik
Grafik ini akan berperan untuk memperlihatkan hubungan variabel ekonomi secara visual.
Pertemuan kedua sumbu vertical dan horizontal dinamakan titik ‘orgin’ dan nilainya adalah 0
(nol). Tiap sumbu (horizontal/vertical) menjelaskan nilai suatu variabel. Makin ke atas sumbu
vertical kedudukannya, nilai yang ditunjukan makin tinggi. Makin ke kana sumbu horizontal
kedudukannya, nilainya semakin besar.

 Analisis Matematik
Matematik berfungsi untuk menyatakan hubungan antara variabel-variabel yang terkait dalam
suatu fungsi matematik. Hubungan variabel-variabel digambarkan dalam bentuk model
persamaan matematik. Dengan matematik berguna untuk menterjemahkan uraian uraian ke
dalam bentuk yang ringkas dan konsisten. Penggunaan matematik memperluas kemungkinan
membuat kesimpulan dari asumsi awal. Penggunaan model matematik juga memiliki kelemahan,
karena tidak semua variabel ekonomi bisa dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, misalnya
kepuasan. Serta, model matematik juga sangat terbatas dalam memasukan variavel-variabel
ekonomi, sehingga ada variabel ekonomi yang lepas dari analisis.

 Analisis Statistik
Statistik adalah ilmu mengumpulkan, menata, menyajikan, menganalisis, dan
menginterpretasikan data menjadikan informasi untuk membantu pengambilan suatu keputusan
yang efektif. Dalam ekonomi statistik ini sangat berperan sebagai alat analisis untuk
mengumpulkan fakta dan menguji kebenaran teori ekonomi. Dengan analisis statistik juga dapat
digunakan untuk menentukan dengan lebih spesifik sifat hubungan antar variabel.
BAB 2
PELAKU DAN PRINSIP EKONOMI

4 Faktor Siklus Kegiatan Ekonomi


 Sektor Rumah Tangga : Memiliki faktor-faktor produksi berupa Tenaga Kerja, Tanah, Teknologi,
Modal, Uang. Rumah tangga menyediakan faktor produksinya (tenaga kerja, tanah, modal, uang),
Rumah tangga juga menerima penyewaan/penjualan dari faktor produksinya. Rumah Tangga
mengeluarkan dananya untuk mendapatkan berupa barang/jasa yang diperlukannya.
 Sektor perusahaan : Memproduksi barang/jasa. Memerlukan bahan baku, modal, tenaga kerja,
tanah. Perusahaan melalui proses produksi menghasilkan segala bentuk barang/jasa yang dijual
pada pasar barang/jasa untuk keperluan rumah tangga. Perusahaan menerima imbalan dari
penjualan barang/jasa untuk keperluan Rumah Ta Sektor Rumah Tangga : Memiliki faktor-faktor
produksi berupa Tenaga Kerja, Tanah, Teknologi, Modal, Uang. Perusahaan mengeluarkan biaya
(membeli/menyewa) untuk memperoleh faktor produksi.
 Sektor Pasar Faktor Produksi : Pasar untuk menjual/menyewakan faktor-faktor produksi, dalam
menghasilkan barang dan jasa. Pasar Faktor Produksi menyediakan segala bentuk kebutuhan
perusahaan (tenaga kerja, modal, tanah, uang).
 Sektor Pasar Barang/Jasa : Pasar tempat penjualan barang/jasa yang dihasilkan sektor
perusahaan, Pasar Barang/jasa menyediakan segala bentuk barang/jasa untuk keperluan Rumah
Tangga

Pelaku Ekonomi
 Rumah Tangga
- Rumah tangga keluarga sebagai produsen
Penyedia faktor produksi yang dibutuhkan faktor ekonomi lainnya dan memperoleh penghasilan
pendapatan dalam bentuk uang
- Rumah tangga keluarga sebagai distribusi
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan membuka toko/warung/menjadi pedagang asongan
- Rumah tangga keluarga sebagai konsumen
Rumah tangga (masyarakat) pengguna atau yang paling sering melakukan kegiatan konsumsi

 Perusahaan / sektor usaha


Organisasi yang aktivitasnya untuk menghasilkan berbagai jenis barang/jasa yang dibutuhkan oleh
rumah tangga (masyarakat). Tujuannya adalah untuk memperoleh keuntungan dari usaha mereka

 Pemerintah
Pemerintah berperan aktif sebagai pengawas dalam kegiatan ekonomi supaya kegiatan rumah
tangga dan perusahaan dapat dilakukan dengan cara yang wajar dan tidak merugikan masyarakat
secara keseluruhan serta menciptakan suatu iklim yang kondusif.
Sistem Ekonomi
 Sistem Ekonomi Pasar
Sistem ekonomi pasar ini adalah perekonomian yang kegiatannya dikendalikan sepenuhnya oleh
interaksi antara penjual dan pembeli di pasar. Seluruh anggota masyarakat diberi kebebasan
untuk menentukan kegiatan ekonomi yang akan mereka lakukan. ‘kebebasan penuh’ pemerintah
sama sekali tidak campur tangan dan dan tidak berusaha mempengaruhi kegiatan ekonomi
masyarakat. Kebaikan dari sistem ekonomi pasar ini adalah:

- Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur kegiatan ekonomi


- Setiap individu bebas memiliki sumber-sumber produksi
- Munculnya persaingan untuk maju
- Barang yang dihasilkan bermutu tinggi
- Efisiensi dan efektivitas tinggi

Kelemahan dari sistem ekonomi pasar ini adalah ;

- Muncul kesenjangan yang besar antara yang kaya dengan yang miskin
- Cenderung terjadi ekspoitas kaum buruh oleh pemilik modal
- Munculnya monopoli yang dapat merugikan masyarakat
- Sering terjadi gejolak dalam perekonomian
- Kebebasan yang tidak terbatas
- Kegiatan ekonomi sangat tidak stabil keadaannya

 Sistem Ekonomi Terpimpin


Sistem ekonomi yang kegiatannya diatur sepenuhnya oleh pemerintah. Sistem ekonomi ini
dikenal juga dengan sistem ekonomi perencanaan terpusat atau common economic, sistem ini
berarti pemerintah sepenuhnya menentukan corak kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat.
Kelebihan dari sistem ekonomi terpimpin:

- Pemerintah lebih mudah mengendalikan inflasi, pengangguran dan masalah ekonomi lainnya
- Pasar barang dalam negeri berjalan lancar
- Pemerintah dapat turut campur dalam hal pembentukan harga
- Relatif mudah untuk melakukan distribusi pendapatan
- Jarang terjadi krisis ekonomi

Kelemahan dari sistem ekonomi terpimpin:

- Mematikan inisiatif individu untuk maju


- Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat
- Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memilih sumber daya
 Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi yang dikendalikan dan diawasi oleh pemerintah, tetapi masyarakat diberikan
kebebasan untuk menentukan kegiatan-kegiatan ekonomi yang ingin dijalankan. Bentuk campur
tangan pemerintah yaitu:

- Mengatur dan mengawasi kegiatan ekonomi agar dijalankan dalam norma-norma yang wajar
- Melakukan kegiatan-kegiatan ekonomi secara langsung, seperti membuat perusahaan-
perusahaan negara
- Memberlakukan kebijakan fiskal dan moneter

Kelebihan dari sistem ekonomi campuran:

- Adanya kebebasan berusaha dapat mendorong kreatifitas individu sesuai dengan kemampuannya
- Hak milik individu dan sumber-sumber produksi diakui walaupun ada pembatasan
- Lebih mementingkan kepentingan umum dari pada kepentingan golongan

Kelemahan dari sistem ekonomi campuran :

- Sulit menentukan batas antara kegiatan ekonomi yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah dan
swasta
- Sulit menentukan batas antara sumber-sumber produksi yang dapat dikuasai oleh swasta dan
pemerintah

Prinsip Ilmu Ekonomi Dalam Pengambilan Keputusan

A. Prinsip yang melandasi keputusan individu


- Melakukan Trade-off
- Biaya
- Orang rasional berpikir secara bertahap
- Kita beraksi terhadap insentif
- Perdagangan dapat menguntungkan semua pihak
- Pasar tempat yang baik untuk kegiatan ekonomi

B. Prinsip bagaimana orang-orang berinteraksi


- Pemerintah ada kalanya memperbaiki hasil dalam mekanisme pasar

C. Prinsip bagaimana suatu perekonomian secara keseluruhan bekerja


- Standar hidup disuatu negara tergantung pada kemampuan memproduksi barang/jasa
- Harga-harga meningkat jika pemerintah mencetak uang terlalu banyak
- Masyarakat menghadapi Trade-off jangka pendek antara inflasi dan pengangguran
Kejanggalan dalam menganalisis

 Kegagalan menjaga ceteris paribus (hal-hal lain tetap sama)


 Kegagalan karena adanya kekeliruan post hoc (post hoc fallacy)
 Kekeliruan komposisi (fallacy of composition)
BAB 3
PERMINTAAN DAN PENAWARAN

 Permintaan

Permintaan ialah keinginan konsumen untuk memiliki/menguasai barang/jasa didukung oleh kekuatan
untuk membayar pada berbagai alternatif harga (price) dari barang/jasa tersebut. Semakin tinggi harga
suatu barang, maka semakin sedikit jumlah permintaan ke atas suatu barang tersebut. Sebaliknya,
semakin rendah harga suatu barang, maka semakin banyak jumlah permintaan ke atas barang tersebut,
apabila faktor lain tidak berpengaruh (ceteris paribus). Hipotesa seperti itu disebut sebagai hukum
permintaan. Dengan demikian, hukum permintaan (law of demand) adalah hukum yang menjelaskan
hubungan antara harga dengan jumlah permintaan ke atas suatu barang (ceteris paribus).

Kurva Permintaan

Hubungan antara kedua variabel, yaitu antara harga dengan jumlah permintaan ke atas suatu barang.
kurva permintaan (demand curve) adalah suatu kurva atau garis yang menghubungkan antara harga
dengan jumlah permintaan ke atas suatu barang.

Faktor-faktor Lain yang Mempengaruhi Jumlah Permintaan ke Atas Suatu Barang

Faktor-faktor tersebut antara lain, harga barang lain yang mempunyai kaitan dengan suatu barang
tertentu, pendapatan masyarakat, daya tarik suatu barang, jumlah penduduk dan perkiraan harga di masa
yang akan datang.

Pergeseran Kurva Permintaan

Perubahan permintaan sepanjang kurva permintaan, terjadi apabila harga komoditi yang diminta berubah
(penurunan harga, akan menaikan jumlah yang diminta, dan kenaikan harga akan menurunkan jumlah
yang diminta).

 Penawaran

Penawaran (supply) suatu produk dalam teori ekonomi di sini adalah sebagai kuantitas produk (quantity
of supply) dimana produsen bersedia menjualnya pada berbagai alternatif harga (price) dari barang/jasa
tersebut. Kuantitas yang ditawarkan (quantity of supply) adalah jumlah barang yang tersedia dan dapat
dijual oleh penjual yang terfokus pada sifat hubungan antara harga dan penawaran dan faktor-faktor yang
mempengaruhi penawaran.

Pergeseran Kurva Penawaran

Pergeseran kurva penawaran ke kanan atau ke kiri disebabkan oleh perubahan penawaran yang
disebabkan oleh faktor-faktor lain selain harga.
Permintaan dan Penawaran Secara Bersama

Permintaan dan penawaran tehadap suatu barang secara bersamaan bahwa akan membentuk sifat
interaksi, yaitu kelebihan permintaan (axcess demand) dan keseimbangan (equilibrium) serta kelebihan
penawaran (axcess supply).

 Kelebihan penawaran (excess supply) adalah suatu kondisi dimana penetapan suatu
harga, mengakibatkan kuantitas penawaran menjadi lebih besar dari kuantitas
permintaan yang sebenarnya.
 Kelebihan permintaan (excess demand) adalah suatu kondisi dimana penetapan suatu harga,
mengakibatkan kuantitas permintaan menjadi lebih besar dari kuantitas penawaran yang
sebenarnya.
 Keseimbangan (equilibrium) adalah suatu kondisi dimana penawaran dan permintaan berada
dalam keadaan sama (seimbang). Dalam analisis ini dikenal juga dengan istilah keseimbangan
pasar, diamana jumlah yang ditawarkan para penjual pada suatu harga tertentu adalah sama
dengan jumlah yang diminta para pembeli pada harga tersebut.

Permintaan dan penawaran berubah secara simultan (serentak)

 Ke arah yang sama: baik permintaan dan penawaran sama-sama mengalami kenaikan ; atau,
sama-sama mengalami penurunan.
 Ke arah yang berbeda: permintaan mengalami kenaikan, penawaran mengalami penurunan, atau
mungkin juga permintaan mengalami penurunan, penawaran mengalami kenaikan.

Sisi Lain dari Keseimbangan Pasar

1. Barang Bebas : Barang bebas adalah barang yang dapat dinikmati tanpa melakukan kegiatan
memproduksi seperti udara, sinar matahari, air dan sebagainya.

2. Barang Potensial : Barang potensial ini adalah peralatan makanan yang terbuat dari emas/perak (piring,
sendok, garpu, gelas). Barang seperti itu tidak bisa dikatakan bahwa permintaannya tidak ada.

3. Teori sarang laba-laba (cobweb theory)

4. Kebijakan price ceiling : Kebijakan yang ditetapkan pemerintah dengan tujuan untuk melindungi
konsumen agar mendapat harga yang wajar. Karena dalam suatu negara, tidak semua penduduk memiliki
penghasilan yang sama/merata, sedang barang/jasa ini sangat diperlukan oleh semua kalangan
masyarakat, sehingga kalau tidak ada kebijakan price ceiling, maka harga yang terjadi adalah harga yang
berlaku di pasar. Harga ini terlalu memberatkan sebagai rakyat yang memiliki penghasilan yang rendah.
Misalnya dalam hal penetapan harga LPG, BBM, GKG (Gabah Kering Giling).

5. Kebijakan price floor : Kebijakan price floor ini adalah kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah, di
atas harga pasar. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk melindungi produsen agar mendapatkan harga
yang wajar. Contoh seperti harga tiket ferry, tiket pesawat, tiket kereta api, tiket bus.
BAB 4
ELASTISITAS

Elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variabel
lainnya. Tingkat elastisitas disini adalah tingkat terpengaruhnya jumlah barang yang diminta maupun yang
ditawarkan karena adanya perubahan harga. Penggunaan paling umum dari konsep elastisitas ini adalah
untuk meramalkan apa yang akan terjadi jika harga barang/jasa dinaikan.

 ELASTISITAS PERMINTAAN

Elastisitas permintaan ditunjukan dengan rasio persen perubahan jumlah permintaan, dan persen
perubahan harga. Ketika elastisitas permintaan suatu barang menunjukan nilai lebih dari 1, maka
permintaan terhadap barang tersebut dikatakan elastis dimana besarnya jumlah barang yang diminta
sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya harga.

Sementara itu, barang dengan nilai elastis kurang dari 1 disebut barang inelastis, yang berarti pengaruh
besar kecilnya harga terhadap jumlah-permintaan tidak terlalu besar untuk barang yang penting sekali
(kebutuhan sangat pokok), berapapun perubahan harga tidak akan memengaruhi jumlah permintaan
tidak terlalu besar .

1. PERMINTAAN INEALASTIS SEMPURNA (ED = 0)

2. PERMINTAAN INEALASTIS (ED < I)

3. PERMINTAAN ELASTIS UNITER (ED = I)

4. PERMINTAAN ELASTIS (ED > I)

5. PERMINTAAN ELASTIS SEMPURNA (ED =

PERSENTASE PENDAPATAN YANG DIBELANJAKAN

Jika pendapatan konsumen relatif besar dibandingkan dengan harga barang, permintaan akan inelastis
Sebaliknya, konsumen yang berpendapatan kecil dengan terjadinya perubahan harga sedikit saja akan
memengaruhi permintaannya terhadap barang sehingga permintaan memengaruhi permintaan.

KETERSEDIAAN BARANG PENGGANTI

Barang-barang yang penggantinya banyak (subtitusi), cenderung memiliki permintaan yang elastis, karena
konsumen mudah meninggalkannya untuk berganti dengan barang penggantinya tersebut.

Pada waktu harga dari suatu barang naik, pada umumnya para pembeli akan merasa enggan untuk
membeli barang tersebut, mereka akan berusaha untuk mencari barang pengganti yang harganya tidak
mengalami kenaikan.
DEFINISI PASAR

Elastisitas permintaan di setiap pasar juga tergantung pada keadaan pasarnya. Sebagai contoh pasar yang
relatif kecil dan terbatas akan cenderung lebih elastis karena konsumen akan sulit mencari barang
pengganti di tempat lain, sebaliknya dalam pasar yang relatif besar, konsumen relatif mudah memperoleh
barang penggantinya sehingga permintaan menjadi in-elastis.

RENTAN WAKTU

Dalam rentan waktu yang lebih panjang, permintaan berbagai barang cenderung elastis, karena
konsumen lebih banyak kesempatan untuk mencari barang pengganti atau membiasakan diri untuk tidak
mengkonsumsi barang tersebut yang harganya naik, tapi untuk jangka pendek permintaannya akan lebih
in-elastis.

TRADISI

Barang yang sudah menjadi kebiasaan (tradisi) untuk dipergunakan, barang tersebut harganya akan naik.
Orang akan tetap membelinya sehingga untuk barang ini permintaannya cenderung elastis.

INTENSITAS KEBUTUHAN (DESAKAN KEBUTUHAN)

Kebutuhan pokok bersifat elastis, artinya semakin penting kebutuhan pokok itu semakin inelastis
permintaannya. Artinya, meskipun harga naik, masyarakat tetap membutuhkannya dan tetap
membelinya. Sebaliknya, barang mewah lebih bersifat elastis karena tidak mesti diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan hidup dan pembelinya dapat ditunda dan jumlah pembeli banyak seandainya harga
turun

 ELASTIS PENAWARAN

Konsep elastisitas penawaran persis sama dengan konsep elastis permintaan. Kalau elastisitas permintaan
adalah untuk mengukur reaksi/kepekaan/responsif permintaan yang ditumbuhkan oleh perubahan harga,
sedangkan elastisitas penawaran adalah untuk mengukur reaksi/kepekaan/responsif penawaran sebagai
akibat adanya perubahan harga.

MACAM-MACAM ELASTISITAS PENAWARAN

 Penawaran Inelastis Sempurna (Es = 0)


 Penawaran Inelastis (Es < 1)
 Penawaran Elastisitas Uniter (Es = 1)
 Penawaran Elastis (Es > 1)
 Penawaran Elastis Sempurna
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI ELASTISITAS HARGA DARI PENAWARAN

1. Waktu

 Jangka waktu sangat pendek


 Jangka pendek
 Jangka panjang

2. Daya tahan produk

Produk-produk hasil pertanian, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan yang mudah busuk, pecah, dan
layu sehingga penawarannya cenderung inelastis. Akan tetapi, produk-produk dengan daya tahan lebih
lama, seperti AC, Hand Phone, Camera, Kulkas, Komputer, Laptop, dan lain-lain cenderung lebih elastis.

3. Kapasitas produksi

Industri yang beroperasi di bawah kapasitas optimal cenderung membuat kurva penawaran elastis.

Menghitung Tingkat Elastisitas

ELASTISITAS DENGAN MELIHAT KECONDONGAN KURVA

Elastisitas permintaan digolongkan menjadi permintaan elastis jika elastisitasnya lebih besar dari satu,
dalam arti perubahan kuantitas lebih banyak dibandingkan perubahan harga, sebaliknya disebut in-elastis
(tidak elastis) jika permintaan kuantitas tidak sebanyak perubahan harga Jika elastisitasnya sama persis
dengan 1, maka permintaan demikian disebut elastis uniter (unit elasticity).
BAB 5
APLIKASI PENAWARAN DAN PERMINTAAN PADA PERSOALAN EKONOMI UTAMA

Masalah Disektor Pertanian

1. Faktor Alamiah yang Diluar Kemampuan Petani untuk Mengendalikannya


2. Pertambahan Permintaan Terhadap Hasil Pertanian yang Lamban Perkembangannya
3. Kemajuan Teknologi yang Pesat

Kebijakan Pemerintah untuk Menstabilkan Harga Barang Pertanian dan Pendapatan Petani

1. Membatasi hasil panen/membatasi jumlah produksi


2. Menstabilkan harga pada keseimbangan pasar bebas
3. Menetapkan harga yang lebih tinggi dari harga keseimbangan
4. Memberi subsidi kepada para produsen
5. Melakukan pembelian barang yang ingin di stabilkan harganya
6. Kebijakan harga maksimum / Price ceiling

Evaluasi Campur Tangan Pemerintah Terhadap Pasar

Pada Bab membahas tentang Prinsip yang Melandasi Keputusan Individu; Prinsip Bagaimana Orang-orang
Berinteraksi; dan Prinsip Bagaimana Suatu Perekonomian secara Keseluruhan Bekerja. Bahwa
“Mekanisme pasar merupakan suatu cara terbaik untuk mengatur ekonomi” Prinsip tersebut berarti
bahwa apapun bentuk campur tangan pemerintah dalam mengintervensi pasar malah berakibat in-
efisiensi pasar (ketidak efisienan pasar).

Pada sisi lain prinsip ekonomi adalah “pemerintah kadang kala dapat memperbaiki hasil akhir pasar”, yang
selalu dijadikan alasan oleh pemerintah untuk merespon kegagalan pasar yang akan berakibat pada jurang
kemiskinan karena akibat ketidakadilan pasar.
BAB 6
PERMINTAAN DAN PERILAKU KONSUMEN (TEORI NILAI GUNA)

1. ORDINAL UTILITY APPROACH (PENDEKATAN NILAI GUNA ORDINAL)

Pendekatan nilai guna ordinal (Ordinal utility approach) adalah pendekatan yang nilai guna dari suatu
barang tidak perlu diukur, tapi cukup untuk diketahui saja dan konsumen mampu membuat urutan tinggi
rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang/jasa

2. CARDINAL UTILITY APPROACH (PENDEKATAN NILAI GUNA KARDINAL)

Pendekatan nilai guna kardinal (cardinal utility approach) dikenal juga dengan pendekatan nilai guna
marginal klasik yaitu pendekatan dengan menggunakan asumsi bahwa nilai guna atau kepuasan seseorang
tidak hanya dapat dibandingkan, akan tetapi, dapat juga diukur dengan satuan uang atau utilitas dan tinggi
rendahnya nilai atau daya guna tergantung pada subjek yang menilai

Teori Nilai Guna (Utility) Kardinal

 Nilai Guna Total (Total Utilities-TU) yaitu berkenaan dengan jumlah keseluruhan kepuasan yang
diperoleh dari mengkonsumsi sejumlah barang tertentu
 Nilai Guna Marginal (Marginal Utility-MU) adalah pertambahan (atau pengurangan) kepuasan
sebagai akibat ditambahnya (dikurangnya) penggunaan satu unit barang yang dikonsumsinya

Memaksimalkan Nilai Guna

Pemaksimuman nilai guna akan sedikit rumit, apabila kita mengkonsumsi lebih dari satu jenis barang (ada
manggis dan makanan lainnya, pakaian dan peralatan lainnya, serta segala macam bentuk hiburan
lainnya). Akan semakin rumit lagi kalau harga barang masing-masingnya berbeda.

Kombinasi Barang yang Dibeli Konsumen

 ADANYA EFEK SUBSTITUSI (PENGGANTIAN)


 EFEK PENDAPATAN (INCOME)

Kritikal Pendekatan Kardinal

 KEKELIRUAN PEMIKIRAN TENTANG PENGUKURAN ASUMSI UTILITY


Tinggi rendahnya nilai suatu barang tergantung dari subjek yang memberikan penilaian
Jadi, suatu barang, baru memiliki arti bagi seorang konsumen apabila barang tersebut
mempunyai daya guna baginya. Besarnya daya guna ini tergantung si konsumen bersangkutan.
 MARGINAL UTILITY DARI UANG ADALAH TIDAK KONSTAN
Kriteria pokok dari suatu alat pengukur adalah bahwa alat pengukur tersebut harus mempunyai
nilai yang tetap (konstan), sedang marginal utility dari uang adalah tidak tetap (tidak konstan).
BAB 7
PERMINTAAN DAN PERILAKU KONSUMEN (ANALISA KURVA INDIFEREN DAN ATRIBUT)

Kurva Kepuasan Sama (Indifference Curve)

Dengan adanya beberapa kritikal terhadap pendekatan cardinal, yaitu:

1. Asumsi yang digunakan dalam pendekatan cardinal adalah asumsi yang keliru, kepuasan diukur
secara numerik yang sesungguhnya ukuran utility yang digunakan tidak bersifat objektif,
melainkan bersifat subjektif
2. Asumsi yang menggambarkan utility dari uang yang konstan adalah tidak realistis, karena jika
income seseorang meningkat, maka marginal utility (MU) dari uang akan berubah

Sifat-sifat INDIFERENCE CURVE

1. Terdapat banyak kurva indiferen (IC1, IC2, IC3, … ICn). Susunan kurva indiferen itu disebut peta
indiferen
2. Kurva indiferen yang posisinya lebih tinggi menunjukkan kepuasan yang lebih tinggi
3. Kurva indiferen mencekung terhadap titik O (origin) atau cembung ke arah titik O. mempunyai
arah (slope) yang negatif (berlawanan)
4. Kurva indiferen tidak saling berpotongan
5. Kemiringan kurva indiferen menunjukkan Marginal Rate of Substitution (MRS) / Laju Substitusi
Marginal

Kurva Garis Anggaran Pengeluaran

Kurva indiferen hanya dapat memberikan gambaran kepuasan yang akan dinikmati konsumen dengan
mengkonsumsi barang-barang yang diinginkannya sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan kepuasan
yang lebih tinggi (IC yang tertinggi). Kenyataannya konsumen tidak dapat memperoleh barang-barang
sebanyak yang dia inginkan itu sebegitu mudahnya karena dibatasi oleh dana / pendapatan yang
dimilikinya.

Mengoptimalisasi Kepuasan

Kepuasan optimal atau disebut juga dengan equilibrium konsumen dicapai pada titik garis anggaran
bersinggungan dengan kurva indiferen tertinggi. Pada titik ini rasio subtitusi konsumen sama dengan slope
garis anggaran, atau dengan kata lain seorang konsumen akan mencapai kepuasan optimal apabila ia
mencapai titik dimana garis anggaran pengeluaran menyinggung kurva kepuasan sama.
Perubahan Utilitas Konsumen

Ada dua faktor yang menyebabkan perubahan utilitas (nilai guna) konsumen, yaitu :
1. Perubahan Pendapatan
2. Perubahan Harga

Pendekatan Preferensi Nyata dan Pendekatan Atribut

 PENDEKATAN PREFERENSI NYATA

Pendekatan preferensi nyata merupakan sebuah hipotesis yang berusaha memperbaiki kelebihan dari
pendekatan ordinal dan cardinal. Beberapa asumsi yang menjadi dasar berlakunya teori ini antara lain :

- Rasionalitas, Mengandung pengertian bahwa jumlah barang banyak lebih disukai, daripada
barang yang sedikit.
- Konsisten, Pilihan konsumen tidak mudah untuk diubah (dialihkan), apabila konsumen telah
menentukan A lebih disukai dari pada B, maka dia tidak sekali-kali akan mengatakan bahwa B
lebih disukai daripada A.
- Asas Transitif, Perbandingan yang diberikan konsumen terhadap barang-barang yang disukai
maupun tidak. Apabila konsumen menyatakan A lebih disukai daripada B, dan B lebih disukai
daripada C, maka ia akan menyatakan juga bahwa A lebih disukai daripada C.
- Revealed Preference Axioma, Yang mengasumsikan bahwa konsumen akan menyisihkan sejumlah
uang tertentu untuk mengeluarkannya. Jumlah ini merupakan anggaran yang dipergunakannya.

 PENDEKATAN ATRIBUT

Dalam pendekatan atribut diasumsikan bahwa rumah tangga yang telah membagi-bagi anggaran untuk
tiap kelompok kebutuhan. Misalnya untuk sandang, pangan, perumahan, kesehatan dan
sebagainyaPanjangnya garis kombinasi hasil kepuasan atribut itu tergantung kepada :

1. Besarnya anggaran yang disediakan oleh konsumen untuk makan di restoran


2. Harga setiap kali makan di restoran
3. Kombinasi hasil kepuasan atribut yang diperoleh konsumen setiap kali makan di restoran
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai