Anda di halaman 1dari 23

MOTORCYCLE CENTER DI KOTA PALANGKA RAYA SEBAGAI

PUSAT KOMUNITAS DAN PAMERAN MOTOR

RIZKY

Abstraksi

Abstrak

Motorcycle Center di Kota Palangka Raya adalah wadah bagi para komunitas motor
untuk saling bersosialisasi dan saling menyalurkan hobinya dalam modifikasi motor .
Penelitian dalam kajian ini difokuskan kepada kegiatan komunitas, fasilitas , serta
kendalam kendala dalam pembuatan Motorcycle Center di Kota Palangka Raya. Melalui
Kajian ini ditemukan bahwa Kegiatan yang dilakukan oleh Komunitas masih belum
difasilitasi oleh karena itu Perlu dilakukan penelitian terkait Kegiatan yang dilakukan
sehingga didapatkan fasilitas yang diperlukan kemudian memperhatikan kendala apa
saja dalam pembangunan suatu Motorcycle Center di Kota Palangka Raya .

Kata Kunci : Motorcycle Center , Kota Palangka Raya , Pusat Komunitas, Pameran Motor

Abstrack

The motorcycle center in the city of palfigures is the motorcycle community's motorcycle symbol
for socializing with one another and channeling its hobbies in motorcycle modifications. The study
of the study is focused on the activities of the community, facilities, and motorcycle center located
in the city of palnumeric raya. The study found that the activities carried out by the community
have not been facilitated because of this need for research related to the activity so that the
necessary facilities are acquired and and attention to the motorcycle center at the city of
palnumbers raya.

Keyword: motorcycle center, motorcycle center, community center, motorcycle exhibition

METODE PENELITIAN

Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
deskriptif kualitatif . Dengan menggunakan kuesioner dan data yang diperoleh secara tidak langsung melalui
jurnal dan skripsi .
KAJIAN TEORITIS
Pengertian Motorcycle Center
Motorcycle Center adalah tempat yang mewadahi kegiatan komunitas motor seperti
kegiatan sosial , pameran otomotif motor , aksesoris motor , modifikasi motor yang di
wadahi dalam bentuk bangunan . Wadah tersebut berfungsi sebagai pusat komunitas
guna untuk menyalurkan bakat dan minat untuk mengisi waktu luang dengan kegiatan
yang lebih positif .

Pusat Komunitas

a. Pengertian Pusat Komunitas


Menurut Riena J. Surayuda (2016) Pusat komunitas adalah ruang publik bagi
komunitas untuk melakukan aktivitas sosial, berinteraksi, rekreasi, dan menyalurkan
hobinya yang dalam beberapa kasus dapat menanggulangi permasalahan sosial.

b. Jenis Komunitas
Menurut Crow dan Allan (1994), Komunitas dapat terbagi menjadi 3 komponen:
1. Berdasarkan Lokasi atau Tempat Wilayah atau tempat sebuah komunitas dapat
dilihat sebagai tempat dimana sekumpulan orang mempunyai sesuatu yang sama
secara geografis.
2. Berdasarkan Minat Sekelompok orang yang mendirikan suatu komunitas karena
mempunyai ketertarikan dan minat yang sama, misalnya agama, pekerjaan, suku,
ras, maupun berdasarkan gender.
3. Berdasarkan Komuni Komuni dapat berarti ide dasar yang dapat mendukung
komunitas itu sendiri

c. Bentuk-bentuk Komunitas
Menurut Wenger (2002), Komunitas mempunyai berbagai macam bentuk dan
karakteristik, diantaranya:
1. Besar atau Kecil Beberapa komunitas hanya terdiri dari beberapa anggota atau
bahkan terdiri dari 1000 anggota. Besar atau kecilnya anggota tidak menjadi
masalah, meskipun demikian komunitas yang mempunyai banyak anggota
biasanya dibagi menjadi sub divisi berdasarkan wilayah atau sub topik tertentu.

2. Berumur Panjang atau Berumur Pendek Perkembangan sebuah komunitas


memerlukan waktu yang lama, sedangkan jangka waktu eksis sebuah komunitas
sangat beragam. Terdapat beberapa komunitas yang tetap bertahan dalam
waktu puluhan tahun, tetapi ada pula komunitas yang berumur pendek.
3. Terpusat atau Tersebar Mayoritas sebuah komunitas berawal dari sekelompok
orang yang bekerja di tempat yang sama atau tempat tinggal yang berdekatan.
Mereka saling berinteraksi secara tetap dan bahkan ada beberapa komunitas
yang tersebar di beberapa wilayah.

4. Homogen atau Heterogen Beberapa komunitas berasal dari latar belakang yang
sama, atau ada yang terdiri dari latar belakang yang berbeda. Jika berasal dari
latar belakang yang sama komunikasi lebih mudah terjalin, sebaliknya jika
komunitas terdiri dari berbagai macam latar belakang diperlukan rasa saling
menghargai satu sama lain.

5. Internal atau Eksternal Sebuah komunitas dapat bertahan sepenuhnya dalam


unit bisnis atau bekerjasama dengan divisi yang berbeda. Beberapa komunitas
bahkan bekerjasama dengan organisasi yang berbeda.

6. Spontan atau Disengaja Terdapat beberapa komunitas yang berdiri tanpa


adanya intervensi atau usaha pengembangan dari organisasi. Anggota secara
spontan bergabung karena kebutuhan berbagi informasi dan membutuhkan
rekan yang mempunyai minat yang sama. Pada beberapa kasus, terdapat
komunitas yang secara sengaja didirikan untuk mengaspirasikan kebutuhan
anggota. Komunitas yang didirikan secara spontan atau disengaja tidak
menentukan formal atau tidaknya sebuah komunitas.

d. Fungsi Pusat Komunitas


Pusat Komunitas ini mewadahi berbagai kegiatan untuk semua kalangan yang memiliki
3 fungsi utama yang berbeda yaitu:
1. Edukatif
Edukatif dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah bersifat mendidik atau
berkenaan dengan pendidikan. Pusast Komunitas sebagai wadah untuk
masyarakat berkegiatan yang diharapkan mampu mengarahkan anak muda
melalui kegiatan yang dapat memeberi edukasi yang berkaitan dengan safety
riding dan modifikasi motor di dalamnya.
2. Rekreatif
Rekreatif berasal dari kata rekreasi yang menurut kamus besar bahasa Indonesia
adalah penyegaran kembali badan dan pikiran, sesuatu yang menggembirakan
hati dan menyegarkan seperti hiburan, piknik. Rekreatif dapat dikatakan suatu
keadaan yang bersifat menarik, menyenangkan, menantang yan dapat
mengembangkan daya imajinasi, kemampuan berfikir kritis serta kemampuan
mengekspresikan ide-idenya dalam suatu karya baru yang unik. Di dalam
memberi suasana yang rekreatif, Pusat Komuntias ini perlu menyediakan
kegiatan-kegiatan modifikasi motor sebagai wadah menyalurkan bakat, ide-ide,
dan kreatifitas masyarakat umum lainnya untuk saling berekspresi.

3. Interaktif
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Interaktif dapat diartikan bersifat saling
melakukan aksi; antar-hubungan. Interaktif berasal dari kaata interaksi yang
diartikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia saling aktif, saling melakukan
aksi, berhubungan, mepengaruhi antar hubungan sosial yang dinamis antara
orang perseorangan dan orang perseorangan, antara perseorangan dan
kelompok, dan antara kelompok dan kelompok. Yang dimasksud sarana interaktif
dalam Pusat Komunitas adalah suasana yang dapat memacu masyarakat untuk
bisa saling berkenalan dan berteman antar sesamanya.

Pameran Motor
a. Pengertian Pameran Motor
1. Pameran
Menurut Freed E. Han dan Kenneth G. Mangun Pengertian pameran ini
adalah suatu sarana pemasaran yang efektif sebagai tujuan kampanye,
baik itu produk tertentu, sosialisasi program perusahaan, dan juga
informasi mengenai keunggulan pada suatu produk kepada masyarakat,
sekaligus juga sebagai upaya dalam meningkatkan penetrasi pasar.

2. Motor
Menurut Nasution (1996) angkutan bermotor adalah moda transportasi
yang menggunakan kendaraan bermotor sebagai fasilitas operasinya yang
bergerak di jalan raya.
Bila didefinisikan daiam arti luas, Pameran Motor diartikan sebagai ruang,
tempat, atau aula yang luas yang menjadi bagian dari fungsi utama bangunan
yang digunakan untuk kepentingan khusus, yaitu pameran motor.

b. Tujuan Pameran
Tujuan utama pameran adalah untuk memperkenalkan produk dan
mempromosikan keunggulan, sehingga dapat mempengaruhi pendapat
masyarakat untuk menyukai produk tersebut. Hasil akhir diharapkan terjadi
kontak dagang baik secara langsung, atau setidaknya informasi produk diterima
masyarakat.

c. Jenis Pameran
Berdasarkan Sifat Penyelenggaraannya Berdasarkan sifat
penyelenggaraannya, pameran dapat dibedakan menjadi beberapa bagian:

1. Pameran Murni adalah pameran yang dalam penyelenggaraannya tidak


disertai penjualan dan lebih ditekankan pada informasi untuk pengenalan
produk.
2. Pameran Penjualan adalah pameran Pameran yang dalam
penyelenggaraannya disertai penjualan, sehingga suasana lebih meriah.
3. Pameran Pembangunan adalah Pameran yang dalam penyelenggaraannya
hanya bersifat menyampaikan informasi mengenai program pemerintah.

d. Pameran Berdasarkan Waktu Penyelenggaraan

1. Pameran tidak tetap

- Temporary Exhibition dimana waktu pelaksanaannya tidak tentu


(disesuaikan dengan suatu event)

- Periode Exhibition dimana waktu pelaksanaannya tertentu.

2. Pameran Tetap Berupa show room permanen yang dapat dijumpai


sepanjang waktu
e. Persyaratan Bangunan Pameran
1. Persyaratan Umum
Lokasi bangunan exhibition / pameran :
a. Terletak di kota-kota yang berfungsi sebagai pintu gerbang dan memiliki
bandara bertaraf internasional
b. Tersedia sarana dan prasarana transportasi ( untuk meningkatkan
efisiensi waktu, tenaga, dan biaya)
c. Tingkat aksesibilitas tinggi, sehingga dapat dicapai dari segala penjuru
kota - Tersedia jaringan infrastruktur lengkap

2. Persyaratan Khusus
a. Persyaratan Kebutuhan
3. Memenuhi persyaratan konstruksi
4. Dapat mewadahi kegiatan pameran
5. Berhubungan dengan site yang luas, maka diperlukan entrance dan
exit lebih dari satu yang masing-masing mempunyai akses langsung
kejalan raya, sehingga arus kendaraan yang jumlahnya ribuan dapat
terkontrol tanpa menimbulkan kemacetan.
6. Memenuhi persyaratan keamanan baik bagi peserta, pengunjung,
serta peralatan yang ada.
7. Dapat memberi suasana santai dan nyaman bagi pengunjung
b. Persyaratan Penyedia Fasilitas
8. Fasilitas umum, terdiri dari: area parkir, entrance hall, lobby, front
office, public lavatory, telepon umum, dan system keamanan.
9. Fasilitas jasa, terdiri dari: bank, moneychanger, ruang administrasi,
medical room, televideo room.
10. Fasilitas rekreasi, terdiri dari: restauran, lounge, coffeshop.
11. Fasilitas servis, yaitu : tempat ibadah, lavatory, ruang istirahat, ruang
bongkar muat, gudang, bengkel, dan ruang ME.
Studi Presedent
Hasil dan Pembahasan

Analisa Kegiatan Komunitas Motor di Kota Palangka Raya

Analisa kegiatan para komunitas motor ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner
kepada orang-orang yang bergabung dikomunitas, berikut hasil sampel penelitian dari
10 orang responden :

Dari 11 jawaban , 10 orang menjawab lebih banyak kegiatan bersosialisasi , selain 4


kegiatan yang disebutkan diatas ada beberapa kegiatan tambahan dari responden,
seperti Berbagi hal hal yang positif dan pengetahuan tetang otomotif lainya , menambah
teman , solidaritas dan Mengadakan Acara Bantuan Sosial dan gotong royong.
Sehingga dari hasil penelitian diatas dapat diambil sekitar 6 Kegiatan yang dilakukan
oleh para Komunitas Motor di Palangka Raya, yaitu :

1. Bersosialisasi
2. Rapat Organisasi
3. Kerja Reparasi (Modifikasi Motor)
4. Menyelenggarakan event
5. Sharing pengetahuan
6. Mengadakan acara Bantuan Sosial atau penggalangan dana serta Gotong Royong

Analisa Kegiatan Komunitas Motor

Jenis kegiatan yang diwadahi dalam showroom dan bengkel sepeda motor ini
digolongkan menjadi 2, antara lain:

a. Kegiatan utama Kegiatan utama adalah kegiatan yang menjadi fokus utama sebagai
fungsi kegiatan berdasarkan showroom dan bengkel sepeda motor ini. Kegiatan-
kegiatan tersebut meliputi:
1. Penjualan sepeda motor

Penjualan sepeda motor dilakukan oleh dealer atau agen tunggal pemegang
merk kendamaraan. Penjualan sepeda motor dibedakan menjadi dua yaitu
penjualan sepeda motor bam dan setengah pakai. Penjualan oleh dealer
sepeda motor diperhitungkan sebagai berikut, Ruang dealer dan satu ruang
reparasinya.

2. Pembelian sepeda motor

Pembelian sepeda motor berupa sepeda motor setengah pakai yang berasal
dari konsumen. Pembelian sepeda motor dilakukan oleh dealer merk sepeda
motor. Pembelian didasarkan oleh kesepakatan antara dua belah pihak, yaitu
konsumen dan produsen.

3. Reparasi sepeda motor


Kegiatan reparasi dilakukan oleh dealer resmi merk sepeda motor dengan
cara penyesuaian reparasi resmi dealer merk kendaraan.

4. Modifikasi sepeda motor


Kegiatan modifikasi yang dimaksud adalah kegiatan perubahan bentuk fisik
atau performa sepeda motor. Modifikasi dilakukan oleh pengusaha reparasi.
Modifikasi bukan rancang kendaraan untuk lebih berjalan cepat modifikasi
hanya berupa penambahan asesoris kendaraan. Reparasi yang termasuk
dalam kategori campuran merupakan reparasi yang ikut terjun dalam kegiatan
modifikasi.

5. Test drive
Kegiatan ini merupakan yang berhubungan dengan reparasi dan jual beli
sepeda motor setengah pakai. Test drive dilakukan untuk menguji
kemampuan dan kwalitas mesin sepeda motor.

b. Kegiatan Penunjang Kegiatan penunjang adalah kegiatan yang mendukung


atau menunjang kegiatan utama, antara lain :

1. Perkantoran Kegiatan ini dilakukan oleh pemilik bangunan. Kegiatan yang di


lakukan berupa; kegiatan administrasi, management, operasional dan
pemeliharaan bangunan. Pengelola terdiri dari :
a) Direktur

b) Sekretaris

c) Manager operasional

d) Manager administrasi

e) Staf administrasi

f) Staf operasional

g) Maintenance

2. Cafe/ Rest Area

Cafe merupakan ruang untuk: istirahat dan pelepas lapar pelaku kegiatan jual
beli dan reparasi sepeda motor terpadu ini.

Analisa Fasilitas yang diperlukan Komunitas

Analisa Fasilitas yang diperlukan Komunitas Palangka Raya


Di Kota Palangka Raya masih belum memiliki Komunitas Motor masih belum memiliki
motorcycle center . Sehingga perlu dilakukan kuesioner kepada mereka , fasilitas apa
saja yang mereka perlukan dan harapkan untuk di Motorcycle center nantinya . Dari hasil
kuesioner tersebut didapati hasil sebagai berikut :

Dari 12 jawaban , 10 orang menjawab lebih banyak Ruang Pameran , selain 6 Fasilitas
yang disebutkan diatas ada beberapa Fasilitas tambahan dari responden, seperti area
tunggu untuk para owner motor, pameran aksesoris otomotif, ruang detail part motor
yang di modifikasi oleh peserta pameran. Sehingga dari hasil penelitian diatas dapat
diambil sekitar 8 Fasilitas yang diperlukan oleh para Komunitas Motor di Palangka Raya,
yaitu :

1. Ruang Pameran/ Exihibitation Motor


2. Bengkel Modifikasi
3. Food Court
4. Cafe dan Restoran
5. Ruang Rapat/ Function Room
6. R. Komunitas dan Rest Area
7. Area tunggu para owner Motor
8. Ruang Pameran Aksesoris Otomotif
9. Ruang Detail Part motor yang dimodifikasi peserta Pameran

Analisa Fasilitas yang diperlukan Komunitas Motor

1. Analisa Fungsi Ruang

Fungsi bangunan dapat digunakan sebagai acuan utama penentuan jenis-jenis


ruangan yang diperlukan baik secara primer , sekunder maupun tersier. Penjabaran
tentang fungsi aktivitas menghasilkan pengelompokkan fasilitas berdasarkan tingkat
kepentingannya adalah sebagai berikut :

a. Fungsi Primer
Fungsi Primer merupakan fungsi utama bagi bangunan . Fungsi Utamanya
adalah untuk menampung para modifikator untuk memfasilitasi hobi mereka
b. Fungsi Sekunder
Fungsi Sekunder merupakan fungsi yang digunakan untuk mendukung kegiatan
utama. Fungsi pendukung ini berupa sirkuit sebagai penunjang, salon motor,
dan lain-lain.
c. Fungsi Penunjang
Fungsi Penunjang adalah fungsi yang mendukung terlaksananya semua
kegiatan baik primer maupun sekunder . Diantaranya adalah supermarket
onderdil motor .
Analisa Fasilitas berdasarkan Kelompok Kegiatan

Dari Kegiatan diatas , maka diperoleh fasilitas yang diperlukan untuk sebuah pusat
komunitas motor dan pameran :

1. Tempat Pameran/ Exhibitation

Kegiatan yang dilakukan pada pameran adalah penataan motor untuk dipajang
atau dipamerkan kemudian memberikan informasi kepada pengunjung perihal
produk

2. Tempat Jual-Beli Produk

Kegiatan ini merupakan tujuan akhir dari diadakannya kegiatan pameran yaitu
menarik minat pengunjung untuk membeli sepeda motor. Sehingga
diperlukannya tempat Jual-Beli Produk tersebut.
3. Ruang Perbengkelan dan Uji Coba

Tahap pertama yang dilakukan adalah menerimaan kendaraan dan mencatat


perihal kerusakan yang diutarakan oleh konsumen, setelah itu diserahkan
kepada mekanik untuk memeperbaikannya, kegiatan berikut adalah
penggantian oli atau sparepart jika perlu diganti. Pada kegiatan tersebut
mengeluarkan polusi suara dan polusi udara akibat serta kotoran-kotoran lain,
hal tersebut dapat diatasi dengan cara pemasangan saluran pipa pembuangan
yang dihubungkan melalui knalpot, dan permukaan lantai yang dibuat dari
bahan keramik gloss.

4. Ruang Modifikasi sepeda motor


Tahap penerimaan kendaraan yang akan dimodifikasi serta mencatat model
atau bagian mana yang akam dimodif berdasar permintaan dari konsumen
merupakan tahap pertama. Kemudian pada tahap penjualan sparepart atau
komponen adalah penjualan yang menyediakan komponen-komponen yang
diperlukan konsumen. Selanjutnya pada tahap konsultasi adalah memberikan
informasi yang diperlukan oleh konsumen seputar modifikasi yang akan
diinginkan, karakter kegiatan tersebut berupa pembicaraan dan konsuitasi
secara Iangsung. Sedangkan pada tahap terakhir adalah pemasangan
assesoris yang sesuai keinginan konsumen.

5. Tempat Test Drive


Kegiatan ini merupakan yang berhubungan dengan reparasi dan jual beli
sepeda motor setengah pakai. Test drive dilakukan untuk menguji kemampuan
dan kualitas mesin sepeda motor.
6. Ruang Kegiatan Bersama/ Function Room

Kegiatan ini termasuk dalam kriteria atraktif yaitu sesuatu yang disukai oleh
orang banyak. Dapat menjadi kegiatan pemutarfan Film tentang sejarah
tentang perkembangan sepeda motor dan juga tentang segala pertunjukan
road race dari seluruh dunia, atau menjadi ruang rapat organisasi

7. Cafe dan Rest Area

Cafetaria merupakan ruangan


yang dipilih untuk tempat
istirahat pengunjung. Kegiatan
ini termasuk dalam kriteria
rekreatif yaitu bersifat menghibur
konsumen. Jika restauran yang
dipilih suasana ruang menjadi
resmi. Oleh karena itu cafetaria
sifatnya fleksibel terhadap
pengunjung.

Persyaratan Ruang dalam dan Luar

Dasar pertimbangan pada persyaratan ruang dibedakan menjadi:

1. Persyaratan akustik ruang


Pada kegiatan uji coba ( test drive ), perbengkelan dan kegiatan modifikasi
menimbulkan suatu dampak. Damapak ini mengakibatkan ruang menjadi bising,
pengujian kelayakan kendaraan setelah diperbaiki atau dimodifikasi
mengeluarakan suara. Sehingga mengganggu ruang-ruang disekitarnya untuk
itu perlu suatu metode untuk mengatasi masalah itu. Pemakaian kompresor juga
menimbulkan suara yang bising. Jadi konsep pada perancangan diperlukan
penataan ruang akustik yang baik sehingga dapat mengatasi masalah tersebut.

2. Persyaratan Getaran
Pada kegiatan perbengkelan pemakaian kompresor, mesin generator
menimbulkan dampak yaitu adanya getaran. Getaran ini dapat menimbulkan
keretakan pada struktur seperti lantai, dinding dan fondasi. Maka perlunya suatu
perancangan yang kuat untuk mengatasi getaran yang terjadi.

3. Persyaratan Pencahayaan dan Penghawaan


Pencahayaan perlu diperhatikan pada ruang pameran dan ruang modifikasi,
selain itu juga pada ruang cafetaria dan ruang tunggu. Sistem penghawaan perlu
diperhatikan pada ruang-ruang khusus untuk mendapatkan kenyamanan
kegiatannya, misal ruang kantor pengelola, dan ruang yang melayani publik
seperti pameran, cafetaria, mushola dan ruang tunggu pada bengkel
diperlukannya perancangan dan pengaturan pada pencahayaan dan
penghawaan.

Konsep Bangunan Motorcycle

1. Konsep Akustik pada Perbengkelan


Ruang ini lebih ditekankan pada letaknya karena akan menimbulkan dampak
yang besar. Penempatan pada bagian samping yang berhubungan dengan luar
bangunan. Bagian yang memiliki kemudahan dalam hal sirkulasi dan
aksesbelitas menuju ke area test drive. Keuntungannya adalah tidak
mengganggu ruang-ruang yang lain dan juga untuk mengatasi dampak akan
relatif menjadi lebih mudah. Pemililihan bahan juga sangat mendukung untuk
meredam suara yang ditimbulkan,

2. Konsep Getaran
Getaran yang diakibatkan pada kegiatan perbengkelan pada penggunaan
mesin-mesin juga dapat diatasi dengan penambahan pada suatu bahan tertentu
pada fondasi, dinding dan lantai. Teknik akan dipelajari pada bagian struktur dan
bahan.

3. Konsep Pencahayaan dan Penghawaan


a. Pencahayaan dibedakan menjadi dua, pencahayaan umum dan
pencahayaan khusus. Pada pencahayaan umum atau general lighting
dipertimbangkan penggunaanya dengan tujuan :
1. Menjelaskan dimensi dari ruang bersangkutan (sempit /luas, lorong
panjang / pendek, bangunan tinggi / pendek ).
2. Untuk menunjukan orientasi atau arah sehingga orang tahu berjalan
kearah mana.
3. Memberikan suasana umum artinya apakah ruangan ini merupakan
kantor, ruang pamer dsb.
4. Memberikan keamanan lingkungan secara umum.
5. Menunjukan tempat-tempat tertentu secara jelas untuk memberikan
jaminan keselamatan.

Penggunaan pencahayaan umum misalnya pada cafe, kantor, pengelola


dan Iain-lain. Sedangkan pencahayaan khusus atau lokal lighting
dipertimbangkan penggunaannya dengan tujuan :
1. Menunjukan dan mengarahkan sasaran atau objek pada posisi tertentu.
2. Menerangi benda secara khusus, walaupun terdapat penerangan umum.

Pemakaian pencahayaan khusus misalnya pada ruang pamer dan workshop


bengkel untuk menerangi suatu produk atau pencahayaan bagian benda
yang akan diperbaiki. Selain itu penggunaan pencahayaan alami juga
digunakan dengan kegiatan utama menggunakan atap skylight dan bukaan
jendela, keuntungannya adalah ekonomis dan relatif murah.

b. Penghawaan dibedakan menjadi dua, penghawaan buatan dan penghawaan


alami. Kedua penghawaan ini mempunyai kerugian dan keuntungan. Pada
penghawaan alami tidak peeriu memerlukan pemeliharaan alat serta
operasionalnya murah. Namun kerugiannya, penghawaan buatan dapat
diatur, namun memerlukan pemeliharaan dan biaya opersaional yang
mahal. Penghawaan alami dapat dicapai dengan bukaan pada dinding atau
atap. Sedangkan penghawaan buatan dapat dicapai dengan Air
Conditioner( AC ).

4. Konsep Struktur dan Bahan

Dasar pertimbangan dalam pemilihan struktur dan bahan adalah :

1. Penyesuaian terhadap bahan bangunan.

2. Pertimbangan terhadap kondisi setempat.

3. Pertimbangan dalam kemudahan perawatan dan pemeliharaan.

4. Ketahanan terhadap pengaruh panas dan kelembaban

5. Konsep Utilitas

Dasar pertimbangan dalam menentukan sistem utilitas adalh sebagi berikut:


1. Kelengkapan sarana utilitas pada lokasi Sarana utilitas sangat mempengaruhi
fungsi untuk dapat diketahui dan digunakan atau tidak didalam bangunan.
Kemudian yang terpenting lagi adalah memberikan sarana pengganti apabila
tidak dapat digunakan.
2. Kondisi site Kondisi site diperlukan untuk mengetahui metode atau cara
terbaik untuk penyaluran dan pemasangannya didalam bangunan.

Kendala Motorcycle Center

a. Kendala Faktor Humanistik

Salah satu kendala dalam suatu perancangan bangunan komersial adalah


kurangnya sarana/fasilitas yang baik sesuai dengan standar yang dapat menunjang
usaha aktivitas kerjanya, kurangnya pencapaian kenyamanan secara psikis
terhadap pengguna dimana hal tersebut dapat membawa pengguna untuk dapat
merasakan maksud tujuan dari bangunan komersial tersebut berdasarkan fungsi
ruang bangunan komersial.

Faktor Humanistik tidak bisa dipisahkan dengan keadaan manusia sebagai pelaku
( objek psikologi). Sebagai ilmu yang bergerak dalam bidang psyche fliwa)
diharapkan dengan mengetahui perilaku-perilaku dalam hubungan suatu
lingkungan dengan organisme/person maka humanistik dapat memberikan refleksi
untuk rancangan bangunan Motorcycle Center . Menurut Maslow dalam physiologis
humanistic dengan teori motivasinya la mengajukan teori tentang herardy of
needs/kebutuhan :
1. Kebutuhan fisiologis (the physiological needs)
2. Kebutuhan akan rasa aman (the safety needs)
3. Kebutuhan rasa cinta dan memiliki ( the belongingness adn love needs)
4. Kebutuhan penghargaan (the esteem needs)
5. Kebutuhan aktualisasi diri (the needs for self actualization)

Humanistik bisa dirasakan dan dinikmati apabila pengguna fasilitas dapat


memenuhi kebutuhan physiologis humanistic, berinteraksi langsung dan merasakan
keharmonisan antara manusia dengan lingkungan disekitarnya berdasarkan sifat-
sifat dasar manusia. Sifat pengguna sebagai mahluk yang memerlukan
kenyamanan kondisi thermal, visual, akuistik, gerak sirkulasi, fasilitas yang dapat
menunjang kenyamanan dilingkungan kerjanya, perasaan psikologis yang
membutuhkan suatu ketenangan dan keindahan. Kondisi bangunan yang hanya
mementingkan pencapaian komersial Glial - beli) banyak dijumpai di kota-kota,
ketidakteraturanya sirkulasi yang membuat pengguna bangunan berdesak-desakan
yang bisa berdampak pada ketidaknyamanan akan keseimbangan thermal, citra
bangunan yang tidak nyaman untuk dilihat karena banyaknya perletakan billboard
produk-produk yang tidak memperhatikan nilai-nilai estetika arsitektural. Kebutuhan
ruang space yang dapat memberikan penghawaan dan pencahayaan yang
maksimal kadang juga kurang mendapatkan perhatian dari pengembang suatu
kawasan komersial.
b. Kendala dari limbah B3 Bengkel
Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, sebagian tugas Pemerintah Pusat
diberikan kepada Pemerintah Daerah, hal tersebut tercantum dalam Undang –
Undang no. 32 tahun 2004. Kewenangan dari pemerintah daerah dijelaskan dalam
Peraturan Pemerintah no. 38 tahun 2007. Berbagai aspek pemerintahan dan
pembangunan dirumuskan dalam Peraturan Pemerintah tersebut termasuk
kewenangan dalam pengelolaan dan pengendalian lingkungan hidup. Namun dalam
Peraturan Pemerintah tersebut untuk kasus oli bekas masih ditangani oleh
pemerintah pusat, sedangkan pemerintah provinsi, kabupaten/kota hanya diberi
tugas sebagai pelapor jika terjadi kasus mengenai oli bekas (Silaban, 2008).
Sehingga dari kebijakan tersebut bengkel – bengkel baik itu yang besar maupun
yang kecil yang menghasilkan limbah B3 harus memiliki ijin dari Kementerian
Lingkungan Hidup. Selain itu untuk peraturan tentang limbah B3 terutama oli bekas
tersebut masih belum begitu terinci terutama untuk masalah pengelolaan di sumber,
pengangkutan maupun rute pengangkutan. Peraturan yang ada hanyalah peraturan
mengenai pengelolaan limbah B3 yang ada pada PP 18 tahun 1999 yang bersifat
umum.

1. Pengertian Limbah B3
Berdasarkan Peraturan Pemerintah no.18 tahun 1999 dijelaskan bahwa limbah
bahan beracun dan berbahaya (limbah B3) adalah sisa suatu usaha dan/atau
kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena
sifat, konsentrasinya, atau jumlahnya yang secara langsung maupun tidak
langsung dapat mencemari lingkungan hidup dan membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup yang lain.
Menurut Watts (1997) limbah B3 didefinisikan sebagai limbah padat atau
kombinasi dari limbah padat yang karena jumlah, konsentrasinya, sifat fisik,
kimia maupun yang bersifat infeksi yang dapat menyebabkan kematian dan
penyakit yang tidak dapat pulih, yang substansinya dapat membahayakan bagi
kesehatan manusia atau lingkungan dikarenakan pengelolaan yang tidak tepat,
baik itu penyimpanan, tansport, ataupun dalam pembuangannya.

2. Sifat dan Karakteristik Limbah B3


Menurut Watts (1997) karakteristik limbah B3 diklasifikasikan menjadi 4 yaitu :
1. Mudah terbakar Bersifat liquid dengan titik nyala sama dengan atau dibawah
60°C. Sedangkan untuk non-liquid yang terbakar di bawah kondisi normal
dikarenakan adanya gesekan, atau perubahan sifat kimia secara spontan
yang dapat menimbulkan bahaya.
2. Bersifat korosif Limbah yang bersifat cair yang memiliki pH ≤ 2 atau ≥ 12,5
atau cairan yang menyebabkan perkaratan pada besi yang lebih tinggi dari
6,35 mm/tahun.
3. Reaktif Limbah yang tidak stabil, dan mengalami perubahan yang besar tanpa
adanya pemicu. Langsung bereaksi dengan air. Berpotensi terjadi ledakan
apabila bertemu dengan air.
4. Beracun Limbah yang melalui test TCLP dinyatakan bersifat racun, dengan
membandingkan konsentrasi leachate mengandung 31 senyawa organik dan
8 senyawa anorganik. Jika test TCLP melebihi konsentrasi tersebut diatas
maka limbah tersebut dinyatakan beracun.

Limbah Beracun adalah limbah yang mengandung pencemar yang bersifat


racun bagi manusia dan lingkungan yang dapat menyebabkan kematian atau
sakit yang serius apabila masuk kedalam tubuh melalui pernafasan, kulit, dan
mulut. Indikator racun yang digunakan adalah TCLP (Toxicity Characteristics
Leaching Pocedure) seperti tercantum dalam lampiran II PP 18/99 yang
merupakan batas ambang yang digunakan untuk indikasi B3 (Damanhuri, 2010).
Berdasarkan PP 85 tahun 1999 karakteristik limbah dibagi menjadi 7 yaitu ; a.
Mudah meledak b. Mudah terbakar c. Bersifat reaktif d. Beracun e.
Menyebabkan infeksi f. Bersifat korosif g. Pengujian toksikologi untuk
menentukan sifat akut dan atau kronik.

3. Pengelolaan Limbah B3 Bengkel

a. Pewadahan
Pewadahan limbah B3 bengkel yang ada di lapangan masih belum sesuai
dengan Keputusan Kepala Bapedal no.1 tahun 1995. Dimana untuk
ketentuan umum kemasan yang digunakan yaitu harus kuat, tahan lama,
tidak bocor dan tidak mudah berkarat. Selain itu kemasan yang digunakan
harus tertutup untuk menghindari terjadinya paparan limbah B3 ke udara.

Keadaan di lapangan untuk pewadahan hanya dilakukan untuk oli bekas,


onderdil terkontaminasi dan botol bekas oli. Sedangkan untuk majun dan aki
bekas tidak ada pewadahan khusus. Hal tersebut sangatlah tidak dianjurkan
karena untuk limbah B3 haruslah memiliki wadah khusus yang berguna
untuk mengamankan limbah B3 tersebut dan lingkungan sekitarnya. Selain
itu untuk wadah limbah B3 harus dilengkapi dengan symbol dan label yang
sesuai dengan karakteristik limbah B3 tersebut. Pengelolaan limbah B3 ini
berguna untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran atau kerusakan
lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah B3 bengkel. Pewadahan
yang digunakan untuk limbah B3 bengkel yang sesuai dengan kategori
limbah yang ada di bengkel yaitu mudah terbakar dan korosif adalah wadah
yang memenuhi kriteria umum sebagai berikut :
• Limbah yang memiliki karakteristik yang berbeda tidak boleh disimpan
dalam satu kemasan untuk menghindari terjadinya pencampuran dari 2
sifat limbah B3 yang berbeda yang dapat mengakibatkan reaksi yang
tidak diinginkan.
• Kemasan limbah B3 harus terbuat dari bahan yang sesuai dengan
karakteristik limbah B3 tersebut, tahan lama, tidak mudah berkarat, dan
tidak bocor. Kemasan harus diganti apabila terdapat kerusakan atau
kebocoran pada kemasan.
• Memiliki penutup yang kuat untuk mencegah terjadinya tumpahan pada
saat dilakukan pemindahan atau pengangkutan

b. Reduksi
Reduksi dilakukan untuk mengurangi jumlah timbulan limbah B3 bengkel
dan mengurangi sifat bahaya dari racun yang dapat dilakukan. Usaha
reduksi untuk limbah B3 bengkel yaitu :
• Menggunakan kembali onderdil – onderdil bekas yang masih dapat
digunakan kembali.
• Menerapkan sistem K3 untuk menghindari terjadinya ceceran pelumas
atau bahan bakar dari motor sehingga mengurangi penggunaan majun
yang terkontaminasi.
• Menggunakan kembali majun yang masih belum terlalu kotor

c. Pengangkutan
Pengangkutan ini dilakukan untuk mengirimkan semua limbah B3 yang
dihasilkan oleh bengkel ke pihak pengelola atau pemanfaat limbah B3
bengkel tersebut. Pengangkutan limbah B3 ini harus memperhatikan kondisi
kendaraan pengangkut maupun kemasan dari limbah B3 bengkel yang
benar – benar aman untuk proses pengangkutan. Namun untuk kenyataan
di lapangan proses pengangkutan ini dilakukan hanya untuk limbah B3 yang
bernilai ekonomis saja, sedangkan untuk limbah B3 yang tidak bernilai
ekonomis seperti majun atau sisa onderdil yang tidak dapat dijual akan
dibuang ke tempat sampah. Pengangkutan ini biasanya dilakukan oleh pihak
pengolah atau pemanfaat limbah B3 bengkel tersebut yang langsung datang
ke bengkel. Limbah B3 yang biasa diangkut adalah oli bekas, botol bekas
dan onderdil yang memiliki nilai ekonomis. Pengangkutan ini menggunakan
pick up terbuka dan tidak ada pengaman untuk menghindari guncangan
pada drum – drum yang diangkut. Kendaraan yang digunakan tidak sesuai
dengan standar pengangkutan limbah B3 yang aman dan sangat beresiko
terjadinya guncangan dan tergulingnya drum – drum yang ada di pick up
tersebut. Pengangkutan ini dilakukan untuk mengirim limbah B3 bengkel ke
pihak pengolah atau pemanfaat. Pada Peraturan Pemerintah no.18 tahun
1999 dijelaskan bahwa pengangkut bisa dilakukan oleh penghasil limbah,
namun untuk limbah B3 bengkel ini sebaiknya dilakukan oleh pihak pengolah
atau pemanfaat limbah B3 bengkel tersebut. Pengangkutan harus disertai
dengan manifest yang dimiliki oleh pihak pengangkut. Kendaraan
pengangkut yang digunakan harus tahan lama, kuat dan mampu melindungi
limbah B3 yang akan diangkut. Selanjutnya pengangkutan ini akan dibawa
ke pihak pemanfaat atau pengolah limbah yang akan dibahas pada sub bab
selanjutnya. Hal lain yang harus diperhatikan dalam pengangkutan limbah
B3 adalah rute pengangkutan yang harus memperhatikan peraturan yang
berlaku. Apabila peraturan mengenai trayek tidak ada maka pengangkut
limbah B3 sebaiknya memilih jalan arteri yang jauh dari pemukiman guna
menghindari terjadinya bahaya yang tidak diinginkan (Trihadiningrum, 2000).

KESIMPULAN

Berdasarkan dari penilitan di atas , penelitian lebih difokuskan kepada


kegiatan, fasilitas, serta kendala dalam pembangunan Motorcycle Center
oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa

a. Kegiatan Komunitas Motorcycle di Kota Palangka Raya


Dari Kuesioner yang disebarkan kepada orang yang bergabung di
komunitas dapat disimpulkan bahwa kebanyakan kegiatan yang
dilakukan adalah bersosialisasi dan diikuti dengan beberapa kegiatan
lainnya seperti mengadakan event , mengadakan acara bantuan social
atau penggalangan dana, sharing tentang modifikasi maupun onderdil
motor

b. Fasilitas Motorcycle
Untuk di kota Palangka Raya motorcycle center masih belum ada , oleh
karena itu disebarkan kuesioner kepada orang-orang yang bergabung
di komunitas , fasilitas apa saja yang diperlukan , Dari hasil kuesioner
tersebut diperoleh bahwa ruang pameran sangat diperlukan untuk
bangunan tersebut dan selain itu diperoleh beberapa fasilitas lainnya
seperti Ruang bengkel / modifikasi, Café dan Restoran, Ruang Rapat
Organisasi , Function Room , serta Rest Area .

c. Kendala
Kendala yang ditemukan menurut Analisa tersebut ada 2 , yaitu Kendala
Faktor Humanistik dan Kendala Limbah . Kendala Faktor Humanistik
bisa dirasakan dan dinikmati apabila pengguna fasilitas dapat
memenuhi kebutuhan physiologis humanistic, berinteraksi langsung dan
merasakan keharmonisan antara manusia dengan lingkungan
disekitarnya. Sedangkan kendala Limbah B3 limbah bahan beracun dan
berbahaya (limbah B3) adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun sehingga perlu
penanganan khusus pada pengolahannya.

SARAN

1. Setelah melakukan penelitian, akan lebih baik apabila referensi jurnal-jurnal


tentang judul penelitian ini lebih banyak dan dilampirkan dengan data-data
pendukung
2. Limbah dari bengkel atau modifikasi motor sangatlah berbahaya dan beracun ,
sehingga akan sangat berbahaya apabila dibuang sembarangan oleh karena itu
perlu penanganan khusus dalam pembuangan limbah tersebut .

Daftar Pustaka

Asrori, A. M. (2010). Perancangan pusat modifikasi otomotif roda dua di Malang Raya. . PhD Thesis.

Bantolo, M. (2006). Bantolo, Martduga. "Showroom dan Bengkel Sepeda Motor di Bandung Jawa Barat Tampilan Bangunan yang
Atraktif dan Sirkulasi yang Efisien Dalam Bangunan.".

Basuki, I. (2002). Basuki, Indra. "Showroom Harley Davidson Kaca Sebagai Pembentuk Performa Fasad Bangunan." (2002).

Bimantara, Z. N. (2021). "GALERI MOTOR CUSTOM DI KOTA MALANG TEMA: ARSITEKTUR MODERN.". Jurnal Arsitektu, 209-226.

Fakhrudin, A. (2007). "Showroom Honda di Tegal Penciptaan Bangunan yang Atraktif pada Transformasi Karakter Bentuk Logo
Honda.".

Fikri, D. S. (2018). PERENCANAAN PEKANBARU CUSTOM MOTORBIKE GALLERY DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR METAFORA.
Jurnal Teknik, 12.2: 187-193.

Lumunon, E. I. (2021). "Evaluasi Kinerja Instalasi Pengolahan Air Limbah Komunal Kiniar Di Kota Tondano.". TEKNO , 19.77.

Nugroho, A. A. (2018). "Pengelolaan Limbah B3 Bengkel Resmi kendaraan bermotor roda dua di Kabupaten Sleman DI Yogyakarta."
.

Siswoyo, F. (2001). "Pusat Showroom Sepeda Motor di Yogyakarta." .

Sulistyobudi, B. (2006). Sulistyobudi, B. (2006). Soho: Showroom Mobil di kawasan Solo Baru Fasilitas Komersial yang Humanis
Small Office Home Office: Car Showroom In Solo Baru Humanis Commercial Facility.

Tumimomor, I. a. (2013). "Galeri Sepeda Motor Bekas Di Manado (Transformasi Sebagai Strategi Desain Arsitektur).". urnal
Arsitektur DASENG, 22-32.

Wicaksono, P. A. (2017). "PUSAT SUKU CADANG DI JAWA TENGAH (AUTOMOTIVE SPAREPART CENTER IN CENTRAL JAVA) Dengan
Pendekatan Desain Arsitektur Hi-Tech.". Journal of Architecture, 3.3.

Anda mungkin juga menyukai