RIZKY
Abstraksi
Abstrak
Motorcycle Center di Kota Palangka Raya adalah wadah bagi para komunitas motor
untuk saling bersosialisasi dan saling menyalurkan hobinya dalam modifikasi motor .
Penelitian dalam kajian ini difokuskan kepada kegiatan komunitas, fasilitas , serta
kendalam kendala dalam pembuatan Motorcycle Center di Kota Palangka Raya. Melalui
Kajian ini ditemukan bahwa Kegiatan yang dilakukan oleh Komunitas masih belum
difasilitasi oleh karena itu Perlu dilakukan penelitian terkait Kegiatan yang dilakukan
sehingga didapatkan fasilitas yang diperlukan kemudian memperhatikan kendala apa
saja dalam pembangunan suatu Motorcycle Center di Kota Palangka Raya .
Kata Kunci : Motorcycle Center , Kota Palangka Raya , Pusat Komunitas, Pameran Motor
Abstrack
The motorcycle center in the city of palfigures is the motorcycle community's motorcycle symbol
for socializing with one another and channeling its hobbies in motorcycle modifications. The study
of the study is focused on the activities of the community, facilities, and motorcycle center located
in the city of palnumeric raya. The study found that the activities carried out by the community
have not been facilitated because of this need for research related to the activity so that the
necessary facilities are acquired and and attention to the motorcycle center at the city of
palnumbers raya.
METODE PENELITIAN
Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
deskriptif kualitatif . Dengan menggunakan kuesioner dan data yang diperoleh secara tidak langsung melalui
jurnal dan skripsi .
KAJIAN TEORITIS
Pengertian Motorcycle Center
Motorcycle Center adalah tempat yang mewadahi kegiatan komunitas motor seperti
kegiatan sosial , pameran otomotif motor , aksesoris motor , modifikasi motor yang di
wadahi dalam bentuk bangunan . Wadah tersebut berfungsi sebagai pusat komunitas
guna untuk menyalurkan bakat dan minat untuk mengisi waktu luang dengan kegiatan
yang lebih positif .
Pusat Komunitas
b. Jenis Komunitas
Menurut Crow dan Allan (1994), Komunitas dapat terbagi menjadi 3 komponen:
1. Berdasarkan Lokasi atau Tempat Wilayah atau tempat sebuah komunitas dapat
dilihat sebagai tempat dimana sekumpulan orang mempunyai sesuatu yang sama
secara geografis.
2. Berdasarkan Minat Sekelompok orang yang mendirikan suatu komunitas karena
mempunyai ketertarikan dan minat yang sama, misalnya agama, pekerjaan, suku,
ras, maupun berdasarkan gender.
3. Berdasarkan Komuni Komuni dapat berarti ide dasar yang dapat mendukung
komunitas itu sendiri
c. Bentuk-bentuk Komunitas
Menurut Wenger (2002), Komunitas mempunyai berbagai macam bentuk dan
karakteristik, diantaranya:
1. Besar atau Kecil Beberapa komunitas hanya terdiri dari beberapa anggota atau
bahkan terdiri dari 1000 anggota. Besar atau kecilnya anggota tidak menjadi
masalah, meskipun demikian komunitas yang mempunyai banyak anggota
biasanya dibagi menjadi sub divisi berdasarkan wilayah atau sub topik tertentu.
4. Homogen atau Heterogen Beberapa komunitas berasal dari latar belakang yang
sama, atau ada yang terdiri dari latar belakang yang berbeda. Jika berasal dari
latar belakang yang sama komunikasi lebih mudah terjalin, sebaliknya jika
komunitas terdiri dari berbagai macam latar belakang diperlukan rasa saling
menghargai satu sama lain.
3. Interaktif
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Interaktif dapat diartikan bersifat saling
melakukan aksi; antar-hubungan. Interaktif berasal dari kaata interaksi yang
diartikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia saling aktif, saling melakukan
aksi, berhubungan, mepengaruhi antar hubungan sosial yang dinamis antara
orang perseorangan dan orang perseorangan, antara perseorangan dan
kelompok, dan antara kelompok dan kelompok. Yang dimasksud sarana interaktif
dalam Pusat Komunitas adalah suasana yang dapat memacu masyarakat untuk
bisa saling berkenalan dan berteman antar sesamanya.
Pameran Motor
a. Pengertian Pameran Motor
1. Pameran
Menurut Freed E. Han dan Kenneth G. Mangun Pengertian pameran ini
adalah suatu sarana pemasaran yang efektif sebagai tujuan kampanye,
baik itu produk tertentu, sosialisasi program perusahaan, dan juga
informasi mengenai keunggulan pada suatu produk kepada masyarakat,
sekaligus juga sebagai upaya dalam meningkatkan penetrasi pasar.
2. Motor
Menurut Nasution (1996) angkutan bermotor adalah moda transportasi
yang menggunakan kendaraan bermotor sebagai fasilitas operasinya yang
bergerak di jalan raya.
Bila didefinisikan daiam arti luas, Pameran Motor diartikan sebagai ruang,
tempat, atau aula yang luas yang menjadi bagian dari fungsi utama bangunan
yang digunakan untuk kepentingan khusus, yaitu pameran motor.
b. Tujuan Pameran
Tujuan utama pameran adalah untuk memperkenalkan produk dan
mempromosikan keunggulan, sehingga dapat mempengaruhi pendapat
masyarakat untuk menyukai produk tersebut. Hasil akhir diharapkan terjadi
kontak dagang baik secara langsung, atau setidaknya informasi produk diterima
masyarakat.
c. Jenis Pameran
Berdasarkan Sifat Penyelenggaraannya Berdasarkan sifat
penyelenggaraannya, pameran dapat dibedakan menjadi beberapa bagian:
2. Persyaratan Khusus
a. Persyaratan Kebutuhan
3. Memenuhi persyaratan konstruksi
4. Dapat mewadahi kegiatan pameran
5. Berhubungan dengan site yang luas, maka diperlukan entrance dan
exit lebih dari satu yang masing-masing mempunyai akses langsung
kejalan raya, sehingga arus kendaraan yang jumlahnya ribuan dapat
terkontrol tanpa menimbulkan kemacetan.
6. Memenuhi persyaratan keamanan baik bagi peserta, pengunjung,
serta peralatan yang ada.
7. Dapat memberi suasana santai dan nyaman bagi pengunjung
b. Persyaratan Penyedia Fasilitas
8. Fasilitas umum, terdiri dari: area parkir, entrance hall, lobby, front
office, public lavatory, telepon umum, dan system keamanan.
9. Fasilitas jasa, terdiri dari: bank, moneychanger, ruang administrasi,
medical room, televideo room.
10. Fasilitas rekreasi, terdiri dari: restauran, lounge, coffeshop.
11. Fasilitas servis, yaitu : tempat ibadah, lavatory, ruang istirahat, ruang
bongkar muat, gudang, bengkel, dan ruang ME.
Studi Presedent
Hasil dan Pembahasan
Analisa kegiatan para komunitas motor ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner
kepada orang-orang yang bergabung dikomunitas, berikut hasil sampel penelitian dari
10 orang responden :
1. Bersosialisasi
2. Rapat Organisasi
3. Kerja Reparasi (Modifikasi Motor)
4. Menyelenggarakan event
5. Sharing pengetahuan
6. Mengadakan acara Bantuan Sosial atau penggalangan dana serta Gotong Royong
Jenis kegiatan yang diwadahi dalam showroom dan bengkel sepeda motor ini
digolongkan menjadi 2, antara lain:
a. Kegiatan utama Kegiatan utama adalah kegiatan yang menjadi fokus utama sebagai
fungsi kegiatan berdasarkan showroom dan bengkel sepeda motor ini. Kegiatan-
kegiatan tersebut meliputi:
1. Penjualan sepeda motor
Penjualan sepeda motor dilakukan oleh dealer atau agen tunggal pemegang
merk kendamaraan. Penjualan sepeda motor dibedakan menjadi dua yaitu
penjualan sepeda motor bam dan setengah pakai. Penjualan oleh dealer
sepeda motor diperhitungkan sebagai berikut, Ruang dealer dan satu ruang
reparasinya.
Pembelian sepeda motor berupa sepeda motor setengah pakai yang berasal
dari konsumen. Pembelian sepeda motor dilakukan oleh dealer merk sepeda
motor. Pembelian didasarkan oleh kesepakatan antara dua belah pihak, yaitu
konsumen dan produsen.
5. Test drive
Kegiatan ini merupakan yang berhubungan dengan reparasi dan jual beli
sepeda motor setengah pakai. Test drive dilakukan untuk menguji
kemampuan dan kwalitas mesin sepeda motor.
b) Sekretaris
c) Manager operasional
d) Manager administrasi
e) Staf administrasi
f) Staf operasional
g) Maintenance
Cafe merupakan ruang untuk: istirahat dan pelepas lapar pelaku kegiatan jual
beli dan reparasi sepeda motor terpadu ini.
Dari 12 jawaban , 10 orang menjawab lebih banyak Ruang Pameran , selain 6 Fasilitas
yang disebutkan diatas ada beberapa Fasilitas tambahan dari responden, seperti area
tunggu untuk para owner motor, pameran aksesoris otomotif, ruang detail part motor
yang di modifikasi oleh peserta pameran. Sehingga dari hasil penelitian diatas dapat
diambil sekitar 8 Fasilitas yang diperlukan oleh para Komunitas Motor di Palangka Raya,
yaitu :
a. Fungsi Primer
Fungsi Primer merupakan fungsi utama bagi bangunan . Fungsi Utamanya
adalah untuk menampung para modifikator untuk memfasilitasi hobi mereka
b. Fungsi Sekunder
Fungsi Sekunder merupakan fungsi yang digunakan untuk mendukung kegiatan
utama. Fungsi pendukung ini berupa sirkuit sebagai penunjang, salon motor,
dan lain-lain.
c. Fungsi Penunjang
Fungsi Penunjang adalah fungsi yang mendukung terlaksananya semua
kegiatan baik primer maupun sekunder . Diantaranya adalah supermarket
onderdil motor .
Analisa Fasilitas berdasarkan Kelompok Kegiatan
Dari Kegiatan diatas , maka diperoleh fasilitas yang diperlukan untuk sebuah pusat
komunitas motor dan pameran :
Kegiatan yang dilakukan pada pameran adalah penataan motor untuk dipajang
atau dipamerkan kemudian memberikan informasi kepada pengunjung perihal
produk
Kegiatan ini merupakan tujuan akhir dari diadakannya kegiatan pameran yaitu
menarik minat pengunjung untuk membeli sepeda motor. Sehingga
diperlukannya tempat Jual-Beli Produk tersebut.
3. Ruang Perbengkelan dan Uji Coba
Kegiatan ini termasuk dalam kriteria atraktif yaitu sesuatu yang disukai oleh
orang banyak. Dapat menjadi kegiatan pemutarfan Film tentang sejarah
tentang perkembangan sepeda motor dan juga tentang segala pertunjukan
road race dari seluruh dunia, atau menjadi ruang rapat organisasi
2. Persyaratan Getaran
Pada kegiatan perbengkelan pemakaian kompresor, mesin generator
menimbulkan dampak yaitu adanya getaran. Getaran ini dapat menimbulkan
keretakan pada struktur seperti lantai, dinding dan fondasi. Maka perlunya suatu
perancangan yang kuat untuk mengatasi getaran yang terjadi.
2. Konsep Getaran
Getaran yang diakibatkan pada kegiatan perbengkelan pada penggunaan
mesin-mesin juga dapat diatasi dengan penambahan pada suatu bahan tertentu
pada fondasi, dinding dan lantai. Teknik akan dipelajari pada bagian struktur dan
bahan.
5. Konsep Utilitas
Faktor Humanistik tidak bisa dipisahkan dengan keadaan manusia sebagai pelaku
( objek psikologi). Sebagai ilmu yang bergerak dalam bidang psyche fliwa)
diharapkan dengan mengetahui perilaku-perilaku dalam hubungan suatu
lingkungan dengan organisme/person maka humanistik dapat memberikan refleksi
untuk rancangan bangunan Motorcycle Center . Menurut Maslow dalam physiologis
humanistic dengan teori motivasinya la mengajukan teori tentang herardy of
needs/kebutuhan :
1. Kebutuhan fisiologis (the physiological needs)
2. Kebutuhan akan rasa aman (the safety needs)
3. Kebutuhan rasa cinta dan memiliki ( the belongingness adn love needs)
4. Kebutuhan penghargaan (the esteem needs)
5. Kebutuhan aktualisasi diri (the needs for self actualization)
1. Pengertian Limbah B3
Berdasarkan Peraturan Pemerintah no.18 tahun 1999 dijelaskan bahwa limbah
bahan beracun dan berbahaya (limbah B3) adalah sisa suatu usaha dan/atau
kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena
sifat, konsentrasinya, atau jumlahnya yang secara langsung maupun tidak
langsung dapat mencemari lingkungan hidup dan membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup yang lain.
Menurut Watts (1997) limbah B3 didefinisikan sebagai limbah padat atau
kombinasi dari limbah padat yang karena jumlah, konsentrasinya, sifat fisik,
kimia maupun yang bersifat infeksi yang dapat menyebabkan kematian dan
penyakit yang tidak dapat pulih, yang substansinya dapat membahayakan bagi
kesehatan manusia atau lingkungan dikarenakan pengelolaan yang tidak tepat,
baik itu penyimpanan, tansport, ataupun dalam pembuangannya.
a. Pewadahan
Pewadahan limbah B3 bengkel yang ada di lapangan masih belum sesuai
dengan Keputusan Kepala Bapedal no.1 tahun 1995. Dimana untuk
ketentuan umum kemasan yang digunakan yaitu harus kuat, tahan lama,
tidak bocor dan tidak mudah berkarat. Selain itu kemasan yang digunakan
harus tertutup untuk menghindari terjadinya paparan limbah B3 ke udara.
b. Reduksi
Reduksi dilakukan untuk mengurangi jumlah timbulan limbah B3 bengkel
dan mengurangi sifat bahaya dari racun yang dapat dilakukan. Usaha
reduksi untuk limbah B3 bengkel yaitu :
• Menggunakan kembali onderdil – onderdil bekas yang masih dapat
digunakan kembali.
• Menerapkan sistem K3 untuk menghindari terjadinya ceceran pelumas
atau bahan bakar dari motor sehingga mengurangi penggunaan majun
yang terkontaminasi.
• Menggunakan kembali majun yang masih belum terlalu kotor
c. Pengangkutan
Pengangkutan ini dilakukan untuk mengirimkan semua limbah B3 yang
dihasilkan oleh bengkel ke pihak pengelola atau pemanfaat limbah B3
bengkel tersebut. Pengangkutan limbah B3 ini harus memperhatikan kondisi
kendaraan pengangkut maupun kemasan dari limbah B3 bengkel yang
benar – benar aman untuk proses pengangkutan. Namun untuk kenyataan
di lapangan proses pengangkutan ini dilakukan hanya untuk limbah B3 yang
bernilai ekonomis saja, sedangkan untuk limbah B3 yang tidak bernilai
ekonomis seperti majun atau sisa onderdil yang tidak dapat dijual akan
dibuang ke tempat sampah. Pengangkutan ini biasanya dilakukan oleh pihak
pengolah atau pemanfaat limbah B3 bengkel tersebut yang langsung datang
ke bengkel. Limbah B3 yang biasa diangkut adalah oli bekas, botol bekas
dan onderdil yang memiliki nilai ekonomis. Pengangkutan ini menggunakan
pick up terbuka dan tidak ada pengaman untuk menghindari guncangan
pada drum – drum yang diangkut. Kendaraan yang digunakan tidak sesuai
dengan standar pengangkutan limbah B3 yang aman dan sangat beresiko
terjadinya guncangan dan tergulingnya drum – drum yang ada di pick up
tersebut. Pengangkutan ini dilakukan untuk mengirim limbah B3 bengkel ke
pihak pengolah atau pemanfaat. Pada Peraturan Pemerintah no.18 tahun
1999 dijelaskan bahwa pengangkut bisa dilakukan oleh penghasil limbah,
namun untuk limbah B3 bengkel ini sebaiknya dilakukan oleh pihak pengolah
atau pemanfaat limbah B3 bengkel tersebut. Pengangkutan harus disertai
dengan manifest yang dimiliki oleh pihak pengangkut. Kendaraan
pengangkut yang digunakan harus tahan lama, kuat dan mampu melindungi
limbah B3 yang akan diangkut. Selanjutnya pengangkutan ini akan dibawa
ke pihak pemanfaat atau pengolah limbah yang akan dibahas pada sub bab
selanjutnya. Hal lain yang harus diperhatikan dalam pengangkutan limbah
B3 adalah rute pengangkutan yang harus memperhatikan peraturan yang
berlaku. Apabila peraturan mengenai trayek tidak ada maka pengangkut
limbah B3 sebaiknya memilih jalan arteri yang jauh dari pemukiman guna
menghindari terjadinya bahaya yang tidak diinginkan (Trihadiningrum, 2000).
KESIMPULAN
b. Fasilitas Motorcycle
Untuk di kota Palangka Raya motorcycle center masih belum ada , oleh
karena itu disebarkan kuesioner kepada orang-orang yang bergabung
di komunitas , fasilitas apa saja yang diperlukan , Dari hasil kuesioner
tersebut diperoleh bahwa ruang pameran sangat diperlukan untuk
bangunan tersebut dan selain itu diperoleh beberapa fasilitas lainnya
seperti Ruang bengkel / modifikasi, Café dan Restoran, Ruang Rapat
Organisasi , Function Room , serta Rest Area .
c. Kendala
Kendala yang ditemukan menurut Analisa tersebut ada 2 , yaitu Kendala
Faktor Humanistik dan Kendala Limbah . Kendala Faktor Humanistik
bisa dirasakan dan dinikmati apabila pengguna fasilitas dapat
memenuhi kebutuhan physiologis humanistic, berinteraksi langsung dan
merasakan keharmonisan antara manusia dengan lingkungan
disekitarnya. Sedangkan kendala Limbah B3 limbah bahan beracun dan
berbahaya (limbah B3) adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun sehingga perlu
penanganan khusus pada pengolahannya.
SARAN
Daftar Pustaka
Asrori, A. M. (2010). Perancangan pusat modifikasi otomotif roda dua di Malang Raya. . PhD Thesis.
Bantolo, M. (2006). Bantolo, Martduga. "Showroom dan Bengkel Sepeda Motor di Bandung Jawa Barat Tampilan Bangunan yang
Atraktif dan Sirkulasi yang Efisien Dalam Bangunan.".
Basuki, I. (2002). Basuki, Indra. "Showroom Harley Davidson Kaca Sebagai Pembentuk Performa Fasad Bangunan." (2002).
Bimantara, Z. N. (2021). "GALERI MOTOR CUSTOM DI KOTA MALANG TEMA: ARSITEKTUR MODERN.". Jurnal Arsitektu, 209-226.
Fakhrudin, A. (2007). "Showroom Honda di Tegal Penciptaan Bangunan yang Atraktif pada Transformasi Karakter Bentuk Logo
Honda.".
Fikri, D. S. (2018). PERENCANAAN PEKANBARU CUSTOM MOTORBIKE GALLERY DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR METAFORA.
Jurnal Teknik, 12.2: 187-193.
Lumunon, E. I. (2021). "Evaluasi Kinerja Instalasi Pengolahan Air Limbah Komunal Kiniar Di Kota Tondano.". TEKNO , 19.77.
Nugroho, A. A. (2018). "Pengelolaan Limbah B3 Bengkel Resmi kendaraan bermotor roda dua di Kabupaten Sleman DI Yogyakarta."
.
Sulistyobudi, B. (2006). Sulistyobudi, B. (2006). Soho: Showroom Mobil di kawasan Solo Baru Fasilitas Komersial yang Humanis
Small Office Home Office: Car Showroom In Solo Baru Humanis Commercial Facility.
Tumimomor, I. a. (2013). "Galeri Sepeda Motor Bekas Di Manado (Transformasi Sebagai Strategi Desain Arsitektur).". urnal
Arsitektur DASENG, 22-32.
Wicaksono, P. A. (2017). "PUSAT SUKU CADANG DI JAWA TENGAH (AUTOMOTIVE SPAREPART CENTER IN CENTRAL JAVA) Dengan
Pendekatan Desain Arsitektur Hi-Tech.". Journal of Architecture, 3.3.