Anda di halaman 1dari 6

PUSAT PERMAINAN TRADISIONAL

DI KALIMANTAN TENGAH
DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
“SEMINAR”

Yang dibina oleh Bapak Dr. Indrabakti Sangalang , ST, MT

Dibuat oleh :

RIZKY (DBB 117 063)

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Saat ini permainan tradisional anak sudah jarang dimainkan, bahkan sudah
mulai ditinggalkan. Anak-anak zaman sekarang lebih menyukai permainan
modern, seperti play station. Dalam permainan tradisional tersimpan makna
persatuan dan kesatuan. Beberapa permainan tradisional yang sekarang
ditinggalkan oleh anak-anak antara lain gobak soodor, tarik tambang dan
balapan terompak, permainan ini sudah jarang dimainkan sekarang. Pesatnya
perkembangan teknologi juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan
permainan sederhana ini tidak lagi menjadi permainan favorit anak-anak zaman
sekarang. Selain itu, berkurangnya area bermain anak juga menjadi salah satu
penyebab anak-anak mulai pergi. Saat ini Indonesia memiliki sekitar 2.500
permainan tradisional yang tersebar di seluruh nusantara. Akibat perkembangan
teknologi, banyak masyarakat Indonesia yang meninggalkannya, sehingga
keberadaannya semakin terancam punah. Padahal permainan tradisional
merupakan kekayaan budaya lokal.

Penelitian yang dipublikasikan oleh Journal of Pediatrics, dimotori oleh Seattle


Children’s Research Institute (2011), mengungkapkan bahwa anak-anak yang
menghabiskan banyak waktu dengan bermain dengan bermain video games
mempunyai dampak negatif seperti; masalah interaksi sosial; kemampuan
komunikasi; penurunan sikap empati; gangguan kecakapan motorik dan
gangguan kesehatan. Sejumlah pihak diketahui melakukan upaya mengenalkan
kembali permainan tradisional kepada masyarakat dalam berbagai jenis
kegiatan.Pemerintah Indonesia juga melakukan ancang-ancang untuk menjaga
permainan tradisional agar tak punah, yang tercantum dalam UU Nomor 5 Tahun
2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Permainan tradisional merupakan satu dari
10 objek pemajuan kebudayaan oleh Pemerintah Indonesia.
Di Kalimantan Tengah acara Festival Budaya Isen Mulang ini merupakan salah
satu acara tahunan yang sudah digelar sejak tahun 1993. Awalnya acara hanya
diisi oleh beberapa perlombaan tradisional kecil-kecilan, tapi seiring
perkembangan zaman kini Festival Budaya Isen Mulang berhasil berkembang
menjadi acara yang menarik dan megah kebanggaan masyarakat lokal
Kalimantan Tengah. Istilah “Isen Mulang” sendiri, bagi suku Dayak, bermakna
sebagai semangat hidup. Sebutan untuk pawai budaya ini diadaptasi dari bahasa
Sangiang atau Sangen yang merupakan bahasa sub-suku Dayak tertua yang ada
di Kalimantan Tengah. Umumnya, Festival Budaya Isen Mulang diadakan di
Kota Palangka Raya dan berisi beberapa permainan tradisional yang dilombakan
misalnya, lomba malamang, lomba balogo, lomba manyipet, dan lomba
karungut atau pantun yang dilagukan. Keunikan budaya masyarakat etnik Dayak
dari 14 kabupaten/kota se-Kalimantan Tengah (Kalteng) yang ditampilkan
dalam Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) menjadi daya tarik. Selain itu,
budaya dayak juga bakal jadi kekuatan tersendiri bagi acara yang akan digelar
di Kota Palangka Raya Untuk menjaga kearifan budaya lokal maka Festival
Budaya Isen Mulang masuk dalam kalender pariwisata nasional yang setiap
tahunnya diselenggarakan. Konsep acaranya dirancang dengan
mengkolaborasikan unsur budaya Dayak dengan karnaval dan lomba untuk
menarik wisatawan, baik lokal maupun internasional.

Namun Festival Budaya Isen Mulang hanyalah sebatas lomba tahunan yang
hanya orang-orang terpilih saja yang memainkkannya , sedangkan tujuan dari
adanya pusat permainan tradisional ini adalah sebagai wadah dilaksanakaanya
lomba permainan tradisional dan juga sebagai wadah informasi maupun tempat
untuk mempelajari dan mengembangkan permainan tradisional . Oleh karena itu
permainan tradisional yang ada di Kalimantan Tengah ini dapat kembali
dikenalkan kepada anak-anak melalui kegiatan-kegiatan lomba maupun terjun
langsung bersama teman-teman maupun orang tuanya untuk mempraktikan
sekaligus belajar sehingga permainan tradisional yang ada bisa kembali diangkat
dan tidak dilupakan .
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah , maka pembahasan dirumuskan sebagai
berikut :
Identifikasi Potensi Permainan tradisional apa saja yang dapat
dikembangkan dan apa saja fasilitas yang dibutuhkan dalam
pengembangan potensi di Kalimantan Tengah?

1.3.Tujuan
Untuk mengetahui potensi Permainan Tradisional apa saja yang dapat
dikembangkan dan apa fasilitas yang dibutuhkan dalam pengembangan Pusat
Permainan Tradisional di Kalimantan Tengah

1.4.Sasaran
Berdasarkan tujuan penelitian tersebut di atas, maka sasaran penelitian ini adalah
sebagai berikut:

1. Menganalisis potensi Permainan Tradisional yang ada di Kalimantan


Tengah
2. Menganalisis fasilitas apa saja yang dibutuhkan dalam pengembangan Pusat
Permainan Tradisional di Kalimantan Tengah

1.5.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapakan dapat mendatangkan manfaat antara lain sebagi
berikut:

1. Memberikan informasi atau gambaran tentang potensi permainan


tradisional apa saja yang dapat dikembangkan dan apa fasilitas yang
diperlukan dalam pengembangan Pusat Permainan Tradisional di
Kalimantan Tengah
2. Memberikan acuan dalam mendesain Pusat Permainan tradisional di
Kalimantan Tengah
1.6.Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan dari tujuan dan sasaran penelitian, maka pembahasan


substansi akan difokuskan pada substansi Potensi Permainan Tradisional dan
fasilitas apa saja yang dibutuhkan dalam pengembangan Pusat Permainan
Tradisional. Potensi Permainan Tradisional yang dimaksud adalah apa saja
permainan tradisional yang ada di Kalimantan Tengah . Sedangkan fasilitas
yang dimaksud adalah sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam melakukan
atau memperlancar suatu kegiatan dalam pengembangan pusat permainan
tradisional di Kalimantan Tengah .

1.7.Sistematika Pembahasan

Laporan penelitian di susun dalam 6 (enam) bab, terdiri dari bab pendahuluan,
tinjauan pustaka, metode penelitian, gambaran wilayah penelitian,hasil analisis,
kesimpulan dan saran dengan isi dari masing-masing bab sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan, pada bab ini mengemukakan latar belakang


permasalahan, rumusan permasalahan, tujuan ,sasaran, manfaat
penelitian, ruang lingkup penelitian , sistematika pembahasan, dan
kerangka pikir penelitian.

BAB. II Tinjauan pustaka, pada bab ini akan di bahas tentang tinjauan pustaka
yang terkait dengan tema penelitian yaitu tentang Pusat Permainan
Tradisional di Kalimantan Tengah.

BAB III Metode penelitian, pada bab ini berisikan tentang jenis penelitian,
lokasi penelitian, variabel penelitian, cara memperoleh data, tahap-
tahap analisa penelitian, jenis data, dan hipotesis.

BAB IV Gambaran Wilayah, Bab ini berisikan tentang adalah gambaran yang
menerangkan tentang keberadaan situasi dan kondisi atau keadaan
dari obyek penelitian yang berlokasi di Kalimantan Tengah .
Bab V Hasil Analisis dalam pembahasan Bab ini berisikan pembahasan
tentang Potensi permainan apoa saja yang dapat dikembangkan serta
fasilitas apa saja yang diperlukan dalam pengembangan Pusat
Permainan Tradisional di Kalimantan Tengah

Bab VI Kesimpulan dan Saran dalam pembahasan Bab ini berisikan


keseluruhan hasil analisis, pembahasan, dan penelitian yang sudah
dilakukan .

1.8. Kerangka Pikir

Anda mungkin juga menyukai