Anda di halaman 1dari 11

SENI DALAM PRAKTEK KEBIDANAN

Dosen pengampu:

Tut Rayani A W,S.ST.,M.Keb.

Disusun Oleh:

Salsa Imel nafaiza

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN

INSTITUT TEKNOLOGI, SAINS, DAN KESEHATAN

RS DR. SOEPRAOEN
2024

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………………………...…..… 0
Daftar Isi……………………………..……………………………………........ 2
BAB I PENDAHULUAN………………………………………....................... 3
A. Latar Belakang……………..………................……………………... 3
B. Rumusan Masalah……..……………...…….…………..……............ 4
C. Tujuan…………...…………………………......…………….….…... 4
BAB II PEMBAHASAN……………..……...……………………...………... 5
A. Definisi Seni Dalam Praktik Kebidanan…………..…….………….. 5
B. Seni Dalam Praktik Kebidanan…………………..…………………. 5
C. Cara Pendekatan Pengaplikasian Seni Dalam Praktik Kebidanan….. 6
BAB III PENUTUP……….....………….…………………………………….. 8
A. Kesimpulan…………………..……………………….……...………..... 8
Daftar Pustaka………………………………………………………................. 9

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebidanan (midwifery) merupakan ilmu yang terbentuk dari sintesa berbagai


disiplin ilmu (multi disiplin) yang terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu
kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu perilaku, ilmu sosial budaya, ilmu kesehatan
masyarakat dan ilmu manajemen untuk dapat memberikan pelayanan kepada ibu
dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, bayi baru lahir (Lestari,
2014:34).

Kebidanan mempunyai dua pilihan utama yang berhubungan dengan


perubahan, mereka melakukan inovasi dan perubahan atau mereka dapat dirubah oleh
suatu keadaan atau situasi. Bidan mempunyai keterampilan dalam proses perubahan.
Pertama proses bidan yaitu merupakan pendekatan dalam penyelesaian masalah yang
sistematis dan konsisten dengan perencanaan perubahan. Kedua, bidan diajarkan
mendapatkan ilmu dikelas dan mempunyai pengalaman praktek untuk bekerja secara
efektif dengan orang lain.

Perubahan pelayanan kesehatan / kebidanan merupakan kesatuan yang


menyatu dalam perkembangan dan perubahan kebidanan di indonesia. Perubahan ini
adalah cara kebidanan mempertahankan diri sebagai profesi dan berperan aktif dalam
menghadapi era globalisasi. Maka kebidanan Indonesia, khususnya masyarakat
ilmuwan dan masyarakat profesional kebidanan Indonesia, melihat dan
mempertahankan proses profesionalisasi pada era globalisai ini bukan sebagai suatu
ancaman untuk ditakuti atau dihindari, tetapi merupakan tantangan untuk berupaya
lebih keras memacu proses profesionalisasi kebidanan di Indonesia dan
mensejajarkan diri dengan negara-negara lain.

Mewujudkan kebidanan sebagai profesi di Indonesia bukan hanya sekedar


perjuangan untuk membela nasib para bidan yang sudah sejak lama kurang menjadi
perhatian, namun lebih dari itu, yaitu berupaya untuk memenuhi hak masyarakat
dalam mendapatkan asuhan kebidanan yang profesional.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud seni dalam praktik kebidanan?
2. Apa saja seni yang diaplikasikan bidan dalam praktik kebidanan?
3. Bagaimana cara pengaplikasian seni dalam praktik kebidanan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian seni dalam praktik kebidanan.
2. Untuk mengetahui apa saja seni yang diaplikasikan dalam praktik kebidanan.
3. Untuk mengetahui cara pengaplikasian seni dalam praktik kebidanan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Seni Dalam Praktik Kebidanan


Seni dalam praktik kebidanan adalah kemampuan seorang bidan dalam
melakukan asuhan atau praktek kebidanan kepada pasien dengan ketrampilan dan
kemampuan yang dia miliki. Keberhasilan seorang bidan dalam melakukan tugasnya
sangat bergantung pada seni yang ia miliki, karena seni merupakan kemampuan yang
ia miliki sebagai seorang bidan.

Banyak seni yang dapat diaplikasikan oleh para tenaga kesehatan khususnya
bidan untuk menolong pasiennya, macam-macam seni itu mempunyai manfaat
masing-masing yang dapat membantu proses pemberian pelayanan kesehatan yang
nyaman dan memuaskan.
B. Seni Dalam Praktik Kebidanan
Diantaranya seni yang sering diaplikasikan oleh seorang bidan adalah sebagai berikut:
1. Dukungan psikis dari suami
Dukungan psikis dari suami sangat membantu proses pemberian pelayanan
kesehatan dalam praktek kebidanan. Hal itu telah banyak dibuktikan dan hasilnya
memang benar-benar terbukti. Dukungan psikis dari suami dapat menambah
dukungan dan semangat seorang ibu dalam proses persalinan. Perasaan seorang
ibu yang tengah berjuang melahirkan bayinya harus mendapat dukungan psikis
dari keluarga khususnya suami karena dukungan itu sendiri merupakan obat yang
mujarab yang dapat membantu untuk mencapai keberhasilan.
2. Posisi ibu saat melahirkan
Seni dalam praktek kebidanan dapat diterapkan dalam seni bidan dalam
mengatur posisi seorang ibu yang akan melahirkan. Seorang bidan hendaknya
membiarkan ibu bersalin dan melahirkan memilih sendiri posisi persalinan yang
diinginkannya dan bukan berdasarkan keinginan bidannya sendiri. Dengan
kebebasan untuk memutuskan posisi yang dipilihnya, ibu akan lebih merasa aman.
Manfaat pemilihan posisi berdasarkan pilhan ibu:
a. Sedikit rasa sakit dan ketidaknyamanan.
b. Kala 2 persalinan menjadi lebih pendek.
c. Laserasi perineum lebih sedikit.

6
Macam-macam posisi yang dapat dipilih oleh seorang ibu:
a. Posisi terlentang (supine).
b. Posisi duduk/setengah duduk.
c. Posisi jongkok/ berdiri.
d. Berbaring miring kekiri.
e. Posisi merangkak.
3. Teknik persalinan IMD ( Inisiasi Menyusui Dini)
IMD atau Inisiasi. Menyusui Dini adalah adalah proses bayi menyusu
segera setelah dilahirkan, di mana bayi diletakkan di dada ibu dan dibiarkan
bergerak untuk mencari puting susu ibunya sendiri. Menurut penelitian
diperkirakan sebanyak 22% kematian bayi baru lahir dapat di cegah bila bayi di
susui oleh ibunya dalam satu jam pertama kelahiran. Pada satu jam pertama ini
bayi harus disusukan pada ibunya, bukan untuk pemberian nutrisi tetapi untuk
belajar menyusu atau membiasakan menghisap puting susu dan mempersiapkan
ibu untuk mulai memproduksi ASI kolostrum (depkes), kolostrum ini sangat
berguna bagi bayi.
C. Cara Pendekatan Pengaplikasian Seni Dalam Praktik Kebidanan
Pelayanan praktik kebidanan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
pelayanan rumah sakit. Oleh karena itu, tenaga bidan bertanggung jawab memberikan
pelayanan kebidanan yang optimal dalam meningkatkan dan mempertahankan mutu
pelayanan kebidanan yang diberikan selama 24 jam secara berkesinambungan. Bidan
harus memiliki keterampilan professional, ataupun global. Agar bidan dapat
menjalankan peran fungsinya dengan baik, maka perlu adanya pendekatan sosial
budaya yang dapat menjembatani pelayanannya kepada pasien.
Bidan dapat menunjukan otonominya dan akuntabilitas profesi, melalui
pendekatan sosial dan budaya yang akurat. Terdapat beberapa bentuk pendekatan
yang dapat digunakan atau diterapkan oleh para bidan dalam melakukan pendekatan
asuhan kebidanan kepada masyarakat misalnya paguyuban, kesenian tradisional,
agama dan sistem banjar. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan masyarakat
dalam menerima, bahwa pelayanan atau informasi yang diberikan oleh petugas,
bukanlah sesuatu yang tabu tetapi sesuatu hal yang nyata atau benar adanya.
Pelayanan kebidanan yang optimal dalam meningkatkan dan mempertahankan
mutu pelayanan kebidanan yang diberikan selama 24 jam secara berkesinambungan.
Bidan harus memiliki keterampilan professional, ataupun global. Agar bidan dapat
7
menjalankan peran fungsinya dengan baik, maka perlu adanya pendekatan sosial
budaya yang dapat menjembati pelayanannya kepada pasien. Tercapainya pelayanan
kebidanan yang optimal, perlu adanya tenaga bidan yang professional dan dapat
diandalkan dalam memberikan pelayanan kebidanan berdasarkan kaidah-kaidah
profesi, antara lain:
a. memiliki pengetahuan yang adekuat.
b. menggunakan pendekatan asuhan kebidanan.
Bidan dapat menunjukan otonominya dan akuntabilitas profesi,melalui
pendekatan sosial dan budaya yang akurat. Bentuk-bentuk pendekatan yang dapat
digunakan dengan berbagai cara misalnya paguyuban, kesenian tradisional, agama
dan sistem banjar. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan masyarakat menerima
bahwa pelayanan atau informasi yang diberikan guna meningkatkan guna bidan.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seni dalam praktik kebidanan adalah kemampuan seorang bidan dalam melakukan
asuhan atau praktek kebidanan kepada pasien dengan ketrampilan dan kemampuan yang
dia miliki. Keberhasilan seorang bidan dalam melakukan tugasnya sangat bergantung
pada seni yang ia miliki, karena seni merupakan kemampuan yang ia miliki sebagai
seorang bidan. Macam-macam seni itu mempunyai manfaat masing-masing yang dapat
membantu proses pemberian pelayanan kesehatan yang nyaman dan memuaskan.
Bidan dapat menunjukan otonominya dan akuntabilitas profesi, melalui
pendekatan sosial dan budaya yang akurat. Terdapat beberapa bentuk pendekatan yang
dapat digunakan atau diterapkan oleh para bidan dalam melakukan pendekatan asuhan
kebidanan kepada masyarakat misalnya paguyuban, kesenian tradisional, agama dan
sistem banjar. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam menerima,
bahwa pelayanan atau informasi yang diberikan oleh petugas, bukanlah sesuatu yang tabu
tetapi sesuatu hal yang nyata atau benar adanya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Trisnawati, Frisca. 2016. Pengantar Ilmu Kebidanan. Jakarta: Prestasi Pustakaraya


Tajmiati, Atit. (dkk),. 2016. Modul Konsep Kebidanan dan Etikolegal dalam Praktik
Kebidanan. Surakarta: Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surakarta
Purwandari, Atik. (dkk),. 2014. Kebidanan Teori dan Asuhan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC

10
1) Suatu proses yang alami peristiwa normal, namun apabila tidak di kelola
dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal. Pelayanan tersebut
merupakan pengertian dari (kecuali)...
a. Diabetes meletus
b. Nifas
c. persalinan
d. Kehamilan
2) 2. Dibawah ini merupakan beberapa macam hak bidan, kecuali ...
a. Mendapat perlindungan hukum
b. Bekerja sesuai standar profesi
c. Tidak mendapat kompensasi dan kesehatan yang sesuai
d. Menolak keinginan pasien dan keluarga yang bertentangan denagn
peraturan perundang – undangan
3) Seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui
oleh negara serta memperoleh klarifikasi dan diberi izin untuk menjalankan
praktek kebidanan di negara itu. Pernyataan tersebut merupakan pengertian
dari ...
a. Bidan
b. Perawat
c. Dokter
d. Dukun
4) Yang bukan merupakan langkah penatalaksanaan kebidanan adalah ...
a. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan
klien secara keseluruhan
b. Menginterprestasikan diagnosa atau masalah potensial dan
mengantisipasi penanganannya
c. Tidak menyusun rencana asuhan secara menyeluruh
d. Menginterprestasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa masalah
5) Cara merangsang produksi ASI yang benar ialah ...
a. Berikan botol atau kempeng
b. Menghisap sesering mungkin meningkatkan produksi ASI
c. Jangan menghisap sesering mungkin agar tidak menimbulkan rasa
nyeri
11
d. Perlihatkan tanda menyusui seperlunya
6) Yang bukan termasuk Ciri – ciri bidan profesional adalah ...
a. Bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan keputusan klinik
yang dibuatnya
b. Senantiansa mengikuti perkembangan pengetahuan dan
keterampilan mutakhir secara berkala
c. Bidan membedakan pelayanan pasien
d. Menggunakan keterampilan komunikasi dengan baik
7) Teori Ernesteine wiedenbach adalah kecuali ...
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Pelayanan materlitas
c. Memberikan dukungan dalam mencari pertolongan
d. Memvalidasi bantuan yang diberikan
8) Beberapa masalah pada ibu dan bayi yang perlu dikolaborasi kecuali...
a. Preeklamsia ringan
b. Anemia dan kehamilan
c. Kehamilan dengan kelainan letak
d. Gerakan janin yang dirasakan
9) Yang merupakan tanggung jawab seorang bidan adalah ...
a. Memberikan pelayanan pada klien
b. Memberikan beasiswa pada mahasiswa akbid yang berprestasi
c. Melakukan praktek kebidanan tanpa izin praktek
d. Melakukan penipuan sarana pelayanan kesehatan
10) Faktor – faktor yang mempengaruhi pencapaian peran wanita sebagai ibu
menurut Mercer adalah...
a. Faktor yang berasal dari ibu dan bapak
b. Faktor yang berasal dari keluarga
c. Faktor yang berasal dari ibu dan bayi
d. Faktor yang berasal dari lingkungan sosial

12

Anda mungkin juga menyukai