net/publication/332539587
CITATIONS READS
0 2,057
2 authors, including:
Deni Darmawan
Universitas Pendidikan Indonesia and Institut Pendidikan Indonesia
112 PUBLICATIONS 484 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Deni Darmawan on 20 April 2019.
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa berdasarkan pengamatan sementara, guru-guru
BK di Kabupaten Garut yang tergabung dalam Musyawarah guru Bimbingan dan Konseling (MGBK)
sekitar 25 orang, belum menggunakan sistem identitifikasi kebutuhan dan masalah siswa sebagai landasan
dalam memberikan pelayanannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan sampel siswa
kelas X. MIA. 5 sebanyak 40 siswa dan Informan dalam penelitian ini adalah guru-guru Bimbingan dan
Konseling yang tergabung dalam wadah Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling Kabupaten Garut
yang terdiri atas kurang lebih 25 orang yang berasal dari utusan dari beberapa sekolah negeri dan swasta
yang ikut aktif dalam kegiatan MGBK.
Hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa penggunaan instrumen sistem identifikasi kebutuhan
dan masalah siswa dapat membantu guru BK dalam menggali semua aspek yang menyangkut karakteristik
siswa seperti aspek-aspek fisik (kesehatan), kecerdasan, motif belajar, sikap dan kebiasaan belajar, minat,
masalah yang dialami dan kepribadian atau tugas-tugas perkembangannya. Pemberian pelayanan kepada
siswa, antara lain layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan
penguasaan konten, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok, layanan konseling
individu, layanan konsultasi dan layanan mediasi.
Kata Kunci : Identifikasi Kebutuhan, Kualitas Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Abstract
This research is motivated by the fact that based on interim observations, BK teachers in Garut Regency
who are members of the Guidance and Counseling Teacher Council (MGBK) of about 25 people, have not
used the system of identifying needs and problems of students as a foundation in providing services. This
study uses a qualitative approach, with a sample of class X students. MIA. 5 as many as 40 students and
Informants in this study are Guidance and Counseling teachers who are members of the Garut Regency
Guidance and Counseling Teacher's Consultative Council consisting of approximately 25 people from
envoys from several public and private schools who participated actively in the MGBK activities. The
results showed that the use of system instruments for identifying needs and problems of students can help
BK teachers in exploring all aspects related to student characteristics such as physical aspects (health),
intelligence, learning motives, attitudes and learning habits, interests, problems experienced and personality
or tasks of development. Providing services to students, including orientation services, information
services, placement and distribution services, content mastery services, group guidance services, group
counseling services, individual counseling services, consulting services and mediation services.
1
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018
616
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018
617
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018
618
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018
619
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018
620
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018
621
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018
622
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018
dengan fakta di lapangan. Selain itu fenomena dari sudut pandang partisipan,
landasan teori juga bermanfaat untuk konteks sosial dan institusional, sehingga
memberikan gambaran umum tentang latar pendekatan kualitatif umumnya bersifat
penelitian dan sebagai bahan pembahasan induktif.
hasil penelitian. Peneliti bertujuan untuk Populasi dan Sampel Penelitian ini
memahami fenomena tentang apa yang dilaksananan di SMAN 6 Garut dan di
dialami oleh unit analisis penelitian, seperti Sanggar MGBK (Musyawarah Guru
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan Bimbingan dan Konseling) Kabupaten
lain-lain secara mendalam, untuk Garut yang berpusat di SMAN 1 Garut
menemukan pola, hipotesis juga teori. Jalan Merdeka 91 Garut.
Secara holistik dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada Sampel dalam penelitian ini adalah
suatu konteks khusus yang alamiah dan siswa kelas X. MIA. 5 sebanyak 40 siswa
dengan memanfaatkan berbagai metode sebagai objek dalam mengidentifikasi
alamiah (Moleong, 2010: 6). kebutuhan dan masalah siswa.
623
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018
624
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018
kecerdasan hal ini sangat memungkinkan siswa juga didukung oleh proses
para siswa berhasil dalam mengikuti CBT pelaksanaan dimana guru bimbingan
(Darmawan, D., Harahap, E. (2016). dan konseling memberikan layanan
Problem- problem yang dihadapi siswa bimbingan dan konseling tentang
merupakan hal penting yang harus pengembangan diri pribadi siswa
diketahui dan difahami guru bimbingan bukan hanya memberikan dalam
dan konseling karena persoalan- persoalan bentuk materi layanan yang disajikan
yang dihadapi siswa dapat mengakibatkan melalui teknik pelatihan, tapi juga
terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. secara personal guru bimbingan dan
Problem merupakan starting point bagi konseling menampilkan peran (role),
guru pembimbing untuk melaksanakan relasi atau human relationship yang
konseling. mengarah kepada pengembangan diri
2. Upaya Meningkatkan Kualitas siswa dalam berinteraksi di lingkungan
Pelayanan Bimbingan dan Konseling sekolah. Hubungan dengan peserta
(human relationship) yang diwujudkan
Dari hasil wawancara terhadap beberapa dalam proses konsultasi, konseling,
guru Bimbingan dan Konseling di bimbingan kelompok dan ketika
Kabupaten Garut menunjukkan bahwa konselor berperan sebagai fasiliator
dalam rangka meningkatkan kualitas (teaching a class) tidak terlepas dari
pelayanan terhadap siswa antara lain: kemampuan menggunakan menampil-
kan pribadi yang perlu diteladani siswa
a) Perlu meningkatkan profesionalis
seperti sikap ramah, saling
me guru melalui dilkat, seminar
menghormati, salam, tersenyum,
dan workshop, dan mengikuti
penerimaan diri dan sebaginya.
kegiatan MGBK
Kemampuan ini khususnya diarahkan
b) Menampilkan pribadi konselor
dalam melakukan analisis dan sintesis
yang berkualitas agar dalam
oleh para siswa terhadap
memberikan pelayanan kita
lingkungannya. (Darmawan, D.,
merasa percaya diri dapat
Ruyadi, Y., Abdu, W.J., Hufad, A.,
memenuhi kebutuhan dan harapan
(2017).
siswa dalam mengembangkan
potensinya secara optimal. Aspek-aspek tersebut apabila
c) Memberikan pelayanan ditampilkan oleh guru bimbingan dan
semaksimal mungkin agar dapat konseling akan menjadi model bagi
membuahkan keberhasilan dalam peserta didik.
penyelenggaraan
pendidikan.Dalam memberikan E.SIMPULAN DAN
pelayanan kepada siswa, guru REKOMENDASI
Bimbingan dan konseling perlu
melakukan serangkaian kegiatan 1. Kesimpulan
atau aktivitas yang dirancang oleh
Berdasarkan hasil penelitian dan
konselor untuk membantu klien
pembahasannya, maka dapat ditarik
dalam upaya untuk
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
mengembangkan dirinya
seoptimal mungkin. a) Pengembangan instrumen untuk
mengidentifikasi kebutuhan dan
Efektivitas pelaksanaan layanan
masalah siswa sangat diperlukan
bimbingan dan konseling dalam upaya
untuk mengungkap kondisi atau
mengembangkan potensi yang dimiliki
menggali semua aspek yang
625
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018
626
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018
627
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018
628