Anda di halaman 1dari 15

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/332539587

SISTEM IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN MASALAH SISWA BERBASIS


MICROSOFT EXCEL DALAM MENINGKATKAN

Article · September 2018


DOI: 10.31980/tp.v3i2.403.g401

CITATIONS READS

0 2,057

2 authors, including:

Deni Darmawan
Universitas Pendidikan Indonesia and Institut Pendidikan Indonesia
112 PUBLICATIONS 484 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Blended Learning in Higher Education View project

Development of Hologram Through Bio-Communication View project

All content following this page was uploaded by Deni Darmawan on 20 April 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018

SISTEM IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN MASALAH SISWA


BERBASIS MICROSOFT EXCEL DALAM MENINGKATKAN
KUALITAS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Yuningsih1), Mohamad Surya2), Deni Darmawan3),
1)
Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana Sekolah IPI Garut
Email : Yuningsih@yahoo.com
2)
Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana STKIP Garut
Email : Mohamadsurya@yahoo.com
3)
Program Studi Teknologi Pendidikan, Sekolah Pascasarjana UPI Bandung
Email : deni_darmawan@upi.edu

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa berdasarkan pengamatan sementara, guru-guru
BK di Kabupaten Garut yang tergabung dalam Musyawarah guru Bimbingan dan Konseling (MGBK)
sekitar 25 orang, belum menggunakan sistem identitifikasi kebutuhan dan masalah siswa sebagai landasan
dalam memberikan pelayanannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan sampel siswa
kelas X. MIA. 5 sebanyak 40 siswa dan Informan dalam penelitian ini adalah guru-guru Bimbingan dan
Konseling yang tergabung dalam wadah Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling Kabupaten Garut
yang terdiri atas kurang lebih 25 orang yang berasal dari utusan dari beberapa sekolah negeri dan swasta
yang ikut aktif dalam kegiatan MGBK.
Hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa penggunaan instrumen sistem identifikasi kebutuhan
dan masalah siswa dapat membantu guru BK dalam menggali semua aspek yang menyangkut karakteristik
siswa seperti aspek-aspek fisik (kesehatan), kecerdasan, motif belajar, sikap dan kebiasaan belajar, minat,
masalah yang dialami dan kepribadian atau tugas-tugas perkembangannya. Pemberian pelayanan kepada
siswa, antara lain layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan
penguasaan konten, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok, layanan konseling
individu, layanan konsultasi dan layanan mediasi.
Kata Kunci : Identifikasi Kebutuhan, Kualitas Pelayanan Bimbingan dan Konseling

Abstract

This research is motivated by the fact that based on interim observations, BK teachers in Garut Regency
who are members of the Guidance and Counseling Teacher Council (MGBK) of about 25 people, have not
used the system of identifying needs and problems of students as a foundation in providing services. This
study uses a qualitative approach, with a sample of class X students. MIA. 5 as many as 40 students and
Informants in this study are Guidance and Counseling teachers who are members of the Garut Regency
Guidance and Counseling Teacher's Consultative Council consisting of approximately 25 people from
envoys from several public and private schools who participated actively in the MGBK activities. The
results showed that the use of system instruments for identifying needs and problems of students can help
BK teachers in exploring all aspects related to student characteristics such as physical aspects (health),
intelligence, learning motives, attitudes and learning habits, interests, problems experienced and personality
or tasks of development. Providing services to students, including orientation services, information
services, placement and distribution services, content mastery services, group guidance services, group
counseling services, individual counseling services, consulting services and mediation services.

Keywords: Need Identification, Guidance and Counseling Service Quality

A.PENDAHULUAN adalah ilmu dan ilmu itu berdasar


pendidikan. Berdasarkan perkembangan
Pendidikan adalah salah satu hal yang jaman pendidikanpun berkembang dan
penting dalam kehidupan manusia, tanpa sudut pandang manusiapun maju terhadap
pendidikan manusia tidak akan maju. Pada ilmu pendidikan, timbal balik dari
dasarnya segala hal yang kita alami ini semuanya itu diantaranya banyak

1
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018

bermunculan alat-alat teknologi yang amat guru dalam mengantisipasi permasalahan


canggih. Sejalan dengan semuanya itu yang muncul pada siswa, dalam
kebudayaan dan jalan pikiran manusiapun mengidentifikasi kebutuhan dan
berubah dan akhirnya manusia jadi mengantisipasi serta mengatasi kesulitan
masyarakat modern. Pendidikan SMA belajar siswa, bimbingan dan konseling
berlandaskan pada tercapainya fungsi merupakan upaya proaktif dan sistematik
pendidikan nasional bagi mengembangkan dalam memfasilitasi individu mencapai
kemampuan dan membentuk watak serta tingkat perkembangan yang optimal,
peradaban bangsa yang bermartabat dalam pengembangan perilaku efektif,
rangka mencerdasakan kehidupan bangsa, pengembangan lingkungan perkembangan,
bertujuan untuk berkembangnya potensi dan peningkatan keberfungsian individu di
siswa agar menjadi manusia yang beriman dalam lingkungannya. Semua perubahan
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha perilaku tersebut merupakan proses
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, perkembangan, yakni proses interaksi
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara antara individu dengan lingkungan
yang demokratis serta bertanggung jawab perkembangan melalui interaksi yang sehat
(UUSPN No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal dan produktif. Bimbingan dan konseling
3). Pasal 28 PP No. 17 tahun 2010 memegang tugas dan tanggung jawab
menyebutkan bahwa pendidikan menengah untuk mengembangkan lingkungan
umum berfungsi meningkatkan kepekaan perkembangan, membangun interaksi
dan kemampuan mengapresiasi serta dinamis antara individu dengan
mengekspresikan keindahan, kehalusan lingkungannya, membelajarkan individu
dan harmoni. untuk mengembangkan, memperbaiki, dan
memperhalus perilaku.
Dalam mencapai fungsi tersebut
pendidikan di SMA dilakukan melalui Berdasarkan pengamatan sementara,
usaha sadar dan terencana untuk guru- guru BK di Kabupaten Garut yang
mewujudkan suasana belajar dan proses tergabung dalam MGBK (Musyawarah
pembelajaran agar siswa secara ektif guru Bimbingan Dan Konseling) sekitar 25
mengembangkan potensi dirinya untuk orang belum menggunakan sistem
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, identitifikasi kebutuhan dan masalah siswa
pengendalian diri, kepribadian, sebagai landasan dalam memberikan
kecerdasan, akhlak mulia, serta pelayanan dan seringkali pelayanan
keterampilan yang diperlukan dirinya, Bimbingan dan Konseling dirasakan
masyarakat, bangsa dan negara (UUSPN terlambat terutama dalam hal
No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 1, mengantisipasi permasalahan belajar
Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2010 siswa, pelayanan baru diberikan setelah
pasal 77 menyebutkan bahwa: Pendidikan siswa bermasalah. Disamping sekarang ini
menengah bertujuan membentuk peserta semua layanan sudah seharusnya berbasis
didik menjadi insan yang: (a) beriman dan web base, sebagaimana ditegaskan oleh
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Darmawan, D., Kartawinata, H., Astorina,
berakhlak mulia dan berkepribadian yang W. (2017), dalam kajiannya tentang web
luhur, (b) berilmu, cakap, kritis, kreatif, based electronic Learning System yang
inovatif; (c) sehat, mandiri dan percaya dapat diadaptasikan dalam proses guding
diri; dan (d) toleran, peka sosial, and counseling di sekolah.
demokratis dan bertanggung jawab.
Berdasarkan Latar Belakang tersebut di
Keberhasilan proses pembelajaran di atas, mengingat pentingnya memberikan
sekolah sangat dipengaruhi oleh peranan pelayanan secara maksimal terhadap

616
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018

peserta didik, khususnya yang mempunyai dapat menunjang dalam


permasalahan, maka peneliti mengambil peningkatan kualitas bimbingan
judul “Sistem Identifikasi Kebutuhan dan dan konseling.
Masalah Siswa Berbasis Microsoft Excel 3) Memberi gambaran upaya yang
dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan perlu dilakukan guru Bimbingan
Bimbingan dan Konseling”. dan Konseling dalam
meningkatkan kualitas pelayanan
Berdasarkan latar belakang masalah kepada siswa.
yang telah dikemukakan di atas, maka
peneliti merumuskan permasalahan Sesuai dengan permasalahan yang
penelitian dalam bentuk pertanyaan dikemukakan di atas, ada beberapa
“Bagaimanakah Sistem Identifikasi asumsi yang dijadikan titik tolak
Kebutuhan Siswa Berbasis Microsoft penelitian ini adalah sebagai berikut:
Excel Dalam Meningkatkan Kualitas 1. Pendidikan yang bermutu, efektif
Pelayanan Bimbingan Dan Konseling atau ideal adalah yang
dapat diterapkan di sekolah?”. Rumusan mengintegrasikan tiga bidang
masalah tersebut selanjutnya diuraikan kegiatan utamanya secara sinergi,
menjadi pertanyaan penelitian sebagai yaitu bidang administratif dan
berikut: kepemimpinan, bidang instruksional
atau kurikuler, dan bidang
1. Bagaimana penggunaan instrumen bimbingan dan konseling.
Sistem Identifikasi Kebutuhan Siswa Pendidikan yang hanya
Berbasis Microsoft Excel dapat melaksanakan bidang administratif
menggali karakteristik siswa? dan instruksional dengan
mengabaikan bidang bimbingan dan
2. Bagaimana efektivitas identifikasi
konseling, hanya akan menghasilkan
kebutuhan Siswa Berbasis Microsoft
peserta didik yang pintar dan
Excel dapat menunjang dalam
terampil dalam aspek akademik,
peningkatan kualitas bimbingan dan
tetapi kurang memiliki kemampuan
konseling ?
atau kematangan dalam aspek
3. Bagaimana upaya meningkatkan kepribadian (Depdiknas, 2007).
kualitas pelayanan bimbingan konseling
2. Sistem Identifikasi Kebutuhan Siswa
kepada siswa?
Berbasis Microsoft Excel merupakan
Penelitian ini bertujuan untuk salah satu alat atau instrumen yang
mengetahui sejauhmana efektivitas dapat digunakan untuk
penggunaan sistem identifikasi kebutuhan mengidentifikasi atau mendeteksi
siswa berbasis Microsoft Excel dapat kebutuhan dan permasalahan siswa
meningkatkan kualitas pelayanan dan dalam rangka meningkatkan
bimbingan dan konseling bagi guru-guru kualitas pelayanan Bimbingan dan
BK atau konselor. Tujuan penelitian ini Konseling.
adalah sebagai berikut:
3. Peningkatan pelayanan bimbingan
1) Gambaran tentang Pengembangan dan konseling kepada siswa yang
Sistem Identifikasi Kebutuhan mengalami masalah harus segera
Siswa Berbasis Microsoft Excel dilaksanakan oleh guru BK atau
dapat diterapkan di sekolah. konselor sesuai dengan peranan dan
2) Efektivitas identifikasi kebutuhan fungsi BK di sekolah.
siswa berbasis Microsoft Excel

617
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018

B. KAJIAN LITERATUR konseling asesmen mempunyai fungsi


sebagai berikut:
1. Konsep Sistem Identifikasi
Kebutuhan (Need Assessment) 1) Sebagai salah satu sarana yang
berbasis Microsoft Excel. digunakan dalam membuat
diagnosis psikologis.
Ada beberapa hal yang melekat pada 2) Mengenal dan memahami
pengertian need assessment. Pertama; need potensi,kekuatan dan tugas-tugas
assessment merupakan suatu proses perkembangannya serta sebagai
artinya ada rangkaian kegiatan dalam dasar mengembangkan segala
pelaksanaan need assessment. Need potensi dan kekuatan yang
assessement bukanlah suatu hasil, akan dimilikinya secara optimal.
tetapi suatu aktivitas tertentu dalam upaya 3) Mengenal dan menentukan tujuan
mengambil keputusan tertentu. dan rencana hidupnya serta rencana
pencapaian tujuannya.
Kedua; kebutuhan itu sendiri pada
4) Mengenal dan memahami potensi
hakikatnya adalah kesenjangan antara
atau peluang yang ada di
harapan dan kenyataan. Dengan demikian
lingkungannya.
maka, need assessment merupakan
5) Hasil asesmen sebagai dasar untuk
kegiatan mengumpulkan informasi tentang
menyesuaikan diri dengan keadaan
kesenjangan yang seharusnya dimiliki
dan tuntutan dari lingkungannya.
setiap siswa dengan apa yang telah
6) Sebagai dasar perencanaan dan
dimiliki. Jangan sampai antara belahan
evaluasi program kegiatan
otak kiri yang memikirkan logika selalu
bimbingan dan konseling.
bertentangan dengan belahan otak kanan (
Darmawan, 2012) yang memikirkan Metode Need Assessment dibuat untuk
kesesauaian antara harapan dengan bisa mengukur tingkat kesenjangan yang
kenyataan terjadi dalam pembelajaran siswa dari apa
yang diharapkan dan apa yang sudah
Identifikasi permasalahan siswa dapat
didapat. Dalam pengukuran kesenjangan
dilakukan dengan mengisi jenis-jenis
seorang analisis harus mampu mengetahui
masalah yang biasa dihadapi siswa melalui
seberapa besar masalah yang dihadapi.
alat ungkap masalah (problem check list).
Problem- problem yang dihadapi siswa Beberapa fungsi Need Assessment
merupakan hal penting yang harus sebagai berikut:
diketahui dan difahami guru bimbingan
dan konseling karena persoalan- persoalan a. Mengidentifikasi kebutuhan yang
yang dihadapi siswa dapat mengakibatkan relevan dengan pekerjaan atau tugas
terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, sekarang yaitu masalah apa yang
problem merupakan starting point bagi mempengaruhi hasil pembelajaran.
guru pembimbing untuk melaksanakan
konseling ( Walgito, 2010:173). b. Mengidentifikasi kebutuhan mendesak
yang terkait dengan finansial,
Assesmen dilakukan untuk mengetahui keamanan atau masalah lain yang
keadaan siswa pada saat tertentu , baik menggangu pekerjaan atau
potensi yang dimiliki maupun berbagai lingkungan pendidikan.
kelemahan siswa sebagai bahan untuk
melakukan layanan. Kemdikbud (2014:74- c. Menyajikan prioritas-prioritas untuk
75) bahwa dalam layanan bimbingan dan memilih tindakan.

618
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018

d. Memberikan data basis untuk keseluruhan yang membantu menyediakan


menganalisa efektifitas kesempatan pribadi dan layanan staf
pembelajaran. khusus dimana setiap individu dapat
mengembangkan secara kemampuan dan
Dari uraian diatas maka dapat kapasitas dalam hal gagasan demokrasi.
disimpulkan bahwa guru BK diharapkan Shertzer dan Stone dalam Yusuf
mempunyai kemampuan dalam menyusun (2012:40) mengartikan bimbingan sebagai
dan mengembangkan instrumen asesmen "... process of helping an individual to
dan ini merupakan salah satu kompetensi understand himself and his world (proses
yang harus dimiliki oleh guru bimbingan pemberian bantuan kepada individu agar
dan konseling (konselor) dalam mampu memahami diri dan
memberikan pelayanan bimbingan dan lingkungannya). Kartadinata (1998:3)
konseling. Pemahaman guru BK terhadap mengartikannya sebagai "proses
hakekat assesmen, teknik dan prosedur membantu individu untuk mencapai
assesmen, pemahaman dan hasil perkembangan optimal." Sementara
interpretasi serta penggunaan hasil Natawidjaja (1987:37) mengartikan
assesmen sangatlah esensial untuk bimbingan sebagai: suatu proses
membantu mengarahkan siswa pemberian bantuan kepada individu yang
menyelesaikan permasalahan yang dilakukan secara berkesinambungan,
dihadapinya. supaya individu tersebut dapat memahami
dirinya, sehingga dia sanggup
2. Kualitas Pelayanan Bimbingan dan
mengarahkan dirinya dan dapat bertindak
Konseling
secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan
a. Pengertian Bimbingan dan Konseling keadaan lingkungan sekolah, keluarga,
masyarakat, dan kehidupan pada
Bimbingan adalah proses pemberian umumnya. Dengan demikian dia akan
bantuan (process of helping) kepada dapat menikmati kebahagiaan hidupnya,
individu agar mampu memahami dan dan dapat memberi sumbangan yang
menerima diri dan lingkungannya, berarti kepada kehidupan masyarakat pada
mengarahkan diri, dan menyesuaikan diri umumnya. Bimbingan membantu individu
secara positif dan konstruktif terhadap mencapai perkembangan diri secara
tuntutan norma kehidupan (agama dan optimal sebagai makhluk sosial.
budaya) sehingga mencapai kehidupan Makna bimbingan sebagai bagian dari
yang bermakna (berbahagia, baik secara program pendidikan yang dikemukakan
personal maupun sosial). Donald G. oleh Tolbert dan Jones dalam oleh
Mortensen dan Alan M. Schmuller (1976) Sukmadinata (2007:8) menyatakan bahwa
dalam Syamsu Yusuf (2008:6) Bimbingan adalah seluruh program atau
mengemukakan bahwa: semua kegiatan dan layanan dalam
lembaga pendidikan yang diarahkan pada
Guidance may be defined as that part of membantu individu agar mereka dapat
the total educational program that helps menyusun dan melaksanakan rencana serta
provide the personal opportunities and melakukan penyesuaian diri dalam semua
specialized staff services by which each aspek kehidupan sehari-hari.
individual can develop to the fullest of Berdasarkan pengertian di atas dapat
his abilities and capacities in terms of ditarik kesimpulan bahwa bimbingan
the democratic idea. sebagai suatu proses pemberian bantuan
Bimbingan dapat didefinisikan sebagai yang terus menerus dan sistematis dari
bagian dari program pendidikan pembimbing kepada yang dibimbing yang

619
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018

sedang berkembang agar tercapai kepribadian yang amat penting dan


kemandirian dalam pemahaman diri, menentukan keefektifan konselor jika
penerimaan diri, pengarahan diri dan dibandingkan dengan pendidikan dan
perwujudan diri dalam mencapi tingkat latihan yang ia peroleh.
perkembangan yang optimal dan
penyesuaian diri dengan lingkungan. Kualitas pribadi konselor merupakan
faktor yang sangat penting dalam
b. Kualitas Profesionalisme Konselor. konseling. Beberapa hasil penelitian
menunjukkan bahwa kualitas pribadi
Menurut Surya (2013:352) konselor menjadi faktor penentu bagi
mengemukakan bahwa “guru professional pencapaian konseling yang efektif, di
“ adalah guru yang telah mendapat samping faktor pengetahuan tentang
pengakuan secara formal berdasarkan dinamika perilaku dan keterampilan
ketentuan yang berlaku, baik dalam kaitan terapeutik atau konseling.
dengan jabatan atau latar belakang
pendidikan formalnya. Guru adalah Cavanagh dalam Yusuf (2012:37)
pendidik professional dengan tugas utama mengemukakan bahwa kualitas pribadi
mendidik, mengajar, membimbing, konselor ditandai dengan beberapa
mengarahkan, melatih, menilai dan karakteristik sebagai berikut : (a)
mengevaluasi. Kualitas pelayanan adalah Pemahaman diri; (b) kompeten; (c)
segala bentuk aktivitas yang dilakukan memiliki kesehatan psikologis yang baik;
oleh seseorang guna memenuhi harapan (d) dapat dipercaya; (e) jujur; (f) kuat; (g)
konsumen dan keberhasilan seseorang hangat; (h) responsif; (i) sabar; (j) sensitif;
dalam memberikan pelayanan kepada dan (k) memiliki kesadaran yang holistik.
orang lain dalam mencapai tujuan yang
diharapkan. Mutu pelayanan dapat a. Pemahaman diri (Self-knowledge)
dijadikan sebagai salah satu strategi untuk
Self-knowledge ini berarti bahwa
menciptakan kepuasan konsumen. Dalam
konselor memahami dirinya dengan
memberikan pelayanan kepada siswa guru
baik, dia memahami secara pasti apa
BK senantiasa memenuhi kebutuhan dan
yang dia lakukan, mengapa dia
harapan siswa dalam mengembangkan
melakukan hal itu, dan masalah apa
potensinya secara optimal. Dengan
yang harus dia selesaikan.
memberikan pelayanan semaksimal
mungkin merupakan hal yang sangat b. Kompeten (Competent)
penting dan dapat membuahkan
keberhasilandalam penyelenggaraan Kompetensi ini dimaksud kompeten
pendidikan. Willis (2009:79-85) disini adalah bahwa konselor itu
menyatakan bahwa kualitas konselor memiliki kualitas fisik, intelektual,
adalah semua kriteria keunggulan, emosional, sosial, dan moral sebagai
termasuk pribadi, pengetahuan, wawasan, pribadi yang berguna.
keterampilan, dan nilai-nilai yang
dimilikinya yang akan memudahkannya c. Kesehatan Psikologis
dalam menjalankan proses konseling Konselor dituntut memiliki kesehatan
sehingga mencapai tujuan dengan berhasil psikologis yang lebih baik dari
(efektif). kliennya. Hal ini penting karena
Salah satu kualitas yang jarang kesehatan psikologis (psychological
dibicarakan adalah kualitas pribadi health) konselor akan mendasari
konselor. Kualitas pribadi konselor adalah pemahamannya terhadap perilaku dan
kriteria yang menyangkut segala aspek

620
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018

keterampilannya. Ketika konselor a) Sikap keterbukaan memungkinkan


memahami bahwa kesehatan konselor dan klien untuk menjalin
psikologisnya baik dan dikembangkan hubungan psikologis yang lebih
melalui konseling, maka dia dekat satu sama lainnya di dalma
membangun proses konseling tersebut proses konseling. Kedekatan
secara lebih positif. hubungan psikologis sangat
penting dalam konseling, sebab
Konselor merupakan model dalam dapat menimbulkan hubungan yang
berperilaku, apakah dia menyadari atau langsung dan terbuka antara
tidak. Setiap pertemuan konseling konselor dengan klien.
merupakan suatu periode pengawasan
yang begitu intensif terhadap tingkah laku b. Kejujuran memungkinkan
yang adaptif. Ketika konselor kurang konselor dapat memberikan umpan
memiliki kesehatan psikologis, maka balik secara objektif kepada klien.
perannya sebagai model berperilaku bagi
klien menjadi tidak efektif, bahkan dapat f. Kekuatan (Strength)
menimbulkan kecemasan bagi klien.
Kekuatan atau kemampuan konselor
d. Dapat Dipercaya (Trustworthiness) sangat penting dalam konseling, sebab
dengan hal itu klien akan merasa aman.
Kualitas ini bahwa konselor itu tidak Klien memandang konselor sebagai orang
menjadi ancaman atau penyebab yang (a) tabah dalam menghadapi masalah,
kecemasan bagi klien. Kualitas konselor (b) dapat mendorong klien untuk
yang dapat dipercaya sangat penting dalam mengatasi masalahnya dan, (c) dapat
konseling, karena beberapa alasan sebagai menanggulangi kebutuhan dan masalah
berikut. pribadi.
1) Esensi tujuan konseling adalah g. Bersikap Hangat
mendorong klien untuk
2) mengemukakan masalah dirinya Maksud bersikap hangat itu adalah :
yang paling dalam. ramah, penuh perhatian, dan memberikan
3) Klien dalam konseling perlu kasih sayang. Klien yang datang meminta
mempercayai karakter dan motivasi bantuan konselor, pada umumnya yang
4) konselor. Artinya klien percaya kurang mengalami kehangatan dalam
bahwa konselor mempunyai hidupnya, sehingga dia kehilangan
5) motivasi untuk membantunya. kemampuan untuk bersikap ramah,
6) Apabila klien mendapat memberikan perhatian, dan kasih sayang.
penerimaan dan kepercayaan dari Melalui konseling, klien ingin mendapat
7) konselor, maka akan berkembang rasa hangat tersebutdan melakukan
dalam dirinya sikap percaya “sharing” dengan konselor.
8) terhadap dirinya sendiri.
h. Actives Responsiveness
e. Jujur (honesty)
Keterlibatan konselor dalam proses
Maksud jujur disini adalah bahwa konseling bersifat dinamis, tidak pasif.
konselor itu bersikap transparan (terbuka), Melalui respon yang aktif, konselor dapat
autentik, dan asli (genuine). Sikap jujur ini mengkomunikasikan perhatian dirinya
penting dalam konseling, karena alasan- terhadap kebutuhan klien. Disini, konselor
alasan berikut : mengajukan pertanyaan yang tepat,
memberikan umpan balik yang

621
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018

bermanfaat, memberikan informasi yang berbasis Biological communication untuk


berguna, mengemukakan gagasan-gagasan mempercepat pembelajarannya,
baru, berdiskusi dengan klien tentang cara (Darmawan, 2012).
mengambil keputusan yang tepat, dan
membagi tanggung jawab dengan klien C. METODE PENELITIAN
dalam proses konseling. 1. Metode
i. Sabar (Patience) Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif. Metode penelitian
Melalui kesabaran konselor dalam kualitatif adalah metode penelitian yang
proses konseling dapat membantu klien digunakan untuk meneliti pada kondisi
untuk mengembangkan dirinya secara obyek yang alamiah, hasil penelitian
alami. Sikap sabar konselor menunjukkan kualitatif lebih menekankan makna
lebih memperhatikan diri klien dari pada daripada generalisasi. Penelitian kualitatif
hasilnya. Konselor yang sabar cenderung adalah penelitian tentang riset yang bersifat
menampilkan kualitas sikap dan perilaku deskriptif dan cenderung menggunakan
yang tidak tergesa-gesa. analisis Proses dan makna (perspektif
subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian
j. Kepekaan (Sensitivity) kualitatif.
Mengapa kualitatif? Hal ini dikarenakan
Kualitas ini berarti bahwa konselor
permasalahan dalam penelitian belum
menyadari tentang adanya dinamika
jelas, holistik, kompleks, dinamis dan
psikologis yang tersembunyi atau sifat-
penuh makna, sehingga tidak mungkin data
sifat mudah tersinggung, baik dari pada
pada situasi sosial tersebut dijaring dengan
klien maupun dirinya sendiri. Konselor
metode penelitian kuantitatif. Peneliti
yang sensitif akan mampu mengungkap
bertujuan untuk memahami fenomena
atau menganalisis apa masalah yang
tentang apa yang dialami oleh unit analisis
sebenarnya yang dihadapi klien.
penelitian, seperti perilaku, persepsi,
k. Kesadaran Holistik (Holistic Awareness) motivasi, tindakan, dan lain-lain secara
mendalam, untuk menemukan pola,
Pendekatan holistik dalam konseling hipotesis juga teori. Secara holistik, dan
berarti bahwa konselor memahami klien dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-
secara utuh dengan segala latar kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
belakangnya, yang meliputi: fisik, yang alamiah dan dengan memanfaatkan
intelektual, emosi, sosial, seksual, dan berbagai metode alamiah (Moleong, 2010:
moral spiritual. 6).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan Bogdan dan Biklen (Sugiyono, 2009: 9)
bahwa dalam rangka meningkatkan mengemukakan karakteristik pendekatan
kualitas pelayanan kepada siswa maka kualitatif ditandai dengan mengamati unit
guru bimbingan dan konseling perlu analisis pada kondisi yang alamiah (natural
menunjukkan pribadi yang berkualitas dan setting), lebih bersifat deskriptif, lebih
bertanggungjawab secara profesional. menekankan proses dari pada hasil
Pelayanan diberikan kepada proses (outcome), analisis data secara induktif dan
pemahaman, pengarahan dan penyesuaian lebih menekankan makna (data dibalik
diri, dengan tujuan terjadinya perubahan yang teramati).
tingkah laku pada siswa. Khususnya dalam
mengotimalkan proses pembelajaran pada Landasan teori dimanfaatkan sebagai
diri anak dengan pendekatan stimulus pemandu agar fokus penelitian sesuai

622
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018

dengan fakta di lapangan. Selain itu fenomena dari sudut pandang partisipan,
landasan teori juga bermanfaat untuk konteks sosial dan institusional, sehingga
memberikan gambaran umum tentang latar pendekatan kualitatif umumnya bersifat
penelitian dan sebagai bahan pembahasan induktif.
hasil penelitian. Peneliti bertujuan untuk Populasi dan Sampel Penelitian ini
memahami fenomena tentang apa yang dilaksananan di SMAN 6 Garut dan di
dialami oleh unit analisis penelitian, seperti Sanggar MGBK (Musyawarah Guru
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan Bimbingan dan Konseling) Kabupaten
lain-lain secara mendalam, untuk Garut yang berpusat di SMAN 1 Garut
menemukan pola, hipotesis juga teori. Jalan Merdeka 91 Garut.
Secara holistik dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada Sampel dalam penelitian ini adalah
suatu konteks khusus yang alamiah dan siswa kelas X. MIA. 5 sebanyak 40 siswa
dengan memanfaatkan berbagai metode sebagai objek dalam mengidentifikasi
alamiah (Moleong, 2010: 6). kebutuhan dan masalah siswa.

2. Teknik Pengumpulan data Narasumber, atau partisipan, informan


dalam penelitian ini adalah guru-guru yang
Penelitian kualitatif, data diperoleh dari tergabung dalam wadah Musyawarah Guru
berbagai sumber, dengan menggunakan Bimbingan dan Konseling Kabupaten
teknik pengumpulan data yang bermacam- Garut yang berjumlah sekitar 25 orang
macam (triangulasi), dan dilakukan secara yang berasal dari utusan guru sekolah
terus menerus sampai data jenuh. Dengan negeri dan swasta yang ikut aktif dalam
pengamatan yang terus menerus tersebut kegiatan MGBK.
mengakibatkan variasi data tinggi sekali.
Data yang diperoleh pada umumnya adalah D. HASIL PENELITIAN DAN
data kualitatif (walaupun tidak menolak PEMBAHASAN.
data kuantitatif).
1. Hasil Penelitian
Analisis data dalam penelitian
Dari beberapa pertanyaan yang diajukan
kualitatif dilakukan sejak sebelum
mendapat gambaran sebagai berikut:
memasuki lapangan, selama di lapangan,
dan setelah selesai di lapangan. Dalam Sebagian besar mengetahui peranan dan
penelitian kualitatif, analisis data lebih fungsi BK di sekolahnya masing- masing,
difokuskan selama proses di lapangan antara lain bahwa:
bersamaan dengan pengumpulan data.
Dalam kenyataannya analisis data a. Guru BK mempunyai peranan penting
kualitatif berlangsung selama proses dalam menyelesaikan permasalahan
pengumpulan data dari pada setelah selesai siswa menyangkut upaya memfasilitasi
pengumpulan data peserta didik yang selanjutnya disebut
konseli, agar mampu mengembangkan
Metode kualitatif menggunakan potensi dirinya atau mencapai tugas-
beberapa bentuk pengumpulan data tugas perkembangannya (menyangkut
seperti: Observasi, Wawancara dan aspek fisik, emosi, intelektual, sosial,
Analisis dokumen lainnya. Data tersebut dan moral-spiritual).
dianalisis dengan tetap mempertahankan
keaslian teks yang memaknainya. Hal ini Konseli sebagai seorang individu yang
dilakukan karena tujuan penelitian sedang berada dalam proses berkembang
kualitatif adalah untuk memahami yaitu berkembang ke arah kematangan atau

623
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018

kemandirian. Untuk mencapai kematangan a) Meningkatkan profesionalisme


tersebut, konseli memerlukan bimbingan guru BK dengan cara mengikuti
karena mereka masih kurang memiliki dilkat, seminar dan workshop, dan
pemahaman atau wawasan tentang dirinya mengikuti kegiatan MGBK
dan lingkungannya, juga pengalaman b) Menampilkan pribadi konselor
dalam menentukan arah kehidupannya. yang berkualitas agar dalam
memberikan pelayanan kita merasa
b. Mengetahui dan memahami tentang percaya diri dapat memenuhi
tujuan, prinsip, azas dan bidang kebutuhan dan harapan siswa
Bimbingan dan Konseling seperti yang dalam mengembangkan potensinya
tercantum dalam program BK masing- secara optimal.
masing di tiap sekolah antara lain c) Memberikan pelayanan
Bimbingan Dan Konseling merupakan semaksimal mungkin agar dapat
upaya memfasilitasi seluruh peserta membuahkan keberhasilan dalam
didik untuk menjadi siswa yang penyelenggaraan pendidikan.
berprilaku religius, dinamis dalam
mengikuti perkembangan dan 2.Pembahasan
pembaharuan, dapat mencapai prestasi
akademik yang optimal, memiliki Pada bagian pembahasan ini,
motivasi yang tinggi dan berani dipaparkan pembahasan hasil penelitian
mengambil keputusan karir berdasarkan yang berkenaan penggunaan sistem
potensi diri serta memiliki hubungan identifikasi kebutuhan dan masalah siswa
sosial yang baik . dan bagaimana upaya guru Bimbingan dan
Konseling dalam meningkatkan kualitas
c. Upaya dalam meningkatkan kualitas pelayanan kepada siswa.
pelayanan BK antara lain:
1. Profil hasil Identifikasi Kebutuhan dan
Guru adalah pendidik professional Masalah Siswa
dengan tugas utama mendidik, mengajar, Berdasarkan hasil penelitian yang
membimbing, mengarahkan, melatih, dilaksanakan terhadap siswa Kelas X.
menilai dan mengevaluasi. Kualitas Mia.5 SMA Negeri 6 Garut memberikan
pelayanan adalah segala bentuk aktivitas gambaran umum penggunaan instrumen
yang dilakukan oleh seseorang guna sistem identifikasi kebutuhan dan masalah
memenuhi harapan konsumen dan siswa dapat membantu guru BK dalam
keberhasilan seseorang dalam memberikan menggali semua aspek yang menyangkut
pelayanan kepada orang lain dalam karakteristik siswa seperti aspek-aspek
mencapai tujuan yang diharapkan. Mutu fisik (kesehatan dan keberfungsiannya),
pelayanan dapat dijadikan sebagai salah kecerdasan, motif belajar, sikap dan
satu strategi untuk menciptakan kepuasan kebiasaan belajar, minat, masalah yang
konsumen. Dalam memberikan pelayanan dialami dan kepribadian atau tugas-tugas
kepada siswa guru BK senantiasa perkembangannya, sebagai acuan dasar
memenuhi kebutuhan dan harapan siswa untuk memberikan pelayanan bimbingan
dalam mengembangkan potensinya secara dan konseling sebagaimana yang
optimal. Dengan memberikan pelayanan dikemukakan Walgito (2010:173) bahwa
semaksimal mungkin merupakan hal yang Identifikasi permasalahan siswa dapat
sangat penting dan dapat membuahkan dilakukan dengan mengisi jenis-jenis
keberhasilan dalam penyelenggaraan masalah yang biasa dihadapi siswa melalui
pendidikan. alat ungkap masalah (problem check list).
Jika dapat diujicobakan untuk test

624
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018

kecerdasan hal ini sangat memungkinkan siswa juga didukung oleh proses
para siswa berhasil dalam mengikuti CBT pelaksanaan dimana guru bimbingan
(Darmawan, D., Harahap, E. (2016). dan konseling memberikan layanan
Problem- problem yang dihadapi siswa bimbingan dan konseling tentang
merupakan hal penting yang harus pengembangan diri pribadi siswa
diketahui dan difahami guru bimbingan bukan hanya memberikan dalam
dan konseling karena persoalan- persoalan bentuk materi layanan yang disajikan
yang dihadapi siswa dapat mengakibatkan melalui teknik pelatihan, tapi juga
terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. secara personal guru bimbingan dan
Problem merupakan starting point bagi konseling menampilkan peran (role),
guru pembimbing untuk melaksanakan relasi atau human relationship yang
konseling. mengarah kepada pengembangan diri
2. Upaya Meningkatkan Kualitas siswa dalam berinteraksi di lingkungan
Pelayanan Bimbingan dan Konseling sekolah. Hubungan dengan peserta
(human relationship) yang diwujudkan
Dari hasil wawancara terhadap beberapa dalam proses konsultasi, konseling,
guru Bimbingan dan Konseling di bimbingan kelompok dan ketika
Kabupaten Garut menunjukkan bahwa konselor berperan sebagai fasiliator
dalam rangka meningkatkan kualitas (teaching a class) tidak terlepas dari
pelayanan terhadap siswa antara lain: kemampuan menggunakan menampil-
kan pribadi yang perlu diteladani siswa
a) Perlu meningkatkan profesionalis
seperti sikap ramah, saling
me guru melalui dilkat, seminar
menghormati, salam, tersenyum,
dan workshop, dan mengikuti
penerimaan diri dan sebaginya.
kegiatan MGBK
Kemampuan ini khususnya diarahkan
b) Menampilkan pribadi konselor
dalam melakukan analisis dan sintesis
yang berkualitas agar dalam
oleh para siswa terhadap
memberikan pelayanan kita
lingkungannya. (Darmawan, D.,
merasa percaya diri dapat
Ruyadi, Y., Abdu, W.J., Hufad, A.,
memenuhi kebutuhan dan harapan
(2017).
siswa dalam mengembangkan
potensinya secara optimal. Aspek-aspek tersebut apabila
c) Memberikan pelayanan ditampilkan oleh guru bimbingan dan
semaksimal mungkin agar dapat konseling akan menjadi model bagi
membuahkan keberhasilan dalam peserta didik.
penyelenggaraan
pendidikan.Dalam memberikan E.SIMPULAN DAN
pelayanan kepada siswa, guru REKOMENDASI
Bimbingan dan konseling perlu
melakukan serangkaian kegiatan 1. Kesimpulan
atau aktivitas yang dirancang oleh
Berdasarkan hasil penelitian dan
konselor untuk membantu klien
pembahasannya, maka dapat ditarik
dalam upaya untuk
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
mengembangkan dirinya
seoptimal mungkin. a) Pengembangan instrumen untuk
mengidentifikasi kebutuhan dan
Efektivitas pelaksanaan layanan
masalah siswa sangat diperlukan
bimbingan dan konseling dalam upaya
untuk mengungkap kondisi atau
mengembangkan potensi yang dimiliki
menggali semua aspek yang

625
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018

menyangkut karakteristik siswa konseling yang kondusif bagi


seperti aspek-aspek fisik pengembangan potensi klien.
(kesehatan dan keberfungsiannya), Guru bimbingan dan konseling perlu
kecerdasan, motif belajar, sikap mengembangkan pemahaman tentang
dan kebiasaan belajar, minat, pentingnya mengembangkan instrumen
masalah yang dialami dan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan
kepribadian atau tugas-tugas masalah siswa yang akan dijadikan
perkembangannya, sebagai acuan landasan dalam memberikan pelayanan.
dasar untuk memberikan pelayanan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
bimbingan dan konseling. instrumen yang digunakan akan efektif
b) Upaya- upaya yang dilakukan guru dalam mengembangkan pemberian
Bimbingan dan Konseling atau bantuan kepada siswa yang memerlukan
konselor dalam meningkatkan perhatian dalam penyelesaian masalahnya.
kualitas pelayanan terhadap siswa Dengan demikian pihak sekolah,
senantiasa diwujudkan dengan khususnya guru bimbingan dan konseling
menampilkan unjuk kerja secara atau konselor perlu mengembangkan,
professional, memberikan memperbaharui, atau menindaklanjuti
pelayanan dengan hati, senantiasa program bimbingan dan konseling ini
memberikan teladan dengan dalam pelaksanaan program BK di
menampilkan pribadi sesuai sekolah-sekolah.
dengan standar ideal agar semua Secara personal guru bimbingan dan
kriteria keunggulan, termasuk konseling perlu menampilkan peran (role),
pribadi, pengetahuan, wawasan, relasi atau human relationship yang
keterampilan, dan nilai-nilai yang mengarah kepada pengembangan diri
dimilikinya yang akan siswa dalam berinteraksi di lingkungan
memudahkannya dalam sekolah. Hubungan dengan peserta (human
menjalankan proses konseling relationship) yang diwujudkan dalam
sehingga mencapai tujuan dengan proses konsultasi, konseling kelompok,
berhasil (efektif). bimbingan kelompok dan ketika konselor
berperan sebagai fasiliator tidak terlepas
B. Rekomendasi dari kemampuan menggunakan
menampilkan pribadi yang perlu diteladani
Berdasarkan hasil penelitian dan
siswa seperti sikap ramah, saling
temuan di lapangan diperoleh gambaran
menghormati, salam, tersenyum,
bagaimana seharusnya guru Bimbingan
penerimaan diri dan sebaginya. Aspek-
dan Konseling berperan dan
aspek tersebut apabila ditampilkan oleh
bertanggungjawab dalam melaksanakan
guru bimbingan dan konseling akan
tugasnya. Bimbingan dan Konseling
menjadi model bagi peserta didik.
merupakan dari dari sistem pendidikan
SMA yang berupaya memberikan layanan
pada siswa agar dapat mengembangkan F. REFERENSI
potensi yang dimilikinya secara optimal, Andrani, D (2011). Metode Penelitian.
untuk itu keberhasilan pendidikan tidak Jakarta: Universitas Terbuka
terlepas dari peranan guru Bimbingan dan Kementerian Pendidikan Nasional.
Konseling di sekolahnya masing-masing. Asrori, M. (2007). Psikologi
Konselor berusaha menggunakan Pembelajaran. Bandung : CV Wacana
keterampilan, kepribadian dan Prima.
wawasannya, untuk menciptakan situasi

626
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018

Basrowi dan Suwandi (2008). Memahami Darmawan, D.,(2012). Biological


Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Communication Behavior through
Cipta. Information Technology
Bungin, B (2010). Analisis Data Penelitian Implementation in Learning
Kualitatif. Jakarta: PT. Rajagrafindo Accelerated. Int. J. Communications,
Persada. Network and System Sciences, 2012,
Creswell, John W. 1994. Research Design: 5, 454-
Qualitative and Quantitative 462http://dx.doi.org/10.4236/ijcns.20
Approaches. California: Sage 12.58056.
Publications, Inc. Darmawan, D. (2012). Biological
Darmawan, D. (2011). Teknologi Communication Through ICT
Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Implementation: New Paradigm in
Rosdakarya Offset. Communication and Information
Darmawan, D, (2011). Inovasi Technology for Accelerated Learning.
Pendidikan” Pendekatan Praktik Germany: Lambert Academic
Teknologi Multimedia dan Publishing Germany
Pembelajaran Online”. Bandung: PT David Jary and Julia Jary, (1991)
Remaja Dictionary of Sociology, Glasgow:
Rosdakarya Offset. HarperCollins Publishers
Darmawan, D., Ruyadi, Y., Abdu, W.J., Departemen Pendidikan Nasional, (2003),
Hufad, A., (2017). Efforts to Know the Pelayanan Bimbingan dan Konseling,
Rate at which Students Analyze and Jakarta : Pusat Kurikulum Balitbang,
Synthesize Information in Science and Depdiknas
Social Science Disciplines: A Depdiknas, (2007), Rambu-rambu
Multidisciplinary Bio- Penyelenggaraan Bimbingan dan
Communication Study, OnLine Konseling dalam Jalur Pendidikan
Journal of Biological Sciences, Formal, Jakarta : Departemen
Volume 17, Number 3 (2017) pp 226- Pendidikan Nasio-nal Republik
231. Indonesia
Darmawan, D., Harahap, E. (2016). Erlangga, B. (2010), Jago Tips Trik
Communication Strategy For Microsoft Office Excel, Jakarta: PT.
Enhancing Quality of Graduates Eahyu Media.
Nonformal Education Through Hidayat, D R, (2013), Bimbingan
Computer Based Test (CBT) in West Konseling Kesehatan Mental di
Java Indonesia, International Journal Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosda
of Applied Engineering Research, Karya
Volume 11, Number 15 (2016) pp artadinata, S. (1998). Bimbingan di
8641-8645. Sekolah Dasar dan Menengah,
Darmawan, D., Kartawinata, H., Astorina, Bandung: Maulana.
W. (2017). Development of Web- Makmun, A S. (2009). Psikologi
Based Electronic Learning System Kependidikan: Perangkat
(WELS) in Improving the SistemPengajaran Modul. Penerbit :
Effectiveness of the Study at Remaja Rosdakarya Bandung.
Vocational High School “Dharma Natawidjaja. R (2009). Konseling
Nusantara. Journal of Computer Kelompok Konsep Dasar dan
Science 2018, 14 (4): 562.573. DOI: Pendekatan. Bandung: Rizqi
10.3844/jcssp.2018. 562.573.

627
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 3, Nomor 2, September 2018

Prayitno dan Erman A (2004) , Dasar- Walgito. B (2010). Bimbingan dan


Dasar Bimbingan dan Konseling, Konseling (Studi dan Karir).
Jakarta: Rineka Cipta Yogyakarta: CV Andy.
Priatna, N. (2013). Pengembangan Profesi Yusuf, S dan A. Juntika Nurihsan, (2012),
Guru. Bandung: PT. Remaja Landasan Bimbingan dan Konseling,
Rosda Karya Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Program http://id.wikipedia.org/wiki/Microsoft_Ex
Pascasarjana STKIP Garut: Tidak cel
Diterbitkan
Ronnie, D, (2011). Guru Cerdas The
Power Of Emotional & Adversity
Qoutient for Techers. Palembang: Alti
Publishing.
Sanjaya, W. (2005). Pembelajaran
Dalam Implementasi Kurikulum
Berbasis Kompetensi. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
_____, (2008). Perencanaan dan Desain
Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
--------, (2012). Media Komunikasi
Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Sugiono. (2007). Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
______, (2009), Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, N S (2007), Bimbingan dan
Konseling Dalam Praktek:
Mengembangkan Potensi dan
Kepribadian Siswa, Bandung:
Maestro
_____, (2008), Metode Penelitian
Pendidikan, Bandung ; Maestro.
_____, (2008), Landasan Psikologi Proses
pendidikan, Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya
Surya, M. (2004). Psikologi Pembelajaran
dan Pengajaran, Bandung: Pustaka
Bani Quraisy.
_____, (2009). Psikologi Konseling.
Bandung: Maestro.
_____, (2013). Psikologi Guru. Bandung:
Alfabeta.

628

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai