Oleh :
Tamarakha Yumna
04074822022038
Dosen Pembimbing :
drg. Merryca Bellinda, Sp.KG
Ringkasan:
Tahap 1:
a. #10 / 21 mm Irigasi NaOCl 5,25% 2 ml 60oC Akuades
b. #15 / 21 mm (IAF) Rekapitulasi #10 / 21 mm Lubrikasi menggunakan
EDTA gel 17 % selama 4 menit Akuades
c. #20 / 21 mm Rekapitulasi #15 / 21 mm irigasi
d. #25 / 21 mm (MAF) Rekapitulasi #20 / 21 mm irigasi
Tahap 2
a. #30 / 20 mm Irigasi Rekapitulasi #25 / 21 mm (MAF) irigasi akuades
b. #35 / 19 mm irigasi Rekapitulasi #25 / 21 mm (MAF) irigasi akuades
c. #40 / 18 mm irigasi Rekapitulasi #25 / 21 mm (MAF) irigasi
klorheksidin 2% akuades
-MEDIKAMEN
1. Essential oils — eugenol
2. Fenolik — i. Komponen fenol
ii. Paramonochlor
iii. Camphorated phenol
iv. Cresatin
v. Aldehydes
a. Formokresol
b. Paraformaldehid
c. Glutaraldehid
3. Kalsium hidroksida
4. Halogens i. Chlorine-sodium Hypochlorite
ii. Iodine – 2% I2 in 5% larutan KI, contoh iodophores.
– 5% I2
5. Klorheksidin glukonat
6. Antibiotik
7. Kombinasi antibiotik-kortikosteroid
-IRIGASI
Pembersihan secara mekanis dalam prawatan endodontik sendirian tidak dapat
membersihkan bakteri saluran akar, walaupun menggunakan hand files atau rotary
instruments, karena beberapa alasan:
1. Instrumen tidak dapat mengakses bentuk saluran akar yang kompleks
2. Daerah biofilm kompleks yang tidak dapat dicapai dapat berkembang karena sulit untuk
dihancurkan
3. Instrumen menciptakan smear layer yang selanjutnya dapat menghalangi dekontaminasi
permukaan dentin saluran akar dan menghalangi adaptasi material obturasi yang baik ke
dinding saluran akar.
Oleh karena itu, irigasi dilakukan untuk eliminasi mikroorganisme yang tidak dapat
dihilangkan melalui metode fisik. Irigasi dapat memberikan antimikrobial pada daerah
yang tidak dapat diakses pada saluran akar, penetrasi dan menghilangkan biofilm dan
smear layer dan dapat penetrasi ke dentin.
Akan tetapi, tidak ada irigasi yang memiliki semua sifat ideal sehingga harus
dikombinasikan dengan urutan yang spesifik agar tercapai irigasi yang aman dan
efektif.
X
Bahan
No Saline NaOCl H2O2 EDTA Klorheksidin
irigasi
1. Konsentrasi 0,9% 0,25-5,25% 3% 15% 2%
2. pH 7,3 10,8-12 6 7,3-8 5,5-7
3. Mekanisme Pembilasan Bakterisidal Bakterisidal Lubrikasi, Bakteriostatik
aksi fisik spektrum luas emulsifikasi, dan (0,2%) – obat
membawa debris kumur
dalam suspensi Bakterisidal (2%)
4. Keuntungan Tidak ada Memiliki sifat Memiliki Melarutkan Efektif pada
efek melarutkan sifat dentin/debris abses, lebih
samping debris organik, desinfektan anorganik, efektif pada
pelumas, dan sebagai pelumas, bakteri gram
mmenghentikan antibakteri membuat positif.
perdarahan, dan manipulasi canal
antibakteri menjadi lebih
mudah
5. Kerugian Tidak Dapat Tidak dapat
memiliki menyebabkan melarutkan sisa
sifat cidera jaringan jaringan nekrotik
antibakteri jika keluat ke
periapikal
6. Volume 2 ml
7. Durasi < 2 menit 1 / 4-5 menit 10 menit
(Rata-Rata
30 detik)
Suhu Irigasi:
2,6% NaOCl 37oC sama efektifnya dengan 5,2% 22oC dalam melarutkan jaringan dan
membunuh bakteri. Pengurangan konsentrasi yang sitotoksik dapat dilakukan dengan
efektif. Menghangatkan syringe menggunakan waterbath untuk memaksimalkan efek.
Durasi Irigasi:
Semakin lama irigasi berkontak dengan permukaan akar, semakin baik dalam membunuh
mikroba. Rata-rata 30 detik.
Kecepatan Irigasi:
Tidak lebih dari 4 ml/menit, karena dapat berisiko ekstrusi, oleh karena itu tambahan 1 ml
setiap 15 detik memberikan pertukaran yang baik dan resiko yang minimum. Bahan irigasi
tidak mengalir lebih dari 1-2 mm dari ujung jarum pada saluran akar terlepas dari aplikasi
tekanan. Lebih dari ini terdapat ‘dead zone’ dan pertukaran bahan irigasi tidak terjadi.
‘dead zone’: tidak terdapat pertukaran bahan irigasi 1-2 mm lebih dari jarum
Kombinasi produk:
1) Deterjen + EDTA dan NaOCl
Meningkatkan kecepatan larutnya jaringan oleh hipoklorit. Unggul dalam membunuh
plankton dan bakteri biofilm oleh kombinasi produk.
2) MTAD + Tetraclean
Pengangkatan smear layer ditambah adanua aktivitas antimicrobial. Harus digunakan
pada preparasi kimiamekanis akhir setelah NaOCl.
Teknik irgiasi:
Teknik Tekanan Irigasi Positif Tekanan irigasi negatif Aktivasi bahan irigasi
Irigasi
Tahap Jarum dimasukan dengan tekanan EndoVac caranya dengan Ultrasonic/Sonic Multisonic Agitasi Manual/ dynamic
untuk mengalirkan bahan irigasi ke mengalirkan bahan irigasi pumping
saluran akar. Jarum 27 gauge menggunakan cannula
ditempatkan 3 mm dari apeks . dikombinasikan dengan
bahan irigasi tidak boleh dipaksa ke microsuction system .
saluran akar, jadi disarankan Sehingga pertukaran
dengan cara menekan bahan irigasi berlanjut
menggunakan jari telunjuk dan dengan mengurangi resiko
jempol. Serta harus ekstrusi.
mencegahpembentukan gelembung
udara pada saluran akar, karena
dapat menghalangi penetrasi bahan
irigasi, disebut sebagai vapour lock
dapat diminimalisir dengan Teknik
irigasi tekanan negatif.
Ilustrasi Aktivasi Representasi
Irigasi bahan Gentle Wave cone guta
tekanan irigasi System: bahan percha
negatif: dengan irigasi dimasukan
aspirating energi disemrot ke kedalam
cannula saluran akar saluran
dengan hand akar yang
dimasukkan ke saluran sonic/ultrasonic piece yang telah berisi
Kiri: tekanan positif irigasi: bahan
akar dan di irigasi melalui menciptakan diletakkan bahan irigasi kemudian
irigasi diterima saluran akar melalui
koronal. Bahan irigasi streaming akustik. pada mahkota gigi. di pump secara vertical
jarum
mengalir ke saluran akar. Mengaktivasi Aspirasi internal untuk agitasi bahan
Kanan: fenomena vapor lock:
desinfeksi. mengambil bahan irigasi irigasi.
gelembung udara pada apikal
secara koronal.
mencegah aliran bahan irigasi
-OBTURASI
Tujuan:
1. Mendapatkan obliterasi ruang saluran akar untuk mencegah masuknya bakteri dan
cairan ke dalam akar.
2. Mencegah microleakage bakteri.
3. Mencegah infeksi berulang
4. Untuk keberhasilan perawatan saluran akar jangka panjang
Jika syarat sudah terpenuhi obturasi dilanjutkan, dengan memasukkan master apical cone
(MAC) dengan ukuran yang sama seperti MAF, kemudian dilakukan foto radiografi.
Dievaluasi apakah MAC telah sesuai panjang kerja. Jika telah sesuai panjang kerja maka
dilanjutkan ke tahap obturasi.
Sealer
Fungsi:
a) Agen antimikrobial
b) Dapat mengisi kekosongan antar material dan dinding dentin
c) Agen binding
d) Sebagai lubrikan
e) Radiopak
f) Material obturasi kanal
Syarat:
a) Adesi yang baik antara sealer dan dinding saluran akar
b) Seal yang hermetic
c) Radiopak
d) Bubuk harus sangat halus agar mudah diaduk dengan cairan
e) Tidak menciut saat setting
f) Tidak merubah warna gigi
g) Bakteriostatik
h) Mengeras perlahan
i) Tidak larut dalam cairan jaringan
j) Ditoleransi jaringan periapical
k) Dapat larut dengan larutan tertentu jika diperlukan untuk mengangkat pengisian
saluran akar
Teknik obturasi yang digunakan pada perawatan ini adalah teknik kondensasi lateral.
Langkah-langkah obturasi dengan menggunakan teknik ini adalah:
1) Master cone dipaskan pada saluran akar sesuai dengan panjang kerja yang telah
ditetapkan.
2) Jika letak master cone sudah tepat dalam saluran akar, cone tersebut dikeluarkan dan
saluran akar dikeringkan kembali.
3) Campur semen saluran akar dan masukkan ke saluran akar dengan menggunakan
lentulo.
4) Separuh apikal master cone dilapisi dengan semen saluran akar dan dengan hati-hati
ditempatkan kembali ke dalam saluran akar.
5) Spreader dimasukkan sepanjang master cone dan ditekan ke arah lateral.
6) Untuk membebaskan spreader waktu akan dikeluarkan, putar spreader bolak balik
sepanjang sumbunya.
7) Setelah dikeluarkan, masukkan segera accesory cone yang telah diolesi sealer ke
saluran akar. Masukkan kembali spreader untuk menekan accesory cone kearah
lateral.
8) Ulangi tahap ini sampai spreader tidak dapat dimasukkan ke saluran akar lagi.
9) Potong kelebihan gutta-percha dengan ekskavator yang dipanaskan. Pemotongan
dilakukan sampai 1 mm di bawah tepi gingiva gigi anterior. Tujuan pemotongan
tersebut adalah agar tidak terjadi perubahan warna di mahkota.
-RESTORASI SEMENTARA
Penumpatan sementara menggunakan teknik double seal, yaitu di atas gutapercha
diaplikasikan GIC kemudian cotton pellet diletakkan di atasnya, lalu ditumpat dengan bahan
tumpatan sementara. Setelah itu lakukan rontgen terhadap hasil obturasi.
-KONTROL
Dilakukan kontrol setelah dilakukan perawatan saluran akar untuk mengevaluasi keadaan
obturasi dan keseluruhan gigi.
-RESTORASI AKHIR
Pemilihan restorasi akhir berdasarkan jaringan gigi yang tersisa.
REFERENSI
1. Garg N, Garg A. Textbook of endodontics. 2 nd Ed. New Delhi: Jaypee Brothers Medical
Publishers. 2010.
2. Torabinejad M, Walton RE. Endodontics Principles and Practice. 4 th Ed. St. Louis:
Elsevier. 2002
3. Bellinda M, Ratih DN, Hadriyanto W. Perbedaan konsentrasi dan waktu aplikasi edta
sebagai bahan irigasi saluran akar terhadap kekuatan pelekatan push-out bahan pengisi
saluran akar. J Ked Gi, 2016, 7(2): 118-124.
4. Darcey J, Jawad S, Taylor C, Roudsari RV, Hunter Mark. Modern Endodontic
Principles Part 4: Irrigation. Dental Update. 2016, 20-33.
5. Al-Haddad A, Che Ab Aziz ZA. Bioceramic-Based Root Canal Sealers: A Review.
International Journal of Biomaterials: 2016. 1-11.
6. Desai S, Chandler N. Calcium Hydroxide-Based Root Canal Sealers: A Review. Journal
of endodontics, 2009, 1-6.
7. Camilleri J, Gandolfi MG, Siboni F, Prati C. Dynamic sealing ability of MTA root
canal sealer. International Endodontic Journal, 44, 2011. 9-20.
8. Parakh P, Bhondwe S, Mahajan V, Dhoot R, Muthiyan S. Sequence of Irrigation in
Endodontics. Journal of Dental and Medical Sciences: 18(6), 2019. 41-3.
9. Torabinejad M, Parirokh M, Dummer PMH. Mineral trioxide aggregate and other
bioactive endodontic cements: an updated overview – part II: other clinical applications
and complications. International Endodontic Journal. 2018. 284-317.
10. American Association of Endodontists. Root canal irrigants and disinfectants.
Endodontics: Collegues for excellence. Chicago. 1-7.