Anda di halaman 1dari 10

TUGAS DISKUSI PULPEKTOMI VITAL

DEPARTEMEN KONSERVASI GIGI

Oleh :
Tamarakha Yumna
04074822022038

Dosen Pembimbing :
drg. Merryca Bellinda, Sp.KG

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER GIGI


BAGIAN KEDOKTERAN GIGI DAN MULUT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
-TAHAPAN TEKNIK STEP BACK
Diketahui panjang kerja 21 mm, IAF #15
Preparasi step back dibagi menjadi dua tahap, yaitu:
Tahap 1
1. Mengevaluasi karies gigi sebelum memulai perawatan endodontik.
2. Preparasi akses kavitas, kemudian mencari orifis menggunakan smooth broach.
3. Menentukan panjang kerja  telah diketahui 21 mm.
4. Ekstirpasi pulpa menggunakan barbed broach.
5. Memasukkan K-File pertama (#10) ke dalam saluran akar dengan Gerakan watch
winding, rotasi searah jarum jam dan berlawanan arah jarum jam dengan tekanan
yang minimal.

6. Mengeluarkan K-file, irigasi saluran akar menggunakan NaOCl 5,25% 2 ml 60oC


bilas menggunakan akuades.
7. Masukkan K-file nomor lebih besar (#15) sesuai dengan panjang kerja, disebut
dengan initial apical file (IAF). Lubrikasi menggunakan EDTA gel 17 % selama 4
menit lalu bilas dengan akuades
8. Lakukan rekapitulasi saluran akar dengan K-file yang lebih kecil dari IAF (10#).
Proses ini untuk mengangkat debris apikal yang dapat hanyut saat irigasi saluran akar.
9. Rekapitulasi saluran akar dengan nomor K-file yang lebih besar mencapai panjang
kerja dan rekapitulasi. Prosedur diulangi sampai 3 nomor setelah IAF mencapai
Panjang kerja, disebut dengan Master apical file (MAF).
Tahap 2
1. Memasukkan K-file dengan panjang kerja dikurangi 1 mm, Gerakan watch winding,
irigasi dan rekapitulasi.
2. Prosedur diulangi dengan K-file nomor lebih besar dengan panjang kerja dikurangi 1
mm.
3. Terakhir, menghaluskan saluran akar menggunakan MAF dengan Gerakan push-pull
stroke untuk mendapatkan saluran akar yang halus dan taper.

Ringkasan:
Tahap 1:
a. #10 / 21 mm  Irigasi NaOCl 5,25% 2 ml 60oC  Akuades
b. #15 / 21 mm (IAF)  Rekapitulasi #10 / 21 mm  Lubrikasi menggunakan
EDTA gel 17 % selama 4 menit  Akuades
c. #20 / 21 mm  Rekapitulasi #15 / 21 mm  irigasi
d. #25 / 21 mm (MAF)  Rekapitulasi #20 / 21 mm  irigasi
Tahap 2
a. #30 / 20 mm  Irigasi  Rekapitulasi #25 / 21 mm (MAF)  irigasi  akuades
b. #35 / 19 mm  irigasi  Rekapitulasi #25 / 21 mm (MAF)  irigasi  akuades
c. #40 / 18 mm  irigasi  Rekapitulasi #25 / 21 mm (MAF)  irigasi
klorheksidin 2%  akuades

Selanjutnya mengeringkan saluran akar menggunakan paper point, (dilanjutkan dengan


pemberian medikamen medikamen)

-MEDIKAMEN
1. Essential oils — eugenol
2. Fenolik — i. Komponen fenol
ii. Paramonochlor
iii. Camphorated phenol
iv. Cresatin
v. Aldehydes
a. Formokresol
b. Paraformaldehid
c. Glutaraldehid
3. Kalsium hidroksida
4. Halogens i. Chlorine-sodium Hypochlorite
ii. Iodine – 2% I2 in 5% larutan KI, contoh iodophores.
– 5% I2
5. Klorheksidin glukonat
6. Antibiotik
7. Kombinasi antibiotik-kortikosteroid

-IRIGASI
Pembersihan secara mekanis dalam prawatan endodontik sendirian tidak dapat
membersihkan bakteri saluran akar, walaupun menggunakan hand files atau rotary
instruments, karena beberapa alasan:
1. Instrumen tidak dapat mengakses bentuk saluran akar yang kompleks
2. Daerah biofilm kompleks yang tidak dapat dicapai dapat berkembang karena sulit untuk
dihancurkan
3. Instrumen menciptakan smear layer yang selanjutnya dapat menghalangi dekontaminasi
permukaan dentin saluran akar dan menghalangi adaptasi material obturasi yang baik ke
dinding saluran akar.
 Oleh karena itu, irigasi dilakukan untuk eliminasi mikroorganisme yang tidak dapat
dihilangkan melalui metode fisik. Irigasi dapat memberikan antimikrobial pada daerah
yang tidak dapat diakses pada saluran akar, penetrasi dan menghilangkan biofilm dan
smear layer dan dapat penetrasi ke dentin.
Akan tetapi, tidak ada irigasi yang memiliki semua sifat ideal sehingga harus
dikombinasikan dengan urutan yang spesifik agar tercapai irigasi yang aman dan
efektif.
X

Bahan
No Saline NaOCl H2O2 EDTA Klorheksidin
irigasi
1. Konsentrasi 0,9% 0,25-5,25% 3% 15% 2%
2. pH 7,3 10,8-12 6 7,3-8 5,5-7
3. Mekanisme Pembilasan Bakterisidal Bakterisidal Lubrikasi, Bakteriostatik
aksi fisik spektrum luas emulsifikasi, dan (0,2%) – obat
membawa debris kumur
dalam suspensi Bakterisidal (2%)
4. Keuntungan Tidak ada Memiliki sifat Memiliki Melarutkan Efektif pada
efek melarutkan sifat dentin/debris abses, lebih
samping debris organik, desinfektan anorganik, efektif pada
pelumas, dan sebagai pelumas, bakteri gram
mmenghentikan antibakteri membuat positif.
perdarahan, dan manipulasi canal
antibakteri menjadi lebih
mudah
5. Kerugian Tidak Dapat Tidak dapat
memiliki menyebabkan melarutkan sisa
sifat cidera jaringan jaringan nekrotik
antibakteri jika keluat ke
periapikal
6. Volume 2 ml
7. Durasi < 2 menit 1 / 4-5 menit 10 menit
(Rata-Rata
30 detik)

Suhu Irigasi:
2,6% NaOCl 37oC sama efektifnya dengan 5,2% 22oC dalam melarutkan jaringan dan
membunuh bakteri.  Pengurangan konsentrasi yang sitotoksik dapat dilakukan dengan
efektif. Menghangatkan syringe menggunakan waterbath untuk memaksimalkan efek.
Durasi Irigasi:
Semakin lama irigasi berkontak dengan permukaan akar, semakin baik dalam membunuh
mikroba. Rata-rata 30 detik.

Kecepatan Irigasi:
Tidak lebih dari 4 ml/menit, karena dapat berisiko ekstrusi, oleh karena itu tambahan 1 ml
setiap 15 detik memberikan pertukaran yang baik dan resiko yang minimum. Bahan irigasi
tidak mengalir lebih dari 1-2 mm dari ujung jarum pada saluran akar terlepas dari aplikasi
tekanan. Lebih dari ini terdapat ‘dead zone’ dan pertukaran bahan irigasi tidak terjadi.

‘dead zone’: tidak terdapat pertukaran bahan irigasi 1-2 mm lebih dari jarum

Interaksi antar larutan irigasi:


1) NaOCl + EDTA
EDTA mengurangi jumlah klorin yang menyebabkan aktivitas NAOCl berkurang.
2) Klorheksidin + NaOCl
Tidak larut satu sama lain. Terbentuk endapan parakloroanilin yang karsinogenik dan
berwarna oren/merah kecoklatan yang dapat menyebabkan stain pada gigi. Endapan
tersebut dapat menghalangi saluran akar dan tubulus. Endapan ini mencegah untuk
digunakan dengan digabung secara klinis. Parakloroanilin juga terdapat dalam endapan
yang memiliki potensi mutagenik. Pengulangan siklus kedua jenis irigasi ini harus
dicegah dikarenakan dapat mengerosi dentin dan merusak struktur gigi.

Penggabungan NaOCl (kiri) dan Klorheksidin (tengah) menciptakan endapan merah


kecoklatan (kanan) yang karsinogenik dan merusak desinfeksi.
3) Klorheksidin + EDTA
Secara cepat menghasilkan endapan putih dan mengurangi kemampuan EDTA dalam
mengurangi smear layer.

Kombinasi produk:
1) Deterjen + EDTA dan NaOCl
Meningkatkan kecepatan larutnya jaringan oleh hipoklorit. Unggul dalam membunuh
plankton dan bakteri biofilm oleh kombinasi produk.
2) MTAD + Tetraclean
Pengangkatan smear layer ditambah adanua aktivitas antimicrobial. Harus digunakan
pada preparasi kimiamekanis akhir setelah NaOCl.
Teknik irgiasi:

Teknik Tekanan Irigasi Positif Tekanan irigasi negatif Aktivasi bahan irigasi
Irigasi
Tahap Jarum dimasukan dengan tekanan EndoVac caranya dengan Ultrasonic/Sonic Multisonic Agitasi Manual/ dynamic
untuk mengalirkan bahan irigasi ke mengalirkan bahan irigasi pumping
saluran akar. Jarum 27 gauge menggunakan cannula
ditempatkan 3 mm dari apeks . dikombinasikan dengan
bahan irigasi tidak boleh dipaksa ke microsuction system .
saluran akar, jadi disarankan Sehingga pertukaran
dengan cara menekan bahan irigasi berlanjut
menggunakan jari telunjuk dan dengan mengurangi resiko
jempol. Serta harus ekstrusi.
mencegahpembentukan gelembung
udara pada saluran akar, karena
dapat menghalangi penetrasi bahan
irigasi, disebut sebagai vapour lock
dapat diminimalisir dengan Teknik
irigasi tekanan negatif.
Ilustrasi Aktivasi Representasi
Irigasi bahan Gentle Wave cone guta
tekanan irigasi System: bahan percha
negatif: dengan irigasi dimasukan
aspirating energi disemrot ke kedalam
cannula saluran akar saluran
dengan hand akar yang
dimasukkan ke saluran sonic/ultrasonic piece yang telah berisi
Kiri: tekanan positif irigasi: bahan
akar dan di irigasi melalui menciptakan diletakkan bahan irigasi kemudian
irigasi diterima saluran akar melalui
koronal. Bahan irigasi streaming akustik. pada mahkota gigi. di pump secara vertical
jarum
mengalir ke saluran akar. Mengaktivasi Aspirasi internal untuk agitasi bahan
Kanan: fenomena vapor lock:
desinfeksi. mengambil bahan irigasi irigasi.
gelembung udara pada apikal
secara koronal.
mencegah aliran bahan irigasi
-OBTURASI
Tujuan:
1. Mendapatkan obliterasi ruang saluran akar untuk mencegah masuknya bakteri dan
cairan ke dalam akar.
2. Mencegah microleakage bakteri.
3. Mencegah infeksi berulang
4. Untuk keberhasilan perawatan saluran akar jangka panjang

Sebelum dilakukan obturasi beberapa faktor yang perlu diperhatikan:


- Tidak terdapat keluhan nyeri, perkusi dan palpasi (–)
- Saluran akar tidak berbau dan kering (memastikan dengan cara meletakkan kalsium
hidroksida yang diambil dengan file dari saluran akar di atas glass slab)

Jika syarat sudah terpenuhi obturasi dilanjutkan, dengan memasukkan master apical cone
(MAC) dengan ukuran yang sama seperti MAF, kemudian dilakukan foto radiografi.
Dievaluasi apakah MAC telah sesuai panjang kerja. Jika telah sesuai panjang kerja maka
dilanjutkan ke tahap obturasi.

Sealer
Fungsi:
a) Agen antimikrobial
b) Dapat mengisi kekosongan antar material dan dinding dentin
c) Agen binding
d) Sebagai lubrikan
e) Radiopak
f) Material obturasi kanal

Syarat:
a) Adesi yang baik antara sealer dan dinding saluran akar
b) Seal yang hermetic
c) Radiopak
d) Bubuk harus sangat halus agar mudah diaduk dengan cairan
e) Tidak menciut saat setting
f) Tidak merubah warna gigi
g) Bakteriostatik
h) Mengeras perlahan
i) Tidak larut dalam cairan jaringan
j) Ditoleransi jaringan periapical
k) Dapat larut dengan larutan tertentu jika diperlukan untuk mengangkat pengisian
saluran akar

No. Jenis Sealer Bioceramic-Based Mineral Tiroxide Hidroksiapatit Kalsium hidroksida


Aggregate Sealer
(MTAS)
1. Material bioaktif : Glass dan bismuth oxide, Kalsium posfat Kalsium hidroksida
kalsium posfat slikat trikalsium,
bioinert: zirconia dan aluinat trikalsium
alumina
2. Mekanisme 1. Difusi partikel sealer - Ion hidroksil 
pada tubulus dentin Antibakteri dan
interlocking bonds merangsang kalsifikasi
2. Infiltrasi mineral sealer - pH basa  Tidak mudah
3. Pembentukan larut
hidroksiapatit pada - Dapat mendenaturasi
zona infiltrasi mineral protein (kurang toksik)
- Merangsang pembentukan
jaringan keras
- Dapat difusi ke tubulus
dentin dan ruang ligament
periodontal 
menghentikan resorpsi
akar eksterna

Keuntungan - Biokompatibel, - Biokompatibel - Biokompatibel - Biokompatibel


mengandung kalsium - Merangsang - Stabil secara - Tidak mudah larut
pospatsktrutur mineralisasi dan termodinamik - Antibakteri
kristal mirip gigi dan pembentukan - Dapat seentasi - Merangsang pembentukan
material tulang apatite hidroksiapatit perforasi jaringan keras
(sehingga bonding furkasi - Menghentikan resorpsi
sealer akar baik) - Merangsang akar
- Pembentukan apical pertumbuhan
barrier tulang
- memperbaiki defek
periapical
- memperbaiki
perforasi bifurkasi
Kerugian Sulit di angkat dari - Warna abu-abu -
saluran akar  merubah
(retreatment atau warna dentin
preparasi post) - Harga relative
mahal

Teknik obturasi yang digunakan pada perawatan ini adalah teknik kondensasi lateral.
Langkah-langkah obturasi dengan menggunakan teknik ini adalah:
1) Master cone dipaskan pada saluran akar sesuai dengan panjang kerja yang telah
ditetapkan.
2) Jika letak master cone sudah tepat dalam saluran akar, cone tersebut dikeluarkan dan
saluran akar dikeringkan kembali.
3) Campur semen saluran akar dan masukkan ke saluran akar dengan menggunakan
lentulo.
4) Separuh apikal master cone dilapisi dengan semen saluran akar dan dengan hati-hati
ditempatkan kembali ke dalam saluran akar.
5) Spreader dimasukkan sepanjang master cone dan ditekan ke arah lateral.
6) Untuk membebaskan spreader waktu akan dikeluarkan, putar spreader bolak balik
sepanjang sumbunya.
7) Setelah dikeluarkan, masukkan segera accesory cone yang telah diolesi sealer ke
saluran akar. Masukkan kembali spreader untuk menekan accesory cone kearah
lateral.
8) Ulangi tahap ini sampai spreader tidak dapat dimasukkan ke saluran akar lagi.
9) Potong kelebihan gutta-percha dengan ekskavator yang dipanaskan. Pemotongan
dilakukan sampai 1 mm di bawah tepi gingiva gigi anterior. Tujuan pemotongan
tersebut adalah agar tidak terjadi perubahan warna di mahkota.
-RESTORASI SEMENTARA
Penumpatan sementara menggunakan teknik double seal, yaitu di atas gutapercha
diaplikasikan GIC kemudian cotton pellet diletakkan di atasnya, lalu ditumpat dengan bahan
tumpatan sementara. Setelah itu lakukan rontgen terhadap hasil obturasi.

-KONTROL
Dilakukan kontrol setelah dilakukan perawatan saluran akar untuk mengevaluasi keadaan
obturasi dan keseluruhan gigi.

-RESTORASI AKHIR
Pemilihan restorasi akhir berdasarkan jaringan gigi yang tersisa.
REFERENSI

1. Garg N, Garg A. Textbook of endodontics. 2 nd Ed. New Delhi: Jaypee Brothers Medical
Publishers. 2010.
2. Torabinejad M, Walton RE. Endodontics Principles and Practice. 4 th Ed. St. Louis:
Elsevier. 2002
3. Bellinda M, Ratih DN, Hadriyanto W. Perbedaan konsentrasi dan waktu aplikasi edta
sebagai bahan irigasi saluran akar terhadap kekuatan pelekatan push-out bahan pengisi
saluran akar. J Ked Gi, 2016, 7(2): 118-124.
4. Darcey J, Jawad S, Taylor C, Roudsari RV, Hunter Mark. Modern Endodontic
Principles Part 4: Irrigation. Dental Update. 2016, 20-33.
5. Al-Haddad A, Che Ab Aziz ZA. Bioceramic-Based Root Canal Sealers: A Review.
International Journal of Biomaterials: 2016. 1-11.
6. Desai S, Chandler N. Calcium Hydroxide-Based Root Canal Sealers: A Review. Journal
of endodontics, 2009, 1-6.
7. Camilleri J, Gandolfi MG, Siboni F, Prati C. Dynamic sealing ability of MTA root
canal sealer. International Endodontic Journal, 44, 2011. 9-20.
8. Parakh P, Bhondwe S, Mahajan V, Dhoot R, Muthiyan S. Sequence of Irrigation in
Endodontics. Journal of Dental and Medical Sciences: 18(6), 2019. 41-3.
9. Torabinejad M, Parirokh M, Dummer PMH. Mineral trioxide aggregate and other
bioactive endodontic cements: an updated overview – part II: other clinical applications
and complications. International Endodontic Journal. 2018. 284-317.
10. American Association of Endodontists. Root canal irrigants and disinfectants.
Endodontics: Collegues for excellence. Chicago. 1-7.

Anda mungkin juga menyukai