Pamela Angelista
Program Studi Seni Rupa Murni, Fakultas Seni Rupa Desain
Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung
Jalan Buah Batu No. 212, Cijagra Kota Bandung
E-mail : Pamelaangelista@gmail.com
ABSTRAK
Orang pada umumnya mengetahui kegiatan melukis lazimnya pewarna cair dan kanvas
tetapi seiring berkembangnya zaman kegiatan melukis berkembang menggunakan media
inkonvensional salah satunya dengan limbah cat sablon dengan teknik yang berbeda. Limbah cat
sablon dapat diolah menjadi media bahan pengkaryaan cat pada seni lukis selain unik dan menarik,
penggunaan cat limbah sablon ini berguna mengurangi pencemaran lingkungan disamping itu cat
limbah sablon menjadi bahan yang bernilai ekonomis untuk para pengrajin seni, serta dapat
menambah nilai estetik terhadap suatu karya yang disajikan. Hal ini semakin di dukung oleh bapak
Asep Gunawan, salah satu tokoh seniman yang berasal dari kampung wisata sablon Muararjeun,
Cihaurgeulis Kota bandung. Beliau bereksperimen dalam pengkaryaannya dengan menggunakan
bahan limbah cat sablon sebagai media cat pada seni lukis. Penelitian ini berfokus pada proses
pembuatan karya yang dibuat oleh Bapak Agus selaku pencipta seni dalam pemanfaaatan cat
limbah sablon sebagai media lukis, dengan beberapa aspek didalamnya seperti proses pengkaryaan,
teknik pengkaryaan, media yang dapat di aplikasikan serta kenda-kendala yang dihadapi. Data yang
di butuhkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang lebih banyak menampilkan uraian kata-
kata dari pada angka. Oleh karena itu teknik yang digunakan dalam usaha memperoleh data di
lapangan yaitu; Observasi, Wawancara, Dokumentasi, serta Jurnal. Penelitian ini diharapkan
menambah wawasan dan pengetahuan tentang limbah Sablon untuk dapat digunakan kembali
sebagai pewarna lukisan, serta diharapkan menambah kreativitas pada khalayak banyak orang
untuk lebih kreatif dalam berkarya dengan memanfaatkan berbagai macam jenis media. Selain itu,
penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai kontribusi pengurangan limbah cat sablon dalam
pendidikan juga terobosan sebagai inspirasi dalam bidang seni lukis.
People in general know that painting activities are usually liquid dyes and canvases, but over time,
painting activities have developed using unconventional media, one of which is screen printing
paint waste with different techniques. Screen printing pain t waste can be processed into a medium
for painting paints in addition to being unique and attractive, the use of screen printing waste paint
is useful in reducing environmental pollution. Besides, screen printing waste paint becomes a
material that has economic value for art craftsmen, and can add aesthetic value to a work. served.
This is further supported by Mr. Asep Gunawan, one of the leading artists from the Muararjeun
screen printing village, Cihaurgeulis, Bandung City. He experimented in his creatio n by using
screen printing paint waste as a paint medium for painting. This research focuses on the process
of making works made by Mr. Agus as an art creator in the use of screen printing waste paint as a
painting medium, with several aspects in it such as the creation process, creation techniques, media
that can be applied and the constraints faced. The data needed in this study is qualitative data
which displays more descriptions of words than numbers. Therefore, the techniques used in the
effort to obtain data in the field are; Observation, Interview, Documentation, and Journal. This
research is expected to add insight and knowledge about screen printing waste so that it can be
reused as painting coloring, and is expected to increase creativity in many p eople to be more
creative in their work by utilizing various types of media. In addition, this research is expected to
be used as a contribution to reducing screen printing paint waste in education as well as a
breakthrough as an inspiration in the field of painting.
Zat warna adalah senyawa yang dipergunakan dalam bentuk larutan atau dispersi pada suatu
bahan lain sehingga berwarna. Zat warna sangat diperlukan untuk menambah nilai artistik dan
digunakan dalam memvariasikan suatu produk (Tieneke N, 2019 : 137) Zat warna untuk tekstil
dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan sumbernya yaitu zat warna alami dan zat warna
sintetis. Zat warna alami adalah zat warna yang diperoleh dari alam, seperti tumbuhtumbuha n,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahan pewarna alam yang biasa digunakan untuk
tekstil diperoleh dari hasil ekstrak berbagai bagian tumbuhan, seperti: akar, kayu, daun, biji
maupun bunga. Sedangkan zat warna sintetis adalah zat warna buatan (Tieneke N, 2019 : 137).
Salah satu contoh zat warna sintetis adalah zat warna yang di gunakan untuk cat sablon.
Menurut mereka.com (2016) Sablon adalah proses mentransfer desain stensil ke permukaan
datar menggunakan layar jala, tinta, dan alat pembersih yang terbuat dari karet. Kain dan kertas
adalah permukaan yang paling sering dicetak pada layar, tetapi dengan tinta khusus juga
memungkinkan untuk dicetak pada kayu, logam, plastik, dan bahkan kaca. Umumnya limba h
cair yang dihasilkan dari usaha sablon berwarna pekat dan berbau. Limbah cair sablon jika
dibuang langsung ke badan air menjadi berwarna dan turbiditas (kekeruhan) pada badan air
penerima meningkat. Akibatnya menghambat proses fotosintesis dan menyebabkan
menurunnya kualitas habitat di perairan. Menurut berita kompasina tahun 2016 sablon ini juga
menimbulkan dampak negatif, yaitu berupa pencemaran limbah dari hasil pencucian bahan
tekstil ini.
Hampir disetiap daerah industri ini berkembang pesat, terutama di pulau jawa. Dalam proses
pencucian kain sablon ini memrlukan air yang banyak yang tahap pembuangan airnya tidak
melalui proses pensterilasian terlebih dahulu, dapat dikatakan air bekas penbilasan dan
pencucian bahan ini bersifat toxic atau beracun. Menurut survei lembaga perairan sekitar 70%
industri sablon membuang limbahnya kesungai. Dipastikan hal ini kan berdampak langsung
pada lingkungan.
Di samping itu ketika limbah dibiarkan mengalir akan menyumbat pori-pori tanah yang
berakibat pada hilangnya produktivitas tanah, tekstur tanah mengeras dan mencegah penetrasi
akar tumbuhan (Kant, 2012). Oleh sebab itu perlu dilakukan upaya-upaya pengelolaan limba h
tersebut. Limbah cat sablon yang telah dibuang atau tidak terpakai ini justru menarik untuk
dikaji serta dikembangkan menjadi zat warna yang dapat digunakan kembali sebagai karya seni
lukis yang unik serta inovatif guna mengurangi pencemaran limbah pada lingkungan.
Menurut Sulistyo (2005: 1-2) melukis dikatakan sebagai kegiatan menggambar yang disertai
menuangkan ungkapan perasaan (ekspresi) sebagai aspek yang paling dominan. Melukis
merupakan usaha seseorang untuk menyalurkan ungkapan perasaan dengan menggunaka n
media seni rupa lazimnya adalah media cat minyak diatas kanvas atau cat air diatas kanvas.
Berdasarkan media yang digunakan, dalam melukis dapat menggunakan media konvensiona l
dan media inkonvensional. Menurut Sari (2015) melukis dapat dilakukan dengan media
konvesional yaitu melukis yang dapat dilakukan dengan media atau langkahlangkah yang biasa
digunakan misalnya: pensil, pastel, cat air, atau yang lainnya. Melukis dengan media yang
inkonvensional yaitu melukis dengan media yang tidak lazim digunakan seperti arang, lilin,
finger painting, mencetak dengan berbagai benda, dan yang lainnya.
Orang pada umumnya mengetahui kegiatan melukis lazimnya pewarna cair dan kanvas
tetapi seiring berkembangnya zaman kegiatan melukis berkembang menggunakan media
inkonvensional salah satunya dengan limbah cat sablon dengan teknik yang berbeda. Limbah
cat sablon dapat diolah menjadi media bahan pengkaryaan cat pada seni lukis selain unik dan
menarik, penggunaan cat limbah sablon ini berguna mengurangi pencemaran lingkunga n
disamping itu cat limbah sablon menjadi bahan yang bernilai ekonomis untuk para pengrajin
seni, serta dapat menambah nilai estetik terhadap suatu karya yang disajikan. Hal ini semakin
di dukung oleh bapak Asep Gunawan, salah satu tokoh seniman yang berasal dari kampung
wisata sablon Muararjeun, Cihaurgeulis Kota bandung. Beliau bereksperimen dalam
pengkaryaannya dengan menggunakan bahan limbah cat sablon sebagai media cat pada seni
lukis.
Manfaat dari penelitian ini adalah menambah wawasan dan pengetahuan tentang
limbah Sablon untuk dapat digunakan kembali sebagai pewarna lukisan, serta diharapkan
menambah kreativitas pada khalayak banyak orang untuk lebih kreatif dalam berkarya dengan
memanfaatkan berbagai macam jenis media. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai kontribusi pengurangan limbah cat sablon dalam pendidikan juga terobosan
sebagai inspirasi dalam bidang seni lukis. Untuk itu penulis memberi judul Peroses Pembuatan
Karya Seni Lukis Bapak Agus Gunawan Dengan Memanfaatkan Limbah Cat Sablon.
METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif yang bersifat deskriptif. mendefinis ika n
“metodologi kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Dalam metode
kualitatif terdapat metode deskriptif yang penulis gunakan. Menurut (Ismiyanto, 2003)
penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi, daerah atau bidang tertentu.
Berdasarkan pernyataan tersebut, penulis menggunakan pendekatan ini karena ingin
mencoba menelusuri, memahami dan menjelaskan tentang gejala atau fenomena yang ada atau
terjadi terhadap objek yang diteliti. Dalam penelitian ini akan dianalisis bagaimana proses
pembuatan karya dengan pemanfaatan limbah cat sablon.
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan dikampung wisata sablon Murarjeun, Cihaurgeulis Kota
Bandung.
2. Sumber data
Data yang di butuhkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang lebih banyak
menampilkan uraian kata-kata dari pada angka. Oleh karena itu teknik yang digunaka n
dalam usaha memperoleh data di lapangan yaitu; Observasi, Wawancara, Dokumentas i,
serta Jurnal.
Digang sempit yang berlokasi di kampung wisata sablon muararjeun Cihaur geulis kota
Bandung. Terlahir seorang seniman lukis, bakat melukis dari kecil yaitu Bapak Asep Gunawan,
hingga saat ini selalu bereksperimen melalui karyanya dengan menggunakan bahan limbah cat
sablon. Didalam rumahnya banyak terpampang lukisan mulai dari aliran lukisan Abstrak,
ekspresionis, dan lainnya. Lukisan di bandrol dengan harga yang berfariasi untuk ukuran A2
berkisaran harga 500 ribu rupiah, sedangakan 1 x 500 m, berikas 3 juta Rupiah. Saat ini
penjualan lukisan dijual melalui media online. Kebanyak konsumen memasan dengan banyak
objek sosok tokoh, bunga dan foto keluarga dengan pekerjaan 3 hari. Karena tingga l
dilingkungan kampung yang banyak pengusaha konveksi sablon, Bapak Asep memanfaa tka n
cat limbah sablon tersebut untuk dijadikan karya lukis yang menguntungkan. Pak asep memula i
berekperimen menggunakan limbah cat sablon di mulai sejak awal pandemi Covid, sebgai
jawaban atas tantangan kesulitan di masa pandemi. Inspirasi dari penggunaan cat limbah sablon
sendiri beliau selalu melihat sisa cat sablon yang terabaikan sampai mengering dan terbuang,
maka dari itu beliau mencoba memanfaatkannya sebagai media melukis yang anti mainstre a m
. tentunya dalam membuat karya tersebut butuh beberapa proses yang dilalui hingga ke proses
finishing.
Proses selanjutnya, yakni proses pewarnaan dan media atau medium yang digunaka n,
Pengertian medium di sini adalah bahan yang dipergunakan. Setiap penggunaan medium
mengandung pula konsekuwensi sifat-sifat hasil karya seni rupa. Medium seni rupa adalah berbagai
benda yang ada misalnya batu, pasir, baju, warna-warna pigmen dari cat air, cat mintak, pastel.
Medium tersebut ada yang tahan lama dan ada yang tidak tahan. Penggunaan medium yang tahan
lama akan mempengaruhi pula ketahanan hasil karya dan kadang-kadang mempengaruhi pula citra
rasa (apresiator.) penikmat cita rasa seni. media yang digunakan apada proses pewarmnaan karya
cat limbah sablon yakni plastik cone segitiga, cat sablon baru atau limbah. Lukisan ini tidak
menggunakan kuas pada umumnya melainkan menggunakan tekni spuit plastik, mirip seperti
cara membubuhkan krim kue. Untuk teknik yang digunakan pada karya ini sebenarnya bisa
menggunakan beberapa teknik seperti bisa menggunakan pisau palet,kuas dll. Menurut Bapak
Asep gunawan dalam wawancara “ Tekniknya sih bebas, bisa pake pisau palet juga, kuas dan
lain-lain. Kalau pakai kuas itu malas cucinya, jadi saya menyesuaikan yang cocok dan yang
orang belum pernah, saya ingin tampil unik anti mainstream “ ucapnya. Untuk peroses
pewarnaan, menimpa cat sablon yang masih basah tidak manjadi masalah. Untuk cat sablonnya
sendiri terkadang bapak Asep Gunawan tidak seutuhnya menggunakan limbah cat sablon untuk
proses pembuatan karya seni lukis, namun bapak Asep Gunawan mencampur limbah cat
dengan cat sablon yang baru hal ini dikarenakan limbah cat sablon yang sedikit tidak dapat
meng-cover karya yang mempunyai tekstur timbul yang tebal pada lukisan.
Selama berproses kendala yang dihadapi oleh bapak Asep Gunawan tidak lain hanya
mengatur kekuatan saat mengeluarkan cat dari plastik cone, selebihnya bapak Asep Gunawan
belum menemukan kesulitan atau kendala selama berproses menggunakan media cat limbah
sablon sebagai media baru dalam berkarya seni lukis. menurut bapak Asep Gunawan
“sebenernya hampir gak ada kendala, paling kadang tekanan terlalu kuart saat mengeluarka n
cat dari plastik cone. Pernah meletus dan catnya kemana-mana, rusak deh gambarnya, tapi
jarang terjadi asal kita waspada saja.” Ucapnya.
KESIMPULAN
Orang pada umumnya mengetahui kegiatan melukis lazimnya pewarna cair dan kanvas
tetapi seiring berkembangnya zaman kegiatan melukis berkembang menggunakan media
inkonvensional salah satunya dengan limbah cat sablon dengan teknik yang berbeda. Limbah
cat sablon dapat diolah menjadi media bahan pengkaryaan cat pada seni lukis selain unik dan
menarik, penggunaan cat limbah sablon ini berguna mengurangi pencemaran lingkunga n
disamping itu cat limbah sablon menjadi bahan yang bernilai ekonomis untuk para pengrajin
seni, serta dapat menambah nilai estetik terhadap suatu karya yang disajikan. Hal ini semakin
di dukung oleh bapak Asep Gunawan, salah satu tokoh seniman yang berasal dari kampung
wisata sablon Muararjeun, Cihaurgeulis Kota bandung. Beliau bereksperimen dalam
pengkaryaannya dengan menggunakan bahan limbah cat sablon sebagai media cat pada seni
lukis. media yang digunakan cukup sederhana yakni plasti cone, kanvas dan cat sablon, teknik
yang digunakan merupakan tekni spuit plastik, dengan proses sketsa terlebih dahulu, pewarnaan
menggunakan cat limbah sablon yang dibungkus plastik cone, dan pada proses finishing ialah
pengeringan dengan cara di jemur dibawah terik sinar matahari atau didiamkan dalam beberapa
hari kemudian di vernish menggunkan vernish semprot atau vernish sapuan kuas. Dengan
pemanfaatan cat limbah sablon sebagai media melukis ini bapak asep dapat menambah
wawasan dan pengetahuan tentang limbah Sablon untuk dapat digunakan kembali sebagai
pewarna lukisan, serta diharapkan dapat menambah kreativitas pada khalayak banyak orang
untuk lebih kreatif dalam berkarya dengan memanfaatkan berbagai macam jenis media. Selain
itu, karya dengan menggunakan cat limbah sablon ini dapat dijadikan sebagai kontribus i
pengurangan limbah cat sablon dalam pendidikan juga terobosan sebagai inspirasi dalam
bidang seni lukis.
DAFTAR PUSTAKA
1. Jurnal,
Chalida, Alumni and Lili Mulyatna, DS and Evi Afiatun, Ds (2008)PENGOLAHAN
LIMBAH CAIR AKTIVITAS PENYABLONAN
http://repository.unpas.ac.id/31822/
2. Berita,
Kompasiana (2016)
https://www.kompasiana.com/ecy/56f8d22aed967382071f2f2a/pencucian-batik-dan-
sablon-sumbang-pencemaran-limbah-b3
3. Jurnal,
Winda Tieneke N.,Ratna E.S., Sarah Rum H.: “Lathak” Limbah Zat Warna Indigofe ra
sebagai Pewarna Batik (2019)
https://jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/ornamen/article/download/2929/2597
4. Jurnal,
Okda Firasaty : Kreativitas Melukis Anak Usia Dini Melalui Media Bahan Limbah di
Paud Islamic Center Kabupaten Bebes (2017)
http://lib.unnes.ac.id/30346/
5. Jurnal,
Koesoema Doni A. (2010). Pendidikan Karakter. Jakarta: PT. Grasindo.