Anda di halaman 1dari 11

idak ada buku seperti Alkitab yang

T
amat disukai, namun sangat dibenci dan
seka- ligus dikecam. Banyak juga orang
Anak Allah,
Juruselamat dunia.
Yesus Kristus—

yang te- lah mati karena mencari Alkitab. WAHYU ILAHI


Sebagian lagi dibunuh karena Alkitab.
Buku itu telah mengilhami orang yang Berabad lamanya banyak orang
paling terkemuka dengan tindakan-tindakan memper- tanyakan keberadaan Tuhan,
yang paling luhur, tetapi juga dikecam sementara itu dalam babakan sejarah
karena kemerosotan. Pe- rang berkecamuk manusia banyak pula yang dengan
karena Alkitab, revolusi terdapat di dalam meyakinkan menyaksikan bah- wa Ia ada
halaman-halamannya, dan kerajaan- dan Ia menyatakan diri-Nya. Ba- gaimana
kerajaan runtuh karena gagasan- gagasan caranya Tuhan menyatakan diri- Nya, dan
yang terdapat di dalamnya. Manu- sia dari bagaimana fungsi Alkitab dalam wahyu-
segala sudut pandang—mulai dari teolog Nya.
pembebasan sampai kepada para ka-
pitalis, dari fasis kepada Marxis, dari dikta- Wahyu Secara Umum. Pandangan
tor kepada para pembebas, dari fasisme yang mendalam mengenai tabiat Allah
hing- ga militeris—menyelidiki halaman- bahwa se- jarah, tingkah laku manusia, hati
halaman- nya untuk mencari kata yang nurani, dan yang dinyatakan secara
dapat membe- alamiah, sering dise- but “wahyu secara
narkan perbuatan mereka. umum” karena wahyu itu nyata bagi semua
Keunikan Alkitab bukanlah karena dan menarik pikiran.
ketia- daan bandingannya secara politis, Bagi berjuta manusia “Langit menceri-
kultural, maupun pengaruh sosial, takan kemuliaan Allah, dan cakrawala
melainkan dari sumber dan masalah pokok mem- beritakan pekerjaan tangan-Nya”
yang dikan- dungnya. Dengan penyataan (Mzm. 19: 2). Sinar matahari, hujan, bukit-
Allah tentang Allah-manusia yang unik: bukit, alir- an sungai, semuanya menjadi
saksi Pencip-

17
Firman Tuhan Allah 18
ta yang penuh dengan kasih sayang.
“Sebab apa yang tidak nampak dari pada- atas pertanyaan-pertanyaan ini. Melalui Per-
Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan janjian Lama dan Perjanjian Baru, Ia
keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran meng- ungkapkan diri-Nya kepada kita
dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, dengan cara yang istimewa, sehingga tidak
sehingga mereka ti- dak dapat berdalih” ada lagi per- tanyaan mengenai sifat kasih
(Rm. 1:20). sayang-Nya. Pada mula pertama
Yang lain dapat melihat bukti pemeliha- penyataan-Nya melalui para nabi; kemudian
raan Allah dalam hubungan yang penuh puncak pernyataan-Nya tampak melalui
ba- hagia serta curahan kasih sayang di Yesus Kristus (Ibr 1:1, 2).
antara sahabat yang erat, kalangan anggota Alkitab berisi dalil-dalil yang menyata-
keluar- ga, suami dan istri, orangtua dan kan kebenaran mengenai Allah, dan
anak. “Se- perti seseorang yang dihibur menya- takan Dia sebagai satu pribadi.
ibunya, demi- kianlah Aku ini akan Kedua bi- dang penyataan itu perlu: Kita
menghibur kamu” (Yes. 66:13). “Seperti perlu menge- nal Tuhan Allah melalui
bapa sayang kepada anak- anaknya, Yesus Kristus (Yoh. 17:3), seperti halnya
demikian Tuhan sayang kepada orang- juga “menerima penga- jaran di dalam Dia
orang yang takut akan Dia” (Mzm. menurut kebenaran yang nyata dalam
103:13). Yesus” (Ef. 4:21). Melalui sa- rana Kitab
Namun demikian, sinar matahari yang Suci, Allah menerobos mental, moral dan
sa- ma, yang telah menjadi saksi atas kasih keterbatasan rohani kita, meng-
sa- yang Allah Pencipta itu, dapat pula komunikasikan keinginan-Nya untuk me-
mem- balikkan bumi menjadi padang nyelamatkan kita.
gurun yang gersang, mendatangkan bala
kelaparan. Hu- jan yang sama juga dapat FOKUS KITAB SUCI
menjadi air yang menghanyutkan kaum
keluarga; bukit-bukit yang sama, yang Alkitab menyatakan Allah dan membe-
tinggi, dapat runtuh, rubuh dan hancur. berkan umat manusia. Diungkapkan-Nya ke-
Hubungan antara manusia se- ring sulitan yang kita hadapi dan jalan keluar
diwarnai rasa cemburu, dengki, ama- rah, di- nyatakan-Nya. Buku itu menyampaikan
bahkan juga kebencian yang menimbul- bah- wa kita sudah hilang, jauh dari Allah,
kan pembunuhan. serta menyatakan Yesus satu-satunya yang
Dunia sekitar kita memberi isyarat yang mencari dan membawa kita kembali kepada
berbaur, sejumlah pertanyaan dan sejumlah Allah.
jawabnya. Hal itu menampakkan konflik Yesus Kristus adalah fokus Kitab Suci.
antara yang baik dan yang jahat, namun ti- Perjanjian Lama menyatakan Anak Allah
dak menjelaskan bagaimana terjadinya se- bagai Mesias, Penebus dunia: Perjanjian
kon- flik itu, siapa yang berseteru, Ba- ru menyatakan Dia sebagai Yesus
mengapa, atau siapa yang pada akhirnya Kristus, Juruselamat. Setiap halaman,
menang. apakah itu de- ngan lambang maupun
kenyataan, menun- jukkan beberapa tahap
Penyataan Istimewa. Dosa membatasi pekerjaan dan tabi- at-Nya. Kematian
penyataan diri Allah melalui ciptaan Yesus di kayu salib meru- pakan puncak
karena tersamarnya kemampuan kita penyataan tabiat Allah.
menafsirkan kesaksian Allah. Dengan Salib membuat ini sebagai puncak per-
kasih, Allah mem- berikan penyataan nyataan karena salib itu mengemukakan
istimewa tentang diri-Nya untuk membantu dua hal yang amat berbeda: jahatnya
kita memperoleh jawaban manusia yang tidak terduga dan kasih
Allah yang ti-
Firman Tuhan Allah 19
dak habis-habisnya. Apakah yang dapat
memberikan gagasan yang mendalam pada umat (Neh. 9:30; bandingkan dengan
kepa- da kita mengenai betapa mudahnya Za. 7:12). Raja Daud berkata, “Roh Tuhan
manu- sia itu berbuat kesalahan? Apakah berbicara dengan perantaraanku, firman-Nya
cara pa- ling tepat untuk menyatakan dosa? ada di lidahku” (2 Sam. 23:2). Yehezkiel
Salib me- nyatakan Allah yang me- nulis, “kembalilah rohku ke dalam
mengizinkan Anak Tunggal-Nya dibunuh. aku,” “Roh Tuhan meliputi aku,” “maka
Sebuah pengorban- an yang luar biasa! aku di- angkat oleh Roh” (Yeh. 2:2; 11:5,
Betapa Ia melakukan se- buah pernyataan 24, Terje- mahan Lama). Lalu Mikha
yang tiada taranya. Sesung- guhnya, fokus memberi kesak- sian, “Tetapi aku ini
Alkitab ialah Yesus Kristus. Ia berada pada penuh dengan kekua- tan, dengan Roh
pusat panggung peristiwa se- mesta. Tidak Tuhan” (Mi. 3:8).
lama lagi kemenangan-Nya di Golgota Perjanjian Baru mengakui peranan Roh
akan mencapai puncaknya pada Kudus dalam penulisan Perjanjian Lama.
pembinasaan orang jahat. Manusia dan Al- Ye- sus mengatakan bahwa Daud diilhami
lah akan dipersatukan kembali. Roh Kudus (Mrk. 12:36). Paulus percaya
Tema kasih Allah, khususnya seperti bahwa Roh Kudus berbicara “dengan
yang tampak dalam kematian Kristus seba- perantaraan nabi Yesaya” (Kis. 28:25).
gai kor-ban di Golgota—adalah kebenaran Petrus mengung- kapkan bahwa Roh Kudus
yang pa-ling mulia dari alam semesta— memimpin semua nabi, bukan hanya
ada- lah fokus Alkitab. Semua kebenaran beberapa dari antara me- reka (1 Ptr. 1:10,
pokok Alkitab ha-ruslah dipelajari dari 11; 2 Ptr. 1:21). Penulis sa- ma sekali
sudut ini. hanya menjadi latar belakang saja, dan
pengarang yang sesungguhnya—Roh
OTORITAS KITAB SUCI Kudus—yang diakui: “Seperti yang dikata-
kan Roh Kudus. ” Dengan ini Roh Kudus
Otoritas Alkitab atas iman dan praktik menyatakan. ” (Ibr. 3:7; 9:8).
muncul dari sumbernya. Para penulisnya Para penulis Perjanjian Baru mengaku
me- nganggap Alkitab sangat berbeda dari bahwa Roh Kudus merupakan sumber
lite- ratur lainnya. Mereka menganggapnya peka- baran mereka. Rasul Paulus
seba- gai “kitab-kitab suci” (Rm. 1:2), menjelaskan, “Tetapi Roh dengan tegas
“Kitab Su- ci” (2 Tim. 3:15), dan “firman mengatakan bah- wa di waktu-waktu
Allah” (Rm. 3:2; Ibr. 5:12). kemudian, ada orang yang akan murtad lalu
Keunikan Kitab Suci berdasarkan sum- mengikuti roh-roh pe- nyesat” (1 Tim. 4:1).
ber dan keasliannya. Para penulis Alkitab Yohanes berbicara “pa- da hari Tuhan aku
ti- dak menyatakan bahwa merekalah yang dikuasai oleh Roh” (Why. 1:10). Yesus
membuat pesan yang disampaikan mereka memberikan perintah-Nya ke- pada murid-
melainkan pesan itu diterima mereka dari murid-Nya melalui Roh Kudus (Kis. 1:2;
sumber Ilahi. Hanyalah dengan penyataan bandingkan dengan Ef. 3:3-5).
Ilahi mereka dapat “melihat” kebenaran Demikianlah Tuhan Allah, dalam priba-
yang telah disampaikan mereka (baca Yes. di Roh Kudus, telah menyatakan diri-Nya
1:1; Am. 1:1; Hab. 1:1; Yer. 38:21). melalui Kitab Suci. Ia menulis kitab itu bu-
Para penulis ini menunjuk bahwa Roh kan dengan tangan-Nya sendiri, melainkan
Kudus inilah yang berhubungan dengan dengan tangan orang lain, oleh kurang
na- bi-nabi, yang kemudian lebih empat puluh orang, dalam kurun
meneruskannya ke- waktu le- bih kurang 1500 tahun. Oleh
karena Roh Ku- dus Allah mengilhami
para penulis, sudah
Firman Tuhan Allah 20
tentu Allah sendirilah yang menjadi penga-
rangnya. Pengamatan Paulus mengatakan bahwa
“karunia nabi takluk kepada nabi-nabi” (1
PENGILHAMAN KITAB SUCI Kor. 14:32). Inspirasi yang sejati tidak
mele- nyapkan individualitas nabi, akal,
Rasul Paulus menyatakan bahwa “sega- integritas ataupun kepribadiannya.
la tulisan yang diilhamkan Allah” (2 Tim. Untuk tingkat tertentu, hubungan Musa
3: 16). Kata Yunani Theopneustos, dan Harun menggambarkan hubungan Roh
diterjemah- kan dengan kata Kudus dengan penulis. Tuhan Allah
“diilhamkan”sebenarnya secara harfiah berkata kepada Musa, “Aku mengangkat
berarti “dihembuskan Allah.” Allah engkau se- bagai Allah bagi Firaun, dan
“menghembuskan” kebenaran ke da- lam Harun, abang- mu, akan menjadi
pikiran manusia. Kemudian giliran ma- nabimu”(Kel. 7:1; ban- dingkan 4:15, 16).
nusia itulah untuk mengekspresikannya da- Musa memberitahukan pekabaran Allah
lam kata yang kemudian menjadi Kitab kepada Harun, lalu Harun menyampaikan
Suci. Oleh karena itu, ilham atau inspirasi pekabaran itu dalam gaya dan
adalah sebuah proses yang digunakan kemampuan berbahasanya kepada Fi- raun.
Allah untuk menyampaikan kebenaran- Seperti halnya para penulis Alkitab me-
kebenaran-Nya yang abadi. nyampaikan suruhan Ilahi, lalu mereka me-
nyampaikan perintah itu, pikiran-pikiran,
Proses Inspirasi. Wahyu atau ide-ide, dalam gaya bahasa mereka sendiri.
pernyata- an Ilahi diberikan melalui Karena Tuhan berhubungan dengan cara
inspirasi yang di- berikan Allah kepada se- perti ini maka firman Tuhan Allah
“orang-orang berbicara atas nama Allah” kosakata buku yang terdapat dalam Alkitab
yang digerakkan oleh “do- rongan Roh berbeda- beda, membayangkan pendidikan
Kudus” (2 Ptr. 1:21). Pernyata- an- dan kul- tur penulis-penulisnya yang
pernyataan ini diwujudkan dalam bahasa beranekaragam. Alkitab “bukanlah cara
manusia dengan segala keterbatasan dan ke- Allah berpikir dan menyatakan ekspresi.
kurangannya, namun tetap merupakan ke- Manusia akan sering mengatakan bahwa
saksian Allah. Allah memberi ilham ekspresi yang seperti itu bukanlah ekspresi
kepada manusia—bukan kata demi kata. Allah. Akan tetapi Tuhan tidak pernah
Apakah para nabi itu pasif saja seperti menempatkan diri-Nya dalam kata, dalam
tape recorder yang merekam dan logika, retorika, di dalam gugat- an dalam
memantul- kan kembali apa yang Alkitab. Penulis-penulis Alkitab adalah
direkamnya? Dalam beberapa hal tertentu pena Allah” yang menuliskan, bukan pena
para penulis disuruh menuliskan perkataan Dia.”1 “Tindakan pengilhaman bukan
Tuhan sebagaimana yang dikatakan-Nya berdasarkan kata-kata manusia atau penga-
secara kata demi kata, akan tetapi pada lamannya melainkan manusia itu sendiri,
umumnya Tuhan Allah me- nyuruh para yang berada di bawah pengaruh Roh
penulis itu melukiskan perka- taan dan Kudus, dikaruniai dengan buah-buah
petunjuk-Nya menurut kemampuan yang pikiran. Akan tetapi, perkataan itu
terbaik yang dapat mereka berikan, ten- tang menerima kesan pikir- an individual.
apa yang dilihat dan didengar mereka. Pikiran Ilahi disatukan. Pikir- an dan
Pada butir yang disebutkan belakangan, kehendak Ilahi dipadukan dengan pi- kiran
para penulis menggunakan gaya dan pola dan kehendak manusia; sehingga ucap- an
kalimat- nya sendiri. yang disampaikan manusia adalah meru-
pakan perkataan Allah.”2
Firman Tuhan Allah 21
Dalam salah satu contoh kita dapati Tu-
han berbicara dan menulis kata demi kata nyataan wahyu perlu menobatkan orang
dalam Sepuluh Hukum. Tuhan yang ter- sebut atau meyakinkannya mengenai
menyu- sunnya, bukan manusia (Kel. 20:1- hidup kekal. Bileam mengumumkan pesan
17;31:18; Ul. 10:4, 5), namun demikian, yang di- sampaikan Ilahi sementara ia
hal ini harus diungkapkan dalam batas- melakukan per- buatan yang bertentangan
batas bahasa ma- nusia. dengan nasihat- nasihat yang diberikan
Oleh karena itu, Alkitab adalah pernya- Tuhan (Bil. 22: 24). Daud yang digunakan
taan kebenaran Ilahi di dalam bahasa Tuhan melalui Roh Kudus, juga pernah
manu- sia. Cobalah bayangkan upaya melakukan kejahatan yang keji
mengajarkan fisika quantum kepada (bandingkan dengan Mzm. 51). Semua
seorang anak kecil. Kira-kira beginilah penulis Alkitab adalah orang-orang
bentuk masalah, yang di- hadapi Allah berdosa yang setiap hari memerlukan
untuk menyampaikan kebenar- an- anuge- rah Tuhan (bandingkan dengan Rm.
kebenaran Ilahi kepada manusia, yang pe- 3:12).
nuh dengan dosa, yang sangat terbatas. Pengalaman diilhaminya penulis-penulis
Kare- na keterbatasan kita sebagai Alkitab lebih dari sekadar penerangan atau
manusialah yang merintangi apa yang tuntunan Ilahi, karena hal ini terjadi kepada
dapat dikomu- nikasikan-Nya kepada kita. semua orang yang mencari kebenaran.
Persamaan seperti itulah yang terdapat Alha- sil, kadang-kadang penulis Alkitab
antara Yesus, yang menjelma menjadi menulis pesan yang disampaikan kepada
manu- sia, dengan Alkitab:’ Yesus adalah mereka tan- pa memahami sepenuhnya
Allah yang juga manusia, yang Ilahi dan pekabaran Ilahi yang hendak
manusia disatukan. Oleh karena itu, dikomunikasikan oleh mereka itu (1 Ptr.
Alkitab adalah paduan yang Ilahi dan 1:10-12).
manusiawi. Sebagai- mana yang telah Sambutan penulis-penulis Alkitab itu
dikatakan mengenai Kris- tus, demikian ter- hadap pekabaran yang disampaikan
pula dikukuhkan mengenai Al- kitab bahwa mereka tidaklah seragam. Dikatakan,
“Firman itu telah menjadi ma- nusia, dan bahwa Daniel dan Yohanes sangat
diam di antara kita” (Yoh. 1:14). tercengang dan tidak memahami tulisan
Gabungan manusia Ilahi ini telah membuat yang disampaikan mela- lui mereka (Dan.
Alkitab menjadi unik di antara literatur 8:27; Why. 5:4), dan 1 Ptr. 1:10.
yang ada. menunjukkan bahwa para penulis lain
mencari tahu makna pekabaran yang
Inspirasi dan Para penulis. Roh disam- paikan mereka atau pekabaran yang
Kudus menyiapkan beberapa orang disam- paikan orang-orang lain. Kadang-
tertentu untuk menyampaikan kebenaran kadang orang-orang ini takut
Ilahi. Alkitab ti- dak menjelaskan secara menyampaikan peka- baran yang
rinci bagaimana Ia melayakkan orang- diilhamkan melalui mereka, dan beberapa
orang tersebut, tetapi da- lam beberapa cara dari antara mereka malahan ber- debat
Ia membentuk sebuah per- paduan antara dengan Allah (Hab. 1; Yun. 1:1-3; 4:1- 11).
perwakilan Ilahi dengan per- wakilan
manusia. Metode dan Isi Wahyu. Kerapkali Roh
Orang-orang yang turut ambil bagian Kudus menyampaikan pengetahuan dari
da- lam penulisan Alkitab dipilih bukan Ila- hi dengan menggunakan khayal dan
karena bakat-bakat alamiah, juga bukan mimpi (Bil. 12:6). Kadang-kadang Ia
karena per- berbicara de- ngan jelas kadang-kadang
juga melalui sua- ra batin. Allah berbicara
kepada Samuel de-
Firman Tuhan Allah 22
ngan “memberi tahu” (1 Sam. 9:15, Terje-
mahan Lama). Zakharia menerima pengli- membentuk kerangka kerja pemahaman
hatan dengan lambang disertai penjelasan- kita mengenai sifat Allah serta maksud
nya (Za. 4). Penglihatan atau khayal- tujuan- Nya bagi kita. Sebuah pemahaman
khayal mengenai surga yang diterima yang te- pat akan membimbing kepada
Paulus dan Yohanes diiringi dengan kehidupan ke- kal, sedangkan pandangan
petunjuk-petunjuk lisan (2 Kor. 12:1-4; hidup yang keli- ru akan membawa kepada
Why. 4, 5). Yehezkiel mengamati kekacauan dan ke- matian.
peristiwa-peristiwa yang terjadi di tempat Allah menyuruh orang-orang tertentu
lain (Yeh. 8). Beberapa penulis turut serta un- tuk menulis sejarah hubungan-Nya
dalam penglihatan-penglihatan mereka, dengan bangsa Israel. Pengisahan yang
menjalankan tugas-tugas tertentu se- bagai bersifat his- toris ini, ditulis dengan cara
satu bagian dari penglihatan itu sen- diri pandang yang sangat berlainan dari sejarah
(Why. 10). sekular, terdiri dari suatu bagian penting
Mengenai isinya, kepada beberapa Alkitab (banding- kan Bil. 33:1, 2; Yoh.
orang, Roh memperlihatkan peristiwa yang 24:25, 26; Yeh. 24:2).
akan terjadi (Dan. 2, 7, 8, 12). Sementara Kepada kita disajikan sejarah yang objektif
itu, be- berapa dari antaranya mencatat dan tepat, tentu dari sudut pandang Ilahi.
kejadian-ke- jadian yang penting, apakah Roh Kudus memberikan kepada para
berdasarkan pe- ngalaman pribadi maupun penulis wa- wasan khusus agar mereka
dengan memilih bahan-bahan dari catatan dapat mencatat peristiwa-peristiwa dalam
historis yang ada (Hakim-hakim, 1 Sam., 2 pertentangan an- tara yang baik dan yang
Taw., Injil dan Ki- sah Para Rasul). jahat yang menun- jukkan sifat Allah serta
menuntun manusia dalam pencarian
Inspirasi dan Sejarah. Penegasan mereka atas keselamatan. Insiden yang
Alki- tabiah bahwa “segala tulisan yang bersifat historis adalah “con- toh” dan
diilham- kan Allah” bermanfaat serta “dituliskan untuk menjadi peringat- an bagi
berkuasa mem- beri petunjuk moral dan kita yang hidup pada waktu di mana zaman
kehidupan rohani (2 Tim. 3:15, 16) tidak akhir telah tiba” (1 Kor. 10:11). Pau- lus
ada keragu-raguan mengenai bimbingan berkata, “Sebab segala sesuatu yang di-
Ilahi dalam proses pe- milihan. Entah tulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pe-
informasi itu berasal dari pe- ngamatan lajaran bagi kita, supaya kita teguh berpe-
pribadi, sumber lisan maupun tu- lisan, gang pada pengharapan oleh ketekunan
atau pernyataan langsung, semuanya itu dan penghiburan dari Kitab Suci” (Rm.
sampai kepada penulis melalui bimbing- an 15:4). Kebinasaan Sodom dan Gomora
Roh Kudus. Ini menjamin bahwa Alkitab merupakan “peringatan” atau amaran (2
layak dipercaya. Ptr. 2:6; Yud. 7). Pengalaman Ibrahim
Alkitab menyatakan rencana Tuhan Al- mengenai pembe- naran adalah merupakan
lah di dalam interaksi dinamik-Nya dengan sebuah contoh bagi setiap orang percaya
umat manusia, bukan dalam sebuah him- (Rm. 4:1-25; Yak. 2:14- 22). Bahkan
punan doktrin abstrak. Penyataan diri-Nya hukum-hukum sipil Perjanjian Lama, yang
nyata dalam peristiwa-peristiwa yang sarat dengan makna rohani yang dalam,
benar yang terjadi pada waktu dan tempat ditulis demi kepentingan kita seka-
yang pasti. Nilai-nilai historis yang dapat rang ini (1 Kor. 9:8,9).
diper- caya sangatlah penting karena hal Lukas menyebutkan bahwa ia menulis
itulah yang In- jil karena ia ingin melukiskan kehidupan
Ye- sus “supaya engkau dapat mengetahui,
bah-
Firman Tuhan Allah 23
wa segala sesuatu yang diajarkan kepada-
mu sungguh benar” (Luk. 1:4). Kriteria Yesus menganggapnya sebagai sejarah
yang digunakan Yohanes untuk memilih yang benar dan secara rohaniah sangat
peristi- wa kehidupan Yesus untuk relevan (Mat. 12:39-41; 19:4-6; 24:37-39).
dimasukkan ke dalam Injil yang ditulisnya Alkitab tidak mengajarkan pengilhaman
ialah “supaya ka- mu percaya, bahwa sebagian atau tingkat inspirasi. Teori
Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya pengil- haman yang separuh-separuh itu
kamu oleh imanmu mem- peroleh hidup bersifat spe- kulatif dan merampas Alkitab
dalam nama-Nya” (Yoh. 20: 31). Allah dari otoritas- nya.
membimbing para penulis Alkitab untuk
menyajikan sejarah dalam cara yang dapat Ketepatan Kitab Suci. Sebagaimana
menuntun kita kepada keselamatan. Ye- sus “telah menjadi manusia, dan diam
Para penulis riwayat hidup tokoh-tokoh di an- tara kita” (Yoh. 1:14), supaya
Alkitab menggunakan bukti lain dari inspi- dengan demi- kian kita dapat memahami
rasi Ilahi. Digambarkannya dengan cermat kebenaran, Alki- tab telah diberikan dalam
kelemahan maupun kekuatan yang dimiliki bahasa manusia. Pengilhaman Kitab Suci
tokoh-tokoh yang dikisahkannya. Mereka menjamin kelaya- kannya untuk dipercaya.
menuturkan dengan jujur dosa tokoh-tokoh Seberapa jauhkah pimpinan Tuhan keti-
itu, berikut keberhasilan yang telah diper- ka mengirimkan pekabaran yang dijamin
oleh mereka. itu, bahwa pekabaran itu sendiri sahih dan
Nuh yang tidak dapat menguasai diri, sem- purna? Memang benar bahwa naskah
di- kisahkan jelas tanpa ditutup-tutupi, kuno agak beragam namun kebenaran-
begitu pula dengan akal bulus yang kebenaran yang hakiki tetap terpelihara.3
dilakukan Ibra- him. Dengan jelas tingkah Sementara pa- ra penyalin dan penerjemah
laku Musa, Pau- lus, Yakobus dan Yohanes Alkitab sangat mungkin mengadakan
dicatat. Sejarah Alkitab mengungkapkan kesalahan-kesalahan kecil, bukti dari
kegagalan raja bangsa Israel yang paling penyelidikan purbakala me- ngenai Alkitab
bijaksana sekali pun, dan kelemahan kedua menunjukkan bahwa kesalah- an-kesalahan
belas bapa dan kedua belas rasul. Kitab itu sesungguhnya adalah ke- salahpahaman
Suci tidak membe- ri dalih mengenai di pihak para sarjana. Seba- gian masalah
mereka, tidak juga menge- cilkan kesalahan itu timbul karena orang-orang yang
mereka. Dengan terus te- rang dituturkan membaca sejarah dan kebiasaan Al- kitab
apa adanya tentang mereka berikut dipandang dari mata orang Barat. Kita
kegagalan mereka, bagaimana me- reka harus mengakui bahwa pengetahuan manu-
seharusnya, melalui karunia Allah. Tan- pa sia hanya sebagian saja—wawasan mereka
inspirasi dari Tuhan tidak akan ada penu- terhadap pekerjaan Ilahi tetap tidak pernah
lis riwayat hidup tokoh Alkitab dapat lengkap.
menu- lis uraian pengertian yang demikian. Pengamatan yang tidak selamanya
Para penulis Alkitab menganggap kisah cocok seharusnya janganlah membuat
yang bersejarah, semuanya mengandung ca- keyakinan kita berkurang terhadap Kitab
tatan sejarah yang sejati, bukan sebagai do- Suci; sering- kali hal itu merupakan akibat
ngeng maupun perlambang belaka. Banyak dari pandang- an-pandangan kita yang
orang masa kini yang ragu-ragu dan meno- kurang tepat ketim- bang kesalahan yang
lak kisah mengenai Adam dan Hawa, sebenarnya. Apakah Allah harus
menge- nai Yunus maupun kisah air bah. disalahkan apabila kita mene- mukan
Padahal sebuah kalimat atau nas yang tidak
Firman Tuhan Allah 24
dapat kita pahami betul? Boleh jadi kita ti-
dak akan pernah dapat menerangkan setiap tas di balik Perjanjian Lama, hal mana para
nas Alkitab, ya, memang tidak akan pernah nabi dikutipnya dengan berkata, “Hal itu
dapat kita lakukan. Nubuatan-nubuatan ter- jadi supaya genaplah yang difirmankan
yang digenapi membenarkan bahwa Tu- han oleh nabi” (Mat. 1:22). Ia melihat
Alkitab da- pat dipercaya sepenuhnya. Tu- han yang menyampaikan langsung,
Walaupun ada usaha-usaha untuk otoritas itu; nabi hanyalah sebagai utusan
meng- hancurkannya, Alkitab tetap yang tidak langsung.
terpelihara de- ngan ajaib, bahkan dengan Petrus menggolongkan tulisan-tulisan
ketepatan yang menakjubkan. ra- sul Paulus sebagai Kitab Suci (2 Ptr.
Perbandingan penemuan gu- lungan Dead 3:15, 16). Dan Paulus sendiri memberikan
Sea Scrolls dengan naskah Per- janjian kesak- sian mengenai apa yang
Lama menunjukkan kecermatan pe- dituliskannya, “Ka- rena aku bukan
nyampaiannya.4 Hal itu mengukuhkan menerimanya dari manusia, dan bukan
kela- yakannya untuk dipercaya, manusia yang mengajarkannya kepadaku,
keterpercayaan atas Kitab Suci sebagai tetapi aku menerimanya oleh per- nyataan
pernyataan kehendak Allah yang tidak Yesus Kristus” (Gal. 1:12). Para pe- nulis
pernah salah. Perjanjian Baru menerima firman Ye- sus
Kristus sebagai Kitab Suci dan meng-
OTORITAS KITAB SUCI anggapnya memiliki otoritas yang sama se-
perti tulisan-tulisan Perjanjian Lama
Kitab Suci memperoleh otoritas Ilahi (1Tim. 5:18; Luk 10:7).
ka- rena di dalam kitab-kitab itulah Tuhan
ber- bicara melalui Roh Kudus. Oleh Yesus dan Otoritas Kitab Suci. Sela-
karena itu, Alkitab adalah Firman Allah ma masa pelayanan-Nya, Yesus
yang ditulis- kan. Di manakah terdapat menekankan otoritas Kitab Suci. Waktu
bukti pernyataan ini dan apakah dicobai Iblis atau melawan seteru-seteru-
implikasinya untuk hidup kita dan pencarian Nya, kata “Ada ter- tulis” merupakan
kita akan pengetahuan? pertahanan dan penyerang- an-Nya (Mat.
4:4, 7, 10; Luk. 20:17). “Manu-
Pernyataan-pernyataan Kitab Suci. sia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari
Para penulis Alkitab memberikan se- tiap firman yang keluar dari mulut
kesaksian bahwa pekabaran mereka Allah” (Mat. 4:4).
langsung datang dari Tuhan Allah. Itulah Ketika ditanya bagaimana seseorang
“firman Tuhan” yang datang kepada dapat memperoleh kehidupan kekal, Yesus
Yeremia, Yehezkiel, Ho- sea dan yang lain- menja- wab, “Apa yang tertulis dalam
lain (Yer. 1:1, 2, 9; Yeh. hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?”
1:3; Hos. 1:1; Yl. 1:1; Yun. 1:1). Sebagai (Luk. 10:26).
juru kabar-juru kabar Tuhan (Hag. 1:13; 2 Yesus menempatkan Alkitab di atas tra-
Taw. 36:15), para nabi Tuhan diutus untuk disi dan pendapat-pendapat manusia. Ia
berbica- ra atas nama-Nya, mengatakan, me- ngecam orang-orang Yahudi karena
“Beginilah fir- man Tuhan Allah” (Yeh. 2:4; menge- sampingkan otoritas Kitab Suci
bandingkan Yes. 7:7). Firman-Nya (Mrk. 7:7- 9), dan meminta mereka supaya
mengandung kepercayaan dan otoritas yang mempela- jari Kitab Suci dengan tekun,
dilimpahkan Tuhan. dengan berka- ta, “Belum pernahkah kamu
Seringkali manusia yang digunakan Tu- baca dalam Ki- tab Suci?” (Mat. 21:42;
han sebagai alat-Nya ditempatkan sebagai bandingkan Mrk. 12: 10, 26).
latar belakang. Matius menyinggung otori-
Firman Tuhan Allah 25
Dengan tandas Ia mengatakan dan per-
caya atas otoritas nubuat serta menyatakan dak otoritas Allah. Karena “tidak ada orang
bahwa perkataan itu ditujukan kepada-Nya. yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri
Kitab Suci, kata-Nya, “memberi kesaksian Allah selain Roh Allah” (1 Kor. 2:11) ke-
tentang Aku.” “Sebab jikalau kamu mudian bahwa “manusia duniawi tidak me-
percaya kepada Musa, tentu kamu akan nerima apa yang berasal dari Roh Allah,
percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah ka- rena hal itu baginya adalah suatu
menulis tentang Aku”(Yoh. 5:39, 46). kebodohan; dan ia tidak dapat
Pengukuhan Yesus yang paling meyakinkan memahaminya, sebab hal itu hanya dapat
ialah bahwa Ia men- dapat tugas dari Tuhan dinilai secara rohani” (1 Kor. 2:14). Sebab
Allah dengan meng- genapi apa yang telah pemberitaan tentang salib me- mang adalah
dinubuatkan dalam Perjanjian Lama (Luk. kebodohan bagi mereka yang akan binasa”
24:25-27). (1 Kor. 1:18).
Demikianlah, tanpa syarat Kristus mene- Hanya berkat bantuan Roh Kudus, ba-
rima Kitab Suci sebagai pernyataan yang rangsiapa yang menyelidiki “segala sesuatu,
sah dari kehendak Tuhan bagi bangsa bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam
manusia. Ia memandang Kitab Suci sebagai diri Allah” (1 Kor. 2:10), seseorang
batang tu- buh kebenaran, sebuah menjadi ya- kin akan otoritas Alkitab
pernyataan objektif, yang diberikan untuk sebagai suatu wah- yu Allah dan kehendak-
menuntun manusia ke- luar dari kegelapan, Nya. Hanyalah de- ngan salib itu terdapat
aneka ragam kesalahan, kebiasaan dan ”kekuatan Allah” (1 Kor. 1:18) yang akan
dongeng-dongeng untuk mem- bawa kepada menjadikan seseorang dapat bergabung
terang kebenaran yakni penge- tahuan yang bersama-sama Paulus da- lam
mendatangkan keselamatan. kesaksiannya, “Kita tidak menerima roh
dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah,
Roh Kudus dan Otoritas Kitab Suci. su- paya kita tahu, apa yang dikaruniakan
Waktu Yesus hidup di dunia ini para Allah kepada kita” (1 Kor. 2:12).
pemim- pin agama dan masyarakat yang Roh Kudus dengan Kitab Suci tidak
bersikap acuh tak acuh tidak akan pernah dapat dipisahkan. Roh Kudus
memperhatikan identi- tas-Nya yang sejati. penga- rang dan pewahyu kebenaran
Sebagian dari antara me- reka merasa Alkitab.
bahwa Ia hanyalah seorang nabi seperti Perkembangan dan kemunduran kuasa
Yohanes Pembaptis, Elia, atau’ Ye- remia Kitab Suci dalam kehidupan kita sesuai de-
—hanya seorang manusia biasa. Ke- tika ngan konsep inspirasi. Jika kita
Petrus mengakui bahwa Yesus adalah menganggap Alkitab hanyalah sekadar
“Mesias, Anak Allah yang hidup,” Yesus kumpulan kesak- sian manusia atau jika
me- nunjukkan bahwa penerangan Ilahi otoritas yang menja- di jaminan kita itu
itulah yang memungkinkan pengakuannya dengan cara-cara tertentu bergantung atas
(Mat. 16:13-17). Paulus menekankan gerakan perasaan kita sendi- ri, atau pada
kebenaran ini: “Tidak ada seorang pun, emosi kita, berarti kita mele- mahkan
yang dapat mengaku”: ‘Yesus adalah kuasanya dalam kehidupan kita. Akan
Tuhan,’ selain oleh Roh Kudus” (1 Kor. tetapi apabila kita melihat dan mem-
12:3). Demikian pula- lah dengan Firman perhatikan suara Allah berbicara melalui
Allah yang tertulis. Tan- pa penerangan para penulis itu, tidak peduli betapa lemah
Roh Kudus pikiran kita ti- dak akan dapat dan betapa manusiawi pun mereka, Kitab
memahami dengan tepat Al- kitab itu, atau Suci menjadi otoritas mutlak dalam
mengakuinya sebagai kehen- masalah dok- trin, teguran, perbaikan
kelakuan dan men- didik orang dalam
kebenaran (2 Tim. 3:16).
Firman Tuhan Allah 26
Ruang Lingkup Otoritas Kitab Suci.
Kontradiksi antara Kitab Suci dan ilmu pe- KESATUAN KITAB SUCI
ngetahuan seringkali disebabkan spekulasi.
Apabila kita tidak dapat menyelaraskan Pembacaan Kitab Suci secara dangkal
ilmu pengetahuan dengan Kitab Suci, akan membuahkan pemahaman yang dang-
penyebab- nya hanyalah karena kita kal pula. Kalau dibaca dengan cara seperti
“memiliki pema- haman yang tidak itu, maka Alkitab akan tampak seperti him-
sempurna baik mengenai ilmu pengetahuan punan cerita yang tidak beraturan, khotbah
maupun wahyu... tetapi jika dapat dipahami yang centang perenang, dan sejarah yang
dengan baik, pastilah ke- duanya dalam ti- dak karuan. Akan tetapi, barangsiapa
keselarasan yang sempurna. yang membuka pikiran kepada penerangan
Semua hikmat manusia harus tunduk Roh Allah, barang siapa yang mau
ke- pada otoritas Kitab Suci. Kebenaran- menyelidik kebenaran-kebenaran yang
kebe- naran Alkitab adalah norma yang terpendam de- ngan sabar dan dengan doa,
menjadi patokan ujian segala gagasan. akan menemu- kan bukti-bukti dalam
Mengukur fir- man Allah dengan ukuran- Alkitab yang meru- pakan satu kesatuan
ukuran manusia ‘yang serba terbatas itu dalam pengajaran me- ngenai prinsip-
sama saja dengan upaya mengukur prinsip keselamatan. Ternyata Alkitab
bintang-bintang dengan meteran. Ukuran- bukanlah sesuatu yang membosan- kan.
ukuran Alkitab tidak bo- leh ditaklukkan Sebaliknya, Alkitab sangat kaya dan
ukuran-ukuran atau norma- norma beraneka ragam dalam kesaksian yang
manusia. Norma-norma yang terda- pat di amat serasi dalam keindahannya yang ajaib
dalamnya jauh lebih tinggi daripada segala dan unik. Karena keanekaragaman yang
akal budi dan literatur manusia. Kita terkan- dung di dalamnya, ragam-ragam
ditimbang dengan takaran Alkitab, bukan- pandangan itu sungguh baik untuk
nya kita yang menimbangnya, karena memenuhi keperlu- an manusia sepanjang
itulah ukuran tabiat dan segala pengalaman zaman.
dan pikiran. Tuhan Allah tidak menampakkan diri-
Akhirnya, Kitab Suci berkuasa atas Nya kepada manusia dalam sebuah
sega- la karunia yang berasal dari Roh rangkai- an yang terus-menerus tanpa
Kudus, ter- masuk bimbingan melalui selingan, me- lainkan menampakkan diri-
karunia nubuat atau karunia lidah (1 Kor. Nya sedikit demi sedikit, dari generasi
12; 14:1; Ef. 4:7- 16). Karunia Roh tidak kepada generasi. Apa- kah itu dinyatakan
lebih tinggi daripa- da Alkitab; melalui pena Musa di padang belantara
sesungguhnya, justru karunia- karunia itu Midian, atau melalui Ra- sul Paulus ketika
haruslah diuji oleh Alkitab, ka- lau karunia dipenjarakan di Roma, bu- ku-buku itu
itu tidak sesuai dengannya, maka haruslah menampakkan komunikasi yang diilhami
disingkirkan karena karunia yang demikian oleh Roh yang serupa. Pemahaman atas
adalah palsu. “Akan torat dan as- syahadat, “pernyataan yang progresif’ ini berpe- ran
barangsiapa yang berkata-kata tia- da setuju dalam menanamkan pemahaman atas Al-
dengan perkataan itu, sekali-kali tiada akan kitab dan kesatuannya.
terbit fajar baginya” (Yes. 8:20, Sekalipun ditulis dalam generasi yang
Terjemahan lama). (Baca juga bab 17 dari berbeda, kebenaran-kebenaran yang terda-
buku ini). pat dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru tetap tidak dapat dipisahkan; kedua-
nya saling tidak bertentangan. Kedua saksi itu satu sebagaimana Tuhan Allah esa ada- nya.
Perjanjian Lama, melalui nubuatan- nubuatan dan perlambang, menyatakan In- jil Juruselamat
yang akan datang; Perjanji- an Baru, melalui kehidupan Yesus, menya- takan Juruselamat yang
telah datang—Injil dalam wujud yang nyata. Kedua-duanya menyatakan Allah yang sama.
Perjanjian Lama bertindak sebagai fondasi bagi Perjan- jian Baru. Di dalamnya disediakan kunci
untuk membuka Perjanjian Baru Firman Tuhan
sementara Allah Baru menjelaskan misteri Per-27janjian
Perjanjian
Lama.
Dengan penuh rahmat dan karunia Allah memanggil kita supaya berkenalan dengan Dia melalui
penyelidikan atas Firman-Nya. Di dalamnya akan kita temukan kekayaan berkat yang pasti akan
keselamatan kita. Kita dapat mengungkapkannya bagi diri sendiri, karena Kitab Suci “diilhamkan
Allah me- mang bermanfaat untuk mengajar, untuk me- nyatakan kesalahan, untuk memperbaiki ke-
lakuan dan untuk mendidik orang dalam ke- benaran.” Melalui Kitab Suci itulah kita da- pat
“diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik” (2 Tim. 3:16, 17).

Anda mungkin juga menyukai