Disusun Oleh :
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang MahaEsaatas rahmat dan karunia-Nya
penyusun dapat menyelesaikan Program Rencana Pelaksanaan Supervisi Akademik di SDI Arat
Tahun pelajaran 2022/2023 yang diselenggarakan oleh sekolah kami.
Program Rencana Pelaksanaan Supervisi Akademik ini juga merupakan salah satu bukti bagi
kepala sekolah dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi serta kewajiban dinasnya sebagai
pemimpin pembelajaran di sekolah.
Isi Program Rencana Pelaksanaan Supervisi Akademik ini secara umum lebih menekankan
pada pemahaman-pemahaman konsep dan cara mengimplementasikannya dilapangan dalam upaya
penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan di sekolah .
Dalam kesempatan kali ini pula saya menghaturkan ucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada berbagai pihak yang telah ikut membantu sehingga terselesaikan Program Rencana
Pelaksanaan Supervisi Akademik ini.
Akhirnya kami beharap semoga Program Rencana Pelaksanaan Supervisi Akademik ini
berguna khususnya bagi penyusun dan berbagai pihak yang berkepentingan pada umumnya. Kritik
dan saran demi kesempurnaan Program Rencana Pelaksanaan Supervisi Akademik ini sangat
dinantikan.
Penyusun,
Hal
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Landasan Hukum .................................................................................... 2
C. Tujuan .................................................................................................... .2
D. Prinsip-prinsip ......................................................................................... 3
E. Dimensi Substansi .................................................................................. 3
BAB II KONSEP SUPERVISI AKADEMIK DAN SUPERVISI KLINIS
A. Ruang Lingkup Perencanaan Supervisi Akademik ................................ 4
B. Model Supervisi Akademik ................................................................. 4
C. Teknik Supervisi Akademik .................................................................. 5
D. Supervisi Klinis..................................................................................... 7
E. Pendekatan Supervisi Klinis ................................................................. 8
. F. Pelaksanaan Supervisi Klinis ................................................................ 8
G. Instrumen Supervisi Akademik ............................................................ 8
A. LatarBelakang
Supervisi akademik adalah menilai dan membina guru dalam rangka meningkatkan
kualitas proses pembelajaran agar diperoleh hasil belajar peserta didik yang lebih optimal.
Tujuan supervisi akademik yang dilaksanakan oleh kepala sekolah adalah untuk meningkatkan
kemampuan profesional guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran.Oleh
sebab itu, sasaran supervisi akademik adalah guru dalam proses pembelajaran. Atau menurut
Daresh, dan Glickman bahwa supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola
pembelajaran.
Mengelola proses pembelajaran bisa terjadi di dalam kelas, diluar kelas, dan atau di
laboratorium. Kelas dalam pengertian ini adalah kelompok belajar siswa bukan ruangan belajar.
Bidang garapan supervisi akademik sekurang-kurangnya adalah menilai dan membina guru
dalam(a). penyusunan dan pelaksanaan kurikulum tahun 2006 atau kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP), (b). penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, (c).
pemilihan dan penggunaan strategi pembelajaran (pendekatan, metode, dan teknik), dan (d).
penggunaan media dan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran, serta (e).
perencanaan dan pelaksanaan PTK
Untuk itu kepala sekolah sekurang-kurangnya harus menguasai empat bidang materi,
yakni: (1) pengembangan kurikulum, (2) strategi/pendekatan/metode/teknik pembelajaran, (3)
media dan teknologi informasi-komunikasi dalam pembelajaran, serta (4) penelitian tindakan,
baik tindakan kelas maupun tindakan sekolah. Tanpa menguasai empat bidang materi tersebut
tidak mungkin kepala sekolah bisa menilai dan membina guru dalam aspek-aspek pembelajaran.
Kegiatan Supervisi akademik yang dilaksanakan oleh kepala sekolah terdiri atas
memantau, menilai, membina, menindaklanjuti dan melaporkan kepada pemangku kepentinagn.
Memantau artinya kegiatan mencermati, mengamati, merekam, mencatat berbagai fenomena
atau kegiatan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Menilai artinya kegiatan mengumpulkan,
mengolah, menganalisis dan menyimpulkan data untuk menentukan tingkat keberhasilan proses
pembelajaran. Membina artinya kegiatan yang terencana, terpola dan terprogram dalam
mengubah pola pikir dan pola tindak guru dalam proses pembelajaran.
Melaporkan artinya kegiatan menyampaikan hasil-hasil pengawasan akademik baik
secara lisan maupun tulisan kepada atasan dalam hal ini kepala dinas pendidikan dan kepada
pengawas pembina. Menindaklanjuti artinya kegiatan membahas, mengolah dan memanfaatkan
hasil-hasil supervisi untuk perbaikan pembelajaran dan program supervisi akademik selanjutnya.
B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
6. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi;
7. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan
8. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Kualifikasi Akademik dan Kompetensii Guru
9. Permendiknas Nomor 18 Tahun 2007 Tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan
10. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan
11. Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian
12. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses
13. Permendiknas Nomor 39 Tahun 2009 Tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru
14. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negaradan Reformasi Birokrasi Nomor
16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kredit;
15. Permendiknas Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya.
16. Permendiknas Nomor 30 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 39 Tahun 2009
C. Tujuan
1. Menguasai konsep, prinsip, teori dasar, karakter dan kecenderungan perkembangan tiap
mata pelajaran
2. Membantu guru mengembangkan profesionalisme dan menumbuhkan motivasi.
3. Membimbing guru dalam penyusunan silabus mata pelajaran berdasarkan standar isi,
standar kompetensi, dan kompetensi dasar.
4. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik
pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran
5. Membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran tiap mata pelajaran
6. Membimbing guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas, laboratorium dan di
lapangan
7. Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan media
serta fasilitas pembelajaran/bimbingan
8. Membimbing guru dalam memanfaatkan teknologi informasi untuk
pembelajaran/bimbingan
9. Melaksanakan pengawasan kualitas
D. Prinsip – prinsip
1. Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah
2. Sistematis, artinya dikembangkan sesuai perencanaan program supervisi yang matang dan
tujuan pembelajaran.
3. Objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen.
4. Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.
5. Antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang mungkin akan terjadi.
6. Konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi guru dalam mengembangkan
proses pembelajaran.
7. Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara kepala sekolah/Pengawas dan guru dalam
mengembangkan pembelajaran.
8. Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan salaing asah, asih, dan asuh dalam
mengembangkan pembelajaran.
9. Demokratis, artinya kepala sekolah/pengawas tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi
akademik.
10. Aktif, artinya guru dan kepala sekolah/pengawas harus aktif berpartisipasi.
11. Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, terbuka,
jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor.
12. Berkesinambungan, artinya supervisi akademik dilakukan secara teratur dan berkelanjutan
oleh kepala sekolah/pengawas.
13. Terpadu, artinya menyatu dengan program pendidikan.
14. Komprehensif, artinya memenuhi ketiga tujuan supervisi akademik.
E. Dimensi Substansi
Dimensi Substansi Supervisi Akademik adalah
1. Kompetensi kepribadian
2. Kompetensi pedagogik
3. Kompetensi profesional
4. Kompetensi sosial
BAB II
2. Observasi, yaitu setelah wawancara dan diskusi mengenai yang akan dilaksanakan oleh
guru dalam proses pembelajaran, kemudian kepala sekolah/pengawas mengadakan
observasi kelas yang meliputi: pendahuluan (apersepsi, dan motivasi), pengembangan
dan penerapan (eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi) dan penutup (evaluasi)
3. Post Observasi, yaitu Diskusi dan wawancara antara kepala sekolah/pengawas dengan
guru tentang kesan guru terhadap penampilannya, identifikasi keberhasilan dan
kelemahan guru,mengadakan refleksi mengenai peningkatan keterampilan mengajar
untuk yang akan datang dan gagasan baru yang akan dilakukan.
Observasi tidak langsung kepada guru dengan melalui prosedur:
1. Tes dadakan dengan menggunakan soal yang sudah diketahui validitas, realibilitas, daya
pembeda dan tingkat kesukarannya.
2. Diskusi kasus, yang berawal dari kasus-kasus yang ditemukan pada observasi proses
pembelajara, laporan-laporan atau hasil studi dokumentasi, dimana didiskusikan kasus
demi kasus, mencari akar permasalahnnya dan mencari berbagai alternatif jalan
keluarnya.
3. Metode angket yang berisi pokok-pokok pemikiran yang berkaitan erat dan
mencerminkan penampilan, kinerja guru, kualifikasi hubungan guru dengan peserta
didik dan sebagainya.
b). Kunjungan Observasi, artinya guru-guru ditugaskan unuk mengamati seorang guru
lain yang sedang mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata pelajaran
tertentu. Aspek-aspek yang diobservasi adalah:
* usaha-usaha dan aktivitas guru dengan peserta didik dalam proses pembelajaran.
* Cara menggunakan media pembelajaran.
* Variasi metode
*Ketepatan penggunaan media dan materi.
* Reaksi mental peserta didik dalam proses pembelajaran.
c). Pertemuan individual, artinya satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar
pikiran antara kepala sekolah/pengawas dengan guru. Tujuannya adalah:
mengembangkan perangkat pembelajaran yang lebih baik, meningkatkan
kemampuan guru dalam pembelajaran, dan memperbaiki segala kelemahan dan
kekurangan dari guru. Adapun hal yang perlu dilakukan oleh kepala
sekolah/pengawas dalam pertemuan individual, yaitu: berusaha mengembangkan
segi-segi positif guru, mendorong guru mengatasi kesulitan-kesulitannya,
memberikan pengarahan, dan menyepakati berbagai solusi permasalahan dan
menindaklanjutinya.
d). Kunjungan antar Kelas, yaitu guru yang satu berkunjung ke kelas yang lain di
sekolah itu sendiri, tujuannnya adalah untuk berbagi pengalaman dalam
pembelajaran, cara-cara melaksanakannya sebagai berikut :
* Jadwal kunjungan harus direncanakan.
* Guru-guru yang akan dikunjungi harus diseleksi.
* Tentukan guru-guru yang akan mengunjunginya.
* Sediakan segala fasilitas yang diperlukan.
* Kepala sekolah/pengawas mengikuti acara ini dengan pengamatan yang
cermat.
* Melakukan tindaklanjut setelah kunjungan antar kelas selesai.
* Mengaplikasikan ke sekolah atau ke kelas guru bersangkutan, dengan
menyesuaikan pada situasi dan kondisi yang dihadapinya.
* Mengadakan perjanjian-perjanjian untuk mengadakan kunjungan antar kelas
berikutnya.
D. Supervisi Klinis
Supervisi klinis adalah pembinaan kinerja guru dalam mengelola proses
pembelajaran atau kegiatan pembinaan performansi guru dalam mengelola proses pembelajaran.
Supervisi klinis dinamakan juga supervisi akademik model kontemporer karena model ini
pelaksanaannya menggunakan pendekatan klinis, dan bersifat kolaboratif.
Ada dua asumsi yang mendasari praktik supervisi klinis, yaitu:
1. Pembelajaran merupakan aktivitas yang sangat kompleks yang memerlukan pengamatan
dan analisis secara hati-hati, dimana kepala sekolah/pengawas pembelajaran akan mudah
mengembangkan kemampuan guru mengelola proses pembelajaran.
2. Guru-guru yang kompetensi profesional ingin dikembangkan lebih menghendaki cara
kolegial daripada cara yang autoritarian.
Ada dua tujuan umum supervisi klinis, yaitu pengembangan profesional dan motivasi
kerja guru serta memperbaiki proses pembelajaran yang kurang efektif.
Tujuan khusus supervisi klinis adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan umpan balik yang objektif terhadap guru, mengenai pembelajaran yang
dilaksanaknnya.
2. Mendiagnosis dan membantu memecahkan masalah-masalah pembelajaran.
3. Membantu guru mengembangkan keterampilannya menggunakan strategi pembelajaran.
4. Mengevaluasi guru untuk kepentingan promosi jabatan dan keputusan lainnya.
5. Membantu guru mengembangkan satu sikap positif terhadap pengembangan profesional
yang berkesinambungan.
Pendekatan supervisi akademik kepada guru yang saya laksanakan sebagai kepala
sekolah menggunakan dua cara yaitu pendekatan langsung artinya saya sebagai kepala sekolah
berhadapan atau berhubungan melalui tatap muka di kelas pada waktu observasi kunjungan
kelas, sedangkan pendekatan tak langsung dengan menggunakan media komunikasi dan diskusi
kasus.
Teknik supervisi akademik yang akan saya gunakan dalam melaksanakan interaksi
atau hubungan timbal balik antara kepala sekolah dengan guru yang akan di supervisinya adalah
teknik supervisi individual.
Jadwal Supervisi Akademik guru atau sampai dengan 4 jam pelajaran untuk dua
orang guru. Adapun jadwal supervisi semester 1 dan semester 2 Tahun Pelajaran 2022/2023
yang direncanakan akan dilaksanakan di SDI Arat sebagai berikut:
Jadwal Rencana Pelaksanaan Supervisi Akademik Semester 1 (satu)
Sebagai Kepala sekolah saya membuat kesepakatan dengan guru yang akan dikunjungi
untuk di supervisi akademik dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas, biasanya kepada
guru tersebut diinformasikan oleh Wakil Kepala sekolah bidang Akademik/Kurikulum tiga hari
sebelum supervisi dilaksanakan.
BAB IV
RENCANA EVALUASI HASIL SUPERVISI AKADEMIK,
DAN SUPERVISI KLINIS DI SDI ARAT
Dari 9 orang guru yang terdiri dari 4 orang guru pria dan 5 orang guru wanita, yang di
supervisi akademik melalui kunjungan kelas oleh kepala sekolah dengan menggunakan
instrumen supervisi yang sesuai dengan Standar Proses Pembelajaran, hasilnya akan
dimasukkan ke dalam tabel sebagai berikut :
1 Baik sekali
2 Baik
3 Cukup
4 Kurang
Jumlah
Prosentase (%)
Bagi guru yang memperoleh nilai sebutan Cukup atau kurang, maka kepala sekolah
akan mengadakan rencana pelaksanaan supervisi klinis bagi guru tersebut, dengan menggunakan
pendekatan kolaboratif, artinya tanggung jawab terbagi relatif sama antara kepala
sekolah/pengawas dengan guru, dan langkah pelaksanaan supervisi klinisnya menggunakan
tiga tahap, yaitu: tahap pertemuan awal, tahap observasi proses pembelajaran, dan tahap
pertemuan balikan, serta instrumen yang digunakannya pun sama seperti pada waktu
pelaksanaan supervisi akademik.
BAB V
Dari hasil supervisi akademik dan supervisi klinis maka akan ditindaklanjuti,dengan
cara: jika nilai sebutan perolehan bagi guru baik sekali ataupun baik maka akan di promosikan di
tahun pelajaran berikutnya, misalnya menjadi Wakil kepala sekolah, Pembina di sekolah, atau
wali kelas, sedangkan yang mendapat perolehan nilai sebutan cukup atau kurang dikutsertakan
dalam pendidikan dan pelatihan yang dapat meningkatkan kompetensinya dan
keprofesionalannya sebagai guru, baik di KKG tingkat sekolah, KKG tingkat Gugus, maupun di
tingkat KKG Kabupaten, di beri bimbingan teknis, supervisi klinis berkelanjutan, dan IHT.
Adapun instrumen tindak lanjutnya di buat perorangan untuk setiap guru (terlampir).
Dari hasil supervisi akademi dan supervisi klinis maka akan dibuatkan rencana
pelaporan kepada pemangku kepentingan di sekolah seperti kepada komite sekolah dan
pengawas pembina. Pada rencana pelaporannya diinformasikan berapa jumlah guru dan
prosentasenya yang mendapat nilai sebutan Amat baik , baik, cukup ataupun kurang dengan
menggunakan instrumen pelaporan tiap guru.