SKRIPSI
SULFIANA BASRI
1668041008
Oleh:
SULFIANA BASRI
1668041008
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Antropologi
”Dan jika setiap jalan tertutup dihadapan mu, jalan rahasia akan
memperlihatkan lorong tersembunyi yang tak dapat dilihat oleh orang lain”
(Jalaluddin Rumi)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini sebagai tanda hormat dan tanda baktiku Kepada
Ibunda tercinta Hajerah dan ayahandaku terkasih Basri yang telah
memberikan cinta, kasih sayang, pengorbanan dan doa-doa terbaik dalam
setiap sujudnya untuk penulis. Saudara-saudariku yang telah menjadi
contoh dan penasihat terbaik untuk penulis.
ABSTRAK
i
ii
ABSTRAK
Sulfiana Basri, 2023. The use of traditional medicine for self-medication in the
Allimbangeng community, Cabenge Village, Lilirilau District, Soppeng Regency.
Anthropology Education Study Program, Faculty of Social Sciences and Law,
Makassar State University. Mentored by Najamuddin and Mubarak Dahlan.
This study aims (1) To determine the empirical data of the classification of
traditional medicine for self-medication in the culture of the Allimbange
community. (2) To find out the types of diseases treated with traditional medicine
in self-medication practice by the Allimbangeng community. (3) To find out why
Allimbangeng people still use traditional medicine when health facilities are
affordable. This research uses a type of qualitative research that is analyzed and
written descriptively. Data collection techniques are carried out using
observation, interview and documentation methods. Based on the results of this
study shows that, (1) The classification of traditional medicine for self-medication
in the culture of the Allimbange community consists of herbal plants such as
mangosteen peel, soursop leaves, areca nut root, ginger, turmeric, ginger, betel
leaf, bitter melon leaf, guava leaf, lemongrass, and lime. (2) Types of diseases that
can be treated with traditional medicine by the Allimbangeng community in self-
medication such as gout, cholesterol, stomach, receipt, diabetes, urinary stones,
toothache, diarrhea, fever, and headache. (3) The reason why the Allimbangeng
people still use traditional medicine is because it is a cultural heritage, medicinal
materials are easy to obtain, have no side effects, are quite cheap, do not cost
money.
Keywords:Use of traditional medicine, community self-medication.
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat, karunia, dan hidayah-Nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat
Antropologi di Universitas Negeri Makassar. Dan tak lupa kita haturkan Shalawat
serta salam terhadap junjungan besar Nabi Muhammad SAW sebagai tsuri
tauladan bagi umat manusia. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak
dapat diselesaikan sendiri, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang
Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orangtua tercinta saya
Bapak Basri danIbu Hajerah, yang telah menjadi motivasi dan pengarah terbaik
untuk pengalaman hidup penulis, yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan
masukan yang sangat berharga. Terima kasih juga kepada keluarga kecil penulis
penulis yang telah memberikan semangat dan motivasi selama proses penulisan
skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
bidang yang diteliti. Terciptalah sebuah karya tulis sederhana sebuah skripsi
iii
iv
terselesaikan.
kata “Terima kasih” kepada seluruh pihak membantu, memotivasi dan mendoakan
penulis. Selama ini menjadi alasan utama penulis dengan tekun menyelesaikan
skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan-
2. Prof. Dr. Jumadi, S.Pd., M.Si,Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum,
Makassar.
Negeri Makassar.
pembimbing I dan pembimbing II, yang sabar dan ikhlas membimbing dan
iv
v
ini.
menempuh pendidikan.
Penulis
v
vi
Daftar Isi
ABSTRAK................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang Penelitian.............................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................8
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................8
D. Manfaat Penelitian........................................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................24
A. Konsep Dasar..............................................................................................24
1. Obat dan Pengobatan Tradisional.......................................................24
2. Swamedikasi...........................................................................................30
3. Antropologi Kesehatan.........................................................................33
B. Pendekatan Teori.........................................................................................35
C. Penelitian Relevan.......................................................................................37
D. Kerangka Pikir Penelitian...........................................................................38
PETA KONSEP....................................................................................................40
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................41
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian.................................................................41
B. Lokasi Penelitian.........................................................................................42
C. Deskripsi Fokus...........................................................................................42
D. Sumber Data................................................................................................43
E. Infoman Penelitian......................................................................................44
F. Instrumen Penelitian...................................................................................45
G. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................45
H. Teknik Analisis Data...................................................................................46
I. Teknik Pengabsahan Data...........................................................................48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................................33
vi
vii
vii
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Kelurahan Cabenge…………………………35
Tabel 1.2 Mata Pencaharian Penduduk Kelurahan Cabenge……..…….…36
Tabel 1.3 Sarana Pendidikan………………………………….…….……..37
Tabel 1.4 Kepala Kelurahan……………………………………...….…….38
Tabel 1.5 Sarana Peribadatan………………………………………………41
Tabel 1.6 Klasifikasi Obat Tradisional…………………………………… 45
Tabel 1.7 Jenis Penyakit…………………………………………...……….52
viii
ix
DAFTAR GAMBAR
ix
x
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
rohani, dan sosial. Di era modern yang menuntut setiap orang selalu aktif
berkarya dan berprestasi tentu saja tetap sehat merupakan hal yang paling
utama. Tanpa tubuh dan jiwa yang sehat, seseorang tidak dapat menjalankan
tindakan manusia itu sendiri. Ketika seorang dalam keadaan sakit, tentunya
sakitnya, serta menentukan siapa yang akan mengatasi. Tindakan ini akan
dilakukan oleh tiap individu secara berbeda, dimulai dari pemilihan obat
pengetahuan tanaman obat tradisional ini tersalurkan lewat budaya lisan. Bagi
1
2
jawaban yang pasti dan detail. Hal-ihwal tanaman obat dan penyakit tidak lah
perilaku tersebut. Hal ini akan menjadi bahasan utama dalam penelitian saya.
kondisi ekonomi masyarakat, hal ini juga berkaitan dengan kebudayaan. Kaitan
antara ekologi dan kebudayaan ini lah yang menjadi fokus dalam kajian
kesurupan. Salah satu contoh kasus yang pernah saya temui adalah seorang
dengan gejala epilepsi. Si pesakitan itu dianggap oleh keluarganya dirasuki jin.
Sehingga si pesakitan itu dibawa ke sandro untuk diobati dengan cara yang
unik.
pengobatan pada sakit fisik yang relatif ringan serta diketahui gejalanya dalam
sebagai gangguan roh jahat atau jin. Alih-alih sebagai penyakit fisik, dan di
3
supranatural.
Sejauh ini, menurut pelacakan saya, belum ada penelitian mengenai cara-
kepulauan Indonesia, dalam menentukan klasifikasi tanaman obat. Tentu hal ini
manusia telah melakukan operasi amputasi sejak 31 ribu tahun lalu. Penemuan
manusia yang mendiami kepulauan Indonesia ini 31 ribu tahun lalu telah
ltersebut dikatakan bahwa manusia ini hidup 10 tahun setelah operasi amputasi
Dari sini, bukan berlebihan bila kita berasusi jika pengetahuan tanaman
obat tradisional telah dikembangkan sejak puluhan ribu tahun lalu oleh
masyarakat kita. Tentu saja, pengetahuan ini tidak dimiliki oleh setiap individu
dipercayai oleh anggota komunitasnya. Mereka biasa kita sebut dengan ragam
istilah seperti panrita, sandro, dukun, atau pun shaman. Selain berperan sebagai
upacara keagamaan.
dewasa ini terut andil dalam percepatan arus informasi mengenai tanaman obat.
untuk mengatasi keluhan ataupun penyakit ringan yang biasanya dialami oleh
dalam golongan obat yang masih relatif aman untuk digunakan dalam
penggunaan obat harus aman dan efektif. Obat yang aman untuk kebanyakan
orang belum tentu aman untuk orang tertentu, dan juga dapat membahayakan
adalah bahan baku yang digunakan sebagai obat herbal. Berdasarkan riwayat
obat-obat tradisional yang siap pakai. Obat tradisional masih banyak digunakan
sebagai alternatif dalam masyarakat, hal ini menjadi bukti bahwa masyarakat
bahkan lebih aman dibanding obat –obatan kimia, serta lebih murah harganya
merupakan potensi yang besar karena sudah dikenal oleh masyarakat, serta
Soppeng ini yang menjadi lokasi penelitian umumnya jika terkena penyakit
cenderung masih memilih mengobati diri sendiri dengan alasan sakit masih
ringan, hemat biaya, hemat waktu. Pengobatan sendiri atau Swamedikasi pada
tanaman yang berkhasiat obat yang diracik sendiri dan umumnya ditanam di
dekat rumah, contohnya seperti daun kumis kucing, jambu biji, kencur, dan
Karena obat tradisional ini sudah diturunkan secara turun temurun oleh
keluarga ataupun informasi dari masyarakat lain yang pernah mengalami sakit
serupa dan sudah menggunakan obat tersebut maka masyarakat ini sudah yakin
akan khasiat dari obat tradisional tersebut, dan efek samping yang ditimbulkan
lebih ramah pada tumbuhan daripada obat yang diolah oleh pabrik. Begitupun
7
Allimbangen Kel.Cabenge ini misalnya jika terkena diare maka daun jambu
bijiyang digunakan sebagai obatnya, diolah dengan cara ditumbuk lalu diperas
dengan air dan diminum. Fenomena lain yang juga terlihat yaitu ketika
seseorang dengan tingkat pendidikan yang relatif bagus juga masih cenderung
tradisional ini, padahal jika dilihat dari jarak pusat kesehatan hanya sekitar ±
3,1 km yang tentunya tidak terlalu jauh dari lokasi penelitian tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang dianalisis
2. Jenis penyakit apa saja yang diobati dengan obat tradisional oleh
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dianalisis oleh peneliti maka, tujuan
2. Untuk mengetahui data empiris jenis-jenis obat dan penyakit yang diobati
D. Manfaat Penelitian
9
A. Konsep Dasar
universal. Setiap mahluk hidup pernah dan pasti akan mengalami sakit yang
gejala kebudayaan karena persepsi atas penyakit tidak lah universal, melainkan
atau pengobatan terhadap sakit dalam suatu masyarakat. Hal ini lah yang
Obat adalah semua zat, baik zat kimia maupun tumbuh-tumbuhan yang
berfungsi normal. Apabila kita menggunakan obat tersebut dalam dosis yang
berlebihan akan berubah menjadi racun yang tidak kita inginkan atau setidak-
27
28
apabila kita menggunakan obat dalam dosis yang terlalu kecil , dapat
mempunyai efek samping yang merugikan kesehatan. Bahaya ikatan dari obat
sering timbul pada penyalah gunaan obat, misalnya terlalu sering dan
1998).
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk
jamuan, hingga saat ini jamu masih diyakini sebagai obat mujarab untuk
(santet).
Pengobatan dengan tanaman atau bahan alam didasarkan pada konsep totalitas.
pengobatannya tidak tertuju pada bagian tubuh tertentu. Akan tetapi suatu
Pengembangan obat dari alam ini bukan masalah yang mudah dan
bertahap dan sistematis. Pengembangan obat dari bahan alam dilakukan dengan
cara mendorong terbentuknya obat kelompok fitoterapi, yakni obat dari bahan
alam, terutama dari bahan nabati yang manfaatnya telah jelas dan terbuat dari
bahan baku, baik yang berupa simplisia atau sediaan galenik yang telah
tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran bahan tersebut
bangsa dan banyak damanfaatkan masyarakat sejak berabad- abad yang lalu,
deklarasi Alma Alta dan anjuran dari Organisasi Kesehatan Dunia (World
berhasil guna.
sehat. Satu macam jamu bisa terbuat dari campuran 5-10 macam tanaman,
bahkan mungkin lebih, setiap bagian tanaman mulai dari akar, batang, daun,
kulit, buah, dan bijinya bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan jamu. Jamu
2) Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang dapat disejajarkan dengan
obat modern karena telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah
dengan uji praklinik pada hewan dan uji klinik pada manusia, bahan baku dan
dengan uji klinis, telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang
3) Toga, merupakan tanaman obat keluarga atau apotik hidup. Tanaman yang
jenis tanaman obat yang digunakan secara empirik untuk mengatasi penyakit
atau keluhan yang umum dirasakan oleh masyarakat. Peran obat tradisional
dalam bentuk tanaman obat keluarga sebagian besar masih berkisar pada
2009).
tradisional baru berperan pada tingkat rumah tangga dan tingkat masyarakat.
Sumber perolehan obat tradisional ini sendiri bisa bersumber dari obat
tradisional buatan sendiri yang sudah ada sejak zaman nenek moyang kita
mengobati keluarga sendiri. Ada pula bersumber dari pembuat jamu, yang
menjadi salah satu penyedia obat tradisional yang paling muda ditemui yaitu
IKOT (Industri Kecil Obat Tradisional) dan IOT (Industri Obat Tradisional),
saat ini industri farmasi mulai tertarik untuk memproduksi obat tradisional
2. Swamedikasi
oleh seseorang untuk mengobati penyaki atau gejala yang dapat dikenali
sendiri, bahkan untuk penyakit kronis tertentu yang telah didiagnosis oleh
penggunaan secara aman dari obat obatan yang dapat dibeli bebas di apotik
di lemari obat, ataupun dari tanaman yang berkhasiat obat yang ditanam
oleh keluarga tersebut. Lagipula bagi orang yang tinggal di desa terpencil,
penyakit atau munculnya penyakit baru karena efek samping dari obat yang
adalah golongan obat bebas dan obat bebas terbatas dan obat wajib apotek,
yaitu:
1. Obat bebas, adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli
tanpa resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas
adalah lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh obat
tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan
etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi
berwarna hitam.
3. Obat Wajib Apotek, adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh
Memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat per pasien yang
1998).
rasa malu atau stres apabila harus menampakkan bagian tubuh tertentu di
3. Antropologi Kesehatan
terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Dengan kata lain,
dari luar maupun dari dalam dirinya. Perilaku kesehatan dapat dirumuskan
kategori utama. Pertama, ilmu antropologi memberikan suatu cara yang jelas
bagaimana seluruh bagian dari sistem itu saling menyesuaikan dam bagaimana
sistem itu bekerja. "Cara yang khas" dari imu antropologi juga menekankan
budaya, dan juga membantu memahami keadaan dimana para warga dari
semua individu dan kelompok yang berada dalam keadaan yang khusus, namun
baru yang memperbolehkan atau memaksakan bentuk tingkah laku yang baru
kepada mereka.
masalah teoritis dan praktis yang sangat luas, yang dihadapi dalam berbagai
1986).
38
B. Pendekatan Teori
C. Penelitian Relevan
Pengetahuan dan Sikap Mengenai Obat Tradisional dan Obat Modern Dengan
dalam penelitiannya berfokus pada berfokus pada dua faktor yaitu hubungan
Dan juga penelitia terdahulu yang dilakukan oleh Rizky Aji Pangestu
Masyarakat Moderen” yang mana pada penilitian ini hanya berfokus pada
penelitian yang akan dilakukan terletak pada fokus penelitian yang diamati
yaitu pada penelitian ini hanya akan berfokus pada penggunaan obat tradisional
Kabupaten Soppeng. Perbedaan lainnya terletak pada subjek dan objek yang
beragam termasuk dalam hal pengobatan. Obat tradisional yang sudah ada
ramuan obat tradisional untuk mengobati keluarga sendiri menjadi salah satu
obat taradisional menganggap bahwa obat tradisional lebih aman, bahkan lebih
alan dibanding obat- obatan kimia, serta lebih murah harganya dan lebih muda
didapat.
Waktu yang terus bergulir dan teknologi dalam ilmu pengetahuan terus
pengobatan yang kian hari semakin canggih dengan adanya teknologi yang
dibantu dengan tenaga medis menjadi salah satu alternatif pengobatan ketika
dimana mana, sarana dan prasarana yang sudah sagat memadai namun
tidak dapat dipungkiri bahwa seiring perkembangan zaman akan ada perubahab
40
yang terjadi dalam masyarakat maka dari itu peneliti ingin mengetahui
Cabenge Kabupaten Soppeng, apa saja jenis obat tradisional yang dipakai, dan
PETA KONSEP
Masyarakat
Pengetahuan Masyarakat
Jenis-jenis obat tradisional
Cara penggunaan dan khasiat
obat tradisional
41
BAB III
METODE PENELITIAN
deskriptif kualitatif lebih fokus pada fenomena, kejadian, perilaku, sikap dan
kualitatif.
B. Lokasi Penelitian
C. Infoman Penelitian
Setiap orang dalam suatu setting kebudayaan adalah informan bagi
murid dengan guru. Dalam hal ini, posisi saya adalah seorang murid yang ingin
diperoleh dari berbagai pihak, semakin mudah juga penulis untuk menganalisis
sebagai informan kunci. Informan kunci yang dimaksud adalah mereka yang
penulis angkat.
D. Deskripsi Fokus
Deskripsi fokus penelitian yang akan diteliti agar tidak terjadi perbedaan
fokus pada suatu penelitian. Adapun yang menjadi deskripsi fokus pada
medis terlatih.
b). Jenis penyakit apa saja yang diobati dengan obat tradisional oleh
E. Sumber Data
1. Data primer, merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari
oleh peneliti. Pada penelitian ini yang menjadi sumber atau informan
dirinya maupun orang lain atau suatu kejadian atau suatu hal kepada
2. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh peneliti dari sumber yang
sudah ada serta diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak
pengumpul data primer atau oleh pihak lainnya misalnya dalam bentuk
tabel-tabel atau diagram. Data sekunder ini digunakan oleh peneliti untuk
di proses lebih lanjut. Data sekunder dalam penelitian ini berupa dokumen-
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif adalah orang yang
kualitatif, etika penelitian, dan ilmu pengetahuan sesuai bidang yang diteliti.
Oleh karena itu, hasil penelitian kualitatif bergantung pada orang yang meneliti
pedoman observasi, alat perekam, kamera dan buku untuk mencatat dan
pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
yang berkaitan dengan ruang, tempat, waktu kegiatan. Yang sangat relevan
dengan data yang dibutuhkan. Adapun hal yang diamati adalah bagaimana
terjadi.
Soppeng.
maka penelitian itu tidak akan dianggap sah. Maka dokumentasi berfungsi
untuk memperkuat hasil penelitian dan sebagai bukti. Dokumen ini berupa
terhadap data yang dianggap kurang perlu dan tidak relevan, maupun
yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang
didapatkan dilapangan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
sejarah yang cukup tua, Mencari jejak selama nama Soppeng tidak mudah,
vertebrata dan peralatan ruang angkasa (Batu Serpi) dan alat-alat batu.
dengan nama pohon, menjelaskan bahwa nama Soppeng telah diambil dari
nama pohon yang menyimpan buah seperti anggur dan Bugis dan terutama
menyatakan bahwa Soppeng berasal dari dua kata dalam bahasa bugis yaitu;
Sossok yang bermakna turun dan Lappeng yaitu nama salah satu tempat di
dekat istana Datu Soppeng yang terletak di jantung kota WatanSoppeng pada
di bukit sebelah barat kota watansoppeng yang sekarang bernama Sewo yang
35
36
Sehingga orang pada saat itu menyebut orang Sewo Sossok i Ri Lappeng yang
Salah satu sumber sejarah yang bisa menelusuri asal usul nama Soppeng
gabungan dari dua kata. Kata tersebut adalah Sosso dan Lappeng, kata sosso ini
berarti turun dan Leppang adalah suatu tempat ketika itu, orang-orang Sewo
seperti yang ada dalam peta. Terletak di sisi timur provinsi Sulawesi Selatan ,
tepatnya, sekitar 174 km dari Makassar melalui Buludua atau sekitar 235 km
Lokasi Penelitian
2. Kelurahan Cabenge
1. Laki-laki 2258
2. Perempuan 2462
Padi dan Hasil perkebunan seperti Jagung dan apabila ada hasil kebun
1. PNS/TNI/POLRI/Pensiunan 97/2/6/52
4. Tukang 69
5. Nelayan 3
6. Peternak 10
7. Industri 4
8. Konstruksi 6
9. Sopir 5
TOTAL 1417
di kelurahan ini memiliki jiwa tingkat sosial yang tinggi, hal ini dibuktikan
bahwa warga Kelurahan Cabenge memiliki tingkat jiwa sosial yang tinggi
berjamaah.
39
Cabenge
Aktif
menjadi desa yang makmur dan sejahtera. Selain memiliki tanah yang
subur, sumber daya manusia yang baik, pemerintahan desa yang sehat dan
40
kondusif, juga semua masyarakat dan aparat desa bekerja sama untuk
1. Andil 1992-1998
3. H. Mahmud 2000-2002
Walennae.
Kec. Lilirilau.
terdapat dua musim (musim hujan dan musim kemarau). Curah hujan
Soppeng berada pada sekitar 24°C - 30°C keadaan angin berada pada
sebagai sumber air bersih. Selain itu masih ada beberapa yang
42
rumah batu.
rumpun budaya hanya terdiri dari suku Bugis. Rumpun Bugis mewarnai
bersama-sama.
2) Keagamaan
Mustaqim
Jannah
Jannah
Karya
44
B. HASIL PENELITIAN
1. Bagaimana Klasifikasi Obat Tradisional Untuk Swamedikasi Dalam
Kabupaten Soppeng. Hal ini penting untuk dipelajari karena penggunaan obat
bahwa:
Hal yang sama disampaikan oleh informan dalam penelitian ini yaitu
Ibu Tuti salah satu masyarakat cabenge pada tanggal 20 February 2023
mengatakan bahwa:
Dari hasil wawancara ini, dapat kita lihat bahwa meskipun pengobatan
sendiri dengan obat tradisional dapat menjadi pilihan yang menarik bagi
tentang jenis-jenis obat tradisional dan cara penggunaannya yang aman dan
efektif. Penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang
Februari 2023 dengan masyarakat Cabenge, Ibu Neng selaku penjual Jamu
bagian dari identitas mereka dan merupakan cara yang lebih alami dan teruji.
orang percaya bahwa obat tradisional memiliki kekuatan spiritual atau mistis
Keyakinan seperti ini seringkali terkait dengan aspek kepercayaan agama atau
mereka pada obat tradisional dan membuat mereka lebih memilih pengobatan
47
ini dibandingkan dengan obat modern yang belum pernah mereka coba
sebelumnya.
Manggis
lelah
kesehatan hati.
hati.
kulit.
Hal yang sama disampaikan oleh informan dalam penelitian ini yaitu
Ibu Rita Dewi (Umur 35 Tahun) salah satu masyarakat cabenge mengatakan
bahwa:
pilihan pengobatan, dan tetap perlu dikonsultasikan dengan dokter atau ahli
bahan-bahan alami, seperti tumbuhan, akar, dan ramuan yang sudah teruji
alternatif merujuk pada metode pengobatan yang tidak diakui secara resmi
alternatif juga dapat membantu pasien yang mengalami penyakit kronis yang
2. Jenis Penyakit Apa Saja Yang Diobati Dengan Obat Tradisional Oleh
dan kunyit telah digunakan secara tradisional untuk mengurangi rasa sakit
dan peradangan, dan belakangan ini telah diteliti dan terbukti memiliki sifat
masyarakat Cabenge, Ibu Neng selaku penjual Jamu (Umur 45 Tahun) Tahun
mengatakan bahwa:
bahwa:
52
ramuan herbal, dan yoga telah terbukti efektif dalam membantu mengurangi
dukungan ilmiah yang kuat, banyak orang masih memilih untuk mencoba
Pengobatan tradisional dapat menjadi alternatif bagi mereka yang tidak ingin
telah digunakan sejak lama dan dianggap sebagai bagian dari warisan
budaya dan tradisi. Banyak orang masih memilih untuk menggunakan obat
2. Kolesterol
3. Lambung
4. Struk
5. Batuk-batuk
6. Sakit kepala
7. Diabetes
8. Kencing Batu
9. Demam
11. Diare
Kecamatan Lilirilau, Kabupaten Soppeng. Dari hal tersebut dapat kita lihat
cukup efektif dan dipercayai oleh masyarakat. Hal ini dapat di pengaruhi
efek samping, selain itu harganya yang cukup tinggi, dan kepercayaan
tradisional sering kali terbuat dari bahan alami seperti tumbuhan, rempah-
“Biasanya jika saya terkena diare, saya pakai pucuk daun jambu
biji. Jambu bijinya saya petik langsung di dekat rumah lalu saya
bersihkan kemudian langsung saya makan, dengan cara di kunyah,
bisa juga direbus dan diberikan garam sedikit lalu airnya
diminum”.
“Betul bahwa daun jambu biji itu sebagai obat diare, terutama daun
jambu biji yang masih muda. Selain itu juga biasanya saya minum
jamuuntuk obat pegal-pegal dan supaya badan saya tetap sehat
bugar. Jamu yang diminum seperti jamu beras kencur”.
55
alternatif yang dianggap lebih alami, lebih mudah diakses, lebih murah, dan
memiliki efek samping yang lebih sedikit dibandingkan dengan obat berbahan
percaya bahwa pengobatan tradisional lebih aman dan memiliki sedikit atau
mereka.
tahun yang lalu sebagai cara untuk mengobati berbagai penyakit dan
dan memiliki sedikit atau tidak ada efek samping yang merugikan
tradisi dan budaya lokal, serta meningkatkan rasa kepercayaan diri dan
kemandirian individu.
selalu aman atau efektif untuk semua kondisi kesehatan, dan konsultasi
pengobatan apa pun. Selain itu, seiring dengan kemajuan teknologi medis
penderita penyakit.
2023, salah satu masyarakat Cabenge, Ibu Tuti (umur 44 tahun) mengatakan
bahwa:
aman atau efektif untuk semua kondisi kesehatan. Oleh karena itu, penting
mungkin saja terjadi, namun hal ini tidak dapat digeneralisasi dan tidak
diakses oleh masyarakat pedesaan yang jauh dari fasilitas medis modern.
C. PEMBAHASAN
Pembahasan tentang penggunaan obat tradisional untuk swamedikasi
penelitian juga dapat dibahas dalam konteks budaya dan kearifan lokal
masyarakat, serta implikasi praktis dari hasil penelitian bagi masyarakat dan
bahan obat tradisional yang dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam
penyakit. Beberapa contoh bahan obat tersebut adalah daun sirih, temulawak,
jahe, kunyit, daun pare, daun jambu biji, sereh, dan jeruk nipis.
jahe, kunyit, daun pare, daun jambu biji, sereh, dan jeruk nipis merupakan
temulawak, jahe, kunyit, daun pare, daun jambu biji, sereh, dan jeruk nipis
penyakit dengan cara yang lebih alami dan tidak menimbulkan efek samping
yang berbahaya.
bahan obat alami yang terkenal seperti yang telah dijelaskan dalam hasil
hampir semuanya berasal dari tumbuhan yang tersedia dan mudah untuk di
Pada rumusan masalah kedua ini membahas tentang Jenis Penyakit Apa
Pengobatan Sendiri:
bahan untuk membuat obat herbal tersebut diambil dari tanaman yang tumbuh
di kebun para petani di sekitar daerah tersebut ataupun ditanam warga sendiri
tradisional ini sebagai upaya swamedikasi seperti penyakit yang dapat diobati
62
dengan obat herbal ini meliputi darah tinggi, kurang darah, stroke, rheumatik,
batu, demam, sakit gigi, diare. Dari hasil penelitian ini jenis penyakit yang
Allimbangeng, Cabenge. Tetapi semua hasil penelitian ini perlu untuk di tes
Telah Terjangkau:
Dalam hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa alasan
masyarakat yang telah menjadi bagian dari identitas mereka dan dianggap
sebagai cara yang lebih alami dan teruji. Alasan kedua adalah ketersediaan
bahan obat tradisional yang lebih mudah ditemukan dan lebih terjangkau
daripada obat modern, terutama bagi masyarakat yang tinggal di pedesaan atau
lebih aman dan tidak memiliki efek samping yang sering terkait dengan
penggunaan obat modern yang mengandung bahan kimia atau zat tambahan.
lebih memilih pengobatan ini dibandingkan dengan obat modern yang belum
KESIMPULAN
bahwa:
oleh masyarakat setempat baik yang dedaunan serta biji-bijian seperti daun
sirih, jeruk nipis, temulawak, jahe, kunyit, sereh, daun pare, kulit manggis,
daun sirsak, akar pinang, dan daun jambu biji. Dengan demikian,
menjadi pilihan masyarakat karena alami, tanpa adanya efek samping. Hal
2. Adapun Jenis penyakit yang dapat di obati dengan obat tradisional Oleh
64
65
sakit gigi, dan diare. Hasil penelitian dapat menjadi acuan bagi pemerintah
bahannya lebih mudah untuk di dapatkan karena telah disediakan oleh alam,
lebih mudah untuk dibuat serta tidak perlu mengeluarkan biaya, dan tidak
lingkungan karena bahan-bahan yang digunakan berasal dari alam dan tidak
modern.
66
IMPLIKASI
adanya upaya edukasi dan promosi tentang penggunaan obat tradisional secara
tradisional dengan benar dan tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya
obat modern yang terjangkau dan berkualitas di wilayah tersebut. Hal ini dapat
obat tradisional.
SARAN
68
69
LAMPIRANA :
PERSURATAN
71
LAMPIRAN B :
INSTRUMEN PENELITIAN
81
LAMPIRANC :
DOKUMENTASI
84
DOKUMENTASI WAWANCARA
RIWAYAT HIDUP