Anda di halaman 1dari 26

CLINICAL SKILL LEARNING KE SEPULUH : INTERPRETASI RADIOGRAF SENDI

TEMPOROMANDIBULAR
POKOK BAHASAN : Interpretasi radiograf
SUB POKOK BAHASAN : Analisis gambaran radiograf TMJ
PENANGGUNG JAWAB : Mutiara Sukma Suntana, drg., Sp.RKG, SubSp.P(K)
VIDEO PEMBELAJARAN :

Kode Capaian Pembelajaran Mata Kuliah Blok:


SUBCPMK8 Mampu memahami dan menginterpretasi radiopatologi lesi intraosseus,
sinus maksilaris, canalis mandibularis, serta sendi temporomandibular
(CPMK 3)

Capaian Pembelajaran Unit:


Setelah mengikuti keterampilan medik ini, diharapkan mahasiswa mampu:
1. Membedakan anatomi kepala kondilus, eminensia artikularis dan fossa glenoidalis dari
gambaran radiograf.
2. Melakukan interpretasi kelainan yang terlihat pada TMJ secara radiograf.
10.1TUGAS
Pelajari anatomi sendi temporomandibular (TMJ) dan gambaran radiograf tulang
penyusun TMJ.

10.2PENDAHULUAN
Sendi temporomandibular (TMJ) adalah sendi sinovial yang terletak di antara fossa
mandibularis (disebut juga fossa articularis atau fossa glenoidalis) yang berada pada os
temporalis serta kondilus mandibularis yang menghubungkan mandibula ke tengkorak
yang terletak tepat di depan telinga di setiap sisi kepala. Sendi ini fleksibel, dapat bergerak
ke atas dan ke bawah serta ke samping yang memungkinkan rahang untuk bergerak saat
untuk berbicara, mengunyah, dan menganga. Otot yang melekat dan di sekitar sendi rahang
atas dan rahang bawah mengatur posisi dan pergerakan dari rahang.
Sendi temporomandibular tersusun atas kondilus mandibularis, fossa glenoidalis,
eminentia articularis, discus articularis, capsula articularis dengan membrana sinovial,
serta ligamentum temporomandibularis. Secara radiograf bagianTMJ yang dapat terlihat
adalah kondilus, fossa glenoidalis dan eminensia artikularis. Gambar 10.1 memperlihatkan
anatomi penyusun TMJ.

177
Gambar 10.1 Anatomi TMJ yang terlihat dari arah lateral.

Temporomandibular disorders (TMD) terjadi sebagai akibat dari masalah yang


berhubungan dengan sendi rahang dan otot-otot di sekitar wajah yang mengontrol proses
pengunyahan dan gerakan rahang. Cedera pada rahang, sendi temporomandibular, atau
otot kepala dan leher dapat menyebabkan TMD. Penyebab lainnya adalah tindakan
menggerus gigi secara tidak sadar (bruxism), dislokasi tulang, osteoarthritis atau
rheumatoid arthritis di TMJ dan stres dapat menyebabkan otot-otot wajah dan rahang
menjadi kencang.
Radiograf panoramik sangat baik digunakan untuk melihat tulang penyusun TMJ dan
struktur disekitarnya. Gambaran radiograf ini memberikan informasi kepada dokter gigi
mengenai kelainan pada tulang kondilus seperti adanya bentuk yang asimetris, erosi tulang
yang ekstensif, osteofit berukuran besar, tumor atau fraktur. Radiograf panoramik juga
dapat digunakan untuk membandingkan TMJ pada kedua sisi dan dapat memperlihatkan
adanya kelainan odontogenic yang mungkin menhjadi penyebab terjadinya TMD. Tetapi
radiograf ini tidak dapat memberikan informasi yang sesungguhnya tentang posisi
kondilus pada saat oklusi sentrik karena pada saat dilakukan radiograf ini pasien membuka
mandibula sebagian dan terdapat gerakan mandibula ke anterior. Selain itu perubahan
tulang yang masih minimal tiidak akan terlihat karena adanya superimposisi antara dasar
tengkorak dengan lengkung zygoma. Secara radiograf, kepala kondilus mandibula yang
normal terlihat pada gambar 10.2

a. b. c.
178 normal berbentuk a. oval, b. flat, c. bulat.
Gambar 10.2. Kepala kondilus mandibula
Secara radio-patologis, perubahan bentuk kepala kondilus dalam arah sagital pada hasil
radiografi TMJ dapat digunakan untuk mendeteksi kemungkinan adanya TMD.
Bentuk kepala kondilus dapat diklasifikasikan ke dalam 8 jenis ( gambar 10.3):
1. Normal, bentuk tulang kortikal pada kepala kondilus tampak halus dan bersih.
2. Flattening, kepala kondilus tampak menyudut dan tidak lagi berbetuk cembung.
3. Sklerosis, pengerasan abnormal pada jaringan kepala kondilus mandibula.
4. Osteophyte, tampak adanya pertumbuhan atau penonjolan di bagian anterior dan
atau superior dari permukaan kepala kondilus.
5. Degenerative joint disease, gangguan progresif sendi yang disebabkan oleh
hilangnya bertahap pada tulang. –
6. Marginal erosi, tergerusnya sebagian daerah kepala kondilus disertai penurunan
densitas pada daerah tersebut.
7. Ossicle, pembentukan tulang yang sangat kecil di sekitar kondilus mandibula.
8. Microcyst, kista kecil yang tertumpuk pada kepala kondilus mandibula.

Gambar 10.3 Perubahan degrative yang terjadi pada kepala kondilus.

Asimetri posisi kondilus. Berdasarkan penilaian tingkat akurasi yang rendah,


radiograf TMJ tidak diindikasikan sebagai bahan referensi untuk menganalisa posisi
kondilus. Walaupun demikian, gambaran yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai bahan
pembanding untuk melihat posisi kondilus pada kedua sisi.
Tekanan yang berlebihan pada pergerakan sendi temporomandibula dapat
menyebabkan keausan pada daerah eminensia artikularis dan perubahan bentuk eminensi
artikularis. Melalui radiografi, kondisi flattening pada eminensia akan tampak jelas.
Gambar 10.4 memperlihatkan perubahan tulang kepala kondilus dan eminensia
artikularis yang terlihat dari pandangan sagital radiograf.

179
Gambar 10. 4 Bentuk kepala kindilus dan eminensia artikularis yang terlihat dari arah sagital. a. Tidak
ada perubahan tulang b. osteophyte c. flattening d. sclerosis e. erosi f. pseudocyst.

10.3ALAT DAN BAHAN


1. Radiograf ekstraoral panoramik (terlampir dalam lembar kerja).
2. Alat tulis.

10.4PROSEDUR KERJA
1. Lakukan analisis bentuk kepala kondilus mandibula sisi kanan dan kiri yang terlihat
pada radiograf.
2. Analisis kesimetrisan posisi kepala kondilus mandibula sisi kanan dan kiri.
3. Analisis bentuk eminensia artikularis sisi kanan dan kiri lalu bandingkan keduanya.
4. Analisis bentuk fossa glenoidalis sisi kanan dan kiri lalu bandingkan keduanya.
5. Buat suspek radiodiagnosis berdasarkan gambaran radiograf, apakah TMJ dalam batas
normal atau terdapat kelainan.

10.5DAFTAR PUSTAKA
1. White, SC., Pharoah, MJ., Oral Radiology. Principles and Interpretation. 7th ed. 2014.
Elsevier.
2. Whaites, E. Essentials of Dental Radiology and Radiography. 4 ed. Churchill
Livingstone. Elsevier. Scotland. 2007.

180
LEMBAR KERJA

KASUS 1

Analisis bentuk kepala


kondilus mandibula
- Kanan
- Kiri
Analisis kesimetrisan
kondilus sisi kanan dan
kiri
Analisis bentuk eminensia
artikularis
- Kanan
- Kiri
Analisis bentuk fossa
glenoidalis
- Kanan
- Kiri
Suspek radiodiagnosis
kondisi TMJ

181
KASUS 2

Analisis bentuk kepala


kondilus mandibula
- Kanan
- Kiri
Analisis kesimetrisan
kondilus sisi kanan dan
kiri
Analisis bentuk eminensia
artikularis
- Kanan
- Kiri
Analisis bentuk fossa
glenoidalis
- Kanan
- Kiri
Suspek radiodiagnosis
kondisi TMJ

182
KASUS 3

Analisis bentuk kepala


kondilus mandibula
- Kanan
- Kiri
Analisis kesimetrisan
kondilus sisi kanan dan
kiri
Analisis bentuk eminensia
artikularis
- Kanan
- Kiri
Analisis bentuk fossa
glenoidalis
- Kanan
- Kiri
Suspek radiodiagnosis
kondisi TMJ

183
KASUS 4

Analisis bentuk kepala


kondilus mandibula
- Kanan
- Kiri
Analisis kesimetrisan
kondilus sisi kanan dan
kiri
Analisis bentuk eminensia
artikularis
- Kanan
- Kiri
Analisis bentuk fossa
glenoidalis
- Kanan
- Kiri
Suspek radiodiagnosis
kondisi TMJ

184
KASUS 5

Analisis bentuk kepala


kondilus mandibula
- Kanan
- Kiri
Analisis kesimetrisan
kondilus sisi kanan dan
kiri
Analisis bentuk eminensia
artikularis
- Kanan
- Kiri
Analisis bentuk fossa
glenoidalis
- Kanan
- Kiri
Suspek radiodiagnosis
kondisi TMJ

185
10.6 DAFTAR TILIK INTERPRETASI RADIOGRAF SENDI
TEMPOROMANDIBULAR
NO ASPEK YANG DINILAI SKOR PENILAIAN
PEDOMAN PEMBERIAN SKOR
SKOR
1 Memverbalkan analisis bentuk kepala 0 = Tidak memverbalkan atau
kondilus mandibula memverbalkan tetapi kurang
- Sisi kanan tepat
- Sisi kiri 1 = Memverbalkan tepat 1-2
poin
2 = Memverbalkan tepat 3-4
poin
2 Memverbalkan analisis kesimetrisan 0 = Tidak memverbalkan atau
kondilus sisi kanan dan kiri memverbalkan tetapi kurang
tepat
1 = Memverbalkan tepat 1 poin
2 = Memverbalkan tepat 2 poin
3 Memverbalkan analisis bentuk 0 = Tidak memverbalkan atau
eminensia artikularis memverbalkan tetapi kurang
- Sisi kanan tepat
- Sisi kiri
1 = Memverbalkan tepat 1 poin
2 = Memverbalkan tepat 2
poin
4 Memverbalkan analisis bentuk fossa 0 = Tidak memverbalkan atau
glenoidalis memverbalkan tetapi kurang
- Sisi kanan tepat
- Sisi kiri 1 = Memverbalkan tepat 1 poin
2 = Memverbalkan tepat 2 poin
5 Memverbalkan suspek radiodiagnosis 0 = Tidak memverbalkan atau
kondisi TMJ memverbalkan tetapi kurang
tepat
1 = Memverbalkan tepat 1 poin
2 = Memverbalkan tepat 2 poin
6 Memverbalkan dan menuliskan 0 = Tidak memverbalkan atau
formulassi interpretasi memverbalkan tetapi kurang
Gigi 18 tepat
Gigi 28 1 = Memverbalkan tepat 1 poin
2 = Memverbalkan tepat 2 poin

Jumlah Skor

Nilai

Tanda tangan Instruktur


186
Pedoman Perhitungan Nilai Clinical Skill Learning:
Total Skor yang Didapat x 100 = Nilai
Total Skor Maksimal

187
CLINICAL SKILL LEARNING SEBELAS : INTERPRETASI RADIOGRAF LESI
INTRA OSSEUS
POKOK BAHASAN : Interpretasi radiograf
SUB POKOK BAHASAN : Metode melakukan interpretasi lesi intraosseus
PENANGGUNG JAWAB : Mutiara Sukma Suntana, drg., Sp.RKG,Sub Sp.P (K).
VIDEO PEMBELAJARAN :
https://www.youtube.com/watch?v=ql1CyMltX0s Principles of radiographic interpretation
https://www.youtube.com/watch?v=Q9lfRmYyw-4 Cyst of the jaws (1)
https://www.youtube.com/watch?v=hpsTKexWp9o Cyst of the jaws (2)
https://www.youtube.com/watch?v=pX1Lvnix2FI Benign tumour of the jaws

Kode Capaian Pembelajaran Mata Kuliah Blok:


SUBCPMK8 Mampu memahami dan menginterpretasi radiopatologi lesi intraosseus,
sinus maksilaris, canalis mandibularis, serta sendi temporomandibular
(CPMK 3)

Capaian Pembelajaran Unit:


Setelah menyelesaikan kegiatan keterampilan ini, diharapkan mahasiswa mampu :
1. Melakukan interpretasi lesi intraosseus dengan metode terstruktur.
2. Membuat suspek radiodiagnosis dari radiograf.

11.1 TUGAS
Pelajari materi dibawah ini :
1. Radioanatomi gigi dan jaringan pendukung
2. Perbedaan gambaran keadaan normal dan patologis pada gambaran radiograf.
3. Ciri khas gambaran radiograf lesi intraosseus.
4. Cara menginterpretasi lesi pada daerah gigi dan rahang.

11.2 PENDAHULUAN
Kemampuan dasar menginterpretasi gambaran radiograf ekstraoral dan intraoral
sangat penting untuk menentukan tata laksana selanjutanya pada suatu kasus. Analisis
radiograf secara sistematis membantu untuk dapat mengidentifikasi gambaran abnormal
pada radiograf sehingga dapat mengurangi bias. Diperlukan kemampuan untuk
membedakan struktur lesi dibandingkna dengan anatomi normal sehingga pemahaman
gambaran radiograf untuk anatomi rongga mulut yang terlihat pada foto intraoral dan
ekstraoral mutlak diperlukan. Terdapat beberapa metode sistematis untuk melakukan
interpretasi lesi intraosseus sehingga suatu lesi dapat dideskripsikan secara menyeluruh
yang akan membantu terutama bila akan dilakukan prosedur pembedahan pada lesi. Salah
satunya adalah metode dengan akronim LOPIS yang terdiri dari beberapa tahapan.
Localize abnormality (LO), assess periphery and shape (P), analyze internal structure
(I) dan analyze effct on surrounding structure (S).
188
Tahap-tahap yang digunakan dalam mengidentifikasi lesi intraoseus adalah :
1. Tentukan lokasi abnormalitas
a. Bagaimana posisi anatomiknya, dimana epicenter (pusat) lesi berada.
b. Lesi terlokalisir atau generalisir di seluruh bagian tulang
c. Unilateral atau bilateral
d. Jumlah lesi apakah satu atau multifokal
2. Tentukan batas perifer dan bentuk lesi
a. Lesi berbatas jelas
- Punched out (seperti gambaran kertas yang dibolongi oleh pembolong kertas)
- Berkortikasi (memiliki batas tulang kortikal)
- Sklerotik
- Berkapsul jaringan lunak
b. Lesi tidak berbatas jelas
- Blending (berbaur dengan gambaran normal)
- Invasif
c. Bentuk lesi
- Sirkuler
- Scalloped (berbentuk seperti pinggiran kerang)
- Ireguler
3. Analisis struktur internal
a. Radiolusen seluruhnya
b. Radiopak seluruhnya
c. Campuran radiolusen-radiopak (sebutkan bagaimana polanya)
4. Analisis efek lesi terhadap struktur disekitarnya
a. Gigi, laminadura, ruang ligament periodontal
b. Kanalis alveolaris inferior (kanalis mandibularis), foramen mentale
c. Antrum maksila
d. Densitas tulang disekitarnya dan pola trabekula
e. Batas luar tulang kortikal dan reaksi periosteal.
5. Formulasikan interpretasi

Untuk interpretasi secara sederhana dapat ditulis lesi agresif atau lesi non agresif
sesuai gambaran yang terlihat dari radiograf, tetapi sangat disarankan untuk dapat
memberikan suspek radiodiagnosis dari gambaran radiograf yang terlihat berikut
kemungkinan diagnosis bandingnya.

Gambar 1 merupakan ringkasan dari analisis interpretasi lesi secara bertahap.

189
Gambar 1. Tahapan Analisis Lesi Intraosseus menggunakan metode LOPIS.

11.3 ALAT DAN BAHAN


1. Radiograf intraoral dan ekstraoral (terlampir dalam lembar kerja).
2. Alat tulis
190
11.4. PROSEDUR KERJA
Lakukan identifikasi radioanatomi gigi dan jaringan sekitar dari radiograf yang terlampir,
identifikasi lokasi lesi pada radiograf lalu lakukan tahapan analisis lesi intraoseus.

11.5 DAFTAR PUSTAKA


1. White, SC., Pharoah, MJ., Oral Radiology. Principles and Interpretation. 7th ed. 2014.
Elsevier.
2. Joel K. Curé, Surjith Vattoth, Ritu Shah Radiopaque Jaw Lesions: An Approach to the
Differential Diagnosis, Published Online : Nov 1
2012https://doi.org/10.1148/rg.327125003.
3. Avril L, Lombardi T, Ailianou A, Burkhardt K, Varoquaux A, Scolozzi P, Becker M.
Radiolucent lesions of the mandible: a pattern-based approach to diagnosis. Insights
Imaging. 2014 Feb;5(1):85-101. doi: 10.1007/s13244-013-0298-9. Epub 2013 Dec 10.
PMID: 24323536; PMCID: PMC3948901

191
LEMBAR KERJA

KASUS 1

Lokasi lesi

Batas dan ciri khas lesi


secara radiograf

Bentuk lesi

Struktur internal lesi

Efek lesi terhadap


struktur sekitarnya

Formulasi interpretasi

Suspek radiodiagnosis

192
KASUS 2

Lokasi lesi

Batas dan ciri khas lesi


secara radiograf

Bentuk lesi

Struktur internal lesi

Efek lesi terhadap


struktur sekitarnya

Formulasi interpretasi

Suspek radiodiagnosis

193
KASUS 3.

Lokasi lesi

Batas dan ciri khas lesi


secara radiograf

Bentuk lesi

Struktur internal lesi

Efek lesi terhadap


struktur sekitarnya

Formulasi interpretasi

Suspek radiodiagnosis

194
KASUS 5.

Lokasi lesi

Batas dan ciri khas lesi


secara radiograf

Bentuk lesi

Struktur internal lesi

Efek lesi terhadap


struktur sekitarnya

Formulasi interpretasi

Suspek radiodiagnosis

195
KASUS 6.

Lokasi lesi

Batas dan ciri khas lesi


secara radiograf

Bentuk lesi

Struktur internal lesi

Efek lesi terhadap


struktur sekitarnya

Formulasi interpretasi

Suspek radiodiagnosis

196
KASUS 7.

Lokasi lesi

Batas dan ciri khas lesi


secara radiograf

Bentuk lesi

Struktur internal lesi

Efek lesi terhadap


struktur sekitarnya

Formulasi interpretasi

Suspek radiodiagnosis

197
KASUS 8.

Lokasi lesi

Batas dan ciri khas lesi


secara radiograf

Bentuk lesi

Struktur internal lesi

Efek lesi terhadap


struktur sekitarnya

Formulasi interpretasi

Suspek radiodiagnosis

198
KASUS 9.

Lokasi lesi

Batas dan ciri khas lesi


secara radiograf

Bentuk lesi

Struktur internal lesi

Efek lesi terhadap


struktur sekitarnya

Formulasi interpretasi

Suspek radiodiagnosis

199
KASUS 10.

Lokasi lesi

Batas dan ciri khas lesi


secara radiograf

Bentuk lesi

Struktur internal lesi

Efek lesi terhadap


struktur sekitarnya

Formulasi interpretasi

Suspek radiodiagnosis

200
11.6DAFTAR TILIK INTERPRETASI RADIOGRAF LESI INTRAOSSEUS
SKOR PENILAIAN
NO ASPEK YANG DINILAI PEDOMAN PEMBERIAN SKOR
SKOR
1 Verbalkan dan identifikasi lokasi lesi 0: Tidak memverbalkan atau
intraosseus. salah
1 : Hanya memverbalkan satu
poin
2: Memverbalkan semua poin
dengan lengkap.
2 Verbalkan : 0: Tidak memverbalkan atau
Lokasi dan perluasan lesi. salah
1 : Hanya memverbalkan satu
poin
2: Memverbalkan semua poin
dengan lengkap.
3 Verbalkan : 0: Tidak memverbalkan atau
Batas dan bentuk lesi salah
1 : Hanya memverbalkan satu
poin
2: Memverbalkan semua poin
dengan lengkap.
4 Verbalkan : 0: Tidak memverbalkan atau
Struktur internal lesi salah
2: Memverbalkan dengan tepat
5 Verbalkan : 0: Tidak memverbalkan atau
Efek lesi terhadap stuktur disekitarnya salah
1 : Hanya memverbalkan 1-2 poin
- Efek terhadap gigi, 2: Memverbalkan 3-5 poin
ruang periodontal dan dengan lengkap.
laminadura
- Efek terhadap kanalis
mandibula
- Efek terhadap sinus
maksila
- Efek terhadap densitas
tulang dan pola
trabekula
- Efek terhadap tulang
kortikal dan reaksi
periosteal
6. Verbalkan formulasi interpretasi 0: Tidak memverbalkan atau
salah
1 : Memverbalkan tetapi kurang
legkap
2: Memverbalkan semua poin
dengan lengkap.
7. Verbalkan dan tuliskan : 0: Tidak memverbalkan atau
- Suspek radiograf salah
1 : Memverbalkan tetapi kurang
- Diagnosis banding legkap
2: Memverbalkan semua poin
dengan lengkap.
Jumlah Skor
201
Nilai

Tanda tangan Instruktur

Pedoman Perhitungan Nilai Clinical Skill Learning:


Total Skor yang Didapat x 100 = Nilai
Total Skor Maksimal

202

Anda mungkin juga menyukai