Anda di halaman 1dari 3

Capaian Pembelajaran

Capaian pembelajaran adalah kompetensi pembelajaran yang harus dicapai oleh peserta didik di
setiap tingkat pendidikan, baik pendidikan dasar maupun pendidikan menengah. Pada
penerapannya, capaian pembelajaran ditulis dalam bentuk paragraf. Di dalamnya memuat
kompetensi, keterampilan, dan pengetahuan sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan.

Fase Capaian Pembelajaran


Di Kurikulum Merdeka, capaian pembelajaran dirumuskan ke dalam enam fase dengan jangka
waktu sesuai tingkat kompetensi peserta didik. Istilah fase berbeda dengan kelas. Fase menunjukkan
tingkat kompetensi setiap peserta didik terhadap suatu pembelajaran. Dalam satu kelas, bisa jadi
fase capaian pembelajaran peserta didiknya berbeda-beda. Adapun contoh fase Kurikulum Merdeka
adalah peserta didik A berada di kelas 3 yang termasuk fase B. Ternyata, tingkat kompetensi peserta
didik tersebut berada di fase A. Maka, guru yang bersangkutan harus memberikan materi sesuai
pemahaman peserta didik A, yaitu materi fase A.

Fase Pondasi
Fase Pondasi adalah fase yang diperuntukkan bagi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Capaian
pembelajaran pada fase ini lebih difokuskan pada capaian perkembangan. Mengingat, pembelajaran
di jenjang PAUD tidak berbasis mata pelajaran layaknya di jenjang pendidikan dasar dan menengah,
namun lebih mengarah pada integrasi enam aspek, yaitu perkembangan kognitif, sosial, emosi, fisik,
motorik, dan seni. Sementara itu, lingkup capaian pembelajaran di fase Pondasi ini memuat tiga
elemen stimulasi yang menggabungkan lima aspek perkembangan anak dan bidang lain yang bisa
mendukung tumbuh kembang anak sesuai tuntutan pendidikan abad ke-21. Adapun tiga elemen
stimulasi yang dimaksud adalah sebagai berikut.

1. Nilai agama dan budi pekerti


Elemen ini mencakup nilai agama dan akhlak yang baik. Nilai agama merupakan nilai dasar
yang harus ditanamkan sejak dini sebagai upaya untuk membentuk budi pekerti yang baik.
2. Jati diri
Jati diri berkaitan dengan identitas diri sebagai seorang individu dan identitas bangsa sebagai
warga negara. Sejak dini, anak sudah harus dikenalkan dengan identitas diri dan bangsanya,
yaitu berlandaskan pada Pancasila. Agar kelak anak tumbuh menjadi pribadi yang mandiri.
3. Literasi dan sains
Kemampuan literasi dan analisis sains harus ditumbuhkan sejak anak mulai mengenal huruf
dan angka. Hal itu bisa memberikan stimulasi di masa-masa pra membaca, sehingga bisa
membentuk anak yang kreatif dan solutif di kemudian hari.

Fase Kurikulum Merdeka SD


Fase pada tingkat SD dibagi menjadi tiga, yaitu fase A, fase B, dan fase C. Setiap fase berlaku
untuk 2 tingkat kelas karena banyak sekolah yang menerapkan sistem kelas multi usia dengan
cakupan 2 kelas saja. Adapun fase SD Kurikulum Merdeka adalah sebagai berikut.
Fase A Kurikulum Merdeka
Fase A adalah fase yang diperuntukkan bagi Pendidikan Sekolah Dasar atau sederajat
kelas 1 dan 2. Secara substansi, fase A ini berbeda dengan fase Pondasi. Jika pembelajaran pada
fase Pondasi belum berbasis mata pelajaran, maka pembelajaran pada fase A sudah berbasis
mata pelajaran namun masih bersifat tematik. Rumusan capaian pembelajaran juga mengacu
pada fase, tidak lagi menurut kelas seperti kurikulum sebelumnya.
Fase B Kurikulum Merdeka
Fase B adalah fase yang diperuntukkan bagi Pendidikan Sekolah Dasar atau sederajat
kelas 3 dan 4. Itu artinya, semua siswa yang berada di kelas 3 dan 4 berada pada fase yang
sama. Sama seperti fase A, rumusan capaian pembelajarannya juga mengacu pada fase, tidak
lagi menurut kelas seperti kurikulum sebelumnya.
Fase C Kurikulum Merdeka
Fase C adalah fase yang diperuntukkan bagi Pendidikan Sekolah Dasar atau sederajat
kelas 5 dan 6. Dengan adanya fase semacam ini, setiap guru tidak bisa memaksakan peserta
didik untuk memahami kompetensi yang belum dikuasainya.

Fase Kurikulum Merdeka SMP


Berdasarkan aturan pada Kurikulum Merdeka, jenjang SMP atau sederajat termasuk
dalam fase D. Fase D Kurikulum Merdeka ini berlaku untuk kelas 7, 8, dan 9. Namun demikian,
struktur kurikulum serta beban belajar dibagi ke dalam 2 kelompok, yaitu kelompok kelas 7-8 serta
kelompok kelas 9. Kedua kelompok memiliki mata pelajaran yang sama, hanya saja alokasi waktu
beberapa mata pelajarannya berbeda. Misalnya, pada kelas 7 dan 8 alokasi waktu untuk IPA adalah
144 JP pertahun, sedangkan kelas 9 hanya 128 JP pertahun.

Fase Kurikulum Merdeka SMA/SMK/sederajat


Tingkat SMA/SMK/sederajat dibagi ke dalam dua fase, yaitu sebagai berikut.
Fase E Kurikulum Merdeka
Fase E Kurikulum Merdeka adalah fase yang diperuntukkan bagi kelas 10, baik di
tingkat SMA, SMK, atau sederajat. Di fase ini, peserta didik dituntut untuk bisa mengenali
potensi serta bakatnya sebelum masuk ke tingkat kelas yang lebih tinggi. Hal itu ditunjukkan
dengan kewajiban setiap peserta didik untuk memilih minimal satu mata pelajaran Seni dan
Prakarya.
Fase F Kurikulum Merdeka
Fase F Kurikulum Merdeka adalah fase yang diperuntukkan bagi kelas 11 dan 12, baik
di tingkat SMA, SMK, atau sederajat. Di fase ini, peserta didik bisa memilih mata pelajaran
yang disukai, sesuai dengan minat dan bakatnya. Adapun kelompok mata pelajaran yang bisa
dipilih meliputi kelompok mata pelajaran umum, kelompok MIPA, kelompok IPS, kelompok
Bahasa dan Budaya, dan kelompok Vokasi dan Prakarya.

Anda mungkin juga menyukai