DISUSUN OLEH :
Kelompok 7 Indralaya
DOSEN PENGAMPUH :
A. Latar Belakang
Pendidikan lingkungan hidup merupakan pendidikan lingkungan dalam konteks
internalisasi secara langsung maupun tidak langsung dalam bentuk kemandirian serta pola
pikir peserta didik. Program sekolah berwawasan lingkungan hidup merupakan program
Kementrian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan
kesadaran warga sekolah dalam pelestarian lingkungan hidup. Pendidikan lingkungan hidup
merupakan pendidikan lingkungan hidup dalam konteks internalisasi secara langsung
maupun tidak langsung dalam bentuk kepribadian mandiri serta pola pikir peserta
didik/mahasiswa/peserta diklat. Sehingga dapat merefleksikan dalam kehidupan sehari-hari
(Daryanto, 2012).
Perilaku manusia adalah faktor utama yang menyebabkan kerusakan lingkungan
secara global. Hal ini disebabkan oleh perilaku peduli lingkungan masih sangat minim,
khususnya di Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk
meningkatkan perilaku kepedulian lingkungan yaitu dengan mengadakan Pendidikan
Lingkungan Hidup (PLH) di dalam dunia pendidikan.
Pengelolaan dan kelengkapan sarana dan prasarana merupakan sesuatu yang penting
untuk mendukung terwujudnya program adiwiyata yang mencakup 4 komponen yaitu
kebijakan berwawasan lingkungan, pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan
lingkungan yang berbasis lingkungan, kegiatan lingkungan yang berbasis partisipatif dan
pengelolaan sarana ramah lingkungan (Dewi, 2017). Sarana dan prasarana pendidikan
merupakan salah satu sumber daya yang penting dalam menunjang proses pembelajaran di
sekolah. Keberhasilan program pendidikan sangat dipengaruhi oleh kondisi sarana dan
prasarana pendidikan yang dimiliki sekolah dan oleh optimalisasi pengelolaan dan
pemanfaatan (Matin, 2016). Tulisan ini bertujuan untuk menyampaikan bagaimana bentuk
kegiatan pemeliharaan gedung dan lingkungan sekolah oleh semuo warga sekolah.
PEMBAHASAN
1. Pemeliharaan Gedung
1.1. Defenisi Pemeliharaan Gedung
Pemeliharaan gedung secara sederhana bisa diterjemahkan sebagai suatu upaya untuk
memelihara atau memperbaiki bagian bangunan dengan menggunakan suatu standar prosedur
yang baik dan benar. Perbedaan mendasar dari pekerjaan rehabilitasi dengan pemeliharaan
gedung adalah; pekerjaan rehabilitasi mempunyai skala pekerjaan yang lebih besar dibanding
pemeliharaan gedung, sehingga dana yang dibutuhkan lebih besar, dan seringkali gedung
yang mengalami rehabilitasi tidak dapat digunakan sementara untuk jangka waktu tertentu.
Tabel 4.1. Rasio Minimum Luas Lantai Bangunan terhadap Peserta Didik.
2. Untuk satuan pendidikan yang memiliki rombongan belajar dengan banyak peserta didik
kurang dari kapasitas maksimum kelas, lantai bangunan juga memenuhi ketentuan luas
minimum seperti tercantum pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Luas Minimum Lantai Bangunan
d. Siswa mengikuti pengembangan kreativitas dan inovasi dalam upaya perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup
1) Membuat rumah kompos
2) Membuat produk daur ulang (3R)
3) Membuat hasil kerajinan kayu bekas
4) Membuat kolam ikan guna memanfaatkan air hujan
5) Membuat sumur resapan
6) Membuat karya ilmiah
7) Memasang otomat lampu sebagai upaya hemat listrik
8) Membuat rak tanaman dari kayu bekas
KESIMPULAN
Kegiatan pemeliharan gedung dan lingkungan sekolah secara sederhana bisa
diterjemahkan sebagai suatu upaya untuk memelihara atau memperbaiki bagian bangunan
dengan menggunakan suatu standar prosedur yang baik dan benar dan dilakukan secara
terorganisir dengan tujuan menciptakan bangunan sekolah yang terpelihara secara teratur juga
memberikan kondisi lingkungan yang aman, nyaman, serta sehat untuk siswa-siswi dan
karyawan sekolah. Perawatan dilakukan secara berkala dengan menentukan manajemen dan
perencanaan pembangunan yang memperhatikan tata tertib dan standar bangunan gedung
sekolah beserta lingkungannya. Tim pemeliharaan gedung juga harus mempersiapkan
peraturan untuk karyawan, murid-murid dan orang tua mengenai tata cara pemeliharaan dan
tata tertib di dalam sekolah. Peraturan tata cara dan tata tertib ini dipajang di bagian bangunan
yang dapat terlihat dengan jelas oleh pengunjung.
DAFTAR PUSTAKA
Adyas, Nono. MANUAL PEMELIHARAAN GEDUNG SEKOLAH Untuk Digunakan Sekolah
dan Masyarakat. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar Dan Menengah.
Amrullah, Fairuzzabadi & Joko Susilo, Mohamad. (2019). Identifikasi sarana dan prasarana
pendukung pelaksanaan sekolah adiwiyata di SMA Negeri Kota Yogyakarta. Prodi
Pendidikan Biologi, FKIAP, Universitas Ahmad Dahlan,. e-ISSN: 2528-5726
Sugiarti, Sih, Laras. (2017).Partisipasi Siswa Dalam Pelaksanaan Program Sekolah Adiwiyata
Sman 11 Semarang. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Semarang.
Sutanto, Purwadi. (2020). Panduan Pemeliharaan Dan Perawatan Sarana Dan Prasarana
Sekolah Menengah Atas. Jakarta Selatan: Direktorat Sekolah Menengah Atas,
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan.
Yustiarini, Dewi. (2018). Perawatan Dan Pemeliharaan Gedung Sekolah Untuk Mewujudkan
Bangunan Gedung Laik Fungsi. Batam, Konferensi Nasional Teknik Sipil 12.