Anda di halaman 1dari 29

KEGIATAN :

PENGELOLAAN PENDIDIKAN NONFORMAL/KESETARAAN

PEKERJAAN :

BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG TEMPAT PENDIDIKAN PEMBANGUNAN RUANG


PRAKTEK TATA BOGA SPNF SKB KAB. BULELENG BESERTA MEBULERNYA

LOKASI

KABUPATEN BULELENG

TAHUN ANGGARAN
2023

KONSULTAN PERENCANA
PT RUCIRA DANAPATI AGRAPANA
SPESIFIKASI TEKNIS

BELANJA MODAL BANGUNAN GEDUNG TEMPAT PENDIDIKAN PEMBANGUNAN


RUANG PRAKTEK TATA BOGA SPNF SKB KAB. BULELENG BESERTA MEBULERNYA

1. Latar : Pembangunan di bidang pendidikan merupakan suatu upaya


Belakang mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. Salah
satu faktor penentu bagi kelestarian dan kemajuan bangsa adalah sektor
pendidikan. Pendidikan bukan hanya sekedar media dalam menyampaikan
dan meneruskan kebudayaan dari generasi ke generasi, melainkan dapat
menghasilkan perubahan dan pengembangan kemajuan kehidupan bangsa.
Keberhasilan program pendidikan dapat membantu kelancaran pencapaian
tujuan pembangunan nasional. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan
dilakukan di dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keberhasilan
pendidikan nasional tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
Peningkatan sarana dan prasarana gedung sekolah sangat diperlukan
dengan semakin pesatnya perkembangan di dunia pendidikan. Pembangunan
sarana dan prasarana gedung sekolah sangat menentukan dalam menunjang
tercapainya siswa dan siswi yang cerdas. Pembangunan prasarana gedung
sekolah berupa peningkatan atau penambahan gedung sekolah sesuai dengan
perkembangan dunia pendidikan saat ini.
Mengingat pentingnya peranan gedung sekolah, maka pembangunan gedung
sekolah harus ditinjau dari beberapa sisi. Hal tersebut antara lain peninjauan
kelayakan konstruksi gedung tersebut, dalam hubungannya sesuai dengan
kemampuan gedung sekolah dalam menerima beban.
2. Maksud dan : a. Maksud dari pengadaan ini adalah untuk melaksanakan Belanja Modal
tujuan Bangunan Gedung Tempat Pendidikan sesuai dengan apa yang telah
direncanakan dari sisi kualitas, volume, biaya, dan ketepatan waktu
pelaksanaan pekerjaan, sehingga dicapai wujud akhir bangunan sesuai
dengan persyaratan dan standar teknis pembangunan gedung sekolah.
b. Tujuan dari pekerjaan ini adalah mendapatkan hasil pekerjaan konstruksi
yang memenuhi dan sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan teknis
yang tercantum dalam dokumen kontrak (tepat mutu) dan dilaksanakan
secara tepat mutu, tepat waktu, tepat biaya, dan tertib administrasi.

3 Sasaran : Sasaran yang ingin dicapai terkait pengadaan jasa kontruksi adalah
terwujudnya ruang/halaman belajar, yang baik secara fisik dan arsitektural
baik dari segi materialnya dan ruang lingkup sehingga bisa di pergunakan
dengan baik dan tepat guna sesuai dengan harapan dari pelaksanaan fisik ini.
4. Informasi : a. Umum
Pekerjaan  Program : Program Pengelolaan Pendidikan
 Kegiatan : Pengelolaan Pendidikan Nonformal/Kesetaraan
 Pekerjaan : Belanja Modal Bangunan Gedung Tempat
Pendidikan
 Lokasi : Kabupaten Buleleng
 Sumber Dana : DAK Fisik-Bidang Pendidikan-Reguler-SKB
 Kode Rekening dan Pagu Anggaran
a. Kode Rekening : 1.01.2.19.0.00.01.0000.1.01.02.2.04.02.
5.2.03.01.01.0010
b. Pagu Anggaran : Rp 475.000.000
 Pemberi Tugas (PA) : Pengguna Anggaran Dinas Pendidikan Pemuda
dan Olahraga Kabupaten Buleleng
c. Ruang lingkup/batasan lingkup pengadaan pekerjaan konstruksi : Sesuai
dengan dokumen spesifikasi teknis, BOQ dan Gambar DED yang terdiri
dari:
1. Belanja Modal Bangunan Gedung Tempat Pendidikan
A. LANTAI 1
I. Pekerjaan Persiapan
II. Penerapan SMKK
III. Pekerjaan Tanah
IV. Pekerjaan Pondasi
V. Pekerjaan Pasangan dan Plesteran
VI. Pekerjaan Penutup Lantai
VII. Pekerjaan Beton
VIII. Pekerjaan Pasangan Plafon
IX. Pekerjaan Instalasi Listrik
X. Pekerjaan Sanitasi
XI. Pekerjaan Pengecatan
B. LANTAI 2
I. Pekerjaan Pasangan dan Plesteran
II. Pekerjaan Penutup Lantai
III. Pekerjaan Beton
IV. Pekerjaan Atap
V. Pekerjaan Pasang Kusen, Daun Pintu dan Jendela
VI. Pekerjaan Pasangan Kunci dan Penggantung
VII. Pekerjaan Pasangan Plafon
VIII. Pekerjaan Instalasi Listrik
IX. Pekerjaan Sanitasi
X. Pekerjaan Pengecatan
XI. Pekerjaan Lain-lain
XII. Pekerjaan Pengadaan Mebel
d. Mata Pembayaran Utama:
1. Mata Pembayaran yang pokok dan penting yang nilai bobot
komulatifnya minimal 80% (delapan puluh persen) dari seluruh nilai
pekerjaan HPS, dihitung mulai dari mata pembayaran yang nilai
bobotnya terbesar.
No Nama Pekerjaan Total Nilai Bobot
1 Pekerjaan beton 79.947.270,99 19%
2 Pekerjaan atap 66.663.006,64 16%
3 Pekerjaan pasangan dan 62.181.143,94 15%
plesteran
4 Pekerjaan pengadaan mebel 52.000.000,00 12%
5 Pekerjaan instalasi listrik 39.833.820,00 9%
6 Pekerjaan penutup lantai 28.755.175,63 7%
7 Pekerjaan pasangan plafon 23.243.704,54 5%
Jumlah 352.624.121,74 82%

5. Kualifikasi : a. Peserta yang berbadan usaha harus memiliki perizinan berusaha di Bidang
Penyedia Jasa Kontruksi (sesuai dengan PP No. 24 tahun 2018 berupa
IUJK/NIB/IUJK OSS KBLI Jasa Pelaksana Kontruksi Bangunan
Pendidikan, atau sesuai dengan PP Nomor 5 Tahun 2021 berupa NIB dan
Sertifikat Standart yang sudah di Verifikasi dengan KBLI Jasa Pelaksana
Kontruksi Bangunan Pendidikan;
b. Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) Jasa Pelaksana Kontruksi
Bangunan Pendidikan (BG007);
c. Memiliki NPWP valid dan KSWP valid; dan
d. Dokumen lanin saat disyaratkan

6. Personil : Memiliki kemampuan menyediakan personil manajerial untuk pelaksanaan


Manajerial pekerjaan yaitu sebagai berikut:
Jabatan
Pengalaman Sertifikat
No. dalam Jumlah
Kerja Kompetensi Kerja
Pekerjaan
SKT Pelaksana
Pelaksana Bangunan Gedung/
1 - 1 orang
Lapangan Pekerjaan Gedung (TA
022 atau TS 051)
Petugas K3 Sertifikat Pelatihan K3
2 - 1 orang
Kontruksi Kontruksi

Ketentuan : Untuk personil pelaksana dilengkapi Daftar Riwayat Pengalaman


Kerja (CV) atau Referensi dari pengguna jasa (pemberi pekerjaan)

7. Peralatan : Memiliki kemampuan menyediakan peralatan utama, minimal yang


Utama diperlukan yaitu:
Kapasitas Status
No. Jenis Peralatan Jumlah
Minimal Kepemilikan
1 Molen 0,25 m3 2 unit Milik/sewa

2 Mobil Pickup 1300cc 2 unit Milik/sewa

Dengan ketentuan:
1. Jenis, kapasitas dan jumlah alat memenuhi persyaratan
2. Peralatan yang dipersyaratkan adalah
a. Milik sendiri dengan melampirkan bukti yang jelas pemegang
hak, dapat dibuktikan dengan melampirkan dokumen yang
mendukung kepemilikan misalnya kwitansi/ nota pembelian /
STNK / BPKB/Bukti kepemilikan lainnya
b. sewa beli yang dibuktikan dengan Invoice uang muka, angsuran
atau bukti sewa beli lainnya
c. Sewa dengan surat perjanjian sewa dengan ketentuan:
1) Memenuhi syarat-syarat substantive tentang Bentuk Surat
Perjanjian Sewa Peralatan
2) Perjanjian sewa wajib dilampiri bukti bukti
kepemilikan/penguasaan terhadap peralatan dari pemberi
sewa
3) Bukti penguasaan peralatan dari pemberi sewa dapat berupa:
a) Surat pengalihan hak dari pemilik peralatan ke pemberi
sewa
b) Surat kuasa dari pemilik ke pemberi sewa
c) Surat pernyataan penguasaan alat ke pemberi sewa
d) Bukti pendukung lainnya yang mencantumkan adanya
pemberian kuasa peralatan dari pemilik peralatan ke
pemberi sewa

8. Jenis Kontrak Gabungan Lumpsum dan Harga Satuan

9. Cara Pembayaran dilakukan dengan sistem Termin. Pembayaran dapat dilakukan


Pembayaran setelah ada Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan.

10. Rencana Penyedia menyiapkan penjelasan managemen risiko serta rencana tindakan
Keselamatan sesuai tabel jenis pekerjaan dan identifikasi bahayanya di bawah ini:
Kerja Lampiran Rencana Keselamatan Kerja:
No Pekerjaan Utama Identifikasi Bahaya
1 Pekerjaan Pasangan Rangka  Pekerja terjatuh dari ketinggian
Kap Baja Ringan (>5 meter)

11. Spesifikasi Mengacu kepada metode pelaksanaan dan rencana anggaran dan biaya
Teknis pekerjaan Belanja Modal Bangunan Gedung Tempat Pendidikan
Pekerjaan
Konstruksi
METODE PELAKSANAAN

I. LINGKUP PEKERJAAN
Kegiatan yang dimaksud dalam uraian ini adalah : “Belanja Modal Bangunan Gedung Tempat
Pendidikan”.
1.1. Lokasi Pekerjaan : Kabupaten Buleleng
1.2. Lingkup Pekerjaan : Pembangunan Gedung Tempat Pendidikan

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan lapangan meliputi :
1.1. Pek. Pembersihan Awal dan Akhir
Halaman atau lapangan kerja terutama dimana lokasi tempat bangunan harus dibersihkan
terlebih dahulu.
1.2. Pekerjaan Pembuatan Papan Nama Proyek
Papan nama kegiatan dipasang pada tiang kayu yang kuat tertanam dalam tanah. Ketinggian tepi
bawah papan nama adalah 2 meter dari muka tanah. Ukuran Papan Nama Proyek adalah 80 x
120 cm, terbuat dari bahan multiplek tebal 9 mm, dicat dasar warna putih, tulisan warna biru,
besar huruf disesuaikan. Letak pemasangan Papan Nama pada lokasi proyek yang mudah dilihat.
Redaksi Papan Nama agar dibuat sebagai berikut:
1) Kop Dinas Pendidikan pada bagian paling kiri atas ,
2) Judul Kegiatan,
3) Nilai Kegiatan,
4) No. Kontrak,
5) Masa Kontrak,
6) Sumber Biaya,
7) Pelaksana,
8) Konsultan Pengawas.
1.3. Pekerjaan Uitzet dan Bouwplank
1) Ukuran-ukuran pokok dan ukuran tinggi (elevasi) ditetapkan dalam gambar rencana.
2) Jika terdapat perbedaan antara gambar-gambar utama dengan gambar-gambar perincian,
maka yang mengikat adalah ukuran-ukuran pada gambar utama atau sesuai dengan petunjuk
Direksi Teknis.
3) Sebagai ukuran pokok ± 0,00 disesuaikan dengan ukuran gambar rencana dan kondisi
lapangan.
4) Dengan ketentuan tersebut, maka Kontraktor, Perencana, Direksi Teknis dan Pengawas
akan menetapkan patok duga ± 0,00 tersebut di lapangan yang terbuat dari patok beton yang
sifatnya permanen yang dipelihara selama pelaksanaan pembangunan atau tanda lainnya
yang bersifat permanen selama pelaksanaan pekerjaan.
5) Penetapan feil, ukuran dan sudut siku-siku dilaksanakan dengan mempergunakan alat-alat
Waterpass dan Theodolith.
6) Setelah ukuran ditetapkan, baru dilanjutkan dengan pemasangan papan Bouplank. Kayu
papan yang digunakan minimal dari kelas kuat II dengan ukuran lebih kurang 2x20 cm dan
usuk 4x6 cm. Bouplank dipasang dengan jarak minimal 1,5 meter dari titik terluar
Bangunan atau sesuai kondisi lapangan.
7) Perlengkapan perancah kerja agar dipersiapkan lebih awal sebelum memulai proses
pekerjaan.

2. PENERAPAN SMKK
2.1. Penyiapan RKK
1) Penyiapan Dokumen Rencana Keselamatan Kontruksi
2.2. Sosialisasi Promosi dan Pelatihan
1) Papan Informasi K3 ukuran 3m x 1m
2.3. Alat Pelindung Kerja dan Alat Pelindung Diri
1) Pelindung pernafasan (Masker)
2) Topi pelindung (Safety Helmet)
3) Rompi keselamatan (Safety Vest)
2.4. Asuransi dan Perijinan
1) BPJS Ketenagakerjaan
2.5. Personil Keselamatan Kerja
1) Petugas K3 Kontruksi
2.6. Fasilitas, Sarana dan Prasarana Kesehatan
1) Kotak P3K
2.7. Rambu-rambu yang diperlukan
1) Rambu peringatan
2.8. Pengendalian Risiko Keselamatan Kontruksi
1) Pita pengaman/pembatas area pekerjaan

3. PEKERJAAN TANAH
3.1. Lingkup pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga mendapatkan hasil yang
bermutu baik.
2) Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan yang sesuai dengan yang ditunjukkan didalam
gambar rencana diantaranya sebagai berikut.
a) Pek. Galian Tanah
b) Pek. Urugan Pasir Dibawah Pondasi
c) Pek. Urugan Pasir Dibawah Lantai
d) Pek. Urugan Tanah Kembali
3.2. Pekerjaan Galian Tanah
1) Pekerjaan Galian Pondasi harus mengikuti kedalaman yang sesuai dengan Gambar.
2) Sebelum pekerjaan galian dimulai, Kontraktor diwajibkan mengadakan pengecekan AS
Galian, letak bangunan dengan bangunan sekitarnya, Siku bangunan dan lain -lain ber-
sama-sama dengan Pengawas Lapangan dan Konsultan Perenca na.
3) Sebelum memulai pekerjaan pasangan bouwplank, Kontraktor harus yakin bahwa semua
permukaan tanah, baik tanah datar maupun garis transis yang tercantum dalam gambar
adalah benar.
4) Jika belum merasa yakin terhadap kebenaran keadaan permukaan tanah, Kontraktor harus
melaporkan secara tertulis kepada Direksi untuk selanjutnya diselesaikan bersama.
5) Penggalian pondasi tidak boleh dimulai sebelum papan dasar, tanda peil lantai serta sumbu
dinding dan kolom disetujui Direksi/Pengawas.
6) Semua pekerjaan galian tanah pondasi dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja dan tanah
hasil galian harus digunakan untuk urugan kembali atau untuk mengurug site yang peilnya
belum sesuai dengan peil rencana. Atau dipindahkan ketempat lain apabila tanah dimaksud
tidak diperlukan dalam pekerjaan ini.
7) Kontraktor bertanggung jawab penuh, bilamana pekerjaan galian tersebut berada atau
mengganggu jaringan instalasi yang ada di bawah tanah, dengan membuat perlin-dungan
atau saluran sementara.
8) Kontraktor harus menjaga hasil galian dari longsoran, genangan air dan hal-hal lain yang
dapat merusak keadaan galian.
9) Setelah galian disetujui Direksi, pekerjaan pondasi segera dapat dimulai.
10) Kontraktor harus dapat menjaga keutuhan bangunan yang sudah ada, apabila di dekat
bangunan tersebut diadakan penggalian.
11) Galian tanah lebih dan galian tanah salah
Apabila kedalaman tanah galian melebihi dari yang ditentukan atau galian tanah yang tidak
pada tempatnya, maka Kontraktor wajib mengurug kelebihan atau kesalahan galian tersebut
dengan bahan yang sesuai dengan syarat pengisian bahan pondasi atau sesuai dengan
spesifikasi pondasi sampai batas kedalaman atau keadaan yang dikehendaki.
3.3. Pekerjaan Urugan Pasir
1) Pekerjaan ini meliputi pekerjaan urugan pasir dibawah pondasi, pekerjaan urugan pasir dan
pekerjaan urugan pasir dibawah lantai
2) Bahan urugan pasir adalah pasir urug atau pasir pasang sesuai dengan kebutuhan.
3) Pasir urug harus bebas dari kotoran dan biji-bijian yang dapat tumbuh.
4) Urugan pasir digunakan untuk menguatkan lapisan tanah di bawah pondasi dan lantai.
5) Pemadatan pasir urug menggunakan handpress atau stamper dan dengan penyiraman
secukupnya.
6) Pengukuran ketebalan pasir dilakukan setelah pasir direndam air dan dipadatkan
3.4. Pekerjaan Urugan Tanah
1) Pekerjaan ini meliputi pekerjaan urugan tanah kembali dan pekerjaan urugan tanah
peninggian lantai
2) Bila akan ada penimbunan tanah, terlebih dahulu harus dilakukan pengupasan lapisan atas
tanah (stripping) minimal setebal 30 cm dengan tujuan untuk menghilangkan lapisan
rumput, sisa-sisa akar tanaman, tanah humus dan benda-benda lainnya yang dapat
mengganggu kekuatan tanah.
3) Kontraktor harus selalu menyediakan pompa air untuk menghindari genangan air dan
lumpur di tempat kerja.
4) Tanah urug harus bebas dari kotoran. Hasil dari pengurugan harus padat dan mencapai peil
yang dibutuhkan.
5) Galian dan urugan (cut & fill) pada tapak harus dilakukan secermat mungkin untuk
menghindari adanya pekerjaan ulangan.
6) Urugan dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum lapisan 30 cm dan setiap lapis
dipadatkan secara mekanis, dengan menggunakan Stamper.
7) Setelah seluruh pengurugan selesai, hasil pengurugan harus berada dalam kondisi baik,
padat dan stabil. Apabila hasil urugan belum baik, maka pengurugan harus diulang sampai
mendapat persetujuan Direksi.
8) Urugan dengan tenaga manusia hanya dapat dilakukan untuk daerah - daerah urugan yang
tidak akan menerima beban besar. Pemadatan dilakukan dengan stamper. Pemadatan
dilakukan pada setiap lapis yang tebalnya tidak lebih dari 15 cm.
9) Kepadatan yang disyaratkan untuk kosntruksi tanah urug adalah :
a) Lapisan tanah lebih dari 30 cm di bawah permukaan sub grade, harus mencapai 90%
dari kepadatan (kering) maksimum.
b) Lapisan tanah kurang dari 30 cm di bawah permukaan sub grade, tanah dasar tanpa
kolusi dan tanah dasar berkolusi dengan indeks plastis kurang dari 25 cm, harus
mencapai 100% kepadatan (kering) maksimum.
c) Tanah dasar berkolusi dengan indeks plastis sama dengan atau lebih besar dari 25 cm,
terlebih dahulu harus diturunkan indeks plastisnya.
d) Selama pemadatan berlangsung, kadar air harus dijaga agar tidak lebih besar dari 2%
kadar air optimum.

4. PEKERJAAN PONDASI
4.1. Lingkup pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga mendapatkan hasil yang
bermutu baik.
2) Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan yang sesuai dengan yang ditunjukkan didalam
gambar rencana diantaranya sebagai berikut.
a) Pek. Pas. Batu kosong
b) Pek. Pas. Batu kali
4.2. Bahan dan Standart
Pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh bahan yang akan dipakai dan menyatakan
sumber bahannya untuk persetujuan Direksi/Pengawas.
1) Semen (Gresik atau Tiga Roda), sesuai NI - 8.
2) Pasir sesuai PBI - 1971/ NI – 2.
3) Air sesuai PUBI-1970/NI - 3 pasal 10.
4) Batu kali / alam sesuai NI - 3 Pasal 19.
4.3. Adukan Pasangan
Bahan dan adukan diukur dengan takaran volume dengan komposisi campuran Semen dan pasir
sebagai berikut :
1) Pasangan pondasi batu kali 1 Pc : 5 Psr.
2) Pasangan adukan kuat (trasram) 1 Pc : 2 Psr digunakan :
a) Untuk semua pasangan diatas sloof sampai ketinggian 20 cm diatas lantai.
b) Dan pasangan-pasangan lain yang harus kedap air
3) Pasangan bata biasa 1 Pc : 5 Psr.
4) Pasangan batako merah/paras 1 Pc : 3 Psr.
5) Adukan harus betul-betul homogen dengan menggunakan beton molen dan pemakaian air
secukupnya.
4.4. Pelaksanaan
4.4.1 Pasangan Batu Kosong dan Batu Kali
1) Pondasi batu kali harus dipasang dibawah tembok, kolom, sloof sesuai dengan
petunjuk gambar.
2) Diatas galian pondasi yang telah rata, bersih dari kotoran, dengan kondisi tanah padat
ditebar pasir urug setebal 5 cm sesuai dengan gambar.
3) Batu kosong harus dipasang berdiri dengan ukuran 20 cm sesuai dengan gambar.
4) Batu harus dan dibasahi sehingga bersih sebelum dipasang.
5) Pasangan batu harus sedemikian sehingga tidak ada perletakan batu-batu kecil atau
ukuran sama yang mengelompok dan gunakan yang cukup besar pada alas dan sudut-
sudut pasangan pondasi.
6) Adukan harus mengisi semua sela batu dan tidak boleh menembus melampaui dua
batu.
7) Pasangan baru harus dilindungi dari gangguan luar dan cuaca.

5. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN


5.1. Lingkup pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga mendapatkan hasil yang
bermutu baik.
2) Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan yang sesuai dengan yang ditunjukkan didalam
gambar rencana diantaranya sebagai berikut.
a) Pek. Pas. Bata Merah 1 pc : 5 ps
b) Pek. Plesteran 1 Pc : 5 Ps
c) Pek. Acian
5.2. Bahan dan Standart
Pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh bahan yang akan dipakai dan menyatakan
sumber bahannya untuk persetujuan Direksi/Pengawas.
1) Semen (Gresik atau Tiga Roda), sesuai NI - 8.
2) Pasir sesuai PBI - 1971/ NI – 2.
3) Air sesuai PUBI-1970/NI - 3 pasal 10.
4) Bata merah sesuai N – 10.
5.3. Adukan Pasangan
Bahan dan adukan diukur dengan takaran volume dengan komposisi campuran Semen dan pasir
sebagai berikut :
1) Pasangan pondasi batu kali 1 Pc : 5 Psr.
2) Pasangan adukan kuat (trasram) 1 Pc : 2 Psr digunakan :
a) Untuk semua pasangan diatas sloof sampai ketinggian 20 cm diatas lantai.
b) Dan pasangan-pasangan lain yang harus kedap air
3) Pasangan bata biasa 1 Pc : 5 Psr.
4) Pasangan batako merah/paras 1 Pc : 3 Psr.
5) Adukan harus betul-betul homogen dengan menggunakan beton molen dan pemakaian air
secukupnya.
5.4. Pekerjaan Bata Merah
1) Pasangan bata merah, dengan menggunakan aduk campuran 1 pc : 5 pasir pasang.
2) Sebelum digunakan batako ata bata merah harus direndam dalam bak air atau drum hingga
jenuh.
3) Pasangan dinding bata merah sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu
dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.
4) Pemasangan dinding bata merah dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 24 lapis
setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
5) Bidang dinding 1/2 batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2 ditambahkan kolom dan balok
penguat (kolom praktis) dengan ukuran 12 x 12 cm, dengan tulangan pokok 4 diameter 10
mm, beugel diameter 6 mm jarak 20 cm.
6) Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan
beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 6 mm jarak 75 cm, yang
terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam
dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.
7) Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 5 %. Bata yang
patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan.
8) Pasangan bata merah untuk dinding 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish setebal 15
cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi
dan benar-benar tegak lurus.
5.5. Pekerjaan Plesteran dan Acian
5.5.1 Komposisi Campuran
1) Adukan untuk plesteran dibuat sesuai dengan yang digunakan pada pasangan
batakonya:
a. Plesteran Trasram 1 Pc : 2 Psr.
b. Plesteran Kolom, beton dengan campuran 1 Pc : 2 Psr dan diaci dengan campuran
1 Pc : 1 Psr ( Diayak halus ).
c. Plesteran dinding 1 Pc : 5 Psr dan diaci dengan campuran 1 Pc : 2 Mil (yang
halus/Super).
d. Pasangan dinding sejauh menempel pada tanah dan pondasi batu kali yang diatas
tanah harus diplester 1Pc : 5 Psr dan diaci dengan 1 Pc : 1 Psr ( Diayak halus )
5.5.2 Pelaksanaan
1) Campuran harus dibuat secara homogen dengan cara dan peralatan yang semestinya
dengan air secukupnya.
2) Campuran yang akan dipasang harus selalu baru, jangan dibiarkan membeku lebih
dari 1 jam.
3) Semua siar hendaknya dikerok sedalam mungkin lebih kurang 10 mm, sebelum
diplester dan bila bat bata harus besrsih dari bekas-bekas perekat / kotoran-kotoran.
4) Semua dinding beton yang akan diplester harus di kerik agar plesterannya dapat
melekat dengan baik.
5) Semua bidang yang akan diplester harus disikat sampai bersih dan dibasahi sebelum
diplester.
6) Pelaksana akan membuat contoh bidang plesteran terlebih dahulu. kemudian setelah
di setujui oleh Direksi plesteran harus dilanjutkan sesuai dengan contoh.
7) Semua sudut-sudut harus tegak dan tajam, dan bidang-bidang plesteran harus rata.
8) Untuk dapat mencapai permukaan yang rata dari suatu plesteran yang baik, dimana
diadakan pemeriksaan dengan garisan yang panjang baik horisontal maupun vertikal.
9) Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus berusaha memperbaikinya
secara keseluruhan. Bagian-bagian yang diperbaiki hendaknya dibobok terlebih
dahulu dengan baik, bobokan dibuat dalam bidang segei empat, kemudian diplester
rata dengan sekitarnya.
10) Tebal plesteran tidak kurang dari 1,50 cm dan tidak lebih dari 2,00 cm dengan
toleransi 1mm setiap meter panjang, sebelum benar-benar kering permukaannya
digaris silang-silang untuk mengikat lapisan berikutnya. Permukaan plesteran harus
dibasahi secara berkala dan dilindungi dari terik matahari atau hujan.
11) Pengacian tidak dilakukan setelah lapisan plesteran mengeras dan tidak berkerut lagi
dimana tebal acian tidak kurang dari 1 mm.
12) Antara plesteran dan kusen atau kolom harus dibuat alur yang rapi.
13) Hasil akhir yang dikehendaki adalah : Bidang plesteran halus, rata, tidak
bergelombang dan retak-retak, alur-alur lurus dengan ukuran yang sama dan sudut-
sudut yang tajam dan rapi.

6. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI


6.1. Lingkup pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga mendapatkan hasil yang
bermutu baik.
2) Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan yang sesuai dengan yang ditunjukkan didalam
gambar rencana diantaranya sebagai berikut.
a) Pek. Pas. Kramik Lantai 40 x 40 cm
b) Pek. Pas. Plint Kramik Lantai 10 x 40 cm
c) Pek. Pas. Kramik Lantai 30 x 30 cm anti slip
d) Pek. Pas. Plint Kramik Lantai 10 x 30 cm anti slip
6.2. Bahan dan Standart
Pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh bahan yang akan dipakai dan menyatakan
sumber bahannya untuk persetujuan Direksi/Pengawas.
1) Semen (Gresik atau Tiga Roda), sesuai NI - 8.
2) Pasir sesuai PBI - 1971/ NI – 2.
3) Air sesuai PUBI-1970/NI - 3 pasal 10.
4) Keramik Asiatile, dengan ukuran
a. Keramik Lantai : Kramik Lantai 40 x 40 cm, dan Kramik Lantai 30 x 30 cm Anti
Slip
b. Plint keramik : Plint Kramik Lantai 10 x 40 cm dan Plint Kramik Lantai 10 x 30
cm
6.3. Pelaksanaan
6.3.1 Pasangan Keramik dan Plint Keramik
1) Sebelum pekerjaan lantai dilaksanakan, kontraktor harus mengadakan persiapan
yang baik terutama pemadatan pasir urug yang menggunakan mesin stamper dengan
baik. Permukaan yang akan dipasang kramik harus bersih, cukup kering dan rata air
dan disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan, baik kontrol rencana peil lantai yang
diinginkan maupun leveling.
2) Tentukan patokan dengan mempertimbangkan letak-letak ruang, beda tinggi lantai
yang telah direncanakan.
3) Sebelum kramik dipasang, terlebih dahulu harus direndam dalam air.
4) Setiap jalur pemasangan kramik sebaiknya ditarik benang dan rata air.
5) Adukan semen kental untuk permukaan dasar kramik harus penuh dan rata.
6) Perbandingan adukan yang dianjurkan untuk lantai 1 Pc : 3 Ps dengan ketebalan
rata-rata 0,5 – 1,5 cm diatas lantai.
7) Adukan pengisi Nat dari semen kramik spesial hingga terisi penuh dan dioles
dengan jari tangan atau dengan menggunakan bahan dari karet atau gabus agar
permukaan menjadi mulus dan mengkilap.
8) Pemasangan semen nat, dilaksanakan paling cepat 24 jam setelah pemasangan
kramik lantai.
9) Pemotongan kramik sedapat mungkin dihindari, bila terpaksa harus dipotong, maka
potongan terkecil tidak boleh kurang dari ½ ukuran keramik. Pemotongan harus
dilakukan dengan hati-hati dan memakai alat pemotong elektrik.
10) Penggunaan Kramik dari setiap unit bangunan berdasarkan RAB dan Gambar
11) Apabila mutu dan cara pemasangan kramik tersebut tidak memenuhi mutu standar
atau contoh yang telah disepakati, maka Direksi/Pengawas wajib melakukan
perintah pembongkaran secara tertulis kepada pelaksana Kontraktor dilapangan.
12) Warna keramik harus sama/merata.
13) Hasil Akhir yang dikehendaki
a) Lantai tidak bergelombang dan tidak cacat.
b) Kerataan/kemiringan harus sama dengan rencana.
c) Lantai harus bersih dari sisa-sisa adukan semen, cat, atau kotoran yang lain.

7. PEKERJAAN BETON
7.1. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan didalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga mendapatkan hasil yang
bermutu baik.
2) Pekerjaan ini meliputi pekerjaan yang ditunjukkan pada gambar rencana.
a) Lantai 1
1) Pek. Beton Rabat K100
2) Pek. Beton Footplat
 Pek. Beton K250
 Pek. Pembesian
 Pek. Begesting (Pas. Batako)
3) Pek. Beton Sloof 20 x 25 cm
 Pek. Beton K250
 Pek. Pembesian
 Pek. Begesting 3 x pakai
4) Pek. Beton Kolom 25 x 25 cm
 Pek. Beton K250
 Pek. Pembesian
 Pek. Begesting 3 x pakai
5) Pek. Beton Ring 15 x 20 cm
 Pek. Beton K175
 Pek. Pembesian
 Pek. Begesting 3 x pakai
6) Pek. Beton Balok 20 x 25 cm
 Pek. Beton K250
 Pek. Pembesian
 Pek. Begesting 3 x pakai
7) Pek. Beton Plat Lantai 12 cm
 Pek. Beton K250
 Pek. Pembesian
 Pek. Begesting 2 x Pakai
b) Lantai 2
1) Pek. Beton Kolom Praktis 11 x 11 cm
2) Pek. Beton Kolom 15 x 15 cm
 Pek. Beton K 175
 Pek. Pembesian
 Pek. Begesting 3 x pakai
3) Pek. Ring Beton 15 x 20 cm
 Pek. Beton K 175
 Pek. Pembesian
 Pek. Begesting 3 x pakai
7.2. Bahan dan Standart
1) Semen (Gresik atau Tiga Roda) sesuai NI - 8.
2) Pasir sesuai PBI - 1971/ NI – 2.
3) Air sesuai PUBI-1970/NI - 3 pasal 10.
4) Agregat terdiri dari agregat halus (pasir) dan agregat kasar (kerikil atau batu pecah)
5) Kerikil dan Batu Pecah, Besar butir beraneka ragam dan memenuhi analisa kerja (PBI –
1971).
6) Besi – Beton
Semua besi yang dipakai di atas harus mempunyai sertifikat dari produsen atau pabrik.
Ketentuan toleransi ukuran besi disesuaikan dengan standar SII atau SNI. Merk besi yang
digunakan setara KS, CS dan WS. Dalam segala hal, besi beton harus memenuhi ketentuan
PBI - 1971 dan PBI yang telah disempurnakan, serta diameternya harus sama dengan yang
tertera atau disyaratkan dalam gambar rencana.
7.3. Peralatan
1) Pelaksana harus wajib menyediakan semua peralatan untuk pembuatan kubus beton,
pemeriksaan leleh (Slumptest).
2) Untuk pelaksanaan seperti beton molen, vibrator, kereta dorong, takaran bahan, alat- alat
untuk membasahi/pemeliharaan beton wajib disiapkan oleh Pelaksana.
3) Jumlah dan kualitas peralatan harus cukup dan baik untuk menjamin mutu dan kelancaran
pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
7.4. Campuran dan Mutu Beton
1) Mutu beton rabat lantai kerja K100
2) Beton untuk rabat, sloof, kolom dan ring adalah campurannya 1 Pc : 3 Psr : 5 Krk.
7.5. Pelaksanaan
7.5.1. Besi – Beton
a) Mutu besi beton yang digunakan adalah :
Mutu besi tulangan beton untuk diamater batang polos adalah BJTP 24 (fy = 240
Mpa/2400 kg/cm2), sedangkan mutu besi beton yang diprofil (Deform/ulir) minimal
BJTD 40 (fy = 400 Mpa/4000 kg/cm2), untuk tulangan baja jaring (wire mesh ) BJTD
50 (fy=500 Mpa/5000 kg/cm2) dan ukuran sesuai ketentuan dalam gambar. Simbol
“Ø” (menunjukkan baja tulangan polos), Simbol “D” (menunjukan Baja Tulangan
Deform/Ulir). Simbol “M” tulangan baja jaring ( wire mesh).
b) Jika besi yang di datangkan ke lokasi tidak sesuai dengan yang tercantum dalam
sertifikat atau diragukan, Direksi pekerjaan berhak memerintahkan kontraktor untuk
melakukan pengujian terhadap besi tersebut. Semua biaya hasil pengujian menjadi
tanggungan kontraktor. Bila hasil pengujian tidak sesuai dengan yang tercantum
dalam sertifikat, maka Direksi berhak menolak semua besi tersebut.
c) Membengkokkan dan meluruskan besi beton harus dalam keadaan dingin, sesuai
dengan aturan yang berlaku. Panjang penyaluran besi beton dan panjang
pengangkeran pada bagian-bagian konstruksi disesuaikan dengan gambar kerja atau
menurut aturan beton terbaru.
d) Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat dan kotoran lain yang dapat
mengurangi daya lekat semen atau dapat menurunkan mutu besi beton.
e) Besi beton harus dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar. Kemudian
dibentuk dan dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama pengecoran
tidak berubah tempat.
f) Kawat beton yang dipergunakan harus lazim dipakai, sehingga dapat mengikat besi
beton tetap pada tempatnya. Untuk mendapatkan mutu besi beton yang diinginkan,
dapat dipergunakan besi beton dari produk yang ditunjuk Direksi Teknis.
g) Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan
di alam terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
h) Dalam segala hal, besi beton harus memenuhi ketentuan PBI - 1971 dan PBI yang
telah disempurnakan, serta diameternya harus sama dengan yang tertera atau
disyaratkan dalam gambar rencana.
i) Kontraktor harus membawa hasil test laboratorium resmi dan contoh terhadap semua
jenis dan diameter besi yang akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
j) Membengkokkan dan meluruskan besi beton harus dalam keadaan dingin, sesuai
dengan aturan yang berlaku.
k) Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, dan kotoran lainnya yang
dapat mengurangi daya lekat semen atau dapat menurunkan mutu besi beton.
l) Kawat beton yang dipergunakan harus yang lazim dipakai, sehingga dapat mengikat
besi beton pada tempatnya. Setiap pertemuan dan atau persilangan besi harus diikat
kuat dan rapi dengan kawat beton.
m) Untuk mendapatkan mutu besi beton yang diinginkan, dapat dipergunakan besi beton
dari produk yang berstandar SNI dan mendapat persetujuan Direksi.
n) Jaminan Mutu
 Mutu bahan yang dipasok dan campuran yang dihasilkan, cara kerja dan hasil
akhir harus dipantau dan dikendalikan seperti yang disyaratkan dalam Seksi
Standar Rujukan. Mutu performance beton yang ditargetkan adalah kualitas
“Beton Expose” terutama untuk Kolom, Balok, Listplang beton dan Dinding
beton dengan finishing expose.
 Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data - data kualitas besi yang
dipasang dengan disahkan oleh Direksi Pekerjaan dan laporan tersebut harus
dilengkapi dengan nilai karakteristiknya. Laporan tertulis tersebut harus disertai
sertifikat dari laboratorium. Penunjukan Laboratorium Pengujian harus dengan
persetujuan Direksi Pekerjaan.
7.5.2. Cetakan Beton atau Bekisting
a) B a h a n.
 Semua cetakan beton harus dibuat dari papan plywood yang tebalnya minimal 9
mm tergantung kualitas dan jarak rangka penguat cetakan tersebut.
 Cetakan untuk beton finishing kasar, harus terbuat dari papan terentang atau dari
bahan sejenis setelah mendapat persetujuan Direksi.
 Bahan steger (tiang penyangga) harus terbuat dari kayu bermutu baik.
b) Konstruksi
 Cetakan dibuat dan disangga sedemikian rupa sehingga dapat mencegah getaran
yang merusak, dan tidak merubah bentuk sebelum, selama pengecoran
berlangsung dan selama beton belum padat.
 Cetakan dibuat sedemikian rupa untuk mempermudah pengecoran dan pemadatan
beton tanpa merusak konstruksi beton.
 Kayu steger (penyangga) harus dibuat sedemikian rupa dengan ukuran minimal
usuk 4/6 sehingga dapat menahan beban yang dipikulnya.
 Kontraktor harus membuat shop drawing dari bagian - bagian konstruksi cetakan
atau bekisting serta mendapat persetujuan Direksi.
c) Pelapis Cetakan
 Untuk mempermudah membuka bekisting beton, dapat digunakan melapis
cetakan dari bahan plastik yang dipasang sedemikian rupa dibagian dalam cetakan
sehingga mudah dilepaskan dan hasil cetakan rapi atau dari bahan yang disetujui
Direksi.
 Minyak pelumas, baik bekas maupun yang baru, tidak dibenarkan dipakai sebagai
pelapis cetakan.
7.5.3. Pengecoran Beton
a) Proporsi perbandingan campuran semen dengan bahan pengisi (pasir dan kerikil)
adalah minimal. Jadi tidak dibenarkan untuk dikurangi semennya.
b) Sebelum adukan beton dicorkan, semua cetakan harus betul - betul bersih dari
kotoran seperti serbuk gergaji, tanah, minyak dan kotoran lainnya. Kemudian cetakan
tersebut dibasahi dengan air secukupnya, namun tidak boleh ada genangan air pada
cetakan tersebut.
c) Pengecoran baru bisa dimulai setelah mendapat persetujuan Direksi. Apabila
pengecoran beton dilakukan tanpa adanya persetujuan Direksi, maka kerugian akibat
pembongkaran, sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor.
d) Adukan harus homogen atau dengan warna yang merata dan harus sudah dicorkan
dalam waktu 1 (satu) jam setelah pencampuran dengan air dimulai.
e) Pengecoran suatu unit pekerjaan beton harus dilaksanakan terus menerus sampai
selesai dengan tanpa berhenti, kecuali mendapat persetujuan Direksi.
f) Tidak dibenarkan mengecor beton disaat hujan, kecuali ada tindakan pengamanan
Kontraktor, terutama untuk meneruskan pengecoran suatu unit pekerjaan, yang
mendapat persetujuan Direksi. Dalam hal ini Kontraktor harus berupaya agar beton
yang baru dicorkan tidak dirusak oleh air.
g) Setelah dicorkan pada cetakan, adukan harus dipadatkan dengan alat penggetar
(vibrator) yang berfrekuensi dalam adukan paling sedikit 3000 putaran setiap menit.
h) Penggetaran dilakukan selama 20 detik setiap satu adukan yang dicorkan, mulai pada
saat adukan dicorkan dalam cetakan dan dilanjutkan dengan adukan selanjutnya.
Vibrator tidak boleh menyentuh cetakan dan besi beton yang salah satu bagiannya
telah dicor dengan adukan beton yang telah mengeras. Penggetaran harus dilakukan
sebelum adukan yang dicorkan mencapai 7,5 cm.
i) Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa, sehingga dapat dicegah adanya
pemisahan atau pengurangan bagian - bagian bahan. Adukan tidak boleh dijatuhkan
lebih dari 2 meter. Untuk kolom - kolom yang tinggi, harus dibuatkan jendela -
jendela dengan jarak vertikal tidak lebih dari 2 meter.
7.5.4. Toleransi-toleransi
a) Toleransi pada beton cetakan kasar.
 Toleransi terhadap posisi untuk masing-masing bagian konstruksi adalah 1 cm.
 Toleransi terhadap ukuran masing-masing bagian konstruksi adalah - 0,3 dan +
0,5 cm.
b) Toleransi pada beton cetakan halus.
 Toleransi terhadap posisi untuk masing-masing bagian konstruksi 0,6 cm.
 Toleransi terhadap ukuran masing-masing bagian konstruksi adalah - 0,2 dan +0,4
cm.
c) Toleransi posisi vertikal : 2 mm/m’.
d) Toleransi posisi horizontal : 1 mm/m’.
7.5.5. Penggunaan Beton
a) Pekerjaan beton digunakan untuk :
 Bangunan : pondasi, sloof, kolom, balok lantai, plat lantai, ring, dan lain - lain
sesuai dengan gambar kerja.
 Halaman : beton rabat, pagar halaman dan lain - lain sesuai dengan petunjuk
gambar kerja.
 Penggunaan adukan beton yang berbeda dalam pekerjaan yang monolith seperti
pada pertemuan balok dengan kolom, perbedaan adukan beton supaya dicorkan
serentak atau berseling dimana beton yang mutunya lebih tinggi dicorkan lebih
dahulu, kemudian tidak lebih 20 menit, dicorkan beton yang mutunya lebih
rendah dan kemudian digetarkan sampai kiranya kedua mutu beton tersebut saling
mengikat. Pemasangan heavy duty sealant merk Sikaflex 15 LM untuk ”expansion
joint” (pertemuan kolom atau balok atau lantai) ada dibawah pengawasan Direksi.
7.5.6. Perawatan Beton
a) Beton Harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi pengauapan cepat.
b) Beton harus dibasahai paling sedikit selama 7 hari setelah pengecoran.
7.5.7. Perbaikan Permukaan Beton
a) Penambahan pada daerah yang tidak sempurna, keropos denngan cara grouting
setelah pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan setalah mendapat persetujuan
Direksi atau Konsultan Pengawas. Bahan Grouting yang akan dipergunakan harus
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi atau Pengawas.
b) Jika ketidak sempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan permukaan
yang diharapkan dan diterima oleh Direksi atau Konsultan Pengawas, maka harus
dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali atas beban biaya kontraktor.
c) Ketidak sempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah atau
retak, ada gelembung udara, keropos, berlubang, tonjolan dan ada yang lain yang
tidak sesuai dengan bentuk diharapkan atau diinginkan.
8. PEKERJAAN ATAP
8.1. Lingkup pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.
2) Pekerjaan atap akan dilaksanakan didalam bangunan sesuai dengan yang ditunjukkan
didalam gambar rencana seperti.
a) Pek. Pas. Rangka Kap Baja Ringan C-75
b) Pek. Pas. Lisplank 2/20 Cm Kayu Kamper
c) Pek. Pas. Tatab 2/10 Cm Kayu Kamper
d) Pek. Pas. Talang Seng
e) Pek. Pas. Atap Genteng Kodok Sejati
f) Pek. Pas. Bubungan Genteng Kodok Sejati
g) Pas. Ikut Celedu Paras
h) Pas. Murda Paras
8.2. Bahan dan Standart
1) Rangka atap Baja Ringan Profil C-75
a. Kuda-kuda : C-75 (t = 0,75 mm)
b. Reng : AA (t = 0,45 mm)
c. Aksesoris : Skrup SDS 8 x 16 dan Dynabolt
d. Material : menggunakan merek Unggul atau Axis
2) Penutup Atap dan Bubungan
a. Genteng Kodok Sejati
b. Bubungan Genteng Kodok Sejati
3) Lisplank papan 2/20 cm Kayu Kamper
4) Tatab papan 2/10 cm Kayu Kamper
5) Ikut celedu paras
6) Murda paras
7) Seng Talang 30 cm
8.3. Pelaksanaan
8.3.1. Rangka Atap dengan Baja Ringan
a) Umum
 Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh kontraktor yang berpengalaman untuk
pekerjaan ini dan harus disetujui oleh konsultan Pengawas. Kontraktor harus
mempunyai tenaga ahli yang berpengalaman sehingga dapat mengatasi
seluruh masalah lapangan dengan cepat dan benar
 Kontraktor harus melampirkan struktur organisasi dan membuat surat
pernyataan yang menjamin bahwa personil yang diajukan akan berada di
lokasi proyek selama pekerjaan berlangsung.
 Kontraktor harus melampirkan metode pelaksanaan serta alat-alat yang akan
digunakan dalam proyek ini dengan memperhatikan urutan dan kecepatan
pekerjaan.
 Kontraktor wajib menyediakan peralatan tersebut di lokasi pekerjaan tepat
pada waktunya sehingga tidak menghambat pekerjaan lainya.
b) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengiriman material ke site, perangkaian (assembling) dan
ereksi (erection) seluruh pekerjaan pemasangan baja ringan seperti tercantum dalam
gambar kerja meliputi :
 Pekerjaan rangka atap
 Pekerjaan reng
 Pekerjaan jurai dalam
c) Persyaratan Bahan
 Rangka kuda-kuda mengunakan kuda-kuda dengan bahan dari baja ringan.
 Baja ringan kuda-kuda yang dipakai adalah baja ringan merek unggul atau axis
dengan sistem sambungan menggunakan Baut/Screw dan Dynabolt.
 Material struktur rangka atap
Properti mekanis baja (steel mechanical properties)
 Baja mutu tinggi G550
 Tegangan leleh minimum 550 MPa
 Modulus elastisitas 2,1 x 105 MPa
 Modulus geser 8 x 104 MPa
Lapisan pelindung terhadap korosi (protective coating)
Lapisan seng dan alumunium dengan komposisi sebagai berikut :
 55 % Alumunium
 43,5 % Seng (Zinc)
 1,5 % Silicon (Si)
 Ketebalan pelapisan 50 gr/m2 dan 150 gr/m2 (AZ 50-AZ 150)
 Profil yang digunakan untuk rangka atap adalah
 Untuk baja ringan profile C-75 batang menggunakan Baja Ringan Type
C- 75, tebal 0.75 mm dan reng menggunakan Reng AA tebal 0,45 mm
 Untuk baja ringan UK-75 menggunakan batang baja UK-75-75, UK-75-
55, UK-65-55. Sedangkan untuk reng menggunakan Reng AA 0,45
 Persyaratan Konstruks
 Alat penyambung antar elemen rangka atap yang digunakan untuk
fabrikasi dan instalasi adalah maut menakik sendiri (self drilling screw)
 Pemasangan jumlah baut harus sesuai dengan detail sambungan pada
gambar kerja.
 Pemasangan baut harus menggunakan alat bor listrik 560 watt dengan
kemampuan putaran alat minimal 2000 rpm
 Pemotongan material :
 Pekerjaan pemotongan material baja ringan harus menggunakan
peralatan yang sesuai, alat potong listrik dan gunting, dan telah
ditentukan oleh pabrik.
 Alat potong harus dalam kondisi baik.
 Pemotongan material harus mengikuti gambar kerja.
 Bagian bekas irisan harus benar benar datar, lurus dan bersih
d) Pelaksanaan
 Jarak kuda-kuda/gording maximal adalah 1,20 m, permukaan atas semua
gording atau rangka harus satu bidang sesuai dengan kemiringan atap yang
direncanakan.
 Pemasangan Reng/top span dengan jarak sesuai dengan gambar rencana.
 Atap dipasangkan ke rangka atap dengan cara dibaut/screw.
 Setelah Kuda-kuda baja ringan selesai dipasang dalam keadaan baik, kuat dan
kokoh, pelaksana harus memberitahukan dan meminta persetujuan dari
konsultan pengawas sebelum dipasangi penutup atap.
8.3.2. Penutup Atap
a) Genteng
 Genteng harus dipasang dipilih yang tidak cacat atau pecah baling, ukuran dan
warna genteng seragam dan presisi yang baik.
 Dalam pemasangan, alur genteng harus lurus dari lapisan yang terbawah.
Ujung lapisan pertama harus rata dan sejajar dengan garis listplank, jarak ujung
genteng ke ujung listplank max. 10 cm.
 Pemasangan genteng paling bawah harus di perkuat ke bidang reng baja ringan
dengan mempergunakan bout skrup.
 Barisan genteng dan bubungan pada bagian - bagian atau daerah yang
kemungkinan terhempas angin isap, dipasang sesuai dengan dimensinya.
 Pemotongan genteng pada pertemuan bubungan harus menggunakan alat
pemotong yang baik.
 Kontraktor harus terlebih dahulu menunjukan contoh - contoh genteng dan
bubungan yang akan dipakai, untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi
Teknis.
 Pemasangan genteng dilaksanakan setelah jarak ujung pertama genteng dari
tatab lisplank ditentukan bersama-sama dengan Direksi Teknis.
 Setelah itu pemasangan dilakukan sedemikian rupa secara bertahap, sehingga
menghasilkan pasangan genteng yang kuat dan rapi.
 Sebelum Genteng bubungan dipasang, Kontraktor harus memasang benang
sepat untuk mendapatkan pasangan bubungan yang lurus dan rapi. Perekat
genteng bubungan menggunakan spesi 1 Pc : 3 Ps, dengan pasir yang telah
diayak halus.
 Kontraktor harus menyiapkan genteng cadangan (ekstra) satu biji setiap 100
buah genteng, dan 10 buah genteng bubungan.
b) Bubungan genteng
 Sebelum bubungan dipasang, sepanjang balok jurai luar dan balok bubungan
harus dipasang spesi agar pemasangan genteng kelihatan rapi.
 Dipasang lurus dan rata atau menurut petunjuk Direksi dengan perekat 1 pc : 4
ps. Pada kiri kanan genteng bubungan diplester halus 1 pc : 2 ps dengan ayakan
halus setebal 1,5 cm dari sisi bubungan.
c) Hasil Akhir Yang Dikehendaki
 Bidang atap rata atau tidak bergelombang, alur genteng lurus, terpasang kuat
pada posisinya, dan air dapat mengalir dengan lancar, bersih dari semua
kotoran - kotoran.
 Semua komponen atap dan perlengkapannya terpasang dengan kokoh dan baik
pada tempatnya.
 Semua bidang atap maupun accessoriesnya harus bersih dari kotoran-kotoran
bekas konstruksi maupun lainnya.
 Finishing akhir bidang atap rata, tidak cacat dan bocor.
8.3.3. Lisplank dan Tatab
a) Kayu yang dipakai untuk pekerjaan lisplank menggunakan kayu papan kruing
dengan ukuran 2/20 cm untuk lisplank, Fiber Cement dengan lebar 20 cm dan tebal
0,8cm dan ukuran 2/10 cm untuk tatab
b) Penyambungan papan lisplank dibuat rata lurus, pemasangan lisplank sesuai
dengan gambar kerja, harus sudah diamplas serta sudah difinising dasar dengan
baik sebelum dipasang. Dalam pemasangan lisplank permukaan harus
lurus/waterpas/tidak bergelombang.

9. PEKERJAAN PASANG KUSEN, DAUN PINTU DAN JENDELA


9.1. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga mendapatkan hasil yang
bermutu baik.
2) Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pasang kusen, pintu dan jendela sesuai dengan yang
ditunjukkan di dalam gambar rencana diantaranya sebagai berikut.
a) Pek. Pas. Kusen Kayu Jati 5/11
b) Pek. Pas. Daun Pintu Panil Kayu Jati
c) Pek. Pas. Daun Jendela Kaca Bening 5 mm Kayu Jati
d) Pek. Pas. Kaca Bening 5 mm
9.2. Bahan dan Standart
1) Kayu Jati untuk kusen dengan ukuran 5/11cm
2) Daun pintu panil kayu jati
3) Daun jendela kaca 5mm dengan bingkai kayu jati
4) Kaca bening tebal 5 mm
5) Bahan - bahan diatas, harus memenuhi persyaratan meliputi :
a) Bebas dari cacat dan mata kayu,
b) Lurus dan tidak lapuk,
c) Kering dan kuat,
d) Tidak bergetah,
e) Alur atau urat - urat kayu rapi.
6) Kontraktor harus menyampaikan secara tertulis bahwa bahan – bahan kayu yang akan
digunakan sudah melalui tes yang diadakan di pabrik atau lembaga pengujian bahan lainnya
dengan disertai sertifikat pengujian.
7) Pekerjaan kusen, daun pintu dan jendela, kayu tersebut harus diketam rapi dan diprofil yang
sama. Kusen, daun pintu dan daun jendela dibuat rapi, tidak baling dan siku pada sudut-
sudutnya. Ukuran kayu yang digunakan :
a) Kusen : 5 / 11 cm.
b) Daun pintu : 2.5/9.5 cm.
c) Daun jendela : 2.5/7 cm.
9.3. Pelaksanaan
9.3.1. Pekerjaan Kusen Kayu Jati
a) Kayu bahan kusen dan ram pintu jendela ukuran 12/6 diserut halus dengan toleransi
pengurangan dimensi maksimal 0,30 cm.
b) Penyetelan kosen dijaga agar permukaan tidak cacat. Kayu penyokong tidak boleh
dipasang pada bidang luar dan dipasang sedemikian rupa sehingga kayu penyokong
mudah dilepas. Setelah kusen yang telah dipasang kokoh harus dilindungi sudut-
sudutnya supaya tidak rusak selama penyetelan sampai saat pengecatan.
c) Bagian-bagian yang tertanam atau berhubungan langsung dengan bahan lain seperti
misalnya tembok, beton serta bagian lain, sebelumnya harus dimeni sampai rata.
d) Pada bagian kusen yang berhubungan dengan dinding harus diberi angkur dari besi
sebanyak 4 ( empat ) buah.
e) Semua kusen pintu dan jendela, bovenlight sebelum dan sesudah terpasang harus
water pass.
f) Di atas kusen dengan bentangan 110 cm atau lebih harus dipasang balok latei beton
bertulang dengan pembesian praktis dengan spesi beton 1pc : 2ps : 3split.
g) Semua sambungan kayu dibuat dengan kaidah secara teknis, rapi, rapat, kuat serta
pada sambungan harus dilem dengan lem kayu.
9.3.2. Pekerjaan Daun Pintu dan Jendela
a) Bahan kayu untuk rangka daun pintu dan jendela diserut halus dan rata dengan
toleransi pengurangan dimensi maksimal 0,30 cm.
b) Daun pintu dikerjakan dengan isian panil mulktipleks 1 cm kualitas baik,
pelaksanaannya sesuai gambar.
c) Daun jendela dikerjakan dengan isian kaca bening berukuran tebal sesuai gambar,
harus benar-benar datar dan tidak boleh bergelombang.
d) Pada boven pintu dan jendela dipasang sesuai gambar.
e) Jumlah, jenis dan ukuran alat penggantung dan pengunci dipasang sesuai dengan
keterangan tersebut di atas.
9.4. Hasil Akhir Yang Dikehendaki
1) Bentuk dan letak pintu sesuai dengan gambar.
2) Tidak ada bagian - bagian atau sudut-sudut yang cacat.
3) Kusen - kusen terpasang dengan kuat pada tembok.
4) Daun tidak terpuntir dan dapat dibuka atau ditutup dengan lancar.
5) Kunci - kunci, penggantung dapat dipergunakan dengan lancar dan baik.
6) Penyelesaian bersih dan merata.

10. PEKERJAAN PASANGAN KUNCI DAN PENGGANTUNG


10.1. Ruang Lingkup
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga mendapatkan hasil yang
bermutu baik.
2) Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pasang kusen, pintu dan jendela sesuai dengan yang
ditunjukkan di dalam gambar rencana diantaranya sebagai berikut.
a) Pek. Pas. Engsel Pintu
b) Pek. Pas. Kunci Pintu Komplit
c) Pek. Pas. Engsel Jendela
d) Pek. Pas. Kait Angin
e) Pek. Pas. Grendel Jendela
f) Pek. Pas. Grendel Pintu
10.2. Bahan dan Standart
1) Kunci pintu komplit merek dekson atau kenzo
2) Engsel pintu merek dekson atau kenzo
3) Engsel jendela merek dekson atau kenzo
4) Kait angin merek dekson atau kenzo
5) Grendel jendela merek dekson atau kenzo
6) Grendel pintu merek dekson atau kenzo
10.3. Pelaksanaan
10.3.1. Pekerjaan Penggantung
a) Engsel dipasang untuk semua pintu dan dipasang sebanyak 3 buah untuk masing –
masing daun pintu panil, sedangkan untuk pintu playwood dipasang 2 buah.
b) Untuk daun jendela menggunakan engsel untuk semua daun jendela dan dipasang
masing – masing 2 buah untuk masing – masing daun.
c) Jarak pemasangan engsel dari tepi atas atu bawah daun adalah 20 cm ke as engsel.
d) Posisi dudukkan engsel pada alur kusen dibuat satu garis lurus Horizontal dan
disesuaikan dengan tebal plat engsel.
e) Perekatan engsel dengan kusen dan daun menggunakan screw atau rivert.
f) Lakukan pengecekan final terhadap operasional, kelengkapan pasangan paku ulir
atau rivert, engsel dan kunci.
g) Kait angin dipasang sebanyak 2 buah untuk masing – masing jendela.
10.3.2. Pekerjaan Pengunci
a) semua kunci pintu menggunakan kunci merek dekson atau kenzo
b) semua daun jendela dan pintu dilengkapi dengan grendel
c) apabila tidak ditentukan lain, jarak pemasangan kunci dari elevasi lantai keramik
ke as kunci adalah 90 s/d 100 cm.
d) perekatan kunci dengan kusen dan dengan daun pintu menggunakan screw atau
rivert.
e) dalam membuat lubang dudukan kunci tidak dibenarkan melakukannya dalam
keadaan pintu tergantung atau terpasang.
f) lakuakan pengecekan final terhadap operasional, kelengkapan pasangan paku ulir
atau rivert engsel dan kunci.
g) beriakan proteksi pada handle kunci dari benturan, goresan, kotoran cement dan
lain – lain yang sulit dihilangan

11. PEKERJAAN PASANGAN PELAFOND


11.1. Ruang Lingkup
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga mendapatkan hasil yang
bermutu baik.
2) Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pasang kusen, pintu dan jendela sesuai dengan yang
ditunjukkan di dalam gambar rencana diantaranya sebagai berikut.
a) Pek. Pas. Rangka Plafon Besi Hollow
b) Pek. Pas. Penutup plafon kalsiboard
c) Pek. Pas. List kayu 2/4 cm kayu kamper
11.2. Bahan dan Standart
1) Struktur Rangka ; Bahan dari Hollow sesuai dengan gambar
2) Penutup Langit – langit ; Penutup langit-langit dan Plafond dipilih produksi dalam Negeri
yang baik seperti kalsiboard (ukuran sesuai gambar detail), seperti pada gambar detail
(merek Indoboard)
3) List kayu menggunakan kayu kamper 2/4 cm
11.3. Pelaksanaan
11.3.1 Rangka Plafond Besi Hollow
1) Rangka plafond dibuat rata sesuai dengan gambar rangka holow 4x4 cm dan
ketebalan 4 mm.
2) Sebelum memasang Plafond, kontraktor wajib memeriksa bahwa kerangka untuk
tumpuan pemasangan telah sesuai dengan gambar, baik letak, bentuk maupun
ukurannya
3) Seluruh struktur kerangka harus kuat hubungannya ditahan dengan baik oleh
struktur atap (kuda-kuda) dan dinding, sesuai ukuran dalam gambar rencana.
4) Langit-langit harus dilengkapi dengan manhole ukuran 60x60 cm atau
menyesuaikan keadaan. Letaknya ditentukan dalam gambar instalasi, dan harus
mendapat persetujuan Pengawas.
5) Kerusakan langit-langit akibat penyambungan ruangan/bangunan, dilakukan
penggantian sesuai dengan gambar.
6) Rencana penggantung langit-langit harus sesuai dengan pola, gambar denah dan
agar diperhatikan benar-benar pengikat (fitting) dan peilnya.
7) Rangka harus datar (waterpass) sedang yang miring harus sesuai dengan gambar
detail arsitektur.
8) Pada pertemuan bidang langit-langit dengan dinding harus diperhatikan
pelaksanaannya dan harus sesuai dengan gambar.
9) Hubungan rangka utama dengan baja-baja struktural dilakukan dengan baut dan
mur.
11.3.2 Penutup Plafond Kalsiboard
1) Sebelum Kontraktor melakukan pemesanan, terlebih dahulu mengajukan contoh
dari bahan kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis. Bahan
penutup plafond yang datang harus dalam pembungkus asli.
2) Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas.
3) Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis
operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Pengawas.
4) Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas tetapi diperlukan untuk
penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus benar-benar baru,
berkualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Pengawas.
5) Batang-batang profil untuk rangka langit-langit yang dipasang dengan baik, lurus,
rata, tidak ada bagian yang bengkok atau melengkung, atau cacat-cacat lainnya, dan
telah disetujui oleh Pengawas.
6) Seluruh rangka langit-langit digantungkan pada pelat beton atau rangka atap dan
dibuat sedemikian rupa sehingga seluruh rangka dapat melekat dengan baik dan kuat
pada pelat beton atau rangka atap dan tidak dapat berubahubah bentuk lagi.
7) Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh permukaan rangka harus
rata, lurus dan waterpas, tidak ada bagian yang bergelombang, dan batang-batang
rangka harus saling tegak lurus.
8) Bahan penutup langit-langit yang digunakan dengan ukuran sesuai gambar produk
yang dipakai.
9) Setelah dipasang, semua bidang plafon dicek levelnya serta rata permukaannya.
10) Pekerjaan ini dikerjakan oleh Kontraktor yang berpengalaman dibawah supervisi/
perwakilan dari pabrik bersangkutan dan dengan tenaga-tenaga ahli.
11) Pada pekerjaan langit-langit perlu diperhatikan akan adanya pekerjaan lain yang
dalam pelaksanaannya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan langit-langit
seperti peletakan lampu dan lain-lain.
12) Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit, pekerjaan lain yang berada
diatasnya harus sudah terpasang dengan baik dan sempurna.
13) Harus diperhatikan adanya disiplin lain diantaranya pekerjaan elektrikal dan
perlengkapan instalasi yang diperlukan. Bila pekerjaan tersebut tidak tercantum
dalam gambar rencana langit-langit, harus diteliti dalam gambar Elektrikal,
Plumbing, AC dan lain-lain
11.3.3 List Kayu
1) Untuk list plafond menggunakan list kamper dengan ukuran 2/4 cm.
2) Untuk list plafond kamper dipasang dengan menggunakan skrup.
11.4. Hasil akhir yang dikehendaki
1) Bidang Plafond dan langit-langit rata, sambungan rapi dan kokoh tergantung pada
dudukannya.
2) Semua komponen terpasang rapi, rata, lurus dan tidak cacat.
3) Hasil akhir pengecatan halus dan merata sesuai dengan tata warna yang dikehendaki.
4) Sesuai dengan ketentuan gambar dan spesifikasi serta diterima oleh Direksi Pekerjaan.

12. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


12.1. Ketentuan Umum
1) Pekerjaan yang harus dilaksanakan meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan kerja dan
material serta melaksanakan seluruh pekerjaan sistem listrik hingga beroperasi sempurna.
2) Gambar dan spesifikasi merupakan bagian yang salir melengkapi dan bersifat mengikat.
3) Pekerjaan instalasi listrik harus dilaksanakan oleh (sub kontraktor) yang mempunyai
pekerja yang cukup dan berpengalaman dalam bidangnya, serta perusahaan memiliki SIKA
dan SPI dari PLN
4) Pedoman dasar pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik dan pemakain bahan adalah peraturan
umum instalasi (PUIL 1987), peraturan PLN, Standar PLN, SII dan peraturan yang berlaku
di daerah setempat.
12.2. Lingkup pekerjaan
1) Pengadaan dan pemasangan instalasi listrik penerangan dan kontak-kontak serta fixtures,
secara lengkap dan berfungsi didalam maupun yang diluar bangunan
2) Pengadaan dan pemasangan kabel feeder untuk panel distribusi maupun sub panelnya.
3) Hubungan pentanahan seluruh sistem instalasi listrik sesuai peraturan yang berlaku.
4) Pengujian sistem instalasi listrik sesuai dengan peraturan, sampai dinyatakan baik secara
tertulis.
12.3. Material
1) Material yang digunakan harus baru, bermutu baik dan sesuai spesifikasi yang telah
ditentukan.
a) Stop kontak broco
b) Saklar tunggal broco
c) Saklar ganda broco
d) Stop kontak broco
e) Lampu SL 19 watt Philip
f) Exhaust Kompor
2) Kontraktor harus menyerahkan contoh material yang akan dipasang untuk mendapatkan
persetujuan dari: Pemberi tugas / 9.5. Shop Drawing. Sebelum pelaksanaan pekerjaan
kontraktor harus menyerahkan shop drawing untuk disetujuai Pengawas termasuk katalog
/ data dan literatur serta uraian tentang sistim teknisnya.
12.4. Spesifikasi Teknis Instalasi
1) Panel
a) Menggunakan type plat. Spesifikasi yang harus diperhatikan dalam pemasangan panel
distribusi dan sub panelnya adalah sebagai berikut :
 Input panel diambil dari panel utama dengan menggunakan kabel feeder
dengan ukuran yang sesuai dengan kapasitas panel. Jenis kabel digunakan
adalah NYY.
 Panel untuk outputnya menggunakan grounding. Kabel grounding
menggunakan kabel BC.
 Setiap penyambungan harus menggunakan sepatu kabel.
2) Instalasi Stop Kontrak
a) Adalah instalasi yang sumbernya dari listrik PLN, dalam pekerjaanya harus memenuhi
spesifikasi sebagai berikut :
 Kabel yang digunakan adalah yang lulus standar LMK / PLN. Ukuran kabel 3
x 2, 5 mm dan jenis kabel yang digunakan adalah NYM. Penyambungan kabel
yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC yang khusus untuk listrik
dan harus didalam kotak penyambungan atau yang disebut Tee Dus.
 Setiap saluran kabel dalam bangunan atau plafon dilindungi dengan pipa
conduit diameter minimum 5/8”.
 Semua pemasangan instalasi kabel “inbow ” tertanam dalam dinding.
 Stop kontak dinding (inbow) satu lobang, warna disesuaikan.
 Penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambungan
khusus, setiap group maksimal terdiri dari 5 stop kontak.
3) Instalasi Penerangan
a) Instalasi yang diperuntukan bagi penerangan lampu pada ekterior maupun interior
dalam pemasangannya harus memenuhi spesifikasi sebagai berikut :
 Kabel yang digunakan adalah yang lulus satandar LMK / PLN. Ukuran kabel
3 x 2, 5 mm dan jenis kabel yang digunakan adalah NYM. Penyambungan
kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC yang khusus untuk
listrik dan harus didalam kotak penyambungan atau yang disebut Tee Dus
 Setiap saluran kabel dalam bangunan atau plafon dilindungi dengan pipa
conduit diameter minimum 5/8”.
 Semua pemasangan instalasi kabel ”inbow ” tertanam dalam dinding.
 Saklar dinding (inbow) satu lobang, warna disesuaikan.
 Penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambungan
khusus, setiap group maksimal terdiri dari 12 saklar.
b) Armature Lampu
 Armature lampu yang digunakan dimana penempatannya disesuaikan dengan
petunjuk gambar.

13. PEKERJAAN SANITASI


13.1. Ruang Lingkup
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga mendapatkan hasil yang
bermutu baik.
2) Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan yang sesuai dengan yang ditunjukkan didalam
gambar rencana diantaranya sebagai berikut.
a) Pek. Pas. Wastafel Porselein + Dudukan
b) Pek. Pas. Pipa 1 1/2 "
c) Pek. Pas. Pipa 1/2 "
13.2. Bahan dan Standart
Kontraktor diharapkan menunjukkan bahan yang akan dipasang ke pada direksi/pengawas
sebelum dilakukan pemasangan.
1) Wastafel porselein merek toto
2) Pipa merek maspion
13.3. Umum
1) Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan sparing-
sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
2) Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar dengan
spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya.
3) Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada
kelainan/berbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
4) Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk kesempurnaan
hasil pekerjaan dan fungsinya.
5) Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya kontraktor, selama kerusakan
disebabkan oleh pekerja kontruksi.
13.4. Pelaksanaan
13.4.1. Pekerjaan Saluran Air Bersih
a) Diameter pipa yang digunakan adalah sesuai dengan gambar rencana.
b) Pekerjaan instalasi air bersih dikerjakan oleh instalatur yang mempunyai ijin kerja
dari instansi yang berwenang yang berlaku untuk tahun kerja tersebut dan
mendapat persetujuan dari Direksi.
c) Pipa - pipa yang sudah terpasang tidak boleh ditimbun sebelum disetujui Direksi
dan pemasangan pipa didalam bangunan adalah bersifat inbow.
d) Pipa - pipa yang melintas jalan harus dilindungi dengan pipa pelindung yang
berdiameter 2 kali lebih besar dari pipa yang dipasang.
e) Pekerjaan yang harus dilaksanakan ialah pemasangan dan pennyambungan saluran
air minum lengkap dengan kran - krannya sampai keluar airnya.
f) Bahan - bahan yang digunakan untuk instalasi air bersih serta cara - cara
pelaksanaan teknisnya harus memenuhi syarat - syarat dalam A.V, peraturan
pemerintah setempat, gambar dan spesifikasi instalasi.
g) Semua instalasi air minum harus ditest dengan tekanan sekurang - kurangnya 6
(enam) atmosfir atau selama 30 menit atas persetujuan jawatan yang bersangkutan.
h) Setelah pemasangan pipa selesai, saluran pipa di halaman harus diurug dan
dipadatkan sampai rata tanah semula.
i) Sebelum pekerjaan dimulai, instalatur harus mengajukan gambar-gambar rencana
pelaksanaan yang diperlukan.
j) Pipa - pipa air bersih :
 Penggunaan pipa PVC sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi yang telah
disetujui.
 Fitting - fitting atau alat penyambung yang digunakan harus dari jenis standard
produk pipa dan mendapat persetujuan Direksi.
 Pipa dan fitting harus disambungkan dengan memakai ring karet dan perekat
khusus dan cara - cara lain yang disetujui Direksi.
 Untuk fitting pada ujung sambungan kran pakai yang dari besi.
13.4.2. Pekerjaan Saluran Air Kotor dan Kotoran
a) Pasangan pipa air kotor dan kotoran harus dipasang dengan kemiringan tidak
kurang dari 1 : 100 dan untuk penyaluran ke bawah harus dipasang tegak.
b) Pipa air harus dipasang sebaik mungkin dengan tidak ada kebocoran – kebocoran,
sehinggan tidak ada bau busuk yang keluar.
c) Untuk pipa panjang diusahakan sedikit mungkin ada sambungan.
d) Pipa – pipa dipasang sedemikian rupa shingga tidak banyak terjadi tekanan –
tekanan dari luar dan diklem setiap jarak maksimal 1,5 m.
e) Semua benda yang dapat menyumbat harus dibersihkan dari dalam pipa sebelum
fitting dipasang. Uliran harus dipotong dengan teliti agar yang kelihatan di luar
fitting tidak lebih dari 3 ulir.
f) Ujung – ujung pipa dan lubang pipa lainnya harus tertutup selama dalam persiapan
pemasangan.
g) Saluran kotor dan kotoran harus terpasang tertutup dari pandangan umum.
h) Sebelum semua pekerjaan perpipaan dinyatakan selesai terpasang, harus ditest
terlebih dahulu terhadap kelancaran dan kebocoran – kebocoran.
13.4.3. Perlengkapan Sanitair Yang Dipasang Meliputi
a) Wastafel
 Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi baik
tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah
disetujui oleh Direksi/Pengawas.
 Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar untuk itu
serta petunjuk-petunjuk dari produksennya dalama brosur.
 Pemasangan harus baik, rapi, waterpass dan dibersihkan dari semua kotoran
dan noda dan penyambungan instalasi plumbingnya tidak boleh ada
kebocoran-kebocoran.
13.4.4. Pengujian dan flusing
a) Pipa yang telah dipasang harus ditest diuji pada setiap sambungannya untuk
diketahui apakah penyambungan pipa sudah dilakukan dengan sempurna.
b) Pengetesan pipa dilaksanakan harus dengan sepengetahuan dan disaksikan oleh
direksi Tenis. Pengetesan ulang harus dilaksanakan kembali bila hasil pengetesan
belum mendapat persetujuan direksi proyek.
c) Bila tidak ditentukan lain, maka semua biaya yang timbul akibat pekerjaan
pengetesan ini menjadi tanggung jawab rekanan.
d) Pengetesan pipa harus dilakukan dengan tekanan kerja minimal 3 bar pipa air
bersih interior gedung, dan pipa air bersih yang berada diluar (ekterior) gedung
dengan tekanan 8 bar yang ditunjukkan pada jarum manometer, dan apabila selama
1(satu) jam tekanan tidak berubah atau turun, test dinyatakan berhasil dan dapat
diterima.
e) Sebelum dilaksanakan pengujian semua udara harus dikeluarkan dari dalam pipa
dengan cara mengisi pipa dengan air sampai penuh. Bila pada jalur pipa yang diuji
tidak terdapat valve pembuangan udara (air valve) rekanan dapat memasang kran
pembuang udara pada tempat yang disetujui direksi proyek. Setelah udara habis
terbuang dari dalam pipa, keran pembuang udara dapat dituup rapat-rapat dan
kemudian pengujian dapat dilakukan.
f) Saat - saat dilaksanakan pengujian, semua keran - keran harus dalam keadaan
tertutup. Lama pengujian dilaksanakan minimum 60 menit.
g) Pipa dan perlengkapan lain yang rusak harus diganti dengan yang baru.
Penambalan dengan bahan apapun tidak diperkenankan.
h) Rekanan harus mencuci semua pipa yang sudah selesai dipasang.
i) Air yang dipakai untuk mencuci pipa tersebut adalah air bersih (portable) yang di
setujui direksi proyek. Pengurasan dilaksanakan mulai dari ujung pipa yang sudah
dipasang dan dibuang kesaluran - saluran drainage, secara berangsur - angsur
segala kotoran-kotoran yang ada didalam pipa dibersihkan.

14. PEKERJAAN PENGECATAN


14.1. Ruang Lingkup
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga mendapatkan hasil yang
bermutu baik.
2) Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan yang sesuai dengan yang ditunjukkan didalam
gambar rencana diantaranya sebagai berikut.
a) Pek. Pengecatan tembok
b) Pek. Pengecatan plafond
c) Pek. Pengecatan bidang kayu
14.2. Bahan dan Standart
1) Untuk cat tembok digunakan cat dari produk Vinilex,
2) Jenis dan warna cat sesuai dengan petujuk Direksi selambat - lambatnya 7 (tujuh) hari
sebelum pekerjaan pengecatan, Kontraktor harus mengajukan daftar cat yang akan
digunakan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuannya.
14.3. Pelaksanaan
1) Pengecatan Tembok atau Plafond
a) Pastikan permukaan tembok atau plafond yang akan dicat dalam keadaan kering,
bebas dari segala jenis kotoran yang melekat.
b) Setelah tembok benar - benar bersih, oleskan Plamur keseluruh permukaan tembok
atau plafond.
c) Setelah Plamur cukup kering diamplas halus, dilanjutkan dengan lapisan pertama top
coating.
d) Lapisan kedua top coating dilanjutkan setelah lapisan cat pertama betul - betul kering
(jangan sekali - kali melakukan pengecatan lapis kedua sebelum lapisan pertama betul
- betul kering, karena akan berakibat kegagalan pengecatan, cat akan meleleh dan
tertarik oleh kuas atau roll).
2) Pengecatan Kayu atau Besi
a) Pastikan seluruh bidang permukaan kayu atau Besi yang akan di cat telah bersih dari
segala kotoran, dan telah diamplas halus.
b) Lapisan pertama atau meni menggunakan Cat Primer (Kayu atau besi).
c) Setelah itu permukaan kayu di amplas lagi sampai halus.
d) Setelah kering dilanjutkan dengan lapis pertama top coating dengan.
e) Lapisan kedua top coating dilakukan setelah lapisan pertama benar - benar kering.
14.4. Hasil Akhir Yang Dikehendaki
1) Bidang cat rata, tidak bergelombang, tidak retak dan warnanya sama.
2) Bebas dari kotoran - kotoran atau noda - noda lain.
3) Benangan dan alur - alur harus tajam dan lurus.

15. PEKERJAAN LAIN-LAIN


15.1. Pek. Plakat informasi nama ruang (20x30 cm -acrylic)
Bahan plakat terbuat dari acrylic dengan ukuran 20x30 cm
15.2. Pek. Rambu menuju titik kumpul (20x30 cm -plat besi + tiang)
Bahan menggunakan plat besi dengan ukuran 20x30 cm
15.3. Pengadaan tempat sampah (Fiber)
1) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah pengadaan Prasarana Dan Sarana Persampahan
yang berbentuk Tong Sampah Organik dan Non Organik dengan jumlah sesuai dengan
Rencana Anggaran Biaya.
2) Cara Pelaksanaan
Penempatan harus mengikuti dalam gambar rencana
3) Jenis dan Mutu Bahan
Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri, dan memaksimalkan
penggunaan Standar Nasional Indonesia.
15.4. Pek. Pas. Pegangan Rambat (Handrail)
1) Pengukuran oleh surveyor untuk menentukan titik lokasi persiapan core drill perletakan
tiang handrail berdasarkan jarak dan panjang sesuai instruksi pada gambar rencana.
2) Pabrikasi pipa railings dan handrail sesuai persyaratan yang ditunjukan pada desain. Pipa
harus dipotong dengan kekuatan atau dengan mesin pemotong melingkar dengan
menggunakan abrasif, semua pipa setelah dipotong harus dihaluskan dan digurinda.
3) Pipa dan alat kelengkapan harus bersih dan bebas dari benda asing sebelum perakitan.
4) Pengeboran beton pada posisi titik lokasi pemasangan tiang handrail sesuai instruksi pada
gambar rencana menggunakan alat Hummer Drill
5) Pemasangan tiang handrail diatur posisi tegak dan dan lurus sejajar dengan tiang yang
lainnya. Dan diperkuat dengan pengisian kembali beton pada lubang angkur
6) Pemasangan pipa sandaran, harus dipasang dengan hati-hati sesuai dengan garis ketinggian
yang ditunjukkan dalam gambar.
7) Pengelasan tahap I dilakukan dengan metode las titik untuk memudahkan penyetelan,
setelah posisi pipa sudah sejajar atau presisi, pengelasan dilanjutkan ketahap II dengan
metode full las. Semua sambungan pipa harus sesuai dengan persetujuan pengawas dan
sesuai dengan standar ASTM yang relevan. Sambungan pada pipa yaitu dengan cara dilas
menggunakan alat las listrik.
8) Sebelum pengelasan, sambungan pipa dan alat kelengkapan harus hati-hati dan selaras
sehingg atidak ada bagian tonjolan sehubungan dengan bagian yang berdekatan dengan
lebih dari 2% dari diameter pipa atau maksimal 3mm. sambungan cabang pipa yang dilas
harus dibuat sedemikianrupa sehingga sambungan bersih dan halus di dalam, tanpa
obstruksi dari pipa cabang ke dalampipa utama.
9) Setelah menyelesaikan semua jointing dan koneksi pipa dan alat kelengkapan untuk sistem
pipaharus diperiksa untuk penghalang dan dibersihkan dari minyak, lemak, logam las, stek
logam, lumpur dan material lainnya.
16. PEKERJAAN PENGADAAN MEBEL
NO BARANG SPESIFIKASI

1 Kursi Instruktur Ukuran memadai untuk duduk dengan nyaman, minimal panjang x
lebar x tinggi: 45 x 45 x 90 cm (kuat, stabil, aman, dilengkapi dengan
roda, sehingga mudah dipindahkan).

2 Kursi hadap/ Ukuran memadai untuk duduk dengan nyaman, minimal panjang x
kursi makan lebar x tinggi: 40x40x80cm (kuat, stabil, aman, dan mudah
dipindahkan)

3 Meja Instruktur Ukuran memadai untuk bekerja dengan nyaman, minimum ukuran
panjang x lebar x tinggi: 120 x 60 x 75 cm, dilengkapi dengan laci
penyimpan, top table multipleks T 2,2mm, finis high plastic
laminated (HPL) (kuat, stabil dan mudah dipindahkan).

4 Meja Saji Minimum berukuran panjang x lebar x tinggi: 160 x 50 x 75 cm,


kaki rangka besi hollow medium class, dengan top table multiplek T
2,2mm, finis HPL (kuat, stabil dan mudah dipindahkan).

5 Rak Alat Ukuran minimal panjang x lebar x tinggi: 60 x 40 x 180 cm,


dilengkapi dengan rak alat bersusun (kuat, stabil, dan aman).

6 Lemari Ukuran minimal panjang x lebar x tinggi: 120 x 40 x 180 cm,


Peralatan dilengkapi dengan rak alat bersusun (terpasang kuat, stabil, dan aman).

7 Lemari Bahan Ukuran minimal panjang x lebar x tinggi: 100 x 40 x 180 cm,
dilengkapi dengan rak bersusun (terpasang kuat, stabil, dan aman).

II. PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN.


1. Perselisihan
a) Bila terdapat perselisihan antara Pelaksana dengan Direksi atas suatu bahan bangunan maka
Direksi harus meminta pelaksana untuk mengambil contoh bahan yang dipertentangkan untuk
dikirim ke laboratorium pemeriksaan bahan bangunan.
b) Semua biaya untuk pemeriksaan bahan - bahan bangunan menjadi tanggungan pelaksana
c) Contoh bahan yang sudah disetujui Direksi digunakan sebagai standar bahan-bahan yang akan
digunakan selanjutnya.
2. Hasil Pemeriksaan
a) Sementara masih diadakan pemeriksaan bahan-bahan di laboratorium, pekerjaan boleh
berjalan terus dengan catatan, apabila ternyata bahan yang dipermasalahkan tidak memenuhi
persyaratan dimana pekerjaan harus dibongkar kembali dan diganti dengan bahan yang
disetujui oleh Direksi.

III. P E N U T U P.
1. Hal - hal yang tidak tercantum dalam Spesifikasi Teknis ini, pada uraian pekerjaan dan bahan -
bahan tidak dinyatakan dengan kata - kata “Harus dipasang, dibuat, dilaksanakan dan disediakan
oleh Pelaksana (Dalam Hal ini Kontraktor)” tetapi bila mana pekerjaan - pekerjaan bahan-bahan
tersebut nyata adalah menjadi bagian dari pekerjaan pelaksana, maka pernyataan tersebut dianggap
dimuat dalam Spesifikasi Teknis ini, dan bukan sebagai pekerjaan lebih.
2. Pelaksana sebelum penyerahan pekerjaan wajib mengadakan pembersihan dan perapian dan
perbaikan - perbaikan dilapangan sampai mendapat persetujuan Direksi dan Pemimpin Kegiatan.
3. Gambar – gambar:
a) Semua gambar - gambar kerja yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan ini supaya mendapat
persetujuan dari Direksi.
b) Persetujuan atas gambar - gambar tersebut harus disahkan dan ditanda tangani.
c) Gambar - gambar hasil pelaksanaan (Asbuilt drawing) dan perhitungan - perhitungan yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini dibuat oleh Kontraktor secepatnya sebelum
pekerjaan penyerahan tahap pertama dan disahkan oleh Direksi.

Singaraja,
Pengguna Anggaran (PA)
Dinas Pendidikan Pemudan dan Olahraga
Kabupaten Buleleng
LAMPIRAN BAHAN BANGUNAN
NAMA BAHAN
NO SPESIFIKASI MEREK
BANGUNAN
1. Semen 40 kg atau 50 kg Tiga Roda atau Gersik
2. Bata Merah - -
3. Loster Paras Ukuran 30 x 30 cm
4. Kramik Lantai Ukuran 40 x 40 cm Asiatile
5. Kramik Lantai Ukuran 30 x 30 cm anti slip Asiatile
6. Besi Beton - KS, CS atau WS
7. Baja Ringan Profil C-75 (t = 0,75 mm) Unggul atau Axis
8. Reng AA (t = 0,45 mm) Unggul atau Axis
9. Bubungan Kodok Sejati Sejati
10. Genteng Kodok Sejati Sejati
11. Lisplank Papan 2/20 cm Kayu Kamper
12. Tatab Papan 2/10 cm Kayu Kamper
13. Ikut Celedu Paras
14. Murda Paras
15. Talang Talang Seng 30 cm
16. Kusen Kayu Balok 5/11 cm Kayu Jati
17. Daun Pintu Panil kayu jati Kayu Jati
Daun Jendela Kaca Kaca tebal 5 mm bingkai
18.
kayu jati
19. Kaca mati Kaca tebal 5 mm
20. Kunci pintu komplit dekson atau kenzo
21. Engsel pintu Ukuran 4” dekson atau kenzo
22. Engsel jendela Ukuran 2” dekson atau kenzo
23. Kait angin dekson atau kenzo
24. Grendel jendela dekson atau kenzo
25. Grendel pintu dekson atau kenzo
Besi Hollow Besi hollo ukuran 4x4 cm
26.
dan tebal 4 mm
27. Kalsiboard Indoboard
28. List kayu Ukuran 2/4 cm Kayu kamper
29. Stop kontak Broco
30. Saklar tunggal Broco
31. Saklar ganda Broco
32. Stop kontak Broco
33. Lampu SL 19 Watt Philips
34. Exhaust Kompor
35. Wastafel - Toto
36. Pipa Ukuran 4”, 3”, 1 ½” dan ½” Maspion
37. Cat - Vinilex
Ukuran 20 x 30 cm bahan
38. Plakat informasi nama ruang -
acrylic
Ukuran 20 x 30 cm bahan
39. Rambu menuju titik kumpul -
plat besi + tiang
40. Tempat sampah Bahan Fiber -
41. Handrail Besi Stainless -

Anda mungkin juga menyukai