PEKERJAAN :
LOKASI
KABUPATEN BULELENG
TAHUN ANGGARAN
2023
KONSULTAN PERENCANA
PT RUCIRA DANAPATI AGRAPANA
SPESIFIKASI TEKNIS
3 Sasaran : Sasaran yang ingin dicapai terkait pengadaan jasa kontruksi adalah
terwujudnya ruang/halaman belajar, yang baik secara fisik dan arsitektural
baik dari segi materialnya dan ruang lingkup sehingga bisa di pergunakan
dengan baik dan tepat guna sesuai dengan harapan dari pelaksanaan fisik ini.
4. Informasi : a. Umum
Pekerjaan Program : Program Pengelolaan Pendidikan
Kegiatan : Pengelolaan Pendidikan Nonformal/Kesetaraan
Pekerjaan : Belanja Modal Bangunan Gedung Tempat
Pendidikan
Lokasi : Kabupaten Buleleng
Sumber Dana : DAK Fisik-Bidang Pendidikan-Reguler-SKB
Kode Rekening dan Pagu Anggaran
a. Kode Rekening : 1.01.2.19.0.00.01.0000.1.01.02.2.04.02.
5.2.03.01.01.0010
b. Pagu Anggaran : Rp 475.000.000
Pemberi Tugas (PA) : Pengguna Anggaran Dinas Pendidikan Pemuda
dan Olahraga Kabupaten Buleleng
c. Ruang lingkup/batasan lingkup pengadaan pekerjaan konstruksi : Sesuai
dengan dokumen spesifikasi teknis, BOQ dan Gambar DED yang terdiri
dari:
1. Belanja Modal Bangunan Gedung Tempat Pendidikan
A. LANTAI 1
I. Pekerjaan Persiapan
II. Penerapan SMKK
III. Pekerjaan Tanah
IV. Pekerjaan Pondasi
V. Pekerjaan Pasangan dan Plesteran
VI. Pekerjaan Penutup Lantai
VII. Pekerjaan Beton
VIII. Pekerjaan Pasangan Plafon
IX. Pekerjaan Instalasi Listrik
X. Pekerjaan Sanitasi
XI. Pekerjaan Pengecatan
B. LANTAI 2
I. Pekerjaan Pasangan dan Plesteran
II. Pekerjaan Penutup Lantai
III. Pekerjaan Beton
IV. Pekerjaan Atap
V. Pekerjaan Pasang Kusen, Daun Pintu dan Jendela
VI. Pekerjaan Pasangan Kunci dan Penggantung
VII. Pekerjaan Pasangan Plafon
VIII. Pekerjaan Instalasi Listrik
IX. Pekerjaan Sanitasi
X. Pekerjaan Pengecatan
XI. Pekerjaan Lain-lain
XII. Pekerjaan Pengadaan Mebel
d. Mata Pembayaran Utama:
1. Mata Pembayaran yang pokok dan penting yang nilai bobot
komulatifnya minimal 80% (delapan puluh persen) dari seluruh nilai
pekerjaan HPS, dihitung mulai dari mata pembayaran yang nilai
bobotnya terbesar.
No Nama Pekerjaan Total Nilai Bobot
1 Pekerjaan beton 79.947.270,99 19%
2 Pekerjaan atap 66.663.006,64 16%
3 Pekerjaan pasangan dan 62.181.143,94 15%
plesteran
4 Pekerjaan pengadaan mebel 52.000.000,00 12%
5 Pekerjaan instalasi listrik 39.833.820,00 9%
6 Pekerjaan penutup lantai 28.755.175,63 7%
7 Pekerjaan pasangan plafon 23.243.704,54 5%
Jumlah 352.624.121,74 82%
5. Kualifikasi : a. Peserta yang berbadan usaha harus memiliki perizinan berusaha di Bidang
Penyedia Jasa Kontruksi (sesuai dengan PP No. 24 tahun 2018 berupa
IUJK/NIB/IUJK OSS KBLI Jasa Pelaksana Kontruksi Bangunan
Pendidikan, atau sesuai dengan PP Nomor 5 Tahun 2021 berupa NIB dan
Sertifikat Standart yang sudah di Verifikasi dengan KBLI Jasa Pelaksana
Kontruksi Bangunan Pendidikan;
b. Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) Jasa Pelaksana Kontruksi
Bangunan Pendidikan (BG007);
c. Memiliki NPWP valid dan KSWP valid; dan
d. Dokumen lanin saat disyaratkan
Dengan ketentuan:
1. Jenis, kapasitas dan jumlah alat memenuhi persyaratan
2. Peralatan yang dipersyaratkan adalah
a. Milik sendiri dengan melampirkan bukti yang jelas pemegang
hak, dapat dibuktikan dengan melampirkan dokumen yang
mendukung kepemilikan misalnya kwitansi/ nota pembelian /
STNK / BPKB/Bukti kepemilikan lainnya
b. sewa beli yang dibuktikan dengan Invoice uang muka, angsuran
atau bukti sewa beli lainnya
c. Sewa dengan surat perjanjian sewa dengan ketentuan:
1) Memenuhi syarat-syarat substantive tentang Bentuk Surat
Perjanjian Sewa Peralatan
2) Perjanjian sewa wajib dilampiri bukti bukti
kepemilikan/penguasaan terhadap peralatan dari pemberi
sewa
3) Bukti penguasaan peralatan dari pemberi sewa dapat berupa:
a) Surat pengalihan hak dari pemilik peralatan ke pemberi
sewa
b) Surat kuasa dari pemilik ke pemberi sewa
c) Surat pernyataan penguasaan alat ke pemberi sewa
d) Bukti pendukung lainnya yang mencantumkan adanya
pemberian kuasa peralatan dari pemilik peralatan ke
pemberi sewa
10. Rencana Penyedia menyiapkan penjelasan managemen risiko serta rencana tindakan
Keselamatan sesuai tabel jenis pekerjaan dan identifikasi bahayanya di bawah ini:
Kerja Lampiran Rencana Keselamatan Kerja:
No Pekerjaan Utama Identifikasi Bahaya
1 Pekerjaan Pasangan Rangka Pekerja terjatuh dari ketinggian
Kap Baja Ringan (>5 meter)
11. Spesifikasi Mengacu kepada metode pelaksanaan dan rencana anggaran dan biaya
Teknis pekerjaan Belanja Modal Bangunan Gedung Tempat Pendidikan
Pekerjaan
Konstruksi
METODE PELAKSANAAN
I. LINGKUP PEKERJAAN
Kegiatan yang dimaksud dalam uraian ini adalah : “Belanja Modal Bangunan Gedung Tempat
Pendidikan”.
1.1. Lokasi Pekerjaan : Kabupaten Buleleng
1.2. Lingkup Pekerjaan : Pembangunan Gedung Tempat Pendidikan
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan lapangan meliputi :
1.1. Pek. Pembersihan Awal dan Akhir
Halaman atau lapangan kerja terutama dimana lokasi tempat bangunan harus dibersihkan
terlebih dahulu.
1.2. Pekerjaan Pembuatan Papan Nama Proyek
Papan nama kegiatan dipasang pada tiang kayu yang kuat tertanam dalam tanah. Ketinggian tepi
bawah papan nama adalah 2 meter dari muka tanah. Ukuran Papan Nama Proyek adalah 80 x
120 cm, terbuat dari bahan multiplek tebal 9 mm, dicat dasar warna putih, tulisan warna biru,
besar huruf disesuaikan. Letak pemasangan Papan Nama pada lokasi proyek yang mudah dilihat.
Redaksi Papan Nama agar dibuat sebagai berikut:
1) Kop Dinas Pendidikan pada bagian paling kiri atas ,
2) Judul Kegiatan,
3) Nilai Kegiatan,
4) No. Kontrak,
5) Masa Kontrak,
6) Sumber Biaya,
7) Pelaksana,
8) Konsultan Pengawas.
1.3. Pekerjaan Uitzet dan Bouwplank
1) Ukuran-ukuran pokok dan ukuran tinggi (elevasi) ditetapkan dalam gambar rencana.
2) Jika terdapat perbedaan antara gambar-gambar utama dengan gambar-gambar perincian,
maka yang mengikat adalah ukuran-ukuran pada gambar utama atau sesuai dengan petunjuk
Direksi Teknis.
3) Sebagai ukuran pokok ± 0,00 disesuaikan dengan ukuran gambar rencana dan kondisi
lapangan.
4) Dengan ketentuan tersebut, maka Kontraktor, Perencana, Direksi Teknis dan Pengawas
akan menetapkan patok duga ± 0,00 tersebut di lapangan yang terbuat dari patok beton yang
sifatnya permanen yang dipelihara selama pelaksanaan pembangunan atau tanda lainnya
yang bersifat permanen selama pelaksanaan pekerjaan.
5) Penetapan feil, ukuran dan sudut siku-siku dilaksanakan dengan mempergunakan alat-alat
Waterpass dan Theodolith.
6) Setelah ukuran ditetapkan, baru dilanjutkan dengan pemasangan papan Bouplank. Kayu
papan yang digunakan minimal dari kelas kuat II dengan ukuran lebih kurang 2x20 cm dan
usuk 4x6 cm. Bouplank dipasang dengan jarak minimal 1,5 meter dari titik terluar
Bangunan atau sesuai kondisi lapangan.
7) Perlengkapan perancah kerja agar dipersiapkan lebih awal sebelum memulai proses
pekerjaan.
2. PENERAPAN SMKK
2.1. Penyiapan RKK
1) Penyiapan Dokumen Rencana Keselamatan Kontruksi
2.2. Sosialisasi Promosi dan Pelatihan
1) Papan Informasi K3 ukuran 3m x 1m
2.3. Alat Pelindung Kerja dan Alat Pelindung Diri
1) Pelindung pernafasan (Masker)
2) Topi pelindung (Safety Helmet)
3) Rompi keselamatan (Safety Vest)
2.4. Asuransi dan Perijinan
1) BPJS Ketenagakerjaan
2.5. Personil Keselamatan Kerja
1) Petugas K3 Kontruksi
2.6. Fasilitas, Sarana dan Prasarana Kesehatan
1) Kotak P3K
2.7. Rambu-rambu yang diperlukan
1) Rambu peringatan
2.8. Pengendalian Risiko Keselamatan Kontruksi
1) Pita pengaman/pembatas area pekerjaan
3. PEKERJAAN TANAH
3.1. Lingkup pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga mendapatkan hasil yang
bermutu baik.
2) Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan yang sesuai dengan yang ditunjukkan didalam
gambar rencana diantaranya sebagai berikut.
a) Pek. Galian Tanah
b) Pek. Urugan Pasir Dibawah Pondasi
c) Pek. Urugan Pasir Dibawah Lantai
d) Pek. Urugan Tanah Kembali
3.2. Pekerjaan Galian Tanah
1) Pekerjaan Galian Pondasi harus mengikuti kedalaman yang sesuai dengan Gambar.
2) Sebelum pekerjaan galian dimulai, Kontraktor diwajibkan mengadakan pengecekan AS
Galian, letak bangunan dengan bangunan sekitarnya, Siku bangunan dan lain -lain ber-
sama-sama dengan Pengawas Lapangan dan Konsultan Perenca na.
3) Sebelum memulai pekerjaan pasangan bouwplank, Kontraktor harus yakin bahwa semua
permukaan tanah, baik tanah datar maupun garis transis yang tercantum dalam gambar
adalah benar.
4) Jika belum merasa yakin terhadap kebenaran keadaan permukaan tanah, Kontraktor harus
melaporkan secara tertulis kepada Direksi untuk selanjutnya diselesaikan bersama.
5) Penggalian pondasi tidak boleh dimulai sebelum papan dasar, tanda peil lantai serta sumbu
dinding dan kolom disetujui Direksi/Pengawas.
6) Semua pekerjaan galian tanah pondasi dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja dan tanah
hasil galian harus digunakan untuk urugan kembali atau untuk mengurug site yang peilnya
belum sesuai dengan peil rencana. Atau dipindahkan ketempat lain apabila tanah dimaksud
tidak diperlukan dalam pekerjaan ini.
7) Kontraktor bertanggung jawab penuh, bilamana pekerjaan galian tersebut berada atau
mengganggu jaringan instalasi yang ada di bawah tanah, dengan membuat perlin-dungan
atau saluran sementara.
8) Kontraktor harus menjaga hasil galian dari longsoran, genangan air dan hal-hal lain yang
dapat merusak keadaan galian.
9) Setelah galian disetujui Direksi, pekerjaan pondasi segera dapat dimulai.
10) Kontraktor harus dapat menjaga keutuhan bangunan yang sudah ada, apabila di dekat
bangunan tersebut diadakan penggalian.
11) Galian tanah lebih dan galian tanah salah
Apabila kedalaman tanah galian melebihi dari yang ditentukan atau galian tanah yang tidak
pada tempatnya, maka Kontraktor wajib mengurug kelebihan atau kesalahan galian tersebut
dengan bahan yang sesuai dengan syarat pengisian bahan pondasi atau sesuai dengan
spesifikasi pondasi sampai batas kedalaman atau keadaan yang dikehendaki.
3.3. Pekerjaan Urugan Pasir
1) Pekerjaan ini meliputi pekerjaan urugan pasir dibawah pondasi, pekerjaan urugan pasir dan
pekerjaan urugan pasir dibawah lantai
2) Bahan urugan pasir adalah pasir urug atau pasir pasang sesuai dengan kebutuhan.
3) Pasir urug harus bebas dari kotoran dan biji-bijian yang dapat tumbuh.
4) Urugan pasir digunakan untuk menguatkan lapisan tanah di bawah pondasi dan lantai.
5) Pemadatan pasir urug menggunakan handpress atau stamper dan dengan penyiraman
secukupnya.
6) Pengukuran ketebalan pasir dilakukan setelah pasir direndam air dan dipadatkan
3.4. Pekerjaan Urugan Tanah
1) Pekerjaan ini meliputi pekerjaan urugan tanah kembali dan pekerjaan urugan tanah
peninggian lantai
2) Bila akan ada penimbunan tanah, terlebih dahulu harus dilakukan pengupasan lapisan atas
tanah (stripping) minimal setebal 30 cm dengan tujuan untuk menghilangkan lapisan
rumput, sisa-sisa akar tanaman, tanah humus dan benda-benda lainnya yang dapat
mengganggu kekuatan tanah.
3) Kontraktor harus selalu menyediakan pompa air untuk menghindari genangan air dan
lumpur di tempat kerja.
4) Tanah urug harus bebas dari kotoran. Hasil dari pengurugan harus padat dan mencapai peil
yang dibutuhkan.
5) Galian dan urugan (cut & fill) pada tapak harus dilakukan secermat mungkin untuk
menghindari adanya pekerjaan ulangan.
6) Urugan dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum lapisan 30 cm dan setiap lapis
dipadatkan secara mekanis, dengan menggunakan Stamper.
7) Setelah seluruh pengurugan selesai, hasil pengurugan harus berada dalam kondisi baik,
padat dan stabil. Apabila hasil urugan belum baik, maka pengurugan harus diulang sampai
mendapat persetujuan Direksi.
8) Urugan dengan tenaga manusia hanya dapat dilakukan untuk daerah - daerah urugan yang
tidak akan menerima beban besar. Pemadatan dilakukan dengan stamper. Pemadatan
dilakukan pada setiap lapis yang tebalnya tidak lebih dari 15 cm.
9) Kepadatan yang disyaratkan untuk kosntruksi tanah urug adalah :
a) Lapisan tanah lebih dari 30 cm di bawah permukaan sub grade, harus mencapai 90%
dari kepadatan (kering) maksimum.
b) Lapisan tanah kurang dari 30 cm di bawah permukaan sub grade, tanah dasar tanpa
kolusi dan tanah dasar berkolusi dengan indeks plastis kurang dari 25 cm, harus
mencapai 100% kepadatan (kering) maksimum.
c) Tanah dasar berkolusi dengan indeks plastis sama dengan atau lebih besar dari 25 cm,
terlebih dahulu harus diturunkan indeks plastisnya.
d) Selama pemadatan berlangsung, kadar air harus dijaga agar tidak lebih besar dari 2%
kadar air optimum.
4. PEKERJAAN PONDASI
4.1. Lingkup pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga mendapatkan hasil yang
bermutu baik.
2) Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan yang sesuai dengan yang ditunjukkan didalam
gambar rencana diantaranya sebagai berikut.
a) Pek. Pas. Batu kosong
b) Pek. Pas. Batu kali
4.2. Bahan dan Standart
Pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh bahan yang akan dipakai dan menyatakan
sumber bahannya untuk persetujuan Direksi/Pengawas.
1) Semen (Gresik atau Tiga Roda), sesuai NI - 8.
2) Pasir sesuai PBI - 1971/ NI – 2.
3) Air sesuai PUBI-1970/NI - 3 pasal 10.
4) Batu kali / alam sesuai NI - 3 Pasal 19.
4.3. Adukan Pasangan
Bahan dan adukan diukur dengan takaran volume dengan komposisi campuran Semen dan pasir
sebagai berikut :
1) Pasangan pondasi batu kali 1 Pc : 5 Psr.
2) Pasangan adukan kuat (trasram) 1 Pc : 2 Psr digunakan :
a) Untuk semua pasangan diatas sloof sampai ketinggian 20 cm diatas lantai.
b) Dan pasangan-pasangan lain yang harus kedap air
3) Pasangan bata biasa 1 Pc : 5 Psr.
4) Pasangan batako merah/paras 1 Pc : 3 Psr.
5) Adukan harus betul-betul homogen dengan menggunakan beton molen dan pemakaian air
secukupnya.
4.4. Pelaksanaan
4.4.1 Pasangan Batu Kosong dan Batu Kali
1) Pondasi batu kali harus dipasang dibawah tembok, kolom, sloof sesuai dengan
petunjuk gambar.
2) Diatas galian pondasi yang telah rata, bersih dari kotoran, dengan kondisi tanah padat
ditebar pasir urug setebal 5 cm sesuai dengan gambar.
3) Batu kosong harus dipasang berdiri dengan ukuran 20 cm sesuai dengan gambar.
4) Batu harus dan dibasahi sehingga bersih sebelum dipasang.
5) Pasangan batu harus sedemikian sehingga tidak ada perletakan batu-batu kecil atau
ukuran sama yang mengelompok dan gunakan yang cukup besar pada alas dan sudut-
sudut pasangan pondasi.
6) Adukan harus mengisi semua sela batu dan tidak boleh menembus melampaui dua
batu.
7) Pasangan baru harus dilindungi dari gangguan luar dan cuaca.
7. PEKERJAAN BETON
7.1. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan didalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga mendapatkan hasil yang
bermutu baik.
2) Pekerjaan ini meliputi pekerjaan yang ditunjukkan pada gambar rencana.
a) Lantai 1
1) Pek. Beton Rabat K100
2) Pek. Beton Footplat
Pek. Beton K250
Pek. Pembesian
Pek. Begesting (Pas. Batako)
3) Pek. Beton Sloof 20 x 25 cm
Pek. Beton K250
Pek. Pembesian
Pek. Begesting 3 x pakai
4) Pek. Beton Kolom 25 x 25 cm
Pek. Beton K250
Pek. Pembesian
Pek. Begesting 3 x pakai
5) Pek. Beton Ring 15 x 20 cm
Pek. Beton K175
Pek. Pembesian
Pek. Begesting 3 x pakai
6) Pek. Beton Balok 20 x 25 cm
Pek. Beton K250
Pek. Pembesian
Pek. Begesting 3 x pakai
7) Pek. Beton Plat Lantai 12 cm
Pek. Beton K250
Pek. Pembesian
Pek. Begesting 2 x Pakai
b) Lantai 2
1) Pek. Beton Kolom Praktis 11 x 11 cm
2) Pek. Beton Kolom 15 x 15 cm
Pek. Beton K 175
Pek. Pembesian
Pek. Begesting 3 x pakai
3) Pek. Ring Beton 15 x 20 cm
Pek. Beton K 175
Pek. Pembesian
Pek. Begesting 3 x pakai
7.2. Bahan dan Standart
1) Semen (Gresik atau Tiga Roda) sesuai NI - 8.
2) Pasir sesuai PBI - 1971/ NI – 2.
3) Air sesuai PUBI-1970/NI - 3 pasal 10.
4) Agregat terdiri dari agregat halus (pasir) dan agregat kasar (kerikil atau batu pecah)
5) Kerikil dan Batu Pecah, Besar butir beraneka ragam dan memenuhi analisa kerja (PBI –
1971).
6) Besi – Beton
Semua besi yang dipakai di atas harus mempunyai sertifikat dari produsen atau pabrik.
Ketentuan toleransi ukuran besi disesuaikan dengan standar SII atau SNI. Merk besi yang
digunakan setara KS, CS dan WS. Dalam segala hal, besi beton harus memenuhi ketentuan
PBI - 1971 dan PBI yang telah disempurnakan, serta diameternya harus sama dengan yang
tertera atau disyaratkan dalam gambar rencana.
7.3. Peralatan
1) Pelaksana harus wajib menyediakan semua peralatan untuk pembuatan kubus beton,
pemeriksaan leleh (Slumptest).
2) Untuk pelaksanaan seperti beton molen, vibrator, kereta dorong, takaran bahan, alat- alat
untuk membasahi/pemeliharaan beton wajib disiapkan oleh Pelaksana.
3) Jumlah dan kualitas peralatan harus cukup dan baik untuk menjamin mutu dan kelancaran
pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
7.4. Campuran dan Mutu Beton
1) Mutu beton rabat lantai kerja K100
2) Beton untuk rabat, sloof, kolom dan ring adalah campurannya 1 Pc : 3 Psr : 5 Krk.
7.5. Pelaksanaan
7.5.1. Besi – Beton
a) Mutu besi beton yang digunakan adalah :
Mutu besi tulangan beton untuk diamater batang polos adalah BJTP 24 (fy = 240
Mpa/2400 kg/cm2), sedangkan mutu besi beton yang diprofil (Deform/ulir) minimal
BJTD 40 (fy = 400 Mpa/4000 kg/cm2), untuk tulangan baja jaring (wire mesh ) BJTD
50 (fy=500 Mpa/5000 kg/cm2) dan ukuran sesuai ketentuan dalam gambar. Simbol
“Ø” (menunjukkan baja tulangan polos), Simbol “D” (menunjukan Baja Tulangan
Deform/Ulir). Simbol “M” tulangan baja jaring ( wire mesh).
b) Jika besi yang di datangkan ke lokasi tidak sesuai dengan yang tercantum dalam
sertifikat atau diragukan, Direksi pekerjaan berhak memerintahkan kontraktor untuk
melakukan pengujian terhadap besi tersebut. Semua biaya hasil pengujian menjadi
tanggungan kontraktor. Bila hasil pengujian tidak sesuai dengan yang tercantum
dalam sertifikat, maka Direksi berhak menolak semua besi tersebut.
c) Membengkokkan dan meluruskan besi beton harus dalam keadaan dingin, sesuai
dengan aturan yang berlaku. Panjang penyaluran besi beton dan panjang
pengangkeran pada bagian-bagian konstruksi disesuaikan dengan gambar kerja atau
menurut aturan beton terbaru.
d) Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat dan kotoran lain yang dapat
mengurangi daya lekat semen atau dapat menurunkan mutu besi beton.
e) Besi beton harus dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar. Kemudian
dibentuk dan dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama pengecoran
tidak berubah tempat.
f) Kawat beton yang dipergunakan harus lazim dipakai, sehingga dapat mengikat besi
beton tetap pada tempatnya. Untuk mendapatkan mutu besi beton yang diinginkan,
dapat dipergunakan besi beton dari produk yang ditunjuk Direksi Teknis.
g) Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan
di alam terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
h) Dalam segala hal, besi beton harus memenuhi ketentuan PBI - 1971 dan PBI yang
telah disempurnakan, serta diameternya harus sama dengan yang tertera atau
disyaratkan dalam gambar rencana.
i) Kontraktor harus membawa hasil test laboratorium resmi dan contoh terhadap semua
jenis dan diameter besi yang akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
j) Membengkokkan dan meluruskan besi beton harus dalam keadaan dingin, sesuai
dengan aturan yang berlaku.
k) Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, dan kotoran lainnya yang
dapat mengurangi daya lekat semen atau dapat menurunkan mutu besi beton.
l) Kawat beton yang dipergunakan harus yang lazim dipakai, sehingga dapat mengikat
besi beton pada tempatnya. Setiap pertemuan dan atau persilangan besi harus diikat
kuat dan rapi dengan kawat beton.
m) Untuk mendapatkan mutu besi beton yang diinginkan, dapat dipergunakan besi beton
dari produk yang berstandar SNI dan mendapat persetujuan Direksi.
n) Jaminan Mutu
Mutu bahan yang dipasok dan campuran yang dihasilkan, cara kerja dan hasil
akhir harus dipantau dan dikendalikan seperti yang disyaratkan dalam Seksi
Standar Rujukan. Mutu performance beton yang ditargetkan adalah kualitas
“Beton Expose” terutama untuk Kolom, Balok, Listplang beton dan Dinding
beton dengan finishing expose.
Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data - data kualitas besi yang
dipasang dengan disahkan oleh Direksi Pekerjaan dan laporan tersebut harus
dilengkapi dengan nilai karakteristiknya. Laporan tertulis tersebut harus disertai
sertifikat dari laboratorium. Penunjukan Laboratorium Pengujian harus dengan
persetujuan Direksi Pekerjaan.
7.5.2. Cetakan Beton atau Bekisting
a) B a h a n.
Semua cetakan beton harus dibuat dari papan plywood yang tebalnya minimal 9
mm tergantung kualitas dan jarak rangka penguat cetakan tersebut.
Cetakan untuk beton finishing kasar, harus terbuat dari papan terentang atau dari
bahan sejenis setelah mendapat persetujuan Direksi.
Bahan steger (tiang penyangga) harus terbuat dari kayu bermutu baik.
b) Konstruksi
Cetakan dibuat dan disangga sedemikian rupa sehingga dapat mencegah getaran
yang merusak, dan tidak merubah bentuk sebelum, selama pengecoran
berlangsung dan selama beton belum padat.
Cetakan dibuat sedemikian rupa untuk mempermudah pengecoran dan pemadatan
beton tanpa merusak konstruksi beton.
Kayu steger (penyangga) harus dibuat sedemikian rupa dengan ukuran minimal
usuk 4/6 sehingga dapat menahan beban yang dipikulnya.
Kontraktor harus membuat shop drawing dari bagian - bagian konstruksi cetakan
atau bekisting serta mendapat persetujuan Direksi.
c) Pelapis Cetakan
Untuk mempermudah membuka bekisting beton, dapat digunakan melapis
cetakan dari bahan plastik yang dipasang sedemikian rupa dibagian dalam cetakan
sehingga mudah dilepaskan dan hasil cetakan rapi atau dari bahan yang disetujui
Direksi.
Minyak pelumas, baik bekas maupun yang baru, tidak dibenarkan dipakai sebagai
pelapis cetakan.
7.5.3. Pengecoran Beton
a) Proporsi perbandingan campuran semen dengan bahan pengisi (pasir dan kerikil)
adalah minimal. Jadi tidak dibenarkan untuk dikurangi semennya.
b) Sebelum adukan beton dicorkan, semua cetakan harus betul - betul bersih dari
kotoran seperti serbuk gergaji, tanah, minyak dan kotoran lainnya. Kemudian cetakan
tersebut dibasahi dengan air secukupnya, namun tidak boleh ada genangan air pada
cetakan tersebut.
c) Pengecoran baru bisa dimulai setelah mendapat persetujuan Direksi. Apabila
pengecoran beton dilakukan tanpa adanya persetujuan Direksi, maka kerugian akibat
pembongkaran, sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor.
d) Adukan harus homogen atau dengan warna yang merata dan harus sudah dicorkan
dalam waktu 1 (satu) jam setelah pencampuran dengan air dimulai.
e) Pengecoran suatu unit pekerjaan beton harus dilaksanakan terus menerus sampai
selesai dengan tanpa berhenti, kecuali mendapat persetujuan Direksi.
f) Tidak dibenarkan mengecor beton disaat hujan, kecuali ada tindakan pengamanan
Kontraktor, terutama untuk meneruskan pengecoran suatu unit pekerjaan, yang
mendapat persetujuan Direksi. Dalam hal ini Kontraktor harus berupaya agar beton
yang baru dicorkan tidak dirusak oleh air.
g) Setelah dicorkan pada cetakan, adukan harus dipadatkan dengan alat penggetar
(vibrator) yang berfrekuensi dalam adukan paling sedikit 3000 putaran setiap menit.
h) Penggetaran dilakukan selama 20 detik setiap satu adukan yang dicorkan, mulai pada
saat adukan dicorkan dalam cetakan dan dilanjutkan dengan adukan selanjutnya.
Vibrator tidak boleh menyentuh cetakan dan besi beton yang salah satu bagiannya
telah dicor dengan adukan beton yang telah mengeras. Penggetaran harus dilakukan
sebelum adukan yang dicorkan mencapai 7,5 cm.
i) Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa, sehingga dapat dicegah adanya
pemisahan atau pengurangan bagian - bagian bahan. Adukan tidak boleh dijatuhkan
lebih dari 2 meter. Untuk kolom - kolom yang tinggi, harus dibuatkan jendela -
jendela dengan jarak vertikal tidak lebih dari 2 meter.
7.5.4. Toleransi-toleransi
a) Toleransi pada beton cetakan kasar.
Toleransi terhadap posisi untuk masing-masing bagian konstruksi adalah 1 cm.
Toleransi terhadap ukuran masing-masing bagian konstruksi adalah - 0,3 dan +
0,5 cm.
b) Toleransi pada beton cetakan halus.
Toleransi terhadap posisi untuk masing-masing bagian konstruksi 0,6 cm.
Toleransi terhadap ukuran masing-masing bagian konstruksi adalah - 0,2 dan +0,4
cm.
c) Toleransi posisi vertikal : 2 mm/m’.
d) Toleransi posisi horizontal : 1 mm/m’.
7.5.5. Penggunaan Beton
a) Pekerjaan beton digunakan untuk :
Bangunan : pondasi, sloof, kolom, balok lantai, plat lantai, ring, dan lain - lain
sesuai dengan gambar kerja.
Halaman : beton rabat, pagar halaman dan lain - lain sesuai dengan petunjuk
gambar kerja.
Penggunaan adukan beton yang berbeda dalam pekerjaan yang monolith seperti
pada pertemuan balok dengan kolom, perbedaan adukan beton supaya dicorkan
serentak atau berseling dimana beton yang mutunya lebih tinggi dicorkan lebih
dahulu, kemudian tidak lebih 20 menit, dicorkan beton yang mutunya lebih
rendah dan kemudian digetarkan sampai kiranya kedua mutu beton tersebut saling
mengikat. Pemasangan heavy duty sealant merk Sikaflex 15 LM untuk ”expansion
joint” (pertemuan kolom atau balok atau lantai) ada dibawah pengawasan Direksi.
7.5.6. Perawatan Beton
a) Beton Harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi pengauapan cepat.
b) Beton harus dibasahai paling sedikit selama 7 hari setelah pengecoran.
7.5.7. Perbaikan Permukaan Beton
a) Penambahan pada daerah yang tidak sempurna, keropos denngan cara grouting
setelah pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan setalah mendapat persetujuan
Direksi atau Konsultan Pengawas. Bahan Grouting yang akan dipergunakan harus
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi atau Pengawas.
b) Jika ketidak sempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan permukaan
yang diharapkan dan diterima oleh Direksi atau Konsultan Pengawas, maka harus
dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali atas beban biaya kontraktor.
c) Ketidak sempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah atau
retak, ada gelembung udara, keropos, berlubang, tonjolan dan ada yang lain yang
tidak sesuai dengan bentuk diharapkan atau diinginkan.
8. PEKERJAAN ATAP
8.1. Lingkup pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan, hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.
2) Pekerjaan atap akan dilaksanakan didalam bangunan sesuai dengan yang ditunjukkan
didalam gambar rencana seperti.
a) Pek. Pas. Rangka Kap Baja Ringan C-75
b) Pek. Pas. Lisplank 2/20 Cm Kayu Kamper
c) Pek. Pas. Tatab 2/10 Cm Kayu Kamper
d) Pek. Pas. Talang Seng
e) Pek. Pas. Atap Genteng Kodok Sejati
f) Pek. Pas. Bubungan Genteng Kodok Sejati
g) Pas. Ikut Celedu Paras
h) Pas. Murda Paras
8.2. Bahan dan Standart
1) Rangka atap Baja Ringan Profil C-75
a. Kuda-kuda : C-75 (t = 0,75 mm)
b. Reng : AA (t = 0,45 mm)
c. Aksesoris : Skrup SDS 8 x 16 dan Dynabolt
d. Material : menggunakan merek Unggul atau Axis
2) Penutup Atap dan Bubungan
a. Genteng Kodok Sejati
b. Bubungan Genteng Kodok Sejati
3) Lisplank papan 2/20 cm Kayu Kamper
4) Tatab papan 2/10 cm Kayu Kamper
5) Ikut celedu paras
6) Murda paras
7) Seng Talang 30 cm
8.3. Pelaksanaan
8.3.1. Rangka Atap dengan Baja Ringan
a) Umum
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh kontraktor yang berpengalaman untuk
pekerjaan ini dan harus disetujui oleh konsultan Pengawas. Kontraktor harus
mempunyai tenaga ahli yang berpengalaman sehingga dapat mengatasi
seluruh masalah lapangan dengan cepat dan benar
Kontraktor harus melampirkan struktur organisasi dan membuat surat
pernyataan yang menjamin bahwa personil yang diajukan akan berada di
lokasi proyek selama pekerjaan berlangsung.
Kontraktor harus melampirkan metode pelaksanaan serta alat-alat yang akan
digunakan dalam proyek ini dengan memperhatikan urutan dan kecepatan
pekerjaan.
Kontraktor wajib menyediakan peralatan tersebut di lokasi pekerjaan tepat
pada waktunya sehingga tidak menghambat pekerjaan lainya.
b) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengiriman material ke site, perangkaian (assembling) dan
ereksi (erection) seluruh pekerjaan pemasangan baja ringan seperti tercantum dalam
gambar kerja meliputi :
Pekerjaan rangka atap
Pekerjaan reng
Pekerjaan jurai dalam
c) Persyaratan Bahan
Rangka kuda-kuda mengunakan kuda-kuda dengan bahan dari baja ringan.
Baja ringan kuda-kuda yang dipakai adalah baja ringan merek unggul atau axis
dengan sistem sambungan menggunakan Baut/Screw dan Dynabolt.
Material struktur rangka atap
Properti mekanis baja (steel mechanical properties)
Baja mutu tinggi G550
Tegangan leleh minimum 550 MPa
Modulus elastisitas 2,1 x 105 MPa
Modulus geser 8 x 104 MPa
Lapisan pelindung terhadap korosi (protective coating)
Lapisan seng dan alumunium dengan komposisi sebagai berikut :
55 % Alumunium
43,5 % Seng (Zinc)
1,5 % Silicon (Si)
Ketebalan pelapisan 50 gr/m2 dan 150 gr/m2 (AZ 50-AZ 150)
Profil yang digunakan untuk rangka atap adalah
Untuk baja ringan profile C-75 batang menggunakan Baja Ringan Type
C- 75, tebal 0.75 mm dan reng menggunakan Reng AA tebal 0,45 mm
Untuk baja ringan UK-75 menggunakan batang baja UK-75-75, UK-75-
55, UK-65-55. Sedangkan untuk reng menggunakan Reng AA 0,45
Persyaratan Konstruks
Alat penyambung antar elemen rangka atap yang digunakan untuk
fabrikasi dan instalasi adalah maut menakik sendiri (self drilling screw)
Pemasangan jumlah baut harus sesuai dengan detail sambungan pada
gambar kerja.
Pemasangan baut harus menggunakan alat bor listrik 560 watt dengan
kemampuan putaran alat minimal 2000 rpm
Pemotongan material :
Pekerjaan pemotongan material baja ringan harus menggunakan
peralatan yang sesuai, alat potong listrik dan gunting, dan telah
ditentukan oleh pabrik.
Alat potong harus dalam kondisi baik.
Pemotongan material harus mengikuti gambar kerja.
Bagian bekas irisan harus benar benar datar, lurus dan bersih
d) Pelaksanaan
Jarak kuda-kuda/gording maximal adalah 1,20 m, permukaan atas semua
gording atau rangka harus satu bidang sesuai dengan kemiringan atap yang
direncanakan.
Pemasangan Reng/top span dengan jarak sesuai dengan gambar rencana.
Atap dipasangkan ke rangka atap dengan cara dibaut/screw.
Setelah Kuda-kuda baja ringan selesai dipasang dalam keadaan baik, kuat dan
kokoh, pelaksana harus memberitahukan dan meminta persetujuan dari
konsultan pengawas sebelum dipasangi penutup atap.
8.3.2. Penutup Atap
a) Genteng
Genteng harus dipasang dipilih yang tidak cacat atau pecah baling, ukuran dan
warna genteng seragam dan presisi yang baik.
Dalam pemasangan, alur genteng harus lurus dari lapisan yang terbawah.
Ujung lapisan pertama harus rata dan sejajar dengan garis listplank, jarak ujung
genteng ke ujung listplank max. 10 cm.
Pemasangan genteng paling bawah harus di perkuat ke bidang reng baja ringan
dengan mempergunakan bout skrup.
Barisan genteng dan bubungan pada bagian - bagian atau daerah yang
kemungkinan terhempas angin isap, dipasang sesuai dengan dimensinya.
Pemotongan genteng pada pertemuan bubungan harus menggunakan alat
pemotong yang baik.
Kontraktor harus terlebih dahulu menunjukan contoh - contoh genteng dan
bubungan yang akan dipakai, untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi
Teknis.
Pemasangan genteng dilaksanakan setelah jarak ujung pertama genteng dari
tatab lisplank ditentukan bersama-sama dengan Direksi Teknis.
Setelah itu pemasangan dilakukan sedemikian rupa secara bertahap, sehingga
menghasilkan pasangan genteng yang kuat dan rapi.
Sebelum Genteng bubungan dipasang, Kontraktor harus memasang benang
sepat untuk mendapatkan pasangan bubungan yang lurus dan rapi. Perekat
genteng bubungan menggunakan spesi 1 Pc : 3 Ps, dengan pasir yang telah
diayak halus.
Kontraktor harus menyiapkan genteng cadangan (ekstra) satu biji setiap 100
buah genteng, dan 10 buah genteng bubungan.
b) Bubungan genteng
Sebelum bubungan dipasang, sepanjang balok jurai luar dan balok bubungan
harus dipasang spesi agar pemasangan genteng kelihatan rapi.
Dipasang lurus dan rata atau menurut petunjuk Direksi dengan perekat 1 pc : 4
ps. Pada kiri kanan genteng bubungan diplester halus 1 pc : 2 ps dengan ayakan
halus setebal 1,5 cm dari sisi bubungan.
c) Hasil Akhir Yang Dikehendaki
Bidang atap rata atau tidak bergelombang, alur genteng lurus, terpasang kuat
pada posisinya, dan air dapat mengalir dengan lancar, bersih dari semua
kotoran - kotoran.
Semua komponen atap dan perlengkapannya terpasang dengan kokoh dan baik
pada tempatnya.
Semua bidang atap maupun accessoriesnya harus bersih dari kotoran-kotoran
bekas konstruksi maupun lainnya.
Finishing akhir bidang atap rata, tidak cacat dan bocor.
8.3.3. Lisplank dan Tatab
a) Kayu yang dipakai untuk pekerjaan lisplank menggunakan kayu papan kruing
dengan ukuran 2/20 cm untuk lisplank, Fiber Cement dengan lebar 20 cm dan tebal
0,8cm dan ukuran 2/10 cm untuk tatab
b) Penyambungan papan lisplank dibuat rata lurus, pemasangan lisplank sesuai
dengan gambar kerja, harus sudah diamplas serta sudah difinising dasar dengan
baik sebelum dipasang. Dalam pemasangan lisplank permukaan harus
lurus/waterpas/tidak bergelombang.
1 Kursi Instruktur Ukuran memadai untuk duduk dengan nyaman, minimal panjang x
lebar x tinggi: 45 x 45 x 90 cm (kuat, stabil, aman, dilengkapi dengan
roda, sehingga mudah dipindahkan).
2 Kursi hadap/ Ukuran memadai untuk duduk dengan nyaman, minimal panjang x
kursi makan lebar x tinggi: 40x40x80cm (kuat, stabil, aman, dan mudah
dipindahkan)
3 Meja Instruktur Ukuran memadai untuk bekerja dengan nyaman, minimum ukuran
panjang x lebar x tinggi: 120 x 60 x 75 cm, dilengkapi dengan laci
penyimpan, top table multipleks T 2,2mm, finis high plastic
laminated (HPL) (kuat, stabil dan mudah dipindahkan).
7 Lemari Bahan Ukuran minimal panjang x lebar x tinggi: 100 x 40 x 180 cm,
dilengkapi dengan rak bersusun (terpasang kuat, stabil, dan aman).
III. P E N U T U P.
1. Hal - hal yang tidak tercantum dalam Spesifikasi Teknis ini, pada uraian pekerjaan dan bahan -
bahan tidak dinyatakan dengan kata - kata “Harus dipasang, dibuat, dilaksanakan dan disediakan
oleh Pelaksana (Dalam Hal ini Kontraktor)” tetapi bila mana pekerjaan - pekerjaan bahan-bahan
tersebut nyata adalah menjadi bagian dari pekerjaan pelaksana, maka pernyataan tersebut dianggap
dimuat dalam Spesifikasi Teknis ini, dan bukan sebagai pekerjaan lebih.
2. Pelaksana sebelum penyerahan pekerjaan wajib mengadakan pembersihan dan perapian dan
perbaikan - perbaikan dilapangan sampai mendapat persetujuan Direksi dan Pemimpin Kegiatan.
3. Gambar – gambar:
a) Semua gambar - gambar kerja yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan ini supaya mendapat
persetujuan dari Direksi.
b) Persetujuan atas gambar - gambar tersebut harus disahkan dan ditanda tangani.
c) Gambar - gambar hasil pelaksanaan (Asbuilt drawing) dan perhitungan - perhitungan yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini dibuat oleh Kontraktor secepatnya sebelum
pekerjaan penyerahan tahap pertama dan disahkan oleh Direksi.
Singaraja,
Pengguna Anggaran (PA)
Dinas Pendidikan Pemudan dan Olahraga
Kabupaten Buleleng
LAMPIRAN BAHAN BANGUNAN
NAMA BAHAN
NO SPESIFIKASI MEREK
BANGUNAN
1. Semen 40 kg atau 50 kg Tiga Roda atau Gersik
2. Bata Merah - -
3. Loster Paras Ukuran 30 x 30 cm
4. Kramik Lantai Ukuran 40 x 40 cm Asiatile
5. Kramik Lantai Ukuran 30 x 30 cm anti slip Asiatile
6. Besi Beton - KS, CS atau WS
7. Baja Ringan Profil C-75 (t = 0,75 mm) Unggul atau Axis
8. Reng AA (t = 0,45 mm) Unggul atau Axis
9. Bubungan Kodok Sejati Sejati
10. Genteng Kodok Sejati Sejati
11. Lisplank Papan 2/20 cm Kayu Kamper
12. Tatab Papan 2/10 cm Kayu Kamper
13. Ikut Celedu Paras
14. Murda Paras
15. Talang Talang Seng 30 cm
16. Kusen Kayu Balok 5/11 cm Kayu Jati
17. Daun Pintu Panil kayu jati Kayu Jati
Daun Jendela Kaca Kaca tebal 5 mm bingkai
18.
kayu jati
19. Kaca mati Kaca tebal 5 mm
20. Kunci pintu komplit dekson atau kenzo
21. Engsel pintu Ukuran 4” dekson atau kenzo
22. Engsel jendela Ukuran 2” dekson atau kenzo
23. Kait angin dekson atau kenzo
24. Grendel jendela dekson atau kenzo
25. Grendel pintu dekson atau kenzo
Besi Hollow Besi hollo ukuran 4x4 cm
26.
dan tebal 4 mm
27. Kalsiboard Indoboard
28. List kayu Ukuran 2/4 cm Kayu kamper
29. Stop kontak Broco
30. Saklar tunggal Broco
31. Saklar ganda Broco
32. Stop kontak Broco
33. Lampu SL 19 Watt Philips
34. Exhaust Kompor
35. Wastafel - Toto
36. Pipa Ukuran 4”, 3”, 1 ½” dan ½” Maspion
37. Cat - Vinilex
Ukuran 20 x 30 cm bahan
38. Plakat informasi nama ruang -
acrylic
Ukuran 20 x 30 cm bahan
39. Rambu menuju titik kumpul -
plat besi + tiang
40. Tempat sampah Bahan Fiber -
41. Handrail Besi Stainless -