Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

EVOLUSI

MEKANISME EVOLUSI

RAMDHA MAWADDAH H41112005


ENDANG SRIWATI MATARRU H41112006
AYU ANGGRAENI H41112007
ARINI PRASISKA H41112008
VIKI WULANDARI H41112009

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


JURUSAN BIOLOGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
BAB I

PENDAHULUAN

Evolusi dalam kajian biologi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu
populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan
ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama yaitu variasi, reproduksi, dan
seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan
kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi.
Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru.
Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen
antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual,
kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat
meningkatkan variasi antara organisme.
Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau
langka dalam suatu populasi. Evolusi didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu
seleksi alam dan hanyutan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang
menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan
reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi dan sebaliknya,
sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan
sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih
banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang
menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi
perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi
alam. Sementara itu, hanyutan genetik merupakan sebuah proses bebas yang
menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan genetik
dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu
bertahan hidup dan bereproduksi.Walaupun perubahan yang dihasilkan oleh hanyutan
dan seleksi alam kecil, perubahan ini akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan
yang substansial pada organisme. Proses ini mencapai puncaknya dengan
menghasilkan spesies yang baru. Dan sebenarnya, kemiripan antara organisme yang
satu dengan organisme yang lain mensugestikan bahwa semua spesies yang kita
kenal berasal dari nenek moyang yang sama melalui proses divergen yang terjadi
secara perlahan ini.
BAB II
PEMBAHASAN

Perspektif NoeDarwinisme, evolusi terjadi bila ada perubahan frekuensi alel dalam
populasi organisme yang saling kawin. Misalnya alel warna hitam populasi ngengat
menjadi semakin banyak. Mekanisme yang dapat menyebabkan frekuensi alel adalah
seleksi alam, penyimpangan genetik (genetic drift), dan aliran genetik.

Ada empat mekanisme utama evolusi, yaitu :

1. Seleksi Alam
Evolusi melalui seleksi alam adalah suatu proses dimana mutasi genetik yang
meningkatkan reproduksi menjadi ada, menjadi tetap atau makin banyak dijumpai
generasi selanjutnya. Ini sering disebut mekanisme ‘self evident’ sebab ada tiga
syarat yang wajib terpenuhi untuk dapat terjadi, yaitu :
a. Ada variasi terwariskan pada organisme dalam populasi tersebut
b. Organisme menghasilkan lebih banyak anak, namun sedikit sekali yang bisa
bertahan hidup
c. Anak-anak atau keturunan ini bervariasi kemampuan bertahan hidup dan
bereproduksinya
Kondisi ini menghasilkan kompetisi antar organisme untuk tetap survive dan
bereproduksi. Akibatnya organisme dengan sifat-sifat yang memberikannya
keuntungan akan lebih banyak jumlahnya dibanding pesaingnya dan pembawa sifat-
sifat yang tak menguntungkan akan berkurang atau hilang pada generasi-generasi
berikutnya. Konsep sentral seleksi alam adalah fitness evolusi dari suatu organisme.
Fitness adalah ukuran kemampuan organisme untuk dapat bertahan hidup dan
bereproduksi, yang selanjutnya menentukan ukuran konstribusi genetiknya kepada
generasi selanjutnya. Fitness tidak sama dengan jumlah total anak pada satu individu
saja namun diindikasikan sebagai jumlah generasi selanjutnya yang membawa gen
organisme bersangkutan. Misalnya bila suatu organisme bisa bertahan hidup dengan
baik dan bereproduksi dengan cepat namun semua anaknya terlalu kecil dan lemah
bertahanhidup, maka organisme ini hanya memiliki konstribusi genetik yang kecil
pada generasi selanjutnya dan disebut fitnessnya rendah. Bila suatu alel
meningkatkan fitness lebih dari alel lain pada suatu gen maka setiap generasi alel ini
akan lebih banyak dijumpai didalam populasi. Sifat-sifat ini disebut ‘selected for’.
Contoh sifat-sifat yang dapat meningkatkan fitness adalah peningkatan ketahanan
hidup dan peningkatan fekunditas. Sebaliknya, fitness yang lebih rendah yang
disebabkan adanya alel yang tak menguntungkan dan mengganggu akan
menyebabkan alel ini menjadi semakin jarang muncul pada generasi selanjutnya, dan
ini disebut ‘selected against’. Yang penting bahwa fitness suatu alel bukan
merupakan ciri-ciri yang menetap. Bila lingkungan berubah maka sifat-sifat yang
dulunya netral atau bahkan berbahaya serta mengganggu akan bisa menjadi
menguntungkan dan begitu juga sebaliknya. Namun bahkan bila arah seleksi tidak
berubah dengan cara ini maka sifat-sifat yang hilang dulu mungkin tak dapat tersusun
kembali dalam susunan yang identik.
Suatu bagan yang menunjukkan adanya tiga jenis seleksi yaitu :
1. Seleksi terarah
Jika kondisi lingkungan berubah, terjadi tekanan seleksi terhadap suatu jenis
yang menyebabkan spesies tersebut beradaptasi pada kondisi baru. Didalam
populasi , akan ada range atau rentang individu yang berdasarkan dengan salah
satu karakter.
2. Seleksi Stabilisasi

Seleksi ini terjadi pada semua populasi dan cenderung memperkecil


keekstriman atau penonjolan didalam kelompok. Dalam hal ini, hal tersebut
mengurangi kemampuan menghasilkan variasi dalam suatu populasi, dengan
demikian mengurangi pula kesempatan mengalami perubahan evolusi.

3. Seleksi disruktif

Meskipun jenis seleksi ini kurang umum, namun bentuk seleksi ini penting
dalam mencapai perubahan evolusi. Seleksi distruktif dapat terjadi jika factor –
factor lingkungan mengambil sejumlah bentuk yang terpisah
Gambar : Bagan Jenis Seleksi Alam

2. Mutasi Bias

Di samping menjadi sumber utama variasi, mutasi dapat juga berfungsi


sebagai mekanisme evolusi nbila ada berbagai probabilitas pada tingkat molekul agar
mutasi dapat terjadi. Ini merupakan proses mutasi yang yang disebut mutasi bias. Bila
dua genotip, misalkan satu dengan nukleotida G dan satunya lagi dengan nukleotida
A pada posisi yang sama dan punya fitness yang sama namun mutasi dari G ke A
lebih sering disbanding mutasi dari A ke G, maka lebih cenderung terbentuk genotup
dengan nekleotida A. Perkembangan mutasi bias juga sudah dijumpai pada evolusi
morfologi.

Mutasi yang menyebabkan hilangnya fungsi gen lebih sering terjadi dibanding
mutasi yang membentuk gen yang baru yang berfungsi penuh. Kebanyakan hilangnya
mutasi fungsi adalah “ Selected against”. Namun bila seleksi lemah mutasi bias
menuju hilangnya fungsi dapat mempengaruhi evolusi.
Misalnya Pigmen tak lagi bermanfaat bila hewan hidup di gua yang gelap dan
cenderung akan hilang. Hilangnya fungsi ini dapat terjadi karena adanya mutasi bias.

3. Penyimpangan Genetik

Penyimpangan genetik adalah perubahan frekuensi alel dari satu generasi ke


generasi selanjutnya yang terjadi karena peran yang bermain dalam menentukan
apakah suatu individu akan bertahan hidup dan bereproduksi. Dalam istilah
matematis alel menjadi subjek sampling error. Akibatnya biloa tidak ada gaya
selektif atau gaya selektif relative rendah frekuensi alel cenderung menyimpang ke
atas atau ke bawah secara acak.

Bahkan saat absennya gaya selektif, penyimpangan genetik dapat


menyebabkan dua populasi terpisah yang mulai dengan struktur genetik yang sama
untuk menyimpang atau bergeser menjadi dua populasi divergen dengan set alel yang
berbeda.

Gambar : Simulasi penyimpangan genetik 20 alel yang tak berhubungan pada 10


populasi (atas) dan 100 (bawah). Penyimpangan fiksasi lebih cepat terjadi pada
poulasi yang lebih kecil.

Aliran gen atau gene flow merupakan pertukaran gen antar populasi, yang
biasanya merupakan spesies yang sama. Ada atau tidaknya aliran gen secara
fundamental mengubah perjalanan evolusi. Karena kompleksitas organisme, dua
populasi manapun yang terpisah sempurna akhirnya akan terbentuk
ninkompatibilitas genetic melalui proses netral, seperti model Bateson-
Dobzhansky-Muller, bahkan walaupun dua populasi tersebut tetap identic dalam
hal adaptasi terhadap lingkungannya.
Contoh aliran gen dalam sebuah spesies meliputi migrasi dan
perkembangbiakan organisme atau pertukaran serbuk sari . Transfer gen antar
spesies meliputi pembentukan organisme hibrid dan transfer gen horizontal .
Migrasi ke dalam atau ke luar populasi dapat mengubah frekuensi alel, serta
menambah variasi genetika ke dalam suatu populasi. Imigrasi dapat menambah
bahan genetika baru ke lungkang gen yang telah ada pada suatu populasi.
Sebaliknya, emigrasi dapat menghilangkan bahan genetika. Karena pemisahan
reproduksi antara dua populasi yang berdivergen diperlukan agar terjadi spesiasi ,
aliran gen dapat memperlambat proses ini dengan menyebarkan genetika yang
berbeda antar populasi. Aliran gen dihalangi oleh barisan gunung, samudera, dan
padang pasir. Bahkan bangunan manusia seperti Tembok Raksasa Cina dapat
menghalangi aliran gen tanaman.

4. Aliran Gen

Gene flow (alur gen), akibat adanya imigran yang dapat menambah alel
baru kedalam unggun gen suatu “deme”, sehingga dapat merubah frekunsi alel.
Alur gen berarti kisaran imigran mulai dari yang sangat rendah kesangat tinggi
tergantung dari jumlah individu yang datang dan seberapa banyak perbedaan
genetik yang ada pada individu- individu dalam ” deme” yang dapat bergabung.
Bila tidak ada perbedaan yang banyak antara “ deme- deme” dalam populasi yang
besar, maka pergerakan individu dalam jumlah yang sangat kecil diantara “ deme-
deme” di pandang cukup kuat dapat menjaga frekuensi alela tetap sama.

Bagaimanapun juga bila informasi genetik sangat berbeda, imigrasi kecil


dapat menghasilkan perubahan frekuensi alela yang sangat besar. Misalnya
hibridisasi, perkawinan dalam ( interbreeding) diantara individu- individu yang
termasuk dalam spesies yang dianggap berbeda mungkin saja terjadi. Hibridisasi
semacam itu mugkin membawa banyak alela baru kedalam populasi dan
memungkinkan menjadi penyebab dimulainya kecenderungan baru dalam evolusi
penerima.

Banyak spesies yang terdiri dari penduduk lokal yang anggotanya


cenderung untuk berkembang biak di dalam kelompok. Setiap penduduk lokal
dapat mengembangkan gen yang berbeda dari yang lain penduduk lokal. Namun,
anggota dari satu populasi dapat berkembang biak dengan sesekali imigran dari
populasi yang berdekatan dari spesies yang sama. Hal ini dapat memperkenalkan
gen baru atau mengubah frekuensi gen yang ada di warga.

Dalam banyak tanaman dan beberapa binatang, aliran gen dapat terjadi
tidak hanya antara sub-populasi dari spesies yang sama tetapi juga antara yang
berbeda (tapi masih berhubungan) spesies. Jika hibrida kemudian berkembang biak
dengan salah satu jenis orangtua, gen baru masuk ke kolam gen dari populasi
induk. Ini hanyalah aliran gen antara spesies daripada dalam diri mereka.
DAFTAR PUSTAKA

Hassan, M dan Ferial W, Eddyman. 2014. Pengantar biologi evolusi. Jurusan Biologi.
FMIPA.

http://www.faktailmiah.com/2011/06/22/korelasi-antara-sejarah-hidup-spesies-dan-
laju-mutasi-ditemukan.html

Anda mungkin juga menyukai